Disusun ol
DISUSUN OLEH :
NAMA :1.AKBAR TRILASMANA (2003332010)
2.ANRIAN FERNANDO (20033320348)
3.CINTANA DITA FIRDAUS (2003332068)
4.ELVINA MAHARANI (2003332036)
5.MAYA MAULINDA (2003332077)
KELAS : TT-2D
Sebagai salah satu negara kepulauan yang besar dan multikultur, Indonesia
merupakan salah satu negara di dunia yang menerapkan demokrasi dalam kehidupan
bernegara masyarakatnya. Apa itu demokrasi? Secara etimologis, dalam bahasa
Yunani demokrasi berasal dari kata demos (rakyat) dan kratos (kekuatan), yang secara
harfiah apabila digabungkan memiliki makna kekuatan rakyat. Dalam konteks
demokrasi, Franklin D. Roosevelt menegaskan bahwa masyarakat memiliki kekuasaan
penuh atas negara, sedangkan filsuf Yunani, Aristoteles, mengatakan bahwa demokrasi
terjadi ketika masyarakat miskin memegang kekuasaan. Definisi demokrasi lainnya
yang paling sering kita dengar adalah oleh Presiden Amerika Serikat ke-16, Abraham
Lincoln, yang mengatakan bahwa demokrasi merupakan suatu sistem pemerintahan
dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Konsep demokrasi muncul sekitar tahun 508-
507 SM di era Yunani Kuno. Setelah itu Republik Romawi pertama kali mengadopsi
konsep demokrasi dari Yunani Kuno dan menggunakan sistem pemerintahan republik
di peradaban Barat, yang kemudian diikuti oleh negara-negara modern lainnya.
Sejauh ini prinsip atau sistem demokrasi merupakan pilihan tepat untuk negara
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) mengingat masyarakatnya yang sangat
pluralis. Oleh karena itu, sejauh ini Demokrasi Pancasila yang berlandaskan nilai-nilai
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 merupakan sistem pemerintahan yang
paling mungkin diterapkan di Indonesia dibandingkan dengan konsep Demokrasi
Liberal, Demokrasi Kapitalis, dan Demokrasi Terpimpin yang dalam catatan sejarah
perjalanan bangsa pernah gagal diterapkan di Indonesia.
BAB 2
PEMBAHASAN
Demokrasi dalam arti sebenarnya terkait dengan pemenuhan hak asasi manusia.
Dengan demikian ia merupakan fitrah yang harus dikelola agar menghasilkan output
yang baik. Setiap manusia memiliki hak untuk menyampaikan pendapat, berkumpul,
berserikat dan bermasyarakat. Dengan demikian, demokrasi pada dasarnya
memerlukan aturan main. Aturan main tersebut sesuai dengan nilai-nilai Islam dan
sekaligus yang terdapat dalam undang-undang maupun peraturan pemerintah.
Di masa transisi, sebagian besar orang hanya tahu mereka bebas berbicara,
beraspirasi, berdemonstrasi. Namun aspirasi yang tidak sampai akan menimbulkan
kerusakan. Tidak sedikit fakta yang memperlihatkan adanya pengrusakan ketika
terjadinya demonstrasi menyampaikan pendapat. Untuk itu orang memerlukan
pemahaman yang utuh agar mereka bisa menikmati demokrasi.
Demokrasi di masa transisi tanpa adanya sumber daya manusia yang kuat akan
mengakibatkan masuknya pengaruh asing dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Ini adalah tantangan yang cukup berat juga dalam demokrasi yang tengah menapak.
Pengaruh asing tersebut jelas akan menguntungkan mereka dan belum tentu
menguntungkan Indonesia. Dominannya pengaruh asing justru mematikan demokrasi
itu sendiri karena tidak diperbolehkannya perbedaan pendapat yang seharusnya
menguntungkan Indonesia. Standar ganda pihak asing juga akan menjadi penyebab
mandulnya demokrasi di Indonesia.
Kelima, proses Pemilu 2014 menghasilkan media yang terbelah antara yang pro
pemerintah, oposisi dan yang independen serta partisipasi warga yang meningkat
secara signifikan dalam isu demokrasi melalui teknologi internet.
Keenam, isu partisipasi politik warga masih dipahami sebagai kehadiran dalan
forum politik formal (misal memilih dalam pemilu). Ini terjadi akibat Orde Baru yang
mewariskan sejumlah masalah partisipasi politik warga yang akut: krisis demokrasi
perwakilan, depolitisasi warga (massa mengambang), cara-cara miliiteristik dalam
membungkam suara warga, masih kuatnya nilai dan sikap yang antipluralime, dan
menjadikan warga sebagai obyek untuk kepentingan elit (oligarki).
Untuk itu pendidikan politik harus berubah, menjadi pendorong utama partisipasi
politik yang menghadirkan dan merepresentasi kepentingan warga, serta tidak terbatas
pada momen pemilu.
Jadi dengan adanya pemahaman diatas, diharapkan agar segenap bangsa dapat
membangun perspektif optimistik dan juga dapat merangsang sensivitas dari pihak-
pihak terkait yang berwajib untuk melakukan refleksi atas konsep dasar praktik
demokrasi di tanah air sejauh ini. Hal yang terpenting dari penerapan demokrasi yang
kita jalankan harus bermuara pada kemanusiaan karena secara filosofis prinsip
demokrasi adalah merangkul dan mengakomodasi suara rakyat baik mayoritas maupun
minoritas demi terciptanya suatu masyarakat yang adil, makmur, dan beradab.
Ruang dialog publik juga harus dibuka seluas-luasnya untuk menjaga persatuan dalam
keberagaman. Hal ini harus diikuti dengan kesetaraan dan keterbukaan antar sesama
pihak yang memiliki perbedaan demi demokrasi yang lebih baik. Masing-masing pihak
harus bisa mengekspresikan identitas sosialnya. Tensi dan kontradiksi akan dapat
diminimalisir dengan adanya ruang diskusi publik.
institusi pendidikan memegang peranan vital untuk menjaga demokrasi yang ada di
Indonesia. Mereka adalah agen sosialisasi yang mampu menjaga keberlangsungan
demokrasi. Reproduksi nilai dan identitas berawal dari insitusi pendidikan, kapabilitas
dan kredibilitas institusi pendidikan Indonesia harus terus ditingkatkan
DAFTAR PUSTAKA
https://www.kompas.com/tren/read/2020/07/12/102904765/tantangan-demokrasi-di-
indonesia?page=all
https://www.academia.edu/33218671/makalah_korupsi_dan_tantangan_demokrasi_di_i
ndonesia