NPM : 119100098
Kelas : Ilmu Komunikasi 1D
Sistem politik mencakup seluruh aspek kehidupan dari suatu negara yaitu: keamanan,
ekonomi, dan pendidikan. Sehingga semua aspek tersebut dapat berjalan dengan baik dan
benar.
Sistem pemerintahan lebih menitik beratkan pada aturan-aturan yang berlaku, contohnya
bagaimana suatu undang-undang dibentuk dan setelah dibentuk apakah bisa dijalankan
dengan baik dan benar sesuai dengan tujuan dari dibuatnya undang-undang itu.
2. Sebutkan ada berapa tipe dan fungsi sistem politik dan sistem pemerintahan? Jelaskan
satu per satu.
A. Menurut Shils
Shils membicarakan lima sistem politik yang sedang menjalankan modernisasi, yakni:
1) Political Democracy
Demokrasi bersifat pemerintahan sipil, adanya lembaga representative dan adanya
kebebasan umum (public liberties). Menurut Shils, ciri-ciri demokrasi: (1) adanya dewan
perwakilan yang dipilih oleh rakyat, (2) terdapat lebih dari satu partai politik yang
bersaing, (3) Pers dan organisasi lain memiliki kekebebasan berbicara/mengeluarkan
pendapat, (4) adanya kehakiman yang bebas, (5) rule of law ditegakkan.
2) Tutelary Democracy
Dalam sistem ini ditandai antara lain: (1) adanya lembaga perwakilan, (2) kebebasan
berbicara, (3) rule of law ada tetapi agak lemah, (4) Partai dan pers yang bebas
diperkenankan, namun ada Undang-Undang yang dapat digunakan oleh pemerintah untuk
mengerem kritik-kritik yang tajam.
Ciri khas tutelery democracy adalah (1) kestabilannya yang tidak dimiliki oleh political
democracy., (2) hak-hak oposisi ada tetapi dibatasi; (3) tutelary democracy memerlukan
suatu administrasi yang baik.; (4) organisasi penyaluran aspirasi belum berkembang; (5)
civil order dibutuhkan yakni masyarakat yang menghormati hukum dan tidak menyukai
kegiatan revolusioner.
3) Modernising Oligarcy
Sistem politik ini terjadi manakala demokrasi gagal dilaksanakan, karena ada jurang
antara elit politik yang menginginkan modernisasi dengan rakyat tradisional.
Modernising oligarchy membutuhkan persyaratan: (1) pemerintah membutuhkan prestasi
yang lebih besar daripada demokrasi untuk meyakinkan rakyat, bahwa sistem oligarki
perlu; (2) oposisi harus ditekan, (3) dalam administrasi negara korupsi harus dihapuskan
untuk membuktikan bahwa sistem ini lebih baik dari pada demokrasi, (4) lembaga
penyalur pendapat umum belum berkembang, (5) ideologi negara harus diciptakan dan
didalangi oleh pemerintah dan menjadi pegangan rakyat.
Seiring sistem ini dijalankan oleh pemerintahan militer yang kurang sanggup dalam
administrasi sipil dan urusan ekonomi, karena itu Shils tidak yakin apakah sistem ini
dapat berhasil atau tidak.
4) Totalitarian Oligarcy
Tipe keempat dari sistem politik adalah totaliterianism, dimana golongan elit memiliki
kekuatan lebih jauh dari golongan lain. Tidak ada oposisi, tidak ada dewan perwakilan
yang bebas, tidak ada pendapat umum, siapa yang melawan pemerintah dipenjarakan.
5) Tradisional Oligarcy
Tipe sistem politik ini merupakan sistem tradisional yang dipimpin oleh raja atau ningrat.
Sistem ini tidak menghendaki modernisasi, sehingga saat ini jarang diketemukan.
B. Menurut Organsky
Organsky menerangkan bagaimana sistem politik berubah, sebab corak atau tipe pemerintahan
tergantung dari masalah yang dihadapinya, sedangkan perkembangan politik terbagi dari
beberapa tahap. Menurut Organsky ada tiga sistem politik, yaitu:
1) Sistem Borjuis
Sistem ini mula-mula berkembang di Inggris abad 19 dan meluas ke Eropa Barat.
