Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PRAKTIKUM

LABORATORIUM SISTEM TELEKOMUNIKASI

FM
(Frequency Modulation)

DISUSUN OLEH :

NAMA
SHAFFANAH GHANIYAH M ( NIM. 2003332017 )
PRAKTIKAN :
NAMA REKAN KERJA : 1. GIFTRI FAZA ( NIM. 2003332013 )
2. YUSRON ARDIANSYAH ( NIM. 2003332096 )
KELAS / KELOMPOK : TT3D / 06
TANGGAL PRAKTIKUM : 27 SEPTEMBER 2021

PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
2021/2022
I. Tujuan
1. Menampilkan bentuk sinyak FM
2. Menjelaskan apa yang dimaksud dengan modulasi FM
3. Menjelaskan perbedaan antara FM dan AM.
4. Menjelaskan alasan penggunaan Pre dan De Emphasis

II. Diagram Rangkaian


 Diagram Rangkaian I

 Diagram Rangkaian II
 Diagram Rangkaian III

III. Alat dan Komponen


IV. Dasar Teori
A. Modulasi Frekuensi (FM)
FM merupakan singkatan dari Frequency Modulation atau Modulasi
Frekuensi. Pada modulasi frekuensi, sinyal pemodulasi atau sinyal informasi
akan mengubah-ubah frekuensi sinyal pembawa, sedangkan Amplitudo nya
konstan selama proses modulasi. Sehingga Besar perubahan frekuensi
(deviasi), 𝛿, dari sinyal pembawa sebanding dengan amplitudo sesaat sinyal
pemodulasi, sedangkan laju perubahan frekuensinya sama dengan frekuensi
sinyal pemodulasi. Sinyal Pembawa (carrier) dapat berupa gelombang sinus,
sedangkan sinyal pemodulasi atau sinyal informasi dapat berupa gelombang
apa saja (Sinus, kotak, segitiga dan lain-lain misalnya sinyal audio). Frekuensi
modulasi digunakan dalam berbagai aplikasi seperti radar, radio dan telemetri,
pencarian seismik dan pemantauan bayi baru lahir untuk kejang melalui EEG
(Electroencephalography), dll.
B. Persamaan Sinyal Termodulasi FM
Secara matematis, sinyal termodulasi FM dapat dinyatakan dengan persamaan
berikut :

Dimana ;

eFM : Sinyal termodulasi FM


em : Sinyal Pemodulasi (Informasi)
ec : Sinyal Pembawa (Carrier)
Vc : Amplitudo Maksimum Sinyal Pembawa
mf : Indeks Modulasi FM
ωc : Frekuensi sudut sinyal pembawa (rad/s)
ωm : Frekuensi sudut sinyal pemodulasi (rad/s)
C. Indeks Modulasi FM
Pada modulasi frekuensi maka frekuensi sinyal pembawa diubah-ubah
sehingga besarnya sebanding dengan besarnya Amplitudo Sinyal Pemodulasi.
Semakin besar Amplitudo Sinyal Pemodulasi, maka semakin besar pula
Frekuensi Sinyal Termodulasi FM. Besar selisih antara frekuensi sinyal
termodulasi FM pada suatu saat dengan Frekuensi Pembawa (Carrier) disebut
Deviasi Frekuensi. Deviasi frekuensi maksimum didefinisikan sebagai selisih
antara Frekuensi Sinyal Termodulasi tertinggi dengan terendahnya.
Indeks modulasi pada FM merupakan perbandingan antara deviasi
frekuensi maksimum dengan frekuensi sinyal pemodulasi, dengan rumus :
δ
mf = Fm
dimana ;
δ : Deviasi frekuensi maksimum
fm : Frekuensi maksimum sinyal pemodulasi
mf : Indeks Modulasi FM
D. Frekuensi Gelombang Termodulasi FM dan Fungsi Bessel
Persamaan Gelombang FM dinyatakan sebagai berikut :

