Anda di halaman 1dari 2

A. Implementasi Pemikiran Sosialisme Islam Oleh H.O.

S Tjokrominoto

H.O.S Tjokrominoto merupakan pelopor lahirnya pemikiran sosialisme


Islam.Tujuan H.O.S Tjokrominoto adalah untuk mendirikan sebuah negara yang
berdasarkan agama Islam dalam konsep sosialisme Islam, namun untuk
mencapainya, setiap individu dalam masyarakat harus memiliki trilogi
(monoteisme murni, ilmu pengetahuan tertinggi dan strategi yang paling cerdas,
dan juga menerapkan ketiganya berdasarkan konsep sosialisme Islam
(kemerdekaan, persamaan dan persaudaraan).Apabila semua itu tercapai maka
masyarakat dapat mewujudkan bentuk negara sosialis. H.O.S Tjokroaminoto
sendiri membagi menjadi empat sektor dalam bentuk negara yaitu sektor ekonomi,
sektor politik, sektor militer dan sektor fiskal. Penjelasannya adalah sebagai
berikut:1

a. Bidang Ekonomi

Islam mengenal dua bentuk sosialisme ekonomi, yaitu Staats Sosialisme, yang
keduanya bekerja dengan kekuatan satu pusat dan bekerja dengan kekuatan
gemeente-gemeente (desentralisasi). Dan sosialisme industri, di mana kerja
massal harus diatur secara sosialis. Dengan demikian, bentuk sosialisme Islam
yang digunakan dalam pemerintahan adalah sosialisme ekonomi industri. Jika
setiap unsur pokok kehidupan sosial harus menjadi milik negara, sedangkan
sesuatu yang dapat menghasilkan sesuatu, maka negara harus menyiapkan dan
kemudian menyerahkannya kepada masyarakat. HOS Tjokroaminoto menjelaskan
bahwa tanah merupakan pokok utama , sehingga tanah harus menjadi milik
negara, sedangkan alat-alat produksi untuk menghasilkan barang diberikan kepada
rakyat.

Hal ini dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW ketika memerintah negara,
negara segera diperintah secara sosialis dan semua tanah menjadi milik negara.
Kebijakan seperti itu diteruskan hingga ekspansi kekuasaan Islam ke luar negeri.
Kemudian,pada masa Kerajaan Mughal, yang berada di Jindia (Hindustan), yang
juga menerapkan kebijakan secara sosialis.2

b. Bidang Politik

1
Jaenal Abidin. “ Konsep Sosialisme Islam H.O.S
Tjokroaminoto”,Skripsi ,Fakultas Ushuluddin Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah,( Jakarta,2019), hlm.57.
2
H.O.S Tjokroaminoto, “Islam dan Sosialisme”, Dalam Skripsi (Jaenal Abidin. “
Konsep Sosialisme Islam H.O.S Tjokroaminoto),hlm.58.
Sistem pemerintahan adalah aturan Tuhan berdasarkan Al-Qur'an dan As-
Sunnah,jadi aturan tersebut tidak dikesampingkan sebagai buatan manusia. Jika
aturan itu belum ada, maka aturan itu harus dibuat secara sosialis, tetapi tidak
boleh melanggar aturan dasar. Dimana keputusan dibuat secara plebisit (meminta
rakyat secara langsung), tetapi pertanyaannya harus diajukan kepada seluruh
rakyat, baik laki-laki maupun perempuan, dan Khalifah dalam hal ini adalah
pemerintah, harus mematuhi suara rakyat. Begitu peraturan dibuat. Khalifah harus
menyerahkan perintah ini kepada orang-orang yang mampu menanamkan
kebijaksanaan. Di sini, orang-orang yang dititipkan oleh khalifah diberi nama
pemimpin umat Islam tetapi tidak memiliki pangkat. Di sini, pemimpin umat
Islam dianggap setara dengan masyarakat, sehingga tidak bisa diakui secara
individual dan harus fokus pada kebaikan bersama. Pemimpin Muslim tidak boleh
lalai dalam urusan sehari-hari, dalam kehidupan sosial maupun dalam urusan
politik.3

c. Bidang Militer

Militer bersifat nasionalistik, dalam sistem kepemimpinan sosialisme Islam,


semua orang berkewajiban untuk menghormati dan melindungi negaranya ketika
berperang. Namun, jika kondisinya aman, orang yang telah bergabung dengan
pasukan negara bertindak seperti tentara. Misalnya saat terjadi perang di Tripoli
(1911-1912) dan juga saat perang Turki dipimpin oleh Ghanzi Mustafa Kemal
Pasha, tentara rakyat terpaksa ikut berperang. Pada masa itu, tentara dan jenderal
pemberani diberi penghargaan karena mengabdi pada negara mereka, dan jika
mereka meninggalkan seorang janda dan anak-anak miskin, para janda dan anak-
anak miskin menerima bantuan pemerintah. Tetapi para prajurit yang berkuasa
menggunakan biaya mereka sendiri untuk makan, dan peralatan tidak mendapat
bantuan dari negara. Singkatnya, peraturan pemerintah dan militer negara-negara
Islam sebelumnya sepenuhnya sosialis.

d. Bidang Kas Negara

Pendapatan pemerintah dihasilkan melalui zakat dan pajak. Zakat wajib bagi
orang muslim yang kaya dan pajak wajib bagi orang non muslim. Sehingga
kemiskinan dan pembangunan dapat dengan mudah diwujudkan dan kesenjangan
sosial yang diakibatkannya dapat dikurangi.4

3
Ibid.
4
Jaenal Abidin,op.cit.,hlm.59-60.

Anda mungkin juga menyukai