Menurut Karl Marx pada abad 19 parlemen Inggris didominasi pemimpin Borjuis. Rakyat
tidak diwakili dan sistem demokrasi tidak dijalankan.
Makin banyak pabrik, industri makin banyak kaum Borjuis (kaum pengusaha), akibatnya
kaum Borjuis menuntut kekuasaan dan secara otomatis berpengaruh terhadap
pemerintahan, maka terjadilah pergeseran kekuasaan dari ningrat ke kaum Borjuis.
Dalam sistem politik Borjuis kaum miskin dan buruh dijauhkan dari pemerintahan. Kaum
buruh dan petani sangat sengsara, karena diperas tenaganya dan jaminan kesejahteraan
kurang sekali, tidak ada serikat pekerja di pabrik-pabrik, tidak ada wadah untuk
memperjuangkan.
2) Sistem Stalinis
Sistem politik ini dikembangkan di negara-negara Komunis. Sistem ini muncul kalau ada
golongan modern kuat versus golongan elit tradisional yang umumnya tidak mau
menerima modernisasi dan industrialisasi. Elit tradisional tidak mau memberi konsesi,
sedangkan golongan elit modern menganggap industrialisasi sesuatu yang mendesak dan
tidak dapat ditunda, namun golongan ini tidak cukup kuat untuk melakukan resolusi, jika
dapat melakukan pemerontakan mereka akan menggulingkan pemerintahan ningrat.
Pada awalnya pemerintahan ini didukung oleh buruh dan petani, namun karena
kepentingan industrialisasi pemerintah stalinis akhirnya juga menindas golongan miskin.
Kalau perlu petani dipindahkan ke kota untuk bekerja di pabrik-pabrik. Ini berbeda
dengan sistem Borjuis, dimana petani dilindungi dan didorong masuk ke pabrik.
Sedangkan sistem politik stalinis petani dipaksakan meninggalkan tanahnya dan masuk
pabrik oleh karena proses modernisasi dan industrialisasi di sistem stalinis lebih
ketat/keras, lebih tajam dari lebih kejam.
3) Sistem Sinkratik.
Sistem sinkratik muncul sebagai pengganti sistem Borjuis. Ketika industrialisasi
berkembang muncul golongan buruh yang lebih kuat dan terorganisir secara teratur.
Sementara kaum Borjuis dan kaum ningrat yang bersaing sama-sama takut pada kekuatan
buruh. Oleh karenanya mereka bekerjasama untuk mempertahankan kekuasaannya.
Dalam perjanjiannya kaum Borjuis boleh memeras kaum buruh, tetapi Borjuis tidak
boleh merongrong kekuasaan ningrat dengan menarik petani untuk masuk pabrik.
Dengan demikian dalam sistem kedua kaum buruh dikorbankan demi industrialisasi dan
kekuasaan kaum ningrat tetap bertahan, sedangkan kaum petani dilindungi oleh ningrat
yang masih kuat dan kurang antosias pada industrialisasi.
A. Kapabilitas.
Kapabilitas suatu sistem politik adalah kemampuan sistem dalam menjalankan fungsinya dalam
rangka keberadaannya dalam lingkungan yang lebih luas. Kantaprawira,(2006) mengemukakan
bentuk kapabilitas suatu sistem politik berupa:
1) Kapabilitas Regulatif,
Kapabilitas regulatif suatu sistem politik merupakan penyelenggaraan pengawasan
terhadap tingkah laku individu dan kelompok yang ada di dalamnya; bagaimana
penempatan kekuatan yang sah (pemerintah) untuk mengawasi tingkah laku manusia dan
badan-badan lainnya yang berada di dalamnya, semuanya merupakan ukuran kapabilitas
untuk mengatur atau mengendalikan.
2) Kapabilitas Ekstraktif,
SDA dan SDM sering merupakan pokok pertama bagi kemampuan suatu sistem politik.