Dan

Penyelesaian Fungsi Bessel orde ke-n untk berbagai Indeks Modulasi dapat
dilihat pada gambar 2 berikut ini :
Dengan Tabel Fungsi Bessel berikut :
Dengan menggunakan nilai-nilai Indeks Modulasi, Frekuensi
Pembawa, dan Frekuensi Pemodulasinya maka dapat ditentukkan pula
penyelesaian fungsi Bessel yang bersangkutan. Selanjutnya dapat
digambarkan sprektrum frekuensi sinyal termodulasi FM, yaitu sebagai
berikut :

E. Lebar Bidang (Bandwidth)


F. Pre-Emphasis dan De-Emphasis
Pada sistem modulasi FM, frek sinyal pembawa di goyang ke kiri dan
ke kanan oleh sinyal pemodulasi. Bila sinyal pemodulasi berupa sinyal audio
bernada rendah (bass) maka simpangan frek sinyal pembawa bisa dengan
mudah mengikuti goyangan amplitudo bass karena suara bass frekuensinya
rendah.Tetapi jika sinyal pembawa ini di goyang dengan nada-nada tinggi
(trebel) maka simpangan frek sinyal pembawa tidak bisa lagi mengikutinya
(maksudnya dimana simpangan belum sempat sampai di kanan sudah harus
kembali ke kiri).
Akibatnya energi sinyal pembawa hanya terkonsentrasi pada nada-
nada rendah saja, sehingga bandwidth yang disediakan tidak diduduki secara
merata oleh sinyal pembawa. Untuk mengatasi masalah tersebut digunakan
sebuah cara ,yaitu dengan memperbesar amplitudo sinyal pemodulasi seiring
dengan kenaikan frekuensinya.
Tujuannya adalah agar simpangan frekuensi sinyal pembawa bisa
maksimal ke kiri dan ke kanan untuk seluruh spektrum frekuensi sinyal
pemodulasi, mulai dari bass, middle hingga trebel.
Rangkaian yang berfungsi untuk menaikkan amplitudo ini disebut
dengan Preemphasis, seperti diperlihatkan pada Gambar 3.4

Pre-emphasis adalah cara penyesuaikan agar level base-band pada


frek tinggi masih memiliki kualitas sinyal yang baik (S/N yang baik) yang
dapat mengatur tinggi sinyal terhadap level noise yang ada. Letak pre-
emphasis pada penguat base-band sebelum modulator (pemancar), artinya
perbaikan level base band sebelum ditumpangkan pada frek pembawa.

Pada pesawat penerima, amplitudo sinyal pemodulasi diturunkan


seiring dengan kenaikan frekuensinya agar kembali seperti semula. Rangkaian
ini disebut dengan De-emphasis. Pada dasarnya rangkaian de-emphasis
merupakan rangkaian low pass filter, seperti pada Gambar 3.5.
Letak rangkaian de-emphasis setelah demodulator (penerima), artinya
perbaikan level baseband setelah dipisahkan dari frekuensi pembawa.
Rangkaian De-Emphasis ini memberikan keuntungan yaitu noise ikut turun
seiring dengan penurunan amplitudo, sehingga level base-band pada bagian
frekuensi tinggi masih memiliki kualitas baik (S/N yang baik).

V. Data Hasil Percobaan


 Percobaan Rangkaian I
- Membuat rangkaian seperti pada diagram rangkaian I
- Atur Potensiometer ke Minimum
Dengan Frequency Counter
Ukur Frekuensi output modulator FM (2) = 17, 73 KHz
- Atur Potensiometer ke Maksimum
Ukur Frekuensi output modulator FM (2) = 20, 00 KHz
 Percobaan Rangkaian II
- Membuat rangkaian seperti pada diagram rangkaian II
- Atur Frekuensi output modulator FM (2) pada 20 KHz
- Hubungkan Multimeter digital ke input modulator FM (1)
- Hubungkan Frequency Counter ke output modulator FM (2)
- Lengkapi Tabel berikut ini
Tegangan Input Frekuensi Output
Modulator FM (1) Volt Modulator FM (2) KHz
(DC)
10 20, 88 KHz
9 20, 70 KHz
8 20, 66 KHz
7 20, 49 KHz
6 20, 41 KHz
5 20, 37 KHz
4 20, 33 KHz
3 20, 24 KHz
2 20, 16 KHz
1 20, 04 KHz
0
-1 19, 92 KHz
-2 19, 84 KHz
-3 19, 76 KHz
-4 19, 65 KHz
-5 19, 57 KHz
-6 19, 53 KHz
-7 19, 46 KHz
-8 19, 38 KHz
-9 19, 34 KHz
-10 19, 23 KHz

