Mata Kuliah/Sesi : Pendidikan Kewarganegaraan/202211280890
Dosen Pengampu : Ridho Bayu Yefterson, M.Pd
Nama : Muhamad Qeisya Hanif NIM : 22338054
Tugas Pertemuan 11
A.Konsep Dan Urgensi Wawasan Nusantara
Wawasan Nusantara merupakan wawasan kebangsaan bangsa Indonesia dan dapat disingkat Wasantara.Wawasan Nusantara adalah wawasan kebangsaan tentang negara itu sendiri dan lingkungan tempat tinggalnya.Bagaimana suatu bangsa memandang dirinya dan lingkungannya memiliki dampak yang signifikan terhadap keberlanjutan dan keberhasilan dalam mencapai tujuan nasional. Bagi bangsa Indonesia, wawasan nusantara telah menjadi cara pandang dan pemikiran berbangsa dan bernegara. Ia menjadi dasar nasional bangsa Indonesia. Diprakarsai pada tahun oleh Deklarasi Juanda tahun 1957, konsep Insite Archipelago mengalami dinamika yang semakin meningkat dalam praktik kehidupan berbangsa. Dalam pembahasan Bab VIII Anda akan belajar tentang wawasan nusantara. Ini dapat dipecah menjadi lima argumen utama. sumber sejarah, wawasan sosiologis dan politik nusantara. Wawasan dan Tantangan Nusantara Esensi dan Urgensi Wawasan Nusantara. Globalisasi dan Hubungan Internasional. Wawasan Nusantara secara etimologi mengacu pada kesatuan nusantara antara dua benua Asia dan Australia serta dua samudra yaitu samudra Hindia dan Samudra Pasifik. Istilah "pengetahuan pulau" berasal dari kata "wawas" (Jawa), yang berarti "perenungan, pengamatan, atau penglihatan indrawi". Kemudian tambahkan akhiran -an. Arti dari wawasan adalah sudut pandang, sudut pandang, sudut pandang. Kata Nusantara terdiri dari dua kata, Nusa yang berarti 'pulau atau kesatuan pulau dan 'tempat di antara dua unsur, yaitu dua benua dan dua lautan'. Oleh karena itu,makna kata nusantara adalah kesatuan pulau-pulau, yang terletakdi dua benua, yaitu Asia dan Australia, dan di dua lautan, yaitu India dan Samudra Pasifik. Tap MPR Tahun 1993 dan 1998 Tentang GBHN, Pengertian wawasan nusantara menurut definisi Tap MPR tahun 1993 dan 1998 tentang GBHN adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungan dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah dalam menyelenggarakan kehidupan masyarakat, berbangsa, dan bernegara untuk mencapai tujuan nasional. Definisi wawasan nusantara secara singkat adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia terhadap diri dan bentuk geografinya berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dengan menghargai dan mengutamakan kebhinekaan dalam mencapai tujuan nasional. Pada pengertian modern, kata nusantara dapat diartikan sebagai kata ganti wilayah Indonesia, yang terdiri dari ribuan pulau dan laut yang ada di sekelilingnya. Wawasan pun bisa diartikan sebagai cara pandang bangsa Indonesia tentang diri dan lingkungannya merupakan fenomena (gejala) sosial yang dinamis yang memiliki tiga unsur dasar. Secara umum, fungsi nusantara adalah wawasan sebagai pedoman, penggerak, pendorong, dan tanda tangan dalam menetapkan segala kebijakan, tindakan, keputusan, dan tindakan penyelenggaraan negara, baik di pusat maupun di daerah. Kehidupan nasional dan patriotisme.