Berdasarkan sumber-sumber ini, sudah dapat diduga segala kemungkinan serta tujuan apa
saja yang akan diwujudkan oleh sistem politik. Dari sudut ini, karena kapabilitas
ekstraktif menyangkut soal sumber daya alam dan tenaga manusia, sistem politik
demokrasi liberal, sistem politik demokrasi terpimpin, dan sistem politik demokrasi
Pancasila tidak banyak berbeda. SDA dan SDM Indonesia boleh dikatakan belum diolah
secara otpimal. Oleh karena masih bersifat potensial.
4) Kapabilitas Responsif
Sifat kemampuan responsif atau daya tanggap suatu sistem politik ditentukan oleh
hubungan antara input dan output. Bagi para sarjana politik, telaahan tentang daya
tanggap ini akan menghasilkan bahan-bahan untuk analisis deskriptif, analisa yang
bersifat menerangkan, dan bahkan analisa yang bersifat meramalkan. Sistem politik harus
selalu tanggap terhadap setiap tekanan yang timbul dari lingkungan intra-masyarakat dan
ekstra-masyarakat berupa berbagai tuntuan.
5) Kapabilitas Simbolik.
Efektivias mengalirnya simbol dari sistem politik terhadap lingkungan intra dan ekstra
masyarakat menentukan tingkat kapabilitas simbolik. Faktor kharisma atau latar belakang
sosial elit politik yang bersangkutan dapat menguntungkan bagi peningkatan kapabilitas
simbolik. Misalnya Ir Soekarno - - Megawati, dengan keidentikan seorang pemimpin
dengan tipe “panutan” dalam mitos rakyat, misalnya terbukti dapat menstransfer
kepercayaan rakyat itu menjadi kapabilitas benar-benar riil.
B. Konversi.
Fungsi sistem politik konversi menggambarkan kegiatan pengolahan input menjadi output yang
formulasinya meliputi:
1) Penyampaian tuntutan (interest artivculation)
2) Perangkuman tuntutan menjadi alternatif tindakan pembuatan aturan (interest
aggregation)
3) Pelaksanaan peraturan (regulative implementation)
4) Menghakimi (jugdment)
5) Komunikasi (communication)
6) Pemeliharaan dan penyesuaian (adaptation)
Tipe-tipe Sistem Pemerintahan:
Dalam sebuah pemerintahan komunis, yakni pada setiap orang harus hidup secara setara,
tidak ada yang miskin atau yang kaya, setiap orang harus saling mendukung dan harus
daling membantu.
Dalam sebuah sistem pemerintahan tersebut, yakni dapat kontrol pada sebuah yang telah
kekuasaan dilakukan oleh kepala pemerintahan yang dipilih dengan cara langsung dari
rakyat.
Dalam sebuah sistem pemerintahan tersebut, yakni dalam otoritas tertinggi terletak pada
dua partai, yaitu di tangan Parlemen (sebagai Wakil Rakyat) dan Presiden (sebagai
Kepala Negara).
Sistem pemerintahan liberal merupakan adanya sebuah sistem dalam pemerintahan yang
telah menganut dalam suatu prinsip kebebasan sebagai dasar untuk menentukan
kebijakannya. Dalam sebuah sistem pemerintahan tersebut, pemerintah tidak
menyediakan banyak kebijakan dan sebagian besar dalam kegiatan negara dapat
dilakukan dengan sektor swasta.
Sistem pemerintahan mempunyai sistem dan tujuan untuk menjaga suatu kestabilan negara itu.
Namun di beberapa negara sering terjadi tindakan separatisme karena sistem pemerintahan yang
dianggap memberatkan rakyat ataupun merugikan rakyat. Sistem pemerintahan mempunyai
fondasi yang kuat di mana tidak bisa diubah dan menjadi statis. Jika suatu pemerintahan
mempunya sistem pemerintahan yang statis, absolut maka hal itu akan berlangsung selama-
lamanya hingga adanya desakan kaum minoritas untuk memprotes hal tersebut.
