Anda di halaman 1dari 4

TUGAS PAPER SISTEM POLITIK INDONESIA

Kelompok 1; 1. Mujaddid Muhammad Izzudien (17.01.051.061)


2. Anas Tasya (17.01.051.015)
3. Isfa Reskiani (17.01.051.042)
4. Hani Khairiyyah (17.01.051.034)
5. Nahdia Ru’yatusshalihah (17.01.051.064)
6. Maulana Hafidz Hadarian (17.01.051.053)
7. Muhammad Mu’adz (17.01.051.058)
Prodi/Kelas : Ilmu Komunikasi/2C
Mata Kuliah : Sistem Politik Indonesia
Dosen Pembimbing : Eko Kurnia, S.AP

SISTEM POLITIK TOTALITARIAN NINGRAT

A. Pengertian Sistem Totalitarian Ningrat


Totalitarianisme merupakan isitilah spesifik untuk sebuah pemerintahan dimana
kekuasaan terpusat dan absolut dalam sebuah aspek kehidupan. Individu adalah
subordinat negara dan kultural maupun oposisi ditekan keras. Dilihat dari awal
kemunculanya Totalitarianisme merupakan gejala yang muncul pada akhir abad XIX dan
awal abad XX. Paham ini muncul akibat semangat nasionalis yang berlebihan terhadap
negara dan suku bangsa.
Sistem pemerintahan Totalitarian adalah bentuk pemerintahan dimana
pemerintah berusaha untuk menguasai segala aspek kehidupan masyarakat. Penguasa
mengatur aspek kehidupan masyarakat mulai dari ekonomi, politik, norma-norma yang
berlaku, hingga paham dan kepercayaan masyarakat. Sistem ini hadir sebagai lawan dari
sistem demokrasi, yang mana dalam sistem ini, bukan pemerintah yang melayani
masyarakat namun justru masyarakat yang melayani pemerintahnya. Masyarakat wajib
mendukung segala kebijakan, lembaga pemerintahan, dan proses pembangunan negara
ke dalam bentuk yang sesuai dengan keiinginan penguasa.
Sistem politik totalitarian ningrat ini muncul manakala kelas ningrat (penguasa
tanah dan produksi yang menduduki pemerintahan) memegang kekuasaan dan kelas lain
tidak disertakan dalam pemerintahan. Dengan menggunakan metode totaliter untuk
memerintah. Hal ini terjadi jika kelas lain seperti buruh, petani kelas menengah lama
tidak memiliki cukup kekuatan dan tidak sanggup mendirikan pemerintahan sendiri,
sementara kelas kapitalis pribumi terlalu lemah untuk membentuk pemerintahan.
Jika kelas ningrat berkuasa, maka proses industrialisasi dan gerakan nasional
merupakan ancaman. Kekuatan kelas ningrat dapat semakin berkurang, kemungkinan
akan didukung oleh kaum kapitalis untuk membentuk rezim fasis.

B. Ciri – ciri Sistem Totalitarian Ningrat


Dua ciri utama dari sistem totalitarian adalah adanya ideologi yang dimasukkan
ke dalam aspek kehidupan masyarakatnya dan keberadaan partai politik tunggal yang
memobilisir seluruh komponen masyarakat. Sistem ini juga mengontrol tata negara,
termasuk lembaga-lembaga pengadilan dan parlemen (jika ada), lembaga-lembaga

