Anda di halaman 1dari 4

Mata Kuliah/Sesi : Pendidikan Kewarganegaraan/202211280890

Dosen Pengampu : Ridho Bayu Yefterson, M.Pd


Nama : Muhamad Qeisya Hanif
NIM : 22338054

Tugas Pertemuan ke - 8

Demokrasi Pancasila
A.Konsep dan Urgensi Pancasila
Demokrasi Pancasila didasarkan pada konsep demokrasi.Filsafat dan kepribadian
Indonesia. Penerapan ditetapkan dengan diundangkannya UUD 1945. Pancasila adalah
kedaulatan rakyat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1. (2) UUD 1945 Kedaulatan ada di
tangan rakyat,Sepenuhnya dilaksanakan oleh MPR. demokrasi adalah bentuk Bagaimana
sistem pemerintahan negara bekerja kedaulatan nasional (kekuasaan massa) Itu diatur oleh
pemerintah negara itu. Demokrasi Indonesia, yaitu demokrasi berdasarkan Pancasila, Masih
dalam tahap pengembangan, terdapat interpretasi dan interpretasi. Pandangan yang berbeda
tentang sifat dan sifat. Namun, tidak dapat disangkal bahwaLandasan demokrasi
konstitusional secara jelas tertuang dalam UUD 1945.
Kata "demokrasi" berasal dari dua kata, yaitu "demos" yang berarti "orang atau
rakyat" dan "kratos/cratein" yang berarti "pemerintah", sehingga disebut "pemerintahan
rakyat" atau "pemerintah rakyat" oleh rakyat dan untuk rakyat. Istilah demokrasi adalah kata
kunci independen dalam ilmu politik. Ini menjadi jelas karena demokrasi sekarang
dipromosikan sebagai indikator perkembangan politik suatu negara.
Definisi umum dari demokrasi adalah pemerintah dengan memberikan kesempatan
kepada semua Warga dalam pengambilan keputusan. Di mana Keputusan ini mempengaruhi
kehidupan setiap orang. Arti lainnya adalah bahwa orang bertindak sebagai pemilik
kekuasaan tertinggi. Sistem pemerintahan ini memungkinkan semua warga negara Negara
berpartisipasi secara aktif. Partisipasi dapat diungkapkan atau formulasi langsung,
pengembangan dan Perundang-undangan. setiap ahli memiliki interpretasi bahkan menentang
demokrasi. bahkan jika itu adalah tujuan sama. Abraham Lincoln menganjurkan demokrasi
sistem pemerintahan yang dirancang oleh rakyat, Oleh orang, untuk orang. Adapun Charles
Costello, Demokrasi mencakup sistem sosial dan politik yang membatasi Pemerintahan
menurut hukum. untuk melindungi hak Anda semua warga.
Apa itu demokrasi Pancasila dan apa itu demokrasi konstitusional? Untuk menyelidiki
hal ini, cobalah mencari pendapat berbeda tentang demokrasi Pancasila dan demokrasi
konstitusional. Apakah rakyat Indonesia memiliki tradisi demokrasi sebelum istilah
demokrasi Pancasila muncul? Lebih baik jika kita memiliki Mohammad Hatta, yang dikenal
sebagai bapak demokrasi Indonesia tentang hal itu. Menurut Moh. Hatta kita tahu tradisi
demokrasi jauh sebelum kemerdekaan Indonesia, yaitu demokrasi desa. Demokrasi desa atau
demokrasi desa adalah demokrasi sejati di Indonesia, yang ditandai oleh tiga hal 1) Cita-cita
rapat, 2) Cita-cita massa protes, dan 3) Cita-cita tolong menolong. Tiga elemen demokrasi
desa membentuk dasar bagi perkembangan demokrasi Indonesia modern. Demokrasi
Indonesia modern adalah "kedaulatan rakyat" tidak hanya dalam hal kedaulatan politik, tetapi
juga dalam hal ekonomi dan sosial.

B.Alasan Mengapa Perlunya Demokrasi Pancasila


Sampai hari ini, kita memiliki banyak masalah terkait dengan praktik demokrasi yang
lemah. Beberapa isu yang mengemuka di berbagai media jejaring sosial adalah
(1) buruknya kinerja lembaga perwakilan dan partai politik;
(2) krisis partisipasi politik rakyat;
(3) Munculnya penguasa dalam demokrasi.
4) Demokrasi sekarang menyerahkan kedaulatan rakyat.
Timbulnya krisis partisipasi politik masyarakat disebabkan oleh kurangnya kesempatan untuk
berpartisipasi atau terbatasnya kemampuan untuk berpartisipasi dalam politik. Lebih
tepatnya, penyebab rendahnya tingkat partisipasi politik adalah:
(a) Rendahnya tingkat pendidikan membuat masyarakat kurang aktif dalam partisipasi
politik. (b) tingkat ekonomi rakyat rendah; (c) Partisipasi politik penduduk tidak diperhatikan
oleh pemerintah. Munculnya penguasa dalam demokrasi ditandai dengan menjamurnya
“dinasti politik” yang menguasai seluruh aspek kehidupan masyarakat.
Pemerintah, badan perwakilan, perusahaan, badan peradilan, dll., oleh keluarga dan rekanan.
Masalah demokrasi yang menyerahkan kedaulatan rakyat adalah bahwa setelah runtuhnya
struktur kekuasaan "diktator", yang kita miliki bukanlah demokrasi, melainkan oligarki di
mana kekuasaan berada pada sekelompok kecil elit. Terkonsentrasi sementara kebanyakan
orang (demo) jauh dari sumber kekuasaan (kekuasaan, uang, hukum, informasi, pendidikan,
dll).

