Anda di halaman 1dari 2

Nama : Raden Ahmad Rosyiddin Brillyanto

NIM : 11171110000024

Sistem Politik
Struktur – Masyarakat – Sistem

Dalam hidup di zaman yang sudah serba modern sekarang, kita hidup di dalam suatu sistem
ketatanegaraan yang menjadi dasar berjalannya roda pemerintahan di negara kita, ada banyak pula di luar
sana negara lain yang menjalankan pemerintahannya hampir sama dengan sistem yang ada di Indonesia, dan
ada pula yang sangat berbeda dengan sistem yang ada di Indonesia. Sistem itulah yang orang awam
menyebutnya sebagai politik.

Politik menjadi sebuah topik yang menarik untuk dibahas mengingat bahwa banyak sekali hal-hal
yang ada di sekitar kita yang memiliki kaitan dengan politik. Pembahasan tentang politik masuk kedalam
rumpun pembahasan ilmu sosial, disamping memang ada jurusan khusus yang membahas tentang politik, ilmu
sosial yang lain pun seperti sosiologi dan antropologi juga membahasnya dengan pendekatannya masing-
masing. Menurut Prof. Miriam Budiarjo, seorang pakar ilmu politik asal Indonesia, politik adalah suatu usaha
untuk menggapai kehidupan yang baik, adapun pengertian secara antropologis politik dapat diartikan sebagai
suatu sarana yang digunakan untuk mengatur urusan masyarakat.

Jika kita melihat pada pengertian di atas, dapat kita tangkap bahwa sistem politik sebenarnya sudah
ada sejak masa awal adanya kelompok manusia di muka bumi. Sebagai bukti akan pernyataan ini kita dapat
melihta pada kelompok masyarakat yang masih primitif dan membandingkannya dengan kehidupan kita saat
ini yang tinggal di kota modern, pada kehidupan mereka pun dikenal sebuah sistem yang mengatur tentang
kehidupan mereka sama seperti kita, yang memebedakan hanyalah bagaimana bentuk dan kekuatan dari
sistem tersebut, hal ini terjadi karena kehidupan kita yang sudah modern mengakibatkan perosalan kehidupan
yang ada di dalamnya pun menjadi semakin kompleks. Hal ini tentu saja sangatlah berbeda dengan mereka
yang hidup masih primitif yang hanya mengenal sedikit masalah kehidupan, belum lagi jika kita melihat kepada
jumlah penduduknya yang sangat jauh berbeda, karena tentu saja jumlah penduduk pun turut mempengaruhi
bagaimana rupa dari suatu sistem politik di suatu tempat.

Sistem politik dalam kacamata antropologi secara garis besardapat dibedakan menjadi dua, yaitu
sistem politik yang tidak berpusat dan sistem politik terpusat. Sistem politik yang tidak terpusat adalah bentuk
awal dari sebuah sistem politik, yang di dalamnya masih belum dijumpai permasalahn-permasalahan yang
kompleks, serta dalam penyelenggaraan kekuasaannya dijalankan oleh seorang ketua tanpa perangkat
pemerintahan lainnya. Dalam sistem politikm yang tidak terpusat di dalamnya terdapat dua jenis pokok sistem
politik, yaitu Gerombolan (Band) dan Organisasi Kesukuan. Gerombolan lebih berbentuk kelompok keluarga
yang hidup bersama dan biasanya diketuai oleh satu seorang diantanya, kehidupan dalam kelompok
gerombolan masih sangatlah sederhana, masih belum ada aturan yang mengikat secara kuar diantaranya.
Adapun organisasi kesukuan bentuk kelompoknya pada umumnya ada kesatuan dari beberapa gerombolan
sehingga didalamnya terdapat klen-klen yang menjadi unit kecil yang otonom, pemegang pemerintahannya
pun masih bersifat informal, akan tetapi di dalamnya sudah terdapat suatu sistem nilai yang disepakati
bersama dan dijalankan sebagai suatu yang harus dipatuhi/diikuti.