B.Alasan Mengapa Diperlukan Wawawan Nusantara
Wawasan nusantara bertujuan mewujudkan nasionalisme yang tinggi di segala aspek kehidupan rakyat Indonesia yang lebih mengutamakan kepentingan nasional daripada kepentingan individu, kelompok, golongan, suku bangsa ataupun daerah. Pergeseran wawasan Nusantara ini dianggap dipengaruhi oleh gaya hidup hedonis yang bukan hanya melintas pada generasi muda, namun dipertontonkan oleh para pemimpin dan wakil rakyat. Setiap generasi memiliki sejarahnya masing-masing, kelahiran Gen (Y) dan Gen Z merupakan proses alamiah bagi kemajuan bangsa yang tidak hanya menjadi dominasi Indonesia tetapi juga seluruh dunia. Perbedaan antar generasi dalam konsepsi pemahaman akan wawasan kebangsaan melahirkan pola baru berfikir dan bertindak bagi generasi. Berkaiatan dengan wawasan kebangsaan, generasi Z tidak memikirkan dengan serius. Mereka melakukan penjelajahan dalam dunia maya, namun perspekstif kritis dalam menyaring informasi, jauh melebihi generasi sebelumnya. Membangun wawasan kebangsaan generasi milenia dan Gen Z pasti akan berbeda. Bagi mereka nilai-nilai kejujuran, keterbukaan, demokratisasi, penghargaan akan hakhak dasar manusia, harus menjadi pertimbangan dalam kehidupan baru sebuah negara. Mereka adalah generasi penerus yang memiliki visi global yang harus diintrodusir dalam bungkus nasionalisme yang peka terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara.
C. Sumber Historis, Sosiologis, dan Politik tentang Wawasan Nusantara
1. Sumber Historis Wawasan Nusantara Konsep wawasan nusantara pertama kali dikemukakan oleh Perdana Menteri Ir. H. Djuanda Kartawidjaja, yang membuat pernyataan pada 13 Desember 1957, selanjutnya disebut Deklarasi Djuanda. Masukkan pernyataan tersebut adalah "Bahwa segala perairan di sekitar, di antara dan yang menghubungkan pulaupulau yang termasuk Negara Indonesia dengan tidak memandang luas atau lebarnya adalah bagianbagian yang wajar daripada wilayah daratan Negara Indonesia dan dengan demikian bagian daripada perairan pedalaman atau nasional yang berada di bawah kedaulatan mutlak Negara Indonesia. Lalu lintas yang damai di perairan pedalaman ini bagi kapal-kapal asing dijamin selama dan sekedar tidak bertentangan dengan/mengganggu kedaulatan dan keselamatan Negara Indonesia. Penentuan batas landas lautan teritorial (yang lebarnya 12 mil) diukur dari garis yang menghubungkan titik-titik ujung yang terluar pada pulaupulau Negara Indonesia. Ketentuan-ketentuan tersebut di atas akan diatur selekaslekasnya dengan Undang-Undang". Sebelum Deklarasi Juanda diterbitkan, Wilayah Indonesia didasarkan pada Territoriale Zee en Maritieme Kringen Ordonantie tahun 1939 (TZMKO tahun 1939) atau Ordonantie tahun 1939 (Perjanjian Pemerintah Hindia Belanda). Isi ordonansi ini pada dasarnya menentukan garis lintang 3 mil laut lebar laut dengan menggambar garis pangkal berdasarkan garis pasang surut atau garis pulau/darat. Menurut aturan Hindia Belanda tahun , pulau-pulau di Nusantara adalah yang dipisahkan oleh laut di sekitarnya, dan setiap pulau hanya memiliki laut pada jarak 3 mil dari pantai. Laut di luar garis 3 mil adalah derajat air jernih, yang berarti bahwa kapal asing dapat berlayar dengan bebas di perairan yang memisahkan pulau-pulau. karena laut memisahkan pulau-pulau di Indonesia. Konvensi PBB Ketiga tentang Hukum Laut (UNCLOS) tahun 1982 akhirnya mengakui deklarasi Indonesia sebagai negara kepulauan. Selanjutnya, UU No. 17 Tahun 1985 disahkan, meratifikasi UNCLOS 1982 dan memperkuat Peraturan PBB. Tanggal 13 Desember diproklamasikan sebagai Hari Nusantara pada masa kepresidenan Presiden Abdulrahman Wahid pada tahun . Perintah Eksekutif No. RI disahkan pada tahun pada masa pemerintahan Ibu Megawati. 