Anda di halaman 1dari 23

LABORATORIUM SISTEM TELEKOMUNIKASI

PRAKTIK 1
FREQUENCY MODULATION (FM)

NAMA PRAKTIKAN : CINTANA DITA FIRDAUS


( 2003332068 )
NAMA REKAN KERJA : 1. IMMANUEL APRILIO
( 2003332015 )
2. RIZKA DANDI MAULANA
( 2003332044 )
KELAS / KELOMPOK : TT – 3D / 5
TANGGAL PELAKSANAAN PRAKTIKUM : 20 SEPTEMBER 2021
TANGGAL PENYERAHAN LAPORAN : 26 SEPTEMBER 2021

PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
FREQUENCY MODULATION (FM)

I. TUJUAN
1. Menampilkan bentuk sinyal FM
2. Menjelaskan apa yang dimaksud dengan modulasi FM
3. Menjelaskan perbedaan antara FM dan AM.
4. Menjelaskan alasan penggunaan Pre dan De Emphasis.

II. DIAGRAM RANGKAIAN


1. Buat rangkaian seperti pada gambar di bawah ini.

2. Buat rangkaian seperti pada gambar di bawah ini


3. Buat rangkaian seperti pada gambar di bawah ini.

III. ALAT DAN KOMPONEN

No. Alat Jumlah


1. DC Power Supply 15 Volt SO 3538-8D 1
2. Function Generator SO 5127-2R 2
3. U. patch panel Type C SO 3535-5N 1
4. Angel modulator SO 3537-8U 1
5. Angel Demodulator SO 3537-8V 1
6. Universal Counter HP-5314 A 1
7. Frequency Analyzer SO 3537-6D 1
8. Multimeter Analog Metrix MX 430 1
9. Multimeter Digital 1
10. Function Generator GW-INSTEK GFG-9210 1
11. Oscilloscope GW-INSTEK GOS-653G 1
12. Resistor 220Ω/2W 2
13. Turn helical potentiometer 1 kΩ 1
14. BNC to Banana Cable 4
15. Banana to Banana Cable 4
16. Jumper plug-in besar 15

IV. DASAR TEORI


V. DATA PERCOBAAN

1. Membuat rangkaian seperti pada gambar IV. 1


Atur Potensiometer ke Minimum

Dengan Frequency Counter

ukur Frekuensi output modulator FM (2) = 17, 04 KHz

Atur Potensiometer ke Maksimum

ukur Frekuensi output modulator FM (2) = 21, 67 KHz

2. Membuat rangkaian seperti pada gambar IV. 1

Atur Frekuensi output modulator FM (2) pada 20 KHz


Hubungkan Multimeter digital ke input modulator FM (1)
Hubungkan Frequency Counter ke output modulator FM (2)
Lengkapi Tabel IV.1. berikut ini.

Tegangan Frekuensi
Input Modulator Fm (1) Output Modulator FM (2)
Volt (dc) KHz

10 17, 91 KHz
9 17, 89 KHz
8 17, 81 KHz
7 17, 71 KHz
6 17, 60 KHz
5 17, 54 KHz
4 17, 50 KHz
3 17, 45 KHz
2 17, 41 KHz
1 17, 33 KHz
0
-1 16, 45 KHz
-2 16, 56 KHz
-3 16,69 KHz
-4 16, 77 KHz
-5 16, 95 KHz
-6 16, 96 KHz
-7 16, 98 KHz
-8 17, 42 KHz
-9 17, 62 KHz
-10 18, 38 KHz

Konstanta Frekuensi-Tegangan k = Δf /ΔVa adalah :


Untuk ΔVa = ± 10 V

18 ,38 Khz−17 , 91 KHz 0 , 47 KHz 470 Hz


= = =23 , 5
20 V 20 V 20 V

Untuk ΔVa = ± 6 V
17 ,60 Khz−16 , 96 KHz 0 ,64 KHz 640 Hz
= = =53 , 33
12 V 12V 12V

Linearitasnya : Baik / Jelek

3. Membuat rangkaian seperti pada gambar IV. 1

Fm = 200 Hz, Gelombang Sinus Vm = 20 Vpp

Input Langsung (1) Pre-Emphasis (2)


T1 50, 6 52, 40 μs
T2 50, 8 52, 55 μs
1 19, 76 19,08 KHz
F1 =
T1

1 19, 69 19, 03 KHz


F2 =
T2

Deviasi 1 1
(19,76-19,69) = (19,08-19,03) =
2 2 Hz
ΔF1= (F2-
1 1
F1) ( 0,07 ) =0,035 ( 0,05 )=0,025
2 2