Lalu sistem politik yang kedua adalah sistem politik terpusat. Sistem politik ini mucul seirning
dengan berkembangnya zaman dimana kehidupan manusia semakin komoleks, ketika jumlah penduduk sudah
mulai besar, ketika teknologi sudah berkembang pesat, dan ketika kebutuhan akan kepemimpinan yang
mengatur secara terstruktur sudah ada. Dalam masyarakat itu baru muncullah sistem kepemimpinan dimana
kekuasaan politik terpusatpada satu orang yang memiliki wewenang dalam menjalankan sistem yang ada.
Bentuk dari sistem politik terpusat pun ada dua bentuk, yaitu masyarakat berpemimpin dan negara. Dalam
bentuk masyarakat berpemimpin, masyarakat mulai terbagi atas sistem hirarki yang memisahkan masyarakat
secara vertikal, hal ini berdasarkan kedekatan seseorang terhadap penguasa, dari siste hirarki tersebut muncul
pejabat-pejabat yang membantu tugas dari pemimpin utama dalam menjalankan tugasnya, namun dalam
sistem masyarakat berpemimpin ini masih belum ada sistem hukum yang kuat yang mengatur dan mengikat
kehidupan masyarakatnya agar patuh terhadap hukum yang diterapkan. Adapan bentuk negara adalah suatu
bentuk dari sistem sosial yang paling modern, dimana didalamnya sudah terdapat struktur yang jelas, hirarki
kekuasaan yang jelas, serta kekuatan hukum yang mengikat dan bersifat memaksan kepada setiap warga
masyarakatnya.

Hukum menjadi sebuah instrumen penting dalam suatu sistem politik, karena dengan adanya
hukum maka berjalanlah sistem politik itu sesuai dengan tujuan ia dirancang. Hukum pula merupakan salah
satu instrumen yang penting dalam melakukan kontrol sosial, karena hukum dapat menjadi mekanisme yang
berguna untuk mencegah penyimpangan sosialdan berguna untuk mengarahkan masyarakat untuk berprilaku
sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku sehingga tidak mengganggu dari tujuan adanya sebuah sistem
politik.

Dalam pembahasan tentang sistem politik ini pula, masuk ke dalamnya adalah pembahasan tentang
perang. Perang dalam sejarah peradaban dunia kita sudah terjadi berulang kali, dari zaman prasejarah hingga
sekarang, baik yang bersekala besar maupun yang bersekala kecil. Perang dalam pembahasan ilmu sosial
termasuk kedalam bentuk cara menyelesaikan masalah dalam lingkup yang besar pada umumnya. Perang
dapat terjadi karena banyak sekali latar belakang, mulai dari perebutan wilayah, menjaga nama baik,
etnosentrisme, dan lain-lain.

Review atas film “Inglorious Basterds”

Dalam film Inglorious Basterds digambarkan tentang keadaan dimana masih terjadi perang dunia
kedua antara sekutu dengan nazi di Eropa. Digambarkan dalam film tersebut bahwa di Jerman pada saat itu
menganut faham fasisme yang dipegang secara absolut oleh pemimpinnya Adolf Hitler. Hitlet memiliki
keuasaan absolut atas setiap daerah jajahannya dan penduduknya pun sangat taat dengan apa yang dia atau
anak buahnya tetapkan. Dari sini terlihat bahwa sistem kontrol sosial yang berlaku sangatlah kuat, sehingga
sangat sulit terjadinya bentuk penyimpangan sosial yang ekstrem. Dalam film tersebut pula diceritakan
tentang sekutu yang sedang berusaha untuk menghentikan gerakan nazi untuk membantai kaum yahudi,
hingga mengirimkan agen-agen yang menyelinap untuk membunuh sebanyak mungkin tentara nazi yang
mereka temui.

Refrensi :

Haviland, William A. 1999. Antropologi. Jakarta : Erlangga

Jurnal “Politik Etnisitas Dalam Pemekaran Daerah” oleh Fikarwin Zuska

Budiarjo, Miriam. 2009. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama

Anda mungkin juga menyukai