1
pendidikan, mengontrol komunikasi melalui radio, televisi, dan berbagai alat komunikasi
(pada masa modern termasuk internet, seperti yang masih dilakukan pemerintah
Republik Rakyat Tiongkok hingga sekarang ini).
Nasionalisme dan totalitarianisme bertujuan mengintegrasikan secara
keseluruhan lembaga-lembaga masyarakat ke dalam suatu pola tertentu. Kekuasaan yang
mutlak ini tidak hanya menentang segala bentuk oposisi, tetapi juga mencegah otonomi
lembaga-lembaga masyarakat lainnya berjalan.
Dalam romannya "Animal Farm", George Orwell melukiskan hakekat
totalitarisme, yaitu penguasa totaliter tidak hanya mau memimpin tanpa gangguan dari
bawah, ia tidak cukup hanya memiliki monopoli kekuasaan. Melainkan ia mau secara aktif
menentukan bagaimana masyarakat hidup dan mati, bagaimana mereka bangun dan
tidur, makan, belajar dan bekerja. Ia juga mau mengontrol apa yang mereka pikirkan. Dan
siapa yang tidak ikut, dihancurkan.
Dalam hal ini, yaitu sistem totalitarian ningrat, ideologi yang dipahamkan ke
masyarakat adalah ideologi yang menurut para kaum ningrat ini sesuai dengan visi dan
tujuan mereka, masyarakat (kaum tani dan menengah lama) tidak memiliki andil dalam
penentuan kebijakan. Tidak hanya itu, kebijakan-kebijakan yang diputuskan oleh
pemerintah juga selalu menguntungkan kaum ningrat. Contohnya seperti larangan untuk
mendirikan industri swasta, pengolahan sumber daya harus sesuai dengan kebijakan
yang telah ditentukan oleh pemerintah, dan pasar dikuasai oleh pemerintah.
Secara ringkasnya kami telah merangkumnya dalam 14 poin:
1. Kekuasaanya menggunakan metode totaliter dalam pemerintahannya
2. Menguasai angkatan besenjata
3. Penggunaan metode terror dan kekerasan. Untuk menakuti masyarakat. Agar
setia terhadap Negara
4. Ekonomi yang di kemukakan secara sentral
5. Memiliki system militer yang loyal dan tunduk kepada rezim yang berkuasa, di
lengkapi dengan teknologi spionase yang canggih.
6. Mengontrol semua aktivitas ekonomi melalui koordinasi birokrasi.
7. Dalam Negara totalitarian, hanya terdapat satu partai yang berkuasa secara
mutlak.
8. Dalam Negara totalitarian terdapat seorang figur yang memegang kekuasaan
secara penuh.
9. Sorang pemimpin dalam Negara totalitarian menganggap kekuasaannya sebagai
kekuasaan tertinggi
10. Setiap individu adalah subdinat Negara dan kultural maupun oposisi di tekan
keras
11. Kekuasaan yang mutlak tidak hanya menentang segala bentuk oposisi, tetapi
juga mencegah otonomi lembaga-lembaga masyarakat
12. Setiap penguasa menentukan secara aktif menentukan bagaiman mayarakat
hidup dan mati, bagaimana mereka bangun dan tidur,makan, belajar, dan
bekerja
13. Segala tindakan menjadi rutin, tugas sehari-hari yang harus di penuhi dan di
patuhi.
14. Gerakan totaliter menghapus adanya kepluralan manusia. ,manusia di bentuk
menjadi seragam.

2
C. Kekuatan Sistem Totalitarian Ningrat
Kelebihan yang dalam hal ini menjadi kekuatan dari sistem totalitarian ningrat
sehingga dapat menjalankan roda pemerintahan selama beberapa masa adalah
terorganisirnya ekonomi dan politik dalam satu titik tuju, sehingga kehidupan rakyat
terjamin oleh pemerintahnya. Namun dengan berbagai kebijakan yang telah kami
sebutkan di atas tadi, bahwa masyarakat (kaum tani dan menengah lama) tidak memiliki
andil dalam penentuan kebijakan.
Pemerintah menguasai militer secara penuh, sehingga tidak ada kelompok yang
cukup kuat untuk dapat melawan pemerintah. Dengan menguasai militer secara penuh,
maka kekuatan terbesar berada di bawah kendali penguasa. Militer digunakan untuk
melindungi, mendukung, dan dapat memaksa masyarakat untuk tunduk dan patuh
kepada pemerintah. Mereka dapat dengan leluasa menggunakan terror dan kekerasan
untuk membuat masyarakat tunduk kepada penguasa.
Pemerintahan juga cukup kuat untuk berdiri melawan kelompok masyarakat
yang memberontak karena kekuasaan dipegang oleh kaum Ningrat, dibantu oleh kaum
kapitalis kelas atas yang pro dengan pemerintah yang memfokuskan pada sistem
ekonomi dan juga politik, namun juga berusaha menentukan nilai baik dan buruk dari
kepercayaan serta kepahaman masyarakat.
Dalam sistem ini kekuasaan bersifat totaliter dengan kekuasaan mutlak bagi
pemerintah untuk mengatur hampir semua bidang kehidupan masyarakatnya. Sehingga,
masyarakat tidak memiliki kebebasan untuk hidup secara mandiri. Segala aspek
kehidupannya telah diatur oleh pemerintah agar selaras dengan tujuan para penguasa.
Dengan keteraturan ini, kelangsungan hidup masyarakat menjadi terjamin.

D. Kelemahan Sistem Totalitarian Ningrat


Kelemahan dari sistem totalitarian ningrat adalah dengan tidak mengikut
sertakan rakyat dalam penentuan kebijakan pemerintah ini membuat individu merasa
berada sepenuhnya di bawah kaum yang berkuasa. Mereka tidak memiliki hak dan
dengan terpaksa harus mengorbankan segalanya untuk pemerintah. Sistem seperti ini
memicu timbulnya pemberontakan. Semakin lama sistem ini berjalan, semakin banyak
rakyat yang kesal dan semakin banyak pula kelompok-kelompok pemberontak
bermunculan. Inilah kemudian yang menyebabkan pemerintahan lengser dan runtuh
oleh kekuatan kelompok pemberontak yang berusaha melengserkan pemerintahan yang
tidak menguntungkan rakyatnya ini. Bagaimana pun kekuasaan akan runtuh dengan
sendirinya.