FM = 2 KHz, Gelombang Sinus Vm = 20 Vpp

Input Langsung (1) Pre-Emphasis (2)


T1 51, 6 51, 25 μs
T2 51, 8 52, 6 μs
1 19, 57 19, 51 KHz
F1 =
T1
1 19, 31 19, 01 KHz
F2 =
T2
Deviasi 1 1
(19,57-19,31) = (19,51-19,01) =
2 2 Hz
ΔF2= (F2- 1 1
F1) ( 0,26 ) =0,13 ( 0,5 )=0,25
2 2

Dengan Pre-Emphasis Deviasi menjadi Naik / Turun


ΔF 2 0 , 25
Dengan faktor = = = 10
ΔF 1 0 , 025
Deviasi menjadi naik.

VI. ANALISA DATA

1. Cintana Dita Firdaus

Pada praktikum kali ini percobaan yang dilakukan adalah percobaan FM. Pada
rangkaian 4.1 menghasilkan nilai minimum dan maksimum dari modulator
FM yaitu sebesar 17, 04 KHz untuk minimumya yang lebih kecil dari 21, 67
KHz untuk maksimumnya yang lebih besar. Amplitudo pada osiloskop
menghasilkan nilai konstan dan frekuensi dapat berubah-ubah sesuai dengan
potensiometer.

Berdasarkan tabel pada rangkaian 4.2 dapat dihasilkan bahwa frekuensi output
modulator berubah-ubah sehubungan dengan perubahan tegangan input
modulator. Hal ini terjadi karena pada frekuensi modulator, frekuensi sinyal
pembawa divariasikan atau disesuaikan secara proposional berdasarkan
amplitudo sinyal informasinya. Konstanta frekuensi tegangannya dengan
melihat amplitudo dan frekuensinya dimana untuk ∆ Va=±10 V sebesar 23, 5
dan untuk ∆ Va=± 6V sebesar 53, 33. Sehingga, dari hasil tersebut dapat
diketahui bahwa linearitasnya jelek karena kedua nilai ∆ Va tidak sama.

Pada rangkaian 4.3 dengan Fm 200 Hz pre-emphasis menghasilkan deviasi ¿)


sebesar 0, 025 Hz. Dengan Fm 2 KHz pre-emphasis menghasilkan deviasi
sebesar ( ΔF 2 )sebesar 0, 25 Hz. Hal ini menunjukan bahwa deviasi meningkat
karena dipengaruhi oleh fungsi dari komponen pre-emphasis itu sendiri yang
digunakan untuk meningkatkan gain apabila sinyal input frekuensinya
meningkat dan akan menekan amplitudo dari frekuensi sinyal FM yang lebih
rendah pada input. Penempatan komponen pre-emphasis yang ditempatkan
pada awal sebelum sinyal sempat masuk pada modulator adalah untuk
mencegah pengaruh kecacatan pada sinyal terima. Sehingga, dengan
penggunaan alat ini ketidaklinearan (cacat) dapat dikurangi.

2. Immanuel Aprilio
Pada rangkaian 4.1, saat potensiometer di putar ke minimum, maka frekuensi
output modulasi FM yang terlihat pada osiloskop sebesar 17,04 kHz., Namun,
ketika potensiometer diputar ke maksimum, maka frekuensi output modulasi
FM yang terlihat pada osiloskop sebesar 21,67 kHz. Hal ini menunjukkan
frekuensi maksimum lebih besar daripada frekuensi minimum output modulasi
FM. Sementara itu, amplitudo pada osilator tetap konstan sedangkan frekuensi
dapat berubah-ubah sesuai dengan potensiometer yang terdapat di Frequency
Counter.

Pada rangkaian 4.2, Multimeter Digital dihubungkan ke input modulator,


sedangkan Frequency Counter dihubungkan ke output modulator. Selain itu,
frekuensi pada output modulator diatur sebesar 20kHz.
 Pada saat tegangan input modulator FM diatur sebesar 10 Volt, maka
frekuensi output modulator menunjukkan nilai sebesar 17,91 kHz
sedangkan ketika tegangan input modulator FM diatur sebesar 6 Volt,
maka frekuensi output modulator menunjukkan nilai sebesar 17,60 kHz.
Hal ini membuktikan bahwa frekuensi output modulator masih mendekati
walaupun ada sedikit penurunan.
 Sementara itu, bahwa saat tegangan input modulator FM diatur sebesar -6
Volt, maka frekuensi output modulator menunjukkan nilai sebesar 16,96
kHz sedangkan ketika tegangan input modulator FM diatur sebesar -10
Volt, maka frekuensi output modulator menunjukkan nilai sebesar 18,38
kHz. Hal ini membuktikan bahwa frekuensi output modulator masih
mendekati walaupun ada sedikit kenaikan.
 Konstanta frekuensi pada saat ∆Va sebesar 20 Volt, maka didapatkan hasil
sebesar 23,5 kHz sedangkan konstanta frekuensi pada saat ∆Va sebesar 12
Volt, maka didapatkan hasil sebesar 53,33 kHz. Hal ini menunjukkan
linearitas yang dihasilkan baik.