Secara luas berarti sistem pemerintahan itu menjaga kestabilan masyarakat, menjaga tingkah
laku kaum mayoritas maupun minoritas, menjaga fondasi pemerintahan, menjaga kekuatan
politik, pertahanan, ekonomi, keamanan sehingga menjadi sistem pemerintahan yang kontinu
dan demokrasi di mana seharusnya masyarakat bisa ikut turut andil dalam pembangunan sistem
pemerintahan tersebut. Hingga saat ini hanya sedikit negara yang bisa mempraktikkan sistem
pemerintahan itu secara menyeluruh.
Secara sempit, sistem pemerintahan hanya sebagai sarana kelompok untuk menjalankan roda
pemerintahan guna menjaga kestabilan negara dalam waktu relatif lama dan mencegah adanya
perilaku reaksioner maupun radikal dari rakyatnya itu sendiri.
3. Jelaskan kedudukan sistem politik dan sistem pemerintahan di Indonesia saaat ini dan
bandingkan dengan sistem plitik dan pemerintahan di Negara lain (berikan contoh sistem
politik dan sistem pemerintahan Negara lain)!
A. Sistem Politik Indonesia Setelah Amandemen UUD 1945
Pokok-pokok sistem politik di Indonesia setelah amendemen UUD 1945 adalah sebagai
berikut:
Cabang eksekutif dikepalai oleh Presiden dan tidak memiliki kebergantungan terhadap cabang
legislatif. Kekuasaan legislatif berada pada dua kamar Kongres, Senat dan Dewan Perwakilan
Rakyat. Cabang yudikatif (atau peradilan), terdiri atas Mahkamah Agung dan pengadilan-
pengadilan federal yang lebih rendah kedudukannya, menjalankan kekuasaan yudikatif (atau
peradilan). Fungsi peradilan adalah untuk menafsirkan konstitusi dan hukum-hukum federal dan
peraturan-peraturan yang berlaku di Amerika Serikat. Hal ini termasuk menyelesaikan sengketa
antara cabang-cabang eksekutif dan legislatif. Susunan dan kedudukan pemerintah federal
dijelaskan di dalam konstitusi. Dua partai politik, Partai Demokrat dan Partai Republik,
mendominasi politik di Amerika sejak perang saudara, meskipun partai-partai lain juga ada.
Terdapat dua perbedaan utama antara sistem politik yang dijalankan di Amerika dan di sebagian
besar negara-negara demokrasi maju lainnya. Hal ini meliputi bertambahnya kekuasaan majelis
tinggi di cabang legislatif, sebuah cakupan kekuasaan yang lebih luas dipegang oleh Mahkamah
Agung, pemisahan kekuasaan antara cabang legislatif dan eksekutif, dan dominasi dua partai
politik. Amerika Serikat adalah salah satu negara demokratis maju di dunia, di mana partai-partai
ketiga memiliki pengaruh politik yang kecil
Sistem pemerintahan Indonesia saat ini adalah presidensial, dengan bentuk pemerintahan
republik dan sistem politik demokrasi. Atau dalam versi lain, Indonesia bisa di sebut sebagai
negara kesatuan dengan bentuk republik yang menerapkan Demokrasi Pancasila dengan sistem
pemerintahan presidensial.
Negara Amerika Serikat memiliki bentuk negara yaitu berbentuk republik federal, yang memiliki
50 negara bagian dan terdiri atas 49 negara bagian serta satu distrik. Dengan sistem
pemerintahannya ialah presidensial, sehingga presiden menjabat sebagai kepala negara serta
kepala pemerintahan.
Di negara Amerika Serikat, UUD adalah instrumen atau sarana yang utama dalam pemerintah
serta sebagai kedaulatan hukum yang tertinggi. Di dalam sistem pemerintahan Amerika Serikat
ini kita mengenal lembaga eksekutif, legislatif, yudikatif, dan sistem chech and balance.
Lembaga Legislatif
Lembaga legislatif biasanya disebut dengan istilah conggress serta mempunyai dua
ruang, ialah senat serta House of Representative.