E. Contoh Nyata Praktek Sistem Totalitarian Ningrat


Sifat-sifat totaliter ini dapat diamati khususnya dalam rezim-rezim bonapartis
abad ke – 19, misalnya, rezim Louis Bonaparte di Prancis. Contoh – contoh khas
totalitarian ningrat yang pernah tercatat dalam sejarah antara lain Jepang, Inggris Raya,
dan kekhalifahan islam seperti Umayyah, Abbasiyah, dan Turki Ustmani.
Setelah Perang Dunia I, nasionalisme dan totalitarianisme semakin berkembang
di negara-negara benua Eropa, seperti Jerman, Rusia, dan Italia. Contoh sistem
pemerintahan yang paling sering disebut sebagai pemerintah totalitarian adalah bekas
pemerintah Uni Soviet di bawah Stalin, dan Jerman pada masa Nazi.

3
F. Konsep Sistem Totalitarian Pada Zaman Modern
Dengan kemajuan teknologi (misalnya internet), perwujudan suatu pemerintah
totalitarian modern mungkin berbeda dan lebih tersamar. Misalnya totalitarian pada
masa sekarang tidak lagi bergantung kepada keberadaan fisik apparat. Sekarang lebih
banyak menggunakan teknologi dalam mengatur kehidupan masyarakat. Apparat tidak
lagi terjun langsung ke lapangan, namun masyarakat telah difasilitasi dengan berbagai
alat dan teknologi canggih yang mampu menggantikan peran aparat.
Konsep sistem totalitarian pada zaman modern ini juga masih digunakan di
beberapa negara di dunia, Arab Saudi misalnya. Arab Saudi menggunakan sistem kerajaan
dalam menjalankan pemerintahannya. Sifat-sifatnya cukup mirip dengan totalitarian
dimana terdapat satu orang yang paling berkuasa di negara tersebut, perekonomian
diatur oleh pemerintah, dan ketetapan raja tidak dapat diganggu gugat. Namun meskipun
menganut sistem kerajaan, masyarakat di Arab Saudi dapat sejahtera karena negaranya
yang kaya dan tetap mendengarkan suara rakyatnya.
Contoh lainnya adalah negara Korea Utara, dimana kekuasaan tertinggi ada pada
satu orang yaitu Kim Joong-un. Kim Jong-un memegang kekuasaan tertinggi di negara
tersebut. Setiap perkataannya adalah ketetapan. Ia menguasai penuh kendali militer,
sehingga tidak ada yang dapat menaklukkannya. Tidak main-main, rasio jumlah
penduduk dengan jumlah tentara di negara ini mencapai 5:1. Artinya, dari setiap 5 orang
dalam masyarakat di sana terdapat satu orang yang berprofesi menjadi tentara.
Masyarakat di negara tersebut diisolasi oleh pemerintahnya dari dunia luar, sehingga
dapat diatur dan diseragamkan oleh pemerintah di negara tersebut. Kebijakan
pemerintah di negara tersebut bersifat memaksa dan tidak dapat diganggu gugat. Bahkan
negara berhak untuk menghukum rakyatnya yang tidak mematuhi kebijakan-kebijakan
pemerintah. Namun sekali lagi meskipun demikian totaliternya negara tersebut, ada hal
yang membuat masyarakat mau dan betah tinggal di sana. salah satunya adalah negara
menjamin perekonomian dari setiap jiwa yang hidup di sana. Negara menjamin
pendidikan, kesehatan, dan keberlangsungan hidup setiap warganya. Sehingga
masyarakat tidak perlu mengkhawatirkan kehidupannya di negara tersebut.

G. Referensi
1. Arendt, Hannah. 1995. Asal-usul Totalitarisme Jilid III: Totalitarisme dari judul asli
“The Origins of Totalitarianism”. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
2. Arendt, Hannah. 1963. Eichmann in Jerusalem: A Report on the Banality of Evil. New
York: Viking Press.
3. Arendt, Hannah. 1998. Routledge Encyclopedia of Philosophy vol 1. New York:
Routledge.
4. http://senjatakaummustadhafin.blogspot.co.id/2015/06/totalitarianisme.html
5. https://tamanberteologi.wordpress.com/2015/11/04/totalitarianisme-dalam-
pemikiran-hannah-arendt/

Anda mungkin juga menyukai