C. Sumber Historis, Sosiologis, Dan Politis Tentang Demokrasi Yang


Bersumber Dari Pancasila.
Demokrasi, sebagaimana dijelaskan oleh Mohammad Hatta Indonesia adalah kolektif
dengan akar yang dalam kehidupan sosial masyarakat. jadi saya tidak bisa menghapus selalu.
Menurutnya, karena demokrasi bisa ditekan Ini salahnya sendiri, tapi setelah cobaan yang
pahit, Demokrasi akan kembali dengan percaya diri. memiliki setidaknya tiga Sumber
perwujudan cita-cita demokrasi di hati rakyat Indonesia. Pertama, tradisi musyawarah sosialis
Desa. Kedua, ajaran Islam tentang kebenaran dan keadilan Kekudusan dalam masyarakat dan
persaudaraan di antara orang-orang ciptaan Tuhan. Ketiga, Ide Sosialis Barat, yang menarik
perhatian Pemimpin pergerakan nasional, karena ini tentang prinsip Fondasi kemanusiaan
yang dilindungi dan ditargetkan.
1. Sumber Nilai yang Berasal dari Demokrasi Desa
Demokrasi yang dirumuskan sebagai pemerintahan oleh rakyat, oleh rakyat, untuk
rakyat, merupakan fenomena baru ketika Indonesia merdeka. Kerajaan-kerajaan sebelum
Indonesia adalah kerajaan-kerajaan feodal yang diperintah oleh raja-raja otokratis. Namun,
nilai-nilai demokrasi telah berkembang sampai batas tertentu dalam budaya nusantara dan
dipraktikkan setidaknya di badan-badan politik terkecil seperti desa Jawa, Nagari di Sumatera
Barat dan Banjar di Bali (Latif, 2011).Mengenai unsur demokrasi desa. tradisi, kami
meminjam dua jenis analisis. Pertama, konsep kedaulatan negara sebenarnya sudah
berkembang di Nusantara sejak lama. Sebagai contoh, di dunia Minangkabau, kekuasaan raja
berada pada abad XIV-XV. Satu abad terikat oleh kepatuhan pada keadilan dan kesopanan.
Ada ungkapan yang terkenal saat itu. "Orang adalah raja pengle, penflu adalah raja
konsensus, dan konsensus adalah raja alur dan singularitas yang sebenarnya". Oleh karena
itu, dalam budaya Minangkabau, raja yang sejati adalah luwes (logika) dan adil (keadilan).
Keputusan akhir adalah alur dan kebenaran, dan keputusan Raja ditolak jika bertentangan
dengan prinsip-prinsip akal sehat dan keadilan (Malaka, 2005). Kedua, tradisi demokrasi asli
Nusantara bertahan di bawah pemerintahan feodal raja-raja Nusantara. Ini karena tanah,
sebagai salah satu faktor produksi utama, tidak dikuasai oleh raja-raja di banyak bagian
nusantara. masyarakat desa. Tanah di desa ini adalah milik bersama, jadi diperlukan
persetujuan jika ingin menggunakannya. Hal ini menumbuhkan tradisi gotong royong dalam
penggunaan tanah ulayat dan meluas ke daerah lain termasuk pembangunan rumah, festival
dan kepentingan pribadi lainnya.
2. Sumber Nilai yang Berasal dari Islam
Nilai-nilai demokrasi yang Islam ambil dari akar teologisnya. Inti dari iman Islam
adalah pengakuan akan satu Tuhan (tauhid, tauhid). Dalam kepercayaan ini, hanya Tuhanlah
satu-satunya makhluk yang menentukan. Segala sesuatu selain Allah adalah murni relatif.
Akibatnya, segala bentuk pengaturan kehidupan sosial manusia yang menciptakan kekuasaan
mutlak dipandang bertentangan dengan semangat tauhid (Latif, 2011). Mengatur hidup
dengan menetapkan kekuasaan mutlak atas sesama manusia adalah tidak adil dan tidak
beradab. Sikap tunduk kepada Tuhan yang memutlakkan Tuhan hanya membutuhkan tatanan
sosial yang terbuka, adil dan demokratis (Madjid, 1992). Bahkan utusan Tuhan tidak
memiliki hak untuk melakukannya. Utusan Tuhan tidak memaksakan kebenaran pada
manusia, tetapi hanya mengatakan kebenaran kepada manusia (Tabri). Prinsip persamaan
manusia di hadapan Tuhan membuat setiap manusia dimuliakan dalam hidup, kehormatan,
hak, dan kebebasannya, dan melalui kebebasan pribadi menjadi makhluk moral yang harus
bertanggung jawab atas pilihannya. Prinsip kesetaraan juga mendorong manusia untuk
