FAKULTAS ILMU BUDAYA, UNIVERSITAS JEMBER 2020 A.Pengertian Historiografi Indonesia 1.Etimologi (harafiah). History dan grafein. History (Bhs.Inggris), geschiedenis (Bhs. Belanda), histoire (Bhs. Perancis), geschichte (Bhs. Jerman), sejarah (Bhs. Indonesia). Istilah history --- istoria (Kata benda dalam bhs. Yunani),--- kajian sistematik (kronologik atau non- kronologik) gejala alam. Dalam perkembangan -- kajian sistematik yg non- kronologik tsb dikenal scientia (Bhs. Latin). Istoria -- kajian sistematik tentang gejala-2 terkait sgl hal-ikwal manusia dalam urutan waktu (kronologis). Istilah sejarah --- syajarahtun (Arab) – Pohon -- pengetahuan lahir, tumbuh, dan mati. Orang pd zaman dahulu mempunyai kebiasaan menulis silsilah manusia secara turun-temurun yg mencakup sgl hal terkait dengan kelahiran, pertumbuhan, dan kematian – memori terbatas. Namun demikian, orang-2 Jawa dahulu mengartikan sejarah sbg babad -- cerita silsilah manusia. Istilah grafein berarti penulisan atau pencatatan sgl sesuatu hal dapat berupa catatan harian tentang pengalaman hidup seseorang maupun pengalamannya sendiri, dokumen, arsip, surat kabar, file (multimedia) dsb. Historiografi adalah tulisan atau catatan tentang aktivitas manusia pada masa lampau dalam suatu tempat (spasial) maupun dalam kurun waktu tertentu (temporal) yang disajikan sbg kisah sejarah. Ciri khas di dalam penulisan sejarah adalah adanya aspek temporal maupun spasial. Aspek spasial menyangkut persoalan di mana (Where) peristiwa itu terjadi? Aspek temporal menyangkut persoalan kapan (When) peristiwa itu terjadi? Menurut Louis Gottschalk, historiografi adalah hasil rekonstruksi aktivitas manusia pada masa lampau yg disajikan sbg kisah sejarah dalam bentuk tulisan. Istilah INDONESIA pernah disebut-sebut oleh beberapa ilmuwan (Etnolog), seperti: G.W. Earl (1850) menyebut Indian Archipelago atau Malayan Archipelago sbg penduduk INDONESIAN atau MELAYUNESIAN. J.R. Logan (1850) menggunakan istilah INDONESIA sbg sinonim INDIAN ARCHIPELAGO. Adolf Bastian (1884) menyebut penduduk Indian Archipelago dengan istilah INDONESIEN. Indonesia – wil – bekas jajahan pemerintah Hindia Belanda --- NKRI. Historiografi Indonesia – penulisan sejarah di Indonesia dgn cakupan dari masa sejak ada tulisan sebagai sumber sejarah. Yang dimaksud HISTORIOGRAFI INDONESIA –historiografi tentang sejarah Indonesia baik masa tradisional, masa kolonial, masa modern. B. Ruang Lingkup Historiografi Indonesia 1. Historiografi Tradisional – legitimasi raja/bupati – Puja Sastra – Sastra Magis --- Sastra Sejarah 2. Historiografi Kolonial – kolonialisme sbg tugas suci – tugas mulia – tugas memperadabkan Indie (HB). 3. Historiografi Modern – Gunakan Metode Sejarah – Indonesia-sentris Apa yang dimaksud dengan historiografi tradisional? Istilah tradisional --- kata benda – kata dasar – TRADISI: -- sgl hal berhubungan dgn tradisi/adat istiadat – mereka yg berpegang teguh pd tradisi – anti pembaharuan – anti perubahaan. Sulastin Sutrisno, historiografi tradisional adalah hasil penulisan sejarah banyak mengandung: unsur imajinasi seperti: mitologi, legenda, hagiografi, simbol, sugesti. Sartono Kartodirdjo, kitab historiografi tradisional berisi gambaran lingkungan sosio-kultural yg mampu menggerakkan sejarah berupa kekuatan-2 magis (wahyu, nurbuat). Penulisannya belum sepenuhnya terlepas dari aspek kosmogonis (mite asal-usul alam semesta) maupun kosmologis (mite tentang sifat-2 kejadiaan dalam alam semesta). Hal ini tampak tindakan bukan dari manusia, melainkan dari para dewa-dewi, dan merupakan teogonis dan kosmogonis yg menerangkan kekuatan-2 alam dan mempersonifikasikan sbg dewa. Isi kitab historiografi tradisional (Indonesia) banyak mengandung unsur imajinasi -- dikenal sebagai kitab SASTRA-SEJARAH atau sbg kitab PUJA SASTRA. Kitab Puja Sastra -- berisi legitimasi (Puja-puji) yg dilakukan pujangga sbg penulis kitab thd raja atau dinasti yg sedang memerintah. C. Mengapa Mata Kuliah Historiografi Indonesia penting untuk disajikan