Teori politik serta praktis mewujudkan senat Amerika Serikat yang menggambarkan surat
yang termuat di dalam negara yang bercorak federasi dengan menggunakan sistem
presidensiil yang beranggotakan 100 orang yang bersumber dari 500 negara bagian.
Setiap negara bagian didelegasikan oleh dua orang senator dengan menggunakan metode
yaitu adanya pemilihan umum secara langsung.
Oleh karena itu, senat ialah sebuah badan perwakilan negara bagian, namun House of
Representative ialah sebuah badan perwakilan dari rakat (DPR). Senat serta House of
Representative mempunyai kedaulatan dalam membuat undang-undang, menentukan
APBN dan melakukan pengawasan terhadap jalannya pemerintahan.
Lembaga Eksekutif
Kewenangan eksekutif dipegang serta dijalankan presiden dan mendapat bantuan dari
wakil presiden serta menteri-menter.
Kewenangan presiden ialah menjadi kepala pemerintahan serta kepala negara. Presiden
Amerika Serikat selian memegang kewenangan dalam pemerintahan, presiden juga
mempunyai kewenangan yang lainnya, ialah menjadi seorang pemimpin tertinggi dalam
militer, mempunyai pejabat eksekutif serta para hakim, memveto rencana dasar undang-
undang yang sudah mendapat persetujuan dari lembaga legislatif, memberi ataupun
menolah grasi, dan melaksanakan hukungan dengan luar negeri.
Lembaga Yudikatif
Pengadilan distrik yang menjadi peradilan terendah serta Hakim Keliling mempunyai
kewajiban mendengarkan semua permasalahan ataupun keluhan yang berada di dalam
pengadilan distrik.
4. Dalam sejarahnya Indonesia pernah mengalami perubahan dalam sistem politik dan
sistem pemerintahan. Coba jelaskan perubahan apa dan bagaimana sejak berdirinya
Indonesia sampai saat ini.
SISTEM POLITIK
1. Sistem Politik Indonesia Sebelum Amandemen UUD 1945 Indonesia adalah negara
kesatuan yang berbentuk republik. Hal itu berarti bahwa kedaulatan berada di tangan
rakyat dan sepenuhnya dijalankan oleh MPR, Indonesia menganut sistem pemerintahan
presidensiil artinya presiden berkedudukan sebagai kepala negara dan kepala
pemerintahan. UUD 1945 adalah konstitusi negara Indonesia yang mengatur kedudukan
dan tanggung jawab penyelenggaraan negara, kewenangan, tugas, dan hubungan antara
lembaga-lembaga negara. UUD 1945 juga mengatur hak dan kewajiban warga negara.
Lembaga legislatif terdiri atas MPR yang merupakan lembaga tertinggi negara dan DPR.
Lembaga eksekutif terdiri atas presiden dan menjalankan tugasnya yang dibantu oleh
seorang wakil presiden serta kabinet. Lembaga yudikatif menjalankan kekuasaan
kehakiman yang dilakukan oleh MA sebagai lembaga kehakiman tertinggibersama
badan-badan kehakiman lain yang berada dibawahnya.
2. Sistem Politik Indonesia Setelah Amandemen UUD 1945 Pokok-pokok sistem politik
di Indonesia setelah amendemen UUD 1945 adalah sebagai berikut:
SISTEM PEMERINTAHAN
Setelah kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 2017, pada 12 September 1945 dibentuklah
pemerintaha pertama di Indonesia, dengan dibentuknya Kabinet Presidensial, yang dipimpin oleh
Presiden Sukarno dan Wakil Presiden Muhammad Hatta.
Pemerintahan Indonesia saat ini berbentuk pemerintahan Sistem Presidensial, dimana menteri
pada Kabinet ditunjuk oleh Presiden dan dengan kekuasaan besar di Presiden Sukarno.