Konstanta Frekuensi-Tegangan k = Δf /ΔVa adalah :


Untuk ΔVa = ± 10 V
20,88 KHz −19,23 KHz 1,65 KHz 1650
= = =82,5 Hz
20 V 20 V 20 V
Untuk ΔVa = ± 6 V
20,41 KHz−19,53 KHz 0,88 KHz 880
= = =73,33 Hz
12 V 12V 12 V
Maka Linearitasnya Jelek
 Percobaan Rangkaian III
- Membuat rangkaian seperti pada diagram rangkaian III

- Atur fm = 200 Hz, Gelombang Sinus Vm = 20 Vpp

Input Langsung (1) Pre-Emphasis (2)


T1 4985 4998 μs
T2 4980 4990 μs
1
F1= 0.2006 0.20008 KHz
T1
1
F2= 0.2008 0.2004 KHz
T2
Deviasi
0.1 0.16 Hz
ΔF1= (F2- F1)

- Atur fm = 2 KHz, Gelombang Sinus Vm = 20 Vpp

Input Langsung (1) Pre-Emphasis (2)


T1 4980 5040 μs
T2 4900 4930 μs
1
F1= 0.2008 0.198 KHz
T1
1
F2= 0.204 0.202 KHz
T2
Deviasi
1.6 2 Hz
ΔF2= (F2- F1)
Dengan Pre-Emphasis Deviasi menjadi Naik / Turun
∆ F2 2
Dengan faktor = = =¿12.5
∆ F 1 0.16
Deviasi menjadi Naik, dengan besar faktor Deviasi adalah 12.5
VI. Analisis Data
1. Analisis Data Menurut Giftri Faza Sopyan
Pada pratikum yang saya coba lakukan adalah Percobaan pada FM.
Dari hasil percobaan Rangkaian I, dapat kita ketahui nilai minimum dan
maksimum dari modulator FM yaitu nilai minimumnya sebesar 17,73KHz dan
untuk maksimumnya ialah 20.00KHz .
Pada tabel percobaan Rangkaian II, dapat dilihat bahwa frekuensi
output modulator berubah – ubah seiring dengan perubahan tegangan input
modulator. Hal ini terjadi karena pada frekuensi modulator, frekuensi sinyal
pembawa divariasikan atau disesuaikan secara proporsional berdasarkan
amplitudo sinyal informasinya. Selain itu pada pecobaan sesuai langkah 4.2
dapat diketahui konstanta frekuensi tegangannya dengan melihat amplitudo
dan frekuensi nya sesuai yang tertera pada hasil percobaan IV.2 dimana untuk
∆Va = +10 V bernilai 20,88 KHz dan ∆Va = - 10 V bernilai 19,23 KHz, untuk
∆Va = +6V bernilai 20,41KHz dan ∆Va = -6V bernilai 19,53KHz. Dari hasil
itu dapat diketahui bahwa kostanta frekuensi-tegangan K = ∆f/∆Va adalah
untuk ∆Va = ±10 V bernilai 82,5 Hz dan untuk ∆Va = ±6V = bernilai 73,33
Hz jadi hasil yang didapatkan pada linearistanya JELEK karena kedua nilai
∆Va TIDAK SAMA.
Dapat dijelaskan hubungan antara tegangan input dengan frekuensi
ouput yaitu semakin besar amplitudo input yang diberikan maka frekuensi
yang dihasilkan semakin besar pula. Dengan kata lain, pada saat sinyal berada
pda level positif (+) frekuensi sinyal yang dihasilkan besar . sedangkan untuk
amplitude nol dan negative nilai frekuensinya semakin menurun.
Hubungan besarnya konstanta modulasi frekuensi dengan tegangan
input dan frekuensi output yaiu ketika sinyal menghasilkan selisih frekuensi
yang semakin kecil maka konstanta yang dihasilkan juga semakin kecil dan
lebar sinyal yang dihasilkan semakin renggang.
Pada hasil percobaan Rangkaian II, dengan ditambahkannya
komponen pre-emphasis yang ditempatkannya pada awal sebelum sinyal itu
sempat masuk pada modulator menyebabkan nilai faktor deviasi meningkat.
Hal ini terjadi karena fungsi dari komponen pre-emphasis itu sendiri yang
digunakan untuk meningkatkan gain, jika jika sinyal input meningkat dan
frekuensinya akan menekan amplitudo dari frekuensi sinyal FM yang lebih
rendah pada input. Penempatan komponen pre-emphasis yang ditempatkan
pada awal sebelum sinyal itu sempat masuk pada modulator dimaksudkan
untuk mencegah pengaruh kecacatan pada sinyal terima. Dengan penggunaan
alat ini ketidaklinearan (cacat) dapat dikurangi.