di Prodi Ilmu Sejarah FIB UNEJ? Prodi ini mencetak HISTORIAN (sejarawan) profesional yg ahli dalam penelitian sejarah, ahli menulis sejarah. Harus mampu memahami perkembangan historiografi secara umum maupun khususnya historiografi Indonesia. Historiografi Indonesia dibagi dalam tiga babak: (Historiografi Tradisional, Historiografi Kolonial, dan Historiografi Modern). Sebagai syarat untuk mempelajari Historiografi Kolonial adalah mempelajari dan lulus terlebih dahulu untuk Historiografi Indonesia Tradisional. Sbg syarat pelajari Historiografi Indonesia Modern hrs lulus HIT + HIK – semua hrs dipelajari. Dgn memahami mata kuliah HI – mahasiswa mampu memahami secara kritis perkembangan kitab-2 HI baik yang kitab HIT, HIK, HIM. Mahasiswa dapat memahami unsur sejarah sbg bahan baku yang terdapat di dalam kitab HIT. Mahasiswa dapat memahami unsur rekaan (imajinasi) sbg bumbu dari kisah yang disajikan di dalam kitab HIT. Mahasiswa dapat memahami latar belakang dan tujuan penulisan kitab HIT, HIK, HIM. Mhs dpt pahami subyektivitas yg ada dalam kitab HIT, HIK, HIM. Mhs dpt memahami aplikasi metode sejarah dalam historiografi Indonesia (HIT, HIK, HIM). Mahasiswa dapat menulis sejarah secara kritis/ilmiah D. Pendekatan dan Teori Mengkaji Kitab Historiografi Tradisional I. Pendekatan Kitab HIT belum gunakan pendekatan, teori, konsep (seperangkat teori dan metodologi). Pujangga susun kitab HIT gunakan bahan baku sejarah (peristiwa sezaman) diolah gunakan bahan “penyedap” berupa aspek rekaan (imajinasi) dan bhs sastra yg indah. Pujangga susun HIT tdk terikat data maupun kaidah-2 dalam seperangkat teori dan metodologi sejarah, dan bebas menggembarakan imajinasinya kemana mereka suka. Pujangga menggembarakan imajinasinya dgn memasuki kawasan mitologi, legenda, simbol, sugesti, hagiografi, memasuki kawasan adat-istiadat atau sistem budaya msy setempat. Isi cerita tampak kacau dan tdk kronologis --- menyulitkan bagi siapapun untuk memahami isi kitab HIT. Misal – BTJ --- zaman nabi-2, zaman muncul tokoh pewayangan – zaman kerajaan-2 hingga Kerajaan Mataram --- tdk kronologis dan tdk logis. Penggunaan pendekatan (ilmu bantu), teori, konsep, metodologi sejarah kritis diperlukan kitab HIT – akan ungkap makna yg tersirat di dalam kitab HIT melalui pemahaman simbol-2 dalam konteks sosio-kultural. 1. Pendekatan Antropologi --- membandingkan kebudayaan manusia dari masa ke masa. Antropologi (budaya) mengungkapkan sistem nilai budaya masyarakat: adat-istiadat, kondisi sosio-kutural msy yg tersusun melalui simbol-2. Kitab HIT sbg karya sastra sejarah maupun sbg kitab puja sastra berisi peristiwa-2 sejarah di masa lampau yg masih bercampur aduk/terbungkus dalam simbol-2 budaya dalam rupa kosmogonis (mite asal-usul alam semesta) maupun kosmologis (mite tentang sifat-2 kejadiaan dalam alam semesta) baik yg terdapat di dalam mitologi, legenda, hagiografi, Menurut Sartono Kartodirdjo – ilmu bantu Antropologi mampu ungkap nilai-2 atau simbol-2 budaya yg mendasari perilaku, status dan gaya hidup para pelaku sejarah yg tdpt di dalam isi HIT. Ilmu bantu Antropologi juga akan mampu mengungkap sistem kepercayaan yg berlaku di masyarakat yg mendasari pandangan hidup para pelaku sejarah tentang makro kosmos dan mikro kosmos. Antropologi – akan mampu ungkap aspek sejarah maupun imajinasi di dalam kitab HIT. Aspek sejarah: -- para pelaku sejarah, struktur pemerintahan, kondisi sosio-kultural, sistem perekonomian, sistem politik, sistem kepercayaan, pola hidup, gaya hidup, sistem kebudayaan. Aspek imajinasi yg dpt diuangkap: mitologi, legenda, simbol, sugesti, hagiografi. 