Situasi ini ditentang oleh kalangan Sosialis di KNIP (Komite Nasional Indonesia Pusat), yang
dipimpin oleh Sutan Syahrir. Mereka menganggap bahwa sistem ini mengarah ke autokrasi dan
diktatorisme oleh Presiden. Terlebih lagi saat ini ada usulan bahwa Partai Nasional Indonesia
hendak dijadikan sebagai partai tunggal.Sistem politik ini juga dijadikan bahan propaganda oleh
NICA (Administrasi Hindia Belanda) bahwa Indonesia adalah negara yang fasis yang bersifat
diktatorisme.
Akhirnya pada bulan Oktober 1945, kelompok Sosialis ini berhasil menyusun kekuatan dan
mendorong dibentuknya Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia (BP-KNIP) untuk merubah
sistem pemerintahan menjadi Sistem Parlementer, dengan Perdana Menteri sebagai pemegang
kekuasaan kepala pemerintahan, dan menteri dalam kabinet yang ditunjuk oleh parlemen.
Petisi ini meminta KNIP diubah dari badan penasihat menjadi badan legislatif, sambil menunggu
pemilihan untuk membentuk parlemen, yang masih tertunda karena ancaman pendudukan
kembali Belanda. Untuk tujuan itu, mereka mengumpulkan dukungan sebanyak 50 buah tanda
tangan dari 150 anggotanya.
Selanjutnya pada tanggal 7 Oktober 1945, petisi yang dihasilkan diserahkan kepada Presiden Ir.
Soekarno. Menanggapi petisi ini, akhirnya dikeluarkanlah Maklumat Wakil Presiden tanggal 16
Oktober 1945 dan Maklumat Pemerintah tanggal 14 November 1945.
Maklumat-maklumat ini memberi kewenangan legislatif kepada KNIP, membolehkan pendirian
partai politik dan merubah bentuk pemerintahan menjadi Sistem Parlementer.
5. Menurut pendapat anda,sistem politik dan sistem pemrintahan Negara mana yang
efektif falam melakukan pencegahan dan tindakn melawan pandemic covid-19, berikan
penjelasan bagaimana tindakan yang dilakukan oleh sistem politik dan sistem
pemerintahan negera tersebut.
Menurut saya adalah Taiwan. Taiwan sendiri bukan anggota dari WHO dan punya pengalaman
SARS sebelumnya, yang terparah bersama HongKong dan China. Menurut sebuah penelitian
pun Taiwan menjadi Negara yang paling beresiko terkena dampak COVID-19 alasannya karena
letak geografis, ikatan warga dan hubungan transformasinya. Tapi dibandingkan dengan
Australia yang sama” mencatat 4 kasus pada 27 Januari, 10 hari kemudian Australia mencatat
5000 kasus, sementara Taiwan tak kurang dari 400 kasus.
Taiwan memiliki sistem kesehatan kelas dunia dengan cakupan universal. Ketika berita tentang
virus corona mulai muncul di Wuhan jelang Tahun Baru Imlek, para petinggi di Pusat Komando
Kesehatan Nasional (NHCC) Taiwan langsung bergerak cepat. Pusat komando yang didirikan
setelah wabah SARS itu langsung menanggapi potensi ancaman.
Langkah-langkah awal yang sangat menentukan adalah melarang perjalanan dari banyak bagian
China, menghentikan kapal pesiar berlabuh, dan menerapkan hukuman berat bagi yang
melanggar aturan karantina rumah. Selain itu petinggi negara Taiwan juga bergerak untuk
meningkatkan produksi masker dalam negeri guna memastikan pasokan lokal. Taiwan juga
melakukan pengujian virus corona di seluruh pulau, termasuk pengujian orang yang sebelumnya
memiliki riwayat pneumonia janggal. Pemerintah pun menerapkan hukuman baru bagi para
penyebar hoaks tentang virus corona.
Dilansir dari CNN, beberapa pihak mengklaim hanya pemerintah otokratis seperti China yang
bisa secara efektif mengatasi wabah virus corona. Namun, Taiwan mencontohkan bagaimana
negara demokrasi juga bisa mengendalikan wabah.