2. Analisis Data Menurut Shaffanah Ghaniyah Miranda


Pada percobaan Rangkaian I, ketika potensiometer dalam posisi
minimum, maka Frekuensi Output yang dihasilkan adalah 17.73 KHz,
sedangkan ketika potensiometer tersebut diputar ke posisi maksimum,
Frekuensi Output yang dihasilkan adalah 20.00 KHz. Amplitudo atau Vpp
yang dihasilkan selalu konstan. Hal ini menunjukan bahwa pada rangkaian
FM, Sinyal Pemodulasi atau Sinyal Informasi akan mengubah-ubah Frekuensi
Sinyal Pembawa (Carrier) nya, sedangkan Amplitudonya akan konstan
selama proses modulasi.
Pada percobaan Rangkaian II, Frekuensi Output Modulator diatur
sebesar 20 KHz. Lalu diatur Tegangan Inputnya mulai dari 10 Volt hingga -10
Volt. Setelah rangkaian dijalankan, dapat dilihat dari tabel percobaan diatas
hasil pengukuran Frekuensi Output Modulator FM cenderung menurun. Dari
20.88 KHz (Ketika Tegangan Input diatur 10 Volt), lalu semakin kecil
tegangan Input yang diatur, Frekuensi Output semakin menurun hingga 19.23
KHz (ketika Tegangan Input Modulator FM diatur -10 Volt). Lalu ketika
dilakukan perhitungan untuk ∆Va = ± 10 V, dihasilkan Frekuensi sebesar 82.5
Hz sedangkan untuk ∆Va = ± 6 V, dihasilkan Frekuensi sebesar 73.33 Hz. Hal
ini menunjukan Linearitas pada Rangkaian FM tersebut adalah Jelek,
dikarenakan Frekuensi antara ∆Va = ± 10 V dan ∆Va = ± 6 V tidak sama. Hal
ini dapat terjadi karena terkadang kabel yang dipasang kurang terpasang
dengan baik (kendor) sehingga memungkinkan adanya angka ketidakpastian
pada rangakaian, sehingga perhitungan yang dihasilkan menjadi tidak stabil.
Pada percobaan Rangkaian III, terdapat Pre-emphasis, yang mana
diatur Fm nya masing-masing sebesar 200 Hz dan 2KHz dan Vm sebesar 20
Vpp.
- Ketika Fm diatur sebesari 200 Hz, dihasilkan perhitungan Deviasi sebesar
0.1 Hz untuk pengukuran langsung tanpa Pre-emphasis, sedangkan ketika
menggunakan Pre-Emphasis Deviasi yang dihasilkan sebesar 0.16 Hz. Hal
ini menunjukan ketika menggunakan Pre-emphasis Deviasi akan semakin
besar.
- Ketika Fm diatur sebesar 2 KHz, dihasilkan perhitungan Deviasi sebesar
1.6 Hz untuk pengukuran langsung tanpa Pre-emphasis, sedangkan ketika
menggunakan Pre-Emphasis deviasi yang dihasilkan sebesar 2 Hz. Hal ini
menunjukan ketika Frekuensi pemodulasi dinaikan dan menggunakan Pre-
Emphasis, maka akan besar pula nilai yang dihasilkan.
- Dengan Faktor Deviasi ∆F2/∆F1 adalah 2/0.16 = 12.5. Dengan Pre-
Emphasis maka Deviasi akan menjadi Naik. Hal ini menunjukan bahwa
Pre-emphasis akan menaikan amplitudo dari frekuensi sinyal pemodulasi
seiring dengan kenaikan Frekuensinya agar simpangan frekensi sinyal
pembawa dapat maksimal ke kiri dan ke kanan untuk seluruh spektrum
frekuensi sinyal pemodulasi.