2001 126 untuk Hari Nusantara. Deklarasi Juanda merupakan terobosan besar dalam memperjelas batas wilayah dari 4.444 badan air Indonesia dan memastikan keamanan nasional. 2. Sumber Sosiologis Wawasan Nusantara Lahirnya konsep wawasan nusantara juga diilhami oleh situasi sosiologis masyarakat Indonesia. Seperti yang Anda ketahui, Indonesia pra-kemerdekaan sangat beragam dan terfragmentasi. Bahkan di antara orang Indonesia melawan Belanda dengan mudah melalui pembagian dan kebijakan kekaisaran. Dalam perang dengan Belanda, 4.444 menjadi pengkhianat negara. Berangkat dari kondisi sosial budaya masyarakat Indonesia, maka pengertian nusantara yang semula mengandung visi 'keutuhan atau keutuhan wilayah', kemudian diperluas menjadi visi 'persatuan bangsa'. Rakyat Indonesia tidak ingin 4.444 terbagi di antara banyak negara. Untuk mencapai persatuan nasional, semangat nasionalisme harus diperkuat. Semangat kebangsaan Indonesia sebenarnya digagas oleh Peristiwa Kebangkitan Nasional pada tanggal 20 Mei 1908 yang dikukuhkan pada Konferensi Pemuda tanggal 28 Oktober 1928 oleh Proklamasi Kemerdekaan Nasional pada tanggal 17 Agustus. 1945. Jauh sebelum tahun 1957, Deklarasi Juanda , konsep semangat dan persatuan nasional, dikembangkan di negeri ini. Padahal, semangat kebangsaan ini telah berhasil membentuk bangsa yang merdeka. Sebagaimana disebutkan di atas, situasi sosial masyarakat Indonesia dan kelanjutan dari kolonialisme yang memecah-belah negara meningkatkan semangat dan tekad orang-orang pulau, dan mereka menjadi satu negara, satu negara, rakyat Indonesia. untuk bersatu. Semangat persatuan pertama-tama menyatukan dalam perjuangan pembebasan dari penjajahan, dan kemudian menyatukan dalam Platform Nasional Indonesia. 3. Sumber Politik Wawasan Nusantara Secara politis, ada juga kepentingan nasional tentang bagaimana kita dapat mengembangkan, mempertahankan, dan merawat seluruh kawasan dan PBB. Kepentingan nasional adalah pengembangan lebih lanjut dari cita-cita nasional, tujuan nasional, dan visi nasional. Cita-cita nasional bangsa Indonesia adalah mewujudkan bangsa Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur sebagaimana diatur dalam ayat II UUD 1945 pada saat mulai berlaku. sebagaimana tercantum dalam pembukaan Pasal 4 UUD 1945 yang salah satunya adalah perlindungan segenap bangsa Indonesia, seluruh tumpah darah Indonesia. Visi Nasional Indonesia menurut Ketetapan MPR No. VII/MPR/2001 adalah tentang Visi Indonesia ke depan yang religius, kemanusiaan, bersatu, demokratis, adil, makmur, maju, mandiri, baik dan bersih. . dalam administrasi negara. Pengetahuan yang diperoleh tentang nusantara setelah Deklarasi Juanda pada tahun 1957 kemudian menjadi citra politik negara. Istilah Wawasan Nusantara termasuk dalam Rancangan Rancangan Kebijakan Nasional (GBHN) berdasarkan Keputusan Dewan Rakyat Tahun 1973, 1978, 1983, 1988, 1993 dan 1998. . Menurut GBHN, konsep wawasan nusantara tertuang dalam Perubahan Keempat Tahun 2002 menjadi Pasal .25A Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Wawasan tentang nusantara sebenarnya merupakan pandangan geopolitik bangsa Indonesia. Geopolitik didefinisikan sebagai ilmu administrasi pemerintahan, dalam setiap kebijakan yang berkaitan dengan masalah geografis wilayah atau pemukiman negara. Geopolitik adalah studi tentang hubungan antara faktor geografis, strategis, dan politik suatu negara. Pelaksanaannya memerlukan strategi nasional (Ermaya Suradinata, 2001). Pandangannya tentang wilayah, tempat, dan geografi suatu negara memengaruhi politik negara itu. Banyak ahli menawarkan pendapat dan teori tentang geopolitik. Ini termasuk Teori Geopolitik Frederick Ratzel, Teori Geopolitik Rudolf Kellen, Teori Geopolitik Karl Haushofer, Teori Geopolitik Halford Mackinder, Teori Teori Geopolitik Alfred Thayer Mahan, termasuk teori geopolitik Nicholas J. Spikeman.