menjadi makhluk sosial, membangun kerjasama dan persaudaraan untuk mengatasi
kesenjangan dan meningkatkan kualitas hidup bersama (Latif, 2011). Dorongan Islam
membawa transformasi nusantara dari sistem sosial feodal berbasis kasta ke sistem sosial
yang lebih egaliter. Pergeseran ini tercermin dari perubahan sikap psikologis orang Melayu
terhadap penguasanya. Sebelum kedatangan Islam, ada pepatah di dunia Melayu bahwa
'Melayu tidak membantah'. Di bawah pengaruh Islam, pepatah berubah: Seorang raja yang
tidak adil, raja disangkal. ” Nilai-nilai egalitarianisme Islam ini juga memupuk perlawanan
pribumi terhadap sistem 'kasta' baru yang dipaksakan oleh kekuatan kolonial (Wertheim,
1956). Menurut Sukarno (1965), pengaruh Islam di Nusantara membawa transformasi dari
masyarakat feodal ke masyarakat yang lebih demokratis.
3. Sumber Nilai yang Berasal dari Barat
Masyarakat Barat (Eropa) memiliki akar demokrasi yang panjang. Pusat pertumbuhan
demokrasi di Yunani adalah kota Athena, yang sering disebut-sebut sebagai contoh
demokrasi partisipatif di sebuah negara kota sekitar abad ke-5 SM. Dikutip. sedang
menelepon. Apalagi di Roma, tepatnya di kota Roma (Italia), muncul praktik pemerintahan
serupa, yaitu sistem pemerintahan republik. Model pemerintahan demokratis di Athena dan
Roma ini kemudian menyebar ke kota-kota lain di sekitarnya seperti Florence dan Venesia.
Model demokrasi ini menurun setelah jatuhnya Kekaisaran Romawi sekitar abad ke-5 M dan
bangkit sebentar di beberapa kota Italia sekitar abad ke-11. M dan menghilang di Eropa abad
pertengahan. Setidaknya sejak pertengahan abad ke-13, kemerosotan ekonomi, korupsi, dan
perang telah menggantikan pemerintahan demokratis Eropa dengan sistem pemerintahan
otoriter (Dahl, 1992). Ide-ide humanisme dan demokrasi mulai bangkit kembali di Eropa
pada masa Renaisans (sekitar abad 14 sampai 17 M), mendapat dorongan baru dari peradaban
Islam dan lainnya. Sebuah tonggak penting Renaisans yang mengarah pada kebangkitan
demokrasi di Eropa adalah gerakan Reformasi Protestan dari tahun 1517 hingga berakhirnya
Perjanjian Westphalia pada tahun 1648, yang menetapkan prinsip koeksistensi dalam
hubungan antara agama dan negara, yang mengarah ke Kenaikan. cara untuk Tatanan negara-
bangsa yang lebih demokratis dan tata kehidupan politik yang lebih demokratis. Kolonialisme
Eropa di Indonesia, terutama kehadiran Belanda, memberi peradaban Barat dua sisi mata
uang.
Sisi penindas imperialisme/kapitalisme dan sisi humanistik/demokratis. Penindasan
politik dan eksploitasi ekonomi oleh imperialisme dan kapitalisme, sering bersamaan dengan
kekuatan feodal anak-anak tanah tanah, menyebabkan anti-penindasan, anti-kolonial, Ini telah
mempromosikan sikap anti-feodal. Mereka juga mendapat inspirasi dari ide-ide humanisme
demokrasi Eropa untuk melawan penindasan politik dan ekonomi kolonial (Latif, 2011).
Penyebaran nilai-nilai humanisme-demokratis itu menemukan ruang aktualisasinya
dalam kemunculan ruang publik modern di Indonesia sejak akhir abad ke-19. Ruang publik
ini berkembang di sekitar institusi-institusi pendidikan modern, kapitalisme percetakan, klub-
klub sosial bergaya Eropa, kemunculan bebagai gerakan sosial (seperti Boedi Oetomo,
Syarekat Islam dan lan-lain) yang berujung pada pendrian partai-partai politik (sejak 1920-
an), dan kehadiran Dewan Rakyat (Volksraad) sejak 1918. Sumber inspirasi dari anasir
demokrasi desa, ajaran Islam, dan sosiodemokrasi Barat, memberikan landasan persatuan dari
keragaman. Segala keragaman ideologi-politik yang dikembangkan, yang bercorak
keagamaan maupun sekuler, semuanya memiliki titik-temu dalam gagasan-gagasan
demokrasi sosialistik (kekeluargaan), dan secara umum menolak individualisme.

Anda mungkin juga menyukai