3. Analisis Data Menurut Yusron Ardiansyah


Pada percobaan praktikum fm ini dapat dilihat pada tabel iv.1 untuk
mengetahui nilai minimum dan nilai maksimum dengan frequency counter,
nilai minimum yaitu sebesar 17,73kHz pada saat potensiometer diputar kekiri,
untuk nilai maksimum yaitu 20,00kHz saat potensiometer diputar kekanan,
tetapi untuk amplitudo atau pk-pk pada osiloskop menghasilkan nilai konstan.
Pada rangkaian 4.2, Multimeter Digital dihubungkan ke input modulator,
sedangkan Frequency Counter dihubungkan ke output modulator. Selain itu,
frekuensi pada output modulator diatur sebesar 20kHz. Selain itu pada
percobaan sesuai langkah 4.2 dapat diketahui konstanta frekuensi-
tegangannya dengan melihat amplitudo dan frekuensinya seperti yang tertera
pada hasil percobaan 6.2 dimana untuk bernilai 73,5 dan untuk bernilai 69,17.
Dari hasil itu dapat diketahui bahwa linearitasnya jelek karena kedua nilai
tidak sama. Pada hasil percobaan 6.3, dengan ditambahkannya komponen pre-
emphasis yang ditempatkan pada awal sebelum sinyal itu sempat masuk pada
modulator menyebabkan nilai faktor deviasi meningkat. Hal itu terjadi karena
fungsi dari komponen pre-emphasis itu sendiri yang digunakan untuk
meningkatkan gain jika sinyal input meningkat frekuensinya dan akan
menekan amplitudo dari frekuensi sinyal FM yang lebih rendah pada input.
Penempatan komponen pre-emphasis yang ditempatkan pada awal sebelum
sinyal itu sempat masuk pada modulator dimaksudkan untuk mencegah
pengaruh kecacatan pada sinyal terima. Dengan penggunaan alat ini
ketidaklinearan (cacat) dapat dikurangi.
- Pada saat tegangan input modulator FM diatur sebesar 10 Volt, maka
frekuensi output modulator menunjukkan nilai sebesar 17,91 kHz sedangkan
ketika tegangan input modulator FM diatur sebesar 6 Volt, maka frekuensi
output modulator menunjukkan nilai sebesar 17,60 kHz. Hal ini membuktikan
bahwa frekuensi output modulator masih mendekati walaupun ada sedikit
penurunan.