Pada rangkaian 4.3, terjadi sebuah proses pre-emphasis agar level base-band
pada frekuensi tinggi masih memiliki kualitas sinyal yang baik sehingga dapat
mengatur tinggi sinyal terhadap level noise yang ada.
 Ketika Fm diatur sebesar 200 Hz dan Vm diatur sebesar 20 Vpp, maka
saat proses langsung, T1 akan menunjukkan sebesar 50,7 us sedangkan T2
sebesar 50,8 us. Selain itu, F1 akan menunjukkan sebesar 19,76 kHz
sedangkan F2 sebesar 19,69 kHz. Hal ini menghasilkan deviasi sebesar
0,035 Hz.
 Sementara itu, saat proses pre-emphasis, T1 akan menunjukkan sebesar
52,40 us sedangkan T2 sebesar 52,55 us. Selain itu, F1 akan menunjukkan
sebesar 19,08 kHz sedangkan F2 sebesar 19,03 kHz. Hal ini menghasilkan
deviasi sebesar 0,025 Hz.
 Ketika Fm diatur sebesar 2 kHz dan Vm diatur sebesar 20 Vpp, maka saat
proses langsung, T1 akan menunjukkan sebesar 51,6 us sedangkan T2
sebesar 51,8 us. Selain itu, F1 akan menunjukkan sebesar 19,57 kHz
sedangkan F2 sebesar 19,31 kHz. Hal ini menghasilkan deviasi sebesar
0,13 Hz.
 Sementara itu, saat proses pre-emphasis, T1 akan menunjukkan sebesar
51,25 us sedangkan T2 sebesar 52,6 us. Selain itu, F1 akan menunjukkan
sebesar 19,51 kHz sedangkan F2 sebesar 19,01 kHz. Hal ini menghasilkan
deviasi sebesar 0,25 Hz.
 Lalu, pada saat proses pre-emphasis dilakukan perhitungan manual yaitu
deviasi ∆F2 dibagi ∆F1, hasilnya menjadi 10 Hz.
 Melalui percobaan ini dapat disimpulkan bahwa deviasi pre-emphasis pada
saat Fm = 200 Hz mengalami penurunan, sedangkan pada saat Fm = 2 kHz
mengalami kenaikan. Hal ini dipengaruhi oleh Frekuensi Modulasi yang
diberikan.

3. Rizka Dandi Maulana


Dari hasil percobaan 4.1 mengetahui nilai minimum dan nilai maksimum
dengan frequency counter , nilai minimum yaitu 17,04kHz saat potensiometer
diputar kekiri, untuk nilai maksimum yaitu 21,67kHz saat potensiometer
diputar kekanan, tetapi untuk amplitudo atau pk-pk pada osiloskop
menghasilkan nilai konstan.

Dari hasil percobaan 4.2 terdapat resistor 220Ω, multimeter digital


dihubungkan keinput modulator dan frequency counter dihubungkan ke output
modulator didapat jika input modulator diberi tegangan 10v maka output yang
dihasilkan 17,91 dan ketika input diberi tegangan -10v maka output yang
dihasilkan 18,38Khz, dapat dilihat bahwa nilai frekuensi output modulator
berubah-ubah seiring dengan perubahan tegangan input modulator. Hal ini
terjadi karena pada frekuensi modulator, frekuensi sinyal pembawa
disesuaikan secara proporsional berdasarkan amplitudo sinyal informasinya.
Dan dapat diketahui konstanta frekuensi – tegangannya dengan melihat
amplitudo dan frekuensinya sesuai yang tertera pada data hasil percobaan 4.2
dimana ΔVa = ±10v bernilai 23,5kHz, dan untuk ΔVa = ±6v bernilai
53,33kHz, berdasarkan hasil itu didapat bahwa linearitasnya jelek karena
kedua nilai tidak sama.

