Anda di halaman 1dari 5

Demokrasi di Indonesia

Nama : Qolbi Mujahidillah Adzimat Sukmayadi

NIM : 2001642

Mata Kuliah : Pendidikan Kewarganegaraan

Program Studi : Pendidikan Sosiologi 1A

A. Demokrasi di Indonesia

Demokrasi secara etimologi berasal dari bahasa Yunani demos dan kratos.
Demos memiliki arti rakyat dan krators berarti pemerintahan. Demokrasi
merupakan sebuah negara yang pemerintahannya serta kedaulatannya berada di
tangan rakyat (Syafiie, 1997). Pandangan Abraham Lincoln, mantan Presiden
Amerika Serikat adalah sebagai pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk
rakyat (Hidayati, 2014).

Kudu dibaca ;

disini gue bakalan jelasin dulu nih tentang demokrasi, Demokrasi secara
etimologi berasal dari bahasa Yunani demos dan kratos. Demos memiliki arti
rakyat dan kratos berarti pemerintahan maka, Demokrasi merupakan sebuah
negara yang pemerintahannya serta kedaulatannya berada di tangan rakyat.
Sedangkan kalo Kata Plato, “Demokrasi adalah satu bentuk sistem politik yang
lentur, penuh keragaman dan tidak teratur. Kesetaraan dibagikan secara adil
kepada orang-orang yang sederajat dan tidak sederajat.”

Penutup

Wah jadi dinamika demokrasi di indonesia tuh ganti-ganti ya gacuman


yang kita kenal sekarang (umam jawab, tapi selain itu demokrasi kita masih
banyak masalahnya, maka udah tugas kita sbg generasi muda nyelesein), penutup
eki
Indonesia merupakan sebuah negara yang pemerintahannya berpegang
teguh pada demokrasi berdasarkan nilai-nilai Pancasila. Menurut Hatta, terdapat
tiga sumber pokok demokrasi, sebagai cikal bakal inspirasi kemerdekaan
Indonesia sebagai negara yang demokratis. Pertama, sosialisme Barat yang
memiliki nilai-nilai humanisme, sehingga dijadikan sebagai tujuam pergerakan
bangsa Indonesia. Kedua, ajaran Islam yang mengajarkan keadilan dan kebenaran
di mata Tuhan. Setiap manusia juga memiliki hak yang setara dihadapan Tuhan.
Ketiga, pola hidup yang terdapat di desa-desa Indonesia. Pola hidup tersebut
bermuara pada penentuan keputusan melalui rapat dan bergotong-royong dalam
melakukan kegiatan. Ketiga sumber ini juga yang akan menjamin kelestarian
demokrasi di Indonesia (Aman, n.d.).

B. Dinamika Demokrasi di Indonesia

Setelah kemerdekaan Indonesia, demokrasi sebagai pilihan bentuk pemerintahan


telah mengalami berbagai perkembangan dan perubahan. Secara umum, periode
demokrasi dibagi menjadi empat, yaitu Demokrasi Parlementer/Liberal,
Demokrasi Terpimpin, Demokrasi Pancasila, dan Reformasi (Nailufar, 2020).

1. Demokrasi Parlementer/Liberal (1950-1959)

Pada masa ini, parlemen memegang kekuasaan yang paling tinggi.


Parlemen tersebut berasal dari partai-partai dengan beragam aliran. Oleh
karena itu, banyak partai yang berdiri untuk ikut serta dalam kehidupan
demokrasi pada masa ini.

2. Demokrasi Terpimpin (1959-1966)

Demokrasi pada masa terpimpin ditandai dengan kekuasaan presiden yang


absolut di tangan Presiden Soekarno. Kekuasaan lembaga lain pun menjadi
lemah dan dikuasai presiden.

3. Demokrasi Pancasila/Orde Baru (1966-1998)

Pada masa ini, kekuasaan presiden sebagai kepala negara dan kepala
pemerintahan sangat tinggi, serta tidak adanya pergantian kekuasaan
politik yang ditandai dengan berkuasanya Presiden Soeharto selama lima
periode. Pada masa ini juga hanya satu partai yang berkuasa, yakni Partai
Golkar.

4. Demokrasi pada masa Reformasi (1998-sekarang)

Demokrasi pada masa Reformasi menghapus kesalahan-kesalahan pada


penyelenggaraan demokrasi di masa yang sebelumnya. Kebebasan
berpendapat juga kembali dilaksanakan pada masa ini.

C. Tantangan Demokrasi Masa Kini

Dari kebebasan pendapat muncul berbagai penyimpangan politik identitas yang


sering merendahkan kelompok lain. Hal tersebut tentu mencederai asas demokrasi
sebagai pemerintahan yang menampung segala kelompok. Dari kejadian tersebut
juga muncul berbagai kelompok politik yang intoleran. Pada level pemerintahan,
demokrasi mengalami kelemahan yang ditandai dengan munculnya kelompok
oligarki serta melemahnya supremasi hukum. Selain itu, banyak juga politikus
yang menggunakan isu SARA untuk menyerang lawan politiknya, demi
mendapatakan suara dari masyarakat (Setyowati, 2020).
Referensi

Syafiie, I. K. (1997). Ilmu Politik. Rineka Cipta.


Aman. (n.d.). Pemikiran Hatta Tentang Demokrasi, Kebangsaan Dan Hak Azasi
Manusia. 1–22. http://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=10&cad=rja&uact=8&ved=0CFk
QFjAJ&url=http://staff.uny.ac.id/system/files/penelitian/Dr. Aman, M.Pd./B-
3.JURNAL.pdf&ei=_VdjU8aGAY-gugSAtIGACg&usg=AFQjCNGv1B-
aDOoAUmYUKiLVqKA_lt7wAg

Hidayati, N. (2014). Dinasti Politik dan Demokrasi Indonesia. Orbith, 10(1), 18–
21.

Nailufar, N. (2020). Periode Demokrasi Indonesia: Karakteristik dan


Peralihannya. Diakses dari
https://www.kompas.com/skola/read/2020/03/09/100000169/periode-
demokrasi-indonesia--karakteristik-dan-peralihannya?page=all
Setyowati, A. (2020). Tantangan Demokrasi di Indonesia. Diakses dari
https://www.kompas.com/tren/read/2020/07/12/102904765/tantangan-
demokrasi-di-indonesia?page=all

Anda mungkin juga menyukai