VII. Kesimpulan
1. Giftri Faza Sopyan
Dapat disimpulkan bahwa :
- Pada sistem FM, frekuensi output modulator berubah – ubah seiring
dengan perubahan tegangan input modulator.
- Besarnya tegangan input yang diberikan dapat mempengaruhi frekuensi
output yang dihasikan. Semakin besar nilai tegangan input, maka
frekuensinya semakin besar.
- Nilai konstanta yang dihasilkan bervariasi tergantung pada frekuensi
output yang dihasilkan , karena nilai selisih dari frekuensi output
mempengaruhi nilai konstanta begitupun dengan nilai selisih tegangan
input. Nilai kf menentukan kelinearitasan sinyal termodulasi FM.
- Semakin besar nilai frekuensi carrier, maka semakin renggang gelombang
hasil modulasi frekuensinya.
- Komponen pre-emphasis yang ditempatkannya pada awal sebelum sinyal
itu sempat masuk pada modulator menyebabkan nilai faktor deviasi
meningkat, untuk mengantisipasi penurunan deviasi frekuensi.
- Fungsi komponen emphasis itu sendiri yang duguakan untuk
meningkatkan gain. Untuk mencegah atau mengurangi kecacatan sinyal.

2. Shaffanah Ghaniyah Miranda


Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
- FM (Modulasi Frekuensi) merupakan modulasi yang mana Sinyal
pemodulasi atau Sinyal Informasi akan mengubah besarnya frekuensi
Sinyal Pembawa (Carrier), sedangkan Amplitudonya akan konstan selama
proses modulasi. Dalam percobaan dibuktikan dengan adanya
potensiometer yang dapat menentukan besarnya Tegangan Input, sehingga
juga dapat menentukan nilai Frekuensi Output yang dihasilkan tergantung
pada posisi potensiometer nya.
- Suatu rangkaian FM yang memiliki nilai Linearitas yang baik adalah yang
menghasilkan Frekuensi Output yang stabil atau dapat dikatakan ketika
nilai konstanta frekuensi untuk setiap ∆Va tegangan adalah konstan (nilai
yang dihasilkan sama atau mendekati).
- Pada rangkaian Pre-emphasis FM, Amplitudo akan dinaikan oleh
frekuensi sinyal pemodulasi seiring dengan kenaikan Frekuensinya agar
simpangan frekensi sinyal pembawa dapat maksimal ke kiri dan ke kanan
untuk seluruh spektrum frekuensi sinyal pemodulasi. Penempatan
komponen pre-emphasis yang ditempatkan pada awal sebelum sinyal itu
sempat masuk pada modulator sehingga dapat mencegah pengaruh
kecacatan pada sinyal yang diterima.

3. Yusron Ardiansyah
Dapat disimpulkan bahwa :
- Pada sistem FM, frekuensi output modulator beruah-ubah seiring dengan
perubahan tegangan input modulator.
- Komponen pre-emphasis yang ditempatkan pada awal sebelum sinyal itu
sempat masuk pada modulator menyebabkan nilai faktor deviasi
meningkat.
- Fungsi dari komponen pre-emphasis itu sendiri yang digunakan untuk
meningkatkan gain.
- Pada teknik AM, amplitudo gelombang carrier akan diubah seiring dengan
perubahan sinyal informasi masukkan. Sedangkan teknik modulasi FM,
frekuensi gelombang carrier akan berubah seiring perubahan sinyal
informasi.
- Gelombang FM lebih banyak kelebihannya dari pada AM

VIII. Referensi
Triprijooetomo, ST. MT, “Laboratorium Sistem Telekomunikasi : Frequency
Modulation”
Rafsyam, Yenniwarti, “Bahan Ajar : Modulasi Frekuensi”
https://elib.unikom.ac.id/. “Pemancar FM”. Bandung : Lib.UNIKOM diakses
pada 1 Oktober 2021
IX. Lampiran
Dokumentasi
Hasil Pengukuran Rangkaian I

Saat potensiometer minimum Saat potensiometer maksimum


Hasil pengukuran Rangkaian II

Saat Vin = 10 Volt Saat Vin = -10 Volt

Saat Vin = 6 Volt Saat Vin = -6 Volt

Anda mungkin juga menyukai