2. Ilmu Bantu Sosiologi: --- HIT Selo Soemardjan: soiologi: pelajari struktur sosial, proses sosial termasuk di dalamnya perubahan sosial. Struktur sosial sbg keseluruhan jalinan antara unsur-2 sosial yg pokok yaitu kaedah-2 sosiaal, lembaga-2 sosial, kelompok dan lapisan sosial. Proses sosial berarti pengaruh timbal balik aantara segi kehidupan ekonomi dgn segi kehidupan politik, antara segi kehidupan hukum dgn segi kehidupan agama, antara segi kehidupan aagama dgn segi kehidupaan ekonomi, dsb. Kitab HIT paparkan gambaran msy tertentu cakup: kelompok sosial, stratifikasi sosial, herarki sosiaal, lembaga-2 sosial, perubahan sosial, pranata sosial. Semuanya ini bercampur aduk dgn unsur imajinasi. Tdk adanya pemaparan kisah sejarah yg kronologis dan jalannya peristiwa sejarah di dalam HIT digerakkan unsur kosmogonis dan kosmologis, menambah semakin sulit memahami isi yg tersirat dalam HIT. Berkenaan dgn itu perlu didekati dgn ilmu bantu sosiologi. Menurut Sartono kartodirdjo, ilmu bantu sosiologi mampu teropong segi-2 sosio-kutural peristiwa sejarah di masa lampau yg dikisahkan dalam HIT. Misal gol sosial mana yg berperan, serta nilai-2-nya, hubungan dgn gol lain, konflik kepentingan, ideologi dsb. 3. Ilmu Bantu Ilmu Politik Menurut Harold D. Laswell dan Kaplan – ilmu politik pelajari berbagai macam kegiatan dalam suatu sistem politik untuk tentukan dan laksanakan tujuannya yg meliputi: pengambilan keputusan, kebijaksanaan maupun pembagian kekuasaan. W.A. Robson – ilmu politik pelajari cara memperoleh, mempertahankan dan meluaskan kekuasaan. Fokus perhatian Ilmu poltik tertuju pada perjuaangan untuk memperoleh atau mempertahankan kekuasaan, melaksanakan kekuasaan dan menentang pelaksanaan kekuasaan. Menurut Sartono kartodirdjo – ilmu politik dpt digunakan untuk membedhaah HIT dgn mampu soroti struktur kekuasaan, jenis kepemimpinan, herarki sosial, konflik-2 dalam memperebutkan kekuasaan yg tersembunyi di dalam simbol-2 yg tdpt dalam mitologi, legenda, hagiografi di dalam HIT. 4. Pendekatan Filologi Filologi ilmu pelajari tentang naskah-2 kuna yg mencakup bidang kajian yg meliputi: penggunaan bahan naskah, jenis tulisan naskah, otentik atau tidak otentik naskah, kodifikasi penulisan naskah, tujuan penulisan naskah dsb. Kitab HIT tdk dpt dilepaskan dgn kajian naskah-2 kuna yg ditulis dalam lontar, kulit binatang, maanuskrip. II. Penggunaan Teori – Bedhah Kitab HIT Pisau analis yg digunakan menganalisis mendalam kitab HIT gunakan Teori Sastra-Babad. Teori ini menjawab setiap permasalahan yg muncul di dalam HIT yg meliputi pemecahan masalah tentang aneka ragam jenis kitab HIT, sifat anonim dalam penulisan kitab-2 HIT, tujuan penulisan HIT. Teori ini juga akan mampu pecahkan masalah terkait dgn bahan apa saja yg digunakan pujangga untuk bahan bercerita atau pengkisahan dalam menulis HIT. Juga mampu menjawab seberapa jauh tingkat historisitas maupun tingkat imajinasitas kitab HIT. Menurut F.A. Sutjipto: aspek historisitas HIT menyangkut: pelaku, spasial, temporal, peristiwa maupun proses kejadiannya. 1. Penggunaan Teori Konflik Nasikun – konflik sbg gejala yg melekat di msy yg bersumber pd pembagian kekuasaan (authoritatif) dgn kelompok yg tdk memiliki authoritatif. Pembagian authoritatif secara dikotomis dianggap sbg sumber konflik, karena pembagian authoritatif yg demikian menimbulkan kepentingan-2 yg berlawanan antara satu dgn yg lainnya. Pembagian authority yg demikian mengakibatkan kelompok yg menduduki posisi pemegaang authority maupun yg non-authority secara substansial saling berlawanan. Kelompok yg pegang authority berkepentingan memelihara/mempertahankan statusquo, sedangkan kelompok non-authority berkepentingann merombak statusquo guna peroleh authority. Pola hubungan keduaa kelompok berlangsung secara latent yg tdk disadarinya oleeh kedua kelompok. Ketika kelompok yg sedang pegang statusquo berusaha mempertahankan atau perluas kekuasaan, berarti berkuranglah authority kelompok non statusquo, sehingga mereka melakukan perlawanan. Demikian juga sebaaliknya. Dengan demikian kedua belah pihak saling melakukan perlawanan guna mengamankan atau merebut statusquo. Teori ini dpt digunakan menganalisis situasi konflik yg terjadi pada suatu peristiwa tertentu yg secara sengaja dihilangkan atau dikaburkan oleh para pujangga melalui simbol-2, mitos, hagiografi. Teori ini mampu ungkapkan aspek historisitas maupun imajinasitas HIT.