Dari hasil percobaan 4.3 menggunakan preamphisis yang dimana preamphisis


ini ditempatkan pada awal sebelum sinyal itu sempat masuk pada modulator
menyebabkan nilai faktor deviasi meningkat, dan fungsi preamphisis ini
adalah untuk menjaga kualitas sinyal agar tidak terjadi pengaruh kecacatan
pada sinyal terima. Berdasarkan dari data percobaan tersebut:
1. Jika diberi nilai Fm = 200Hz gelombang sinus dan diberi nilai Vm =
20Vpp
- Saat tidak menggunakan preamphasis didapat T1 = 50,6μs, T2 =
50,8μs didapatkan lah F1 = 19,76kHz, F2= 19,69kHz, maka nilai
deviasi ΔF1 adalah 0,035Hz.
- Saat menggunakan preamphasis didapat T1 = 52,40μs, T2 = 52,55μs
didapatkan lah F1 = 19,08kHz, F2= 19,03kHz, maka nilai deviasi ΔF1
adalah 0,025Hz.
Dapat disimpulkan bahwa mengalami penurunan pada nilai defiasinya.

2. Jika diberi nilai Fm = 2kHz gelombang sinus dan diberi nilai Vm =


20Vpp
- Saat tidak menggunakan preamphasis didapat T1 = 51,6μs, T2 =
51,8μs didapatkan lah F1 = 19,57kHz, F2= 19,31kHz, maka nilai
deviasi ΔF1 adalah 0,13Hz.
- Saat menggunakan preamphasis didapat T1 = 51,25μs, T2 = 52,6μs
didapatkan lah F1 = 19,51kHz, F2= 19,01kHz, maka nilai deviasi ΔF1
adalah 0,25Hz.
Dapat disimpulkan bahwa mengalami penaikan pada nilai defiasinya.
Dari kesimpulan keduanya bahwa hal itu terjadi karena pengaruh nilai
Fm yang diberikan berbeda dengan 200Hz dan 2kHz.

VII. KESIMPULAN

1. Cintana Dita Firdaus


Frekuensi Modulasi didefinisikan sebagai deviasi frekuensi sesaat sinyal
pembawa sesuai dengan amplitudo sesaat sinyal pemodulasi. Deviasi
adalah besar selisih antar frekuensi sinyal termodulasi FM pada suatu saat
dengan frekuensi siyal pembawa. Dari percobaan yang telah dilakukan
dapat disimpulkan bahwa :
 Frekuensi maksimum lebih besar daripada frekuensi minimum
output modulasi FM.
 Frekuensi output modulator berubah-ubah sehubungan dengan
perubahan tegangan input modulator.
 Pre-emphasis deviasi menjadi naik.

2. Immanuel Aprilio
FM merupakan singkatan dari Frequency Modulation atau Modulasi
Frekuensi. Pada modulasi frekuensi, sinyal pemodulasi atau sinyal
informasi akan mengubah-ubah frekuensi sinyal pembawa, sedangkan
Amplitudo nya konstan selama proses modulasi. Sehingga Besar
perubahan frekuensi (deviasi), 𝛿, dari sinyal pembawa sebanding dengan
amplitudo sesaat sinyal pemodulasi, sedangkan laju perubahan
frekuensinya sama dengan frekuensi sinyal pemodulasi. Pada Modulasi
Frekuensi terdapat sebuah proses pre-emphasis. Pre-emphasis adalah
sebuah proses agar level base-band pada frekuensi tinggi masih memiliki
kualitas sinyal yang baik sehingga dapat mengatur tinggi sinyal terhadap
level noise yang ada.
 Melalui percobaan 4.1, dapat disimpulkan bahwa potensiometer
sangat mempengaruhi frekuensi output modulator FM. Frekuensi
dapat berubah-ubah sesuai dengan potensiometer yang terdapat di
Frequency Counter sedangkan amplitudonya konstan.
 Melalui percobaan 4.2, dapat disimpulkan bahwa linearitas pada
rangkaian modulasi frekuensi yang telah dibuat menunjukkan hasil
yang baik. Hal ini dilihat dari tegangan input modulator yang
diberikan terhadap frekuensi ouput modulator yang dihasilkan.
 Melalui percobaan 4.3, dapat disimpulkan bahwa pre-emphasi pada
rangkain modulasi frekuensi bisa naik turun dikarenakan pengaruh
frekuensi modulasi yang diberikan,

3. Rizka Dandi Maulana


 Pada sistem FM, frekuensi output modulator berubah-ubah sesuai dengan
perubahan tegangan input modulator yang diberikan.
 Komponen preamphasis yang ditetapkan pada awal sebelum sinyal itu
masuk ke modulator menyebababkan nilai defiasi meningkat.
 Pada teknik FM, frekuensi gelombang carier akan berubah seiring dengan
perubahan sinyal informasi

VIII. REFERENSI

Triprijooetomo, ST. MT, “Laboratorium Telekomunikasi : Frekuensi


Modulasi”
https://www.scribd.com/doc/75429924/FM-Frequency-Modulation diunduh
pada tanggal 25 September 2021
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai