PENDAHULUAN
pendidikan menjadi persoalan serius bagi dunia pendidikan bangsa ini. Sebab
bangsa. Bangsa yang maju selalu disukung oleh kualitas pendidikan yang
Menurut Nurhadi, dkk. salah satu aspek penting yang harus dilakukan
bahwa harus ada upaya terobosan untuk mencari strategi dan metode
potensi siswa.1
efektif dan efisien, maka penguasaan materi saja tidaklah cukup. Ia harus
menguasai berbagai teknik atau metode penyampaian yang tepat dalam proses
1
Ahmad Munjin Nasih dan Lilik Nur Kholidah, Metode dan teknik Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam, ( Bandung : PT Refika Aditama, 2009), h. 115
1
2
yang diajarkan dan kemampuan peserta didik. Pemilihan teknik dan metode
memiliki metode mengajar yang beraneka ragam, agar dalam proses belajar
divariasikan, yaitu disesuaikan dengan tipe belajar siswa dan kondisi serta
situasi yang ada pada saat itu, sehingga tujuan pengajaran yang telah
dirumuskan oleh pendidik dapat terwujud atau tercapai. Dalam Q.S. Ali Imran
2
Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, ((Jakarta : PT
Rineka Cipta, 2005), h. 231
3
mengajar, untuk mencapai hasil dan tujuan yang diinginkan maka seorang
kondisi belajar bagi siswa. Untuk mencapai pembelajaran yang efektif dan
mental dan tindakan pelajar itu sendiri. Kegiatan belajar akan aktif apabila
kepada siswa lain, proses belajar yang sesungguhnya tidak akan terjadi. 3 Hal
ini dimaksudkan untuk menjaga perhatian siswa selama proses belajar terjadi.
3
Melvin L. Silbermen, Active Learning : 101 cara belajar siswa aktif, (Bandung :
Nusamedia, 2006), h. 27
4
karena itu, guru agama terutama guru di Madrasah Diniyah yang dalam
Salah satu metode yang dapat menggugah semangat dan minat belajar
dalam proses belajar mengajar adalah metode Active Debate atau debat aktif.
Debat dapat menjadi metode berharga yang dapat mendorong pemikiran dan
strategi yang secara aktif melibatkan setiap siswa di dalam kelas, bukan
Dalam era terbuka seperti sekarang ini, debat menjadi sangat penting,
yang berupa mencari jalan tengah yang diharapkan dapat melibatkan guru
4
Mulyasa, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, (Bandung : Remaja Rosda
Karya, 2002), h.1
5
Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta : Rineke Cipta, 1996), h.
32
6
Melvin L. Silbermen, Active Learning, …. h. 41
5
belajar mengajar tanpa dominasi yang berlebihan dari kedua belah pihak dan
diharapkan pula dengan adanya kerjasama yang terjalin antara siswa dalam
perbedaan, kerap terjadi tarik ulur argumentasi antar satu ulama’ dengan
dikaji, dicarikan duduk hukumnya. Pada tahapan ini, keinginan anak didik
6
sangat besar.
tepat menentukan pada proses pembelajaran. Salah satu metode yang relevan
diterapkan dalam Fiqih adalah metode Active Debate atau Debat Aktif.
peserta didik tidak hanya pasif mendengarkan ceramah dari pendidik akan
tetapi peserta didik juga ikut aktif dalam proses pembelajaran sehingga
peserta didik tidak bosan dan mampu memahami mata pelajaran dengan baik.
Surabaya.
7
B. Rumusan Masalah
Surabaya?
Surabaya ?
C. Tujuan Penelitian
Agar sasaran yang akan dicapai dalam penelitian ini lebih terarah,
maka penulis perlu menjabarkan tujuan dan kegunaan penelitian yang akan
dicapai :
Hijroh
8
Hijroh
D. Kegunaan Penelitian
1. Akademis
pendidikan di Indonesia.
2. Individu
3. Sosial
Hijroh Surabaya
9
E. Definisi Operasional
judul skripsi ini, maka penulis tegaskan beberapa istilah yang terdapat dalam
2. Metode Active Debate : Metode yaitu cara kerja yang bersistem untuk
7
Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta : Balai Pustaka, 1988), h. 427
8
E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, Konsep Karakteristik dan Implementasi,
(Bandung : Remaja Rosda Karya, 2002), h.15
9
Kamus Besar Bahasa Indonesia., h.580
10
yang dimaksud disini adalah salah satu bidang study di Madrasah Diniyah
ibadah dan muamalah dengan baik dan benar agar peserta didik untuk
skripsi ini adalah peneliti ingin sekali mendeskripsikan secara detail tentang
10
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 1999), h. 113-
114
11
Syekh Muhammad bin Qasim Al-Ghazy, Fatchul Qarib, Juz I, ( Surabaya:Al-Hidayah,
1991), h. 16
11
Fiqih di Madrasah Diniyah Darul Hijroh serta faktor-faktor apa saja yang
F. Sistematika Pembahasan
maksud yang sesuai dengan judul, maka pembahasan ini penulis susun
menjadi lima bab dan tiap bab tersusun dari beberapa sub dan akan dijabarkan
tentang metode Active Debate, dengan sub pokok bahasan: Pengertian metode
Teknik dalam Active Debate dan kebaikan serta kelemahan metode Active
Hijroh Surabaya, Tujuan, Visi, dan Misi Madrasah Diniyah Darul Hijroh
data dan analisa hasil penelitian tentang intrepretasi penulis, dengan data -data
Active Debate pada mata pelajaran Fiqih di Madrasah Diniyah Darul Hijroh
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Yunani, yaitu “methodos”. Kata ini terdiri dari dua suku kata, yaitu
“metha” yang berarti melalui atau melewati, dan “hodos” yang berarti
jalan atau cara. Maka metode memiliki arti suatu jalan yang dilalui untuk
sebagai cara yang teratur dan terpikir dengan baik untuk mencapai maksud
(dalam ilmu pengetahuan, dsb), atau cara kerja yang bersistem untuk
ditentukan.2
pelajaran dengan mudah, efektif dan dapat dicerna dengan baik. Menurut
1
Ismail SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, (Semarang : Rasail
Media Group, 2008), h. 7
2
Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1988), h. 580
13
14
mendefinisikan metode sebagai cara yang paling tepat dan cepat dalam
melakukan sesuatu.3
sampai pada tujuan tertentu, baik dalam kaitan lingkungan, maupun dalam
petunjuk yang diberikan kepada orang supaya diketahui. Dari kata “ajar”
ini lahirlah kata kerja “belajar” yang berarti berlatih atau berusaha
pembelajaran siswa. 5
siswa mempelajari sesuatu dengan cara lebih efektif dan efisien. Ketiga,
3
Ahmad Tafsir, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Bandung : Remaja Rosda Karya,
2007), h. 9
4
Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, ( Jakarta : Kalam Mulia, 2005), h. 3
5
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 1999), h. 113-
114
15
Daradjat, bahwa metode pembelajaran adalah suatu cara atau system yang
tersebut.9
metode pembelajaran adalah suatu cara atau jalan yang ditempuh yan
6
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2001), h. 48
7
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Kalam Mulia, 2008), h. 236
8
Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam……… h.3
9
Ahmad Munjin Nasih dan Lilik Nur Kholidah, Metode dan teknik Pembelajaran Pendidikan
Agama Islam, …… h. 115
16
sesuai dan serasi untuk menyajikan suatu hal sehingga akan tercapai suatu
menghasilkan belajar yang lebih baik. Maka salah satu ketrampilan guru
Setiap pendidik atau guru haruslah mengerti dengan jelas tentang tujuan
sebab tujuan itulah yang akan menjadi sasaran dan menjadi pengarah
10
Ismail SM. Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM,….. h.8
11
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standard Proses Pendidikan, (Jakarta :
Kencana Prenada Media Group, 2006), h.145
12
Sobry Sutikno, Brelajar dan Pembelajaran, (Bandung : Prospect, 2009), h.87
17
2) Peserta Didik
3) Bahan Pelajaran
terbatas pada aktifitas fisik saja akan tetapi juga meliputi aktivitas yang
13
Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam,…….. h. 12
18
mengajar.
nilai-nilai Ilahiah. 14
14
Ahmad Munjin Nasih dan Lilik Nur Kholidah,……... h.30
15
M Arifin, Ilmu Pendidikan Islam Suatu Tujuan Teoritis Dan Praktis Berdasarkan
Pendekatan Interdisipliner, (Jakarta : Bumi Aksara, 1994), h. 197
20
profesional, yaitu guru yang antara lain ditandai oleh penguasaan yang
dan perkiraan dengan tepat. Guru yang professional adalah guru yang
ِﻘﹶﺔ ﺍﻟﻄﹶّﺮِﻳ ﻣِﻦﻢ ﺍﹶﻫﺭِّﺱﺪ ﺍﻟﹾﻤ ﻟﹶﻜِﻦّﺓِ ﻭﺎﺩ ﺍﻟﹾﻤّ ﻣِﻦﻢﻘﹶﺔﹸ ﺃﹶﻫﺍﹶﻟﱠﻄﺮِﻳ
16
Zakiyah Darajat, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, 2008), h.
262
21
suatu perdebatan yang secara aktif melibatkan setiap peserta didik dalam
atau perbantahan tentang suatu hal dengan saling memberi alasan untuk
yang berasal dari Bahasa Inggris, dalam bahasa Indonesia berarti aktif yang
artinya adalah giat atau berusaha, dalam artian metode ini merupakan
17
A. Malik Fadjar, Holastika Pemikiran Pendidikan, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2005),
h.188
18
Mel Silbermen, Active Learning : 101 Strategi Pembelajaran Aktif, ( Yogyakata : Pustaka
Insan Madani, 2007), h.127
19
Kamus Besar Bahasa Indonesia, …. h. 234
20
Ibid., … h. 26
22
Active debate atau debat aktif adalah teknik berbicara dari pihak
yang pro dan kontra untuk menyampaikan pendapat mereka, dapat diikui
oleh suatu tangkisan atau tidak, dan anggota kelompok dapat bertanya
aktif dalam proses belajar mengajar tanpa dominasi yang berlebihan dari
kedua belah pihak dan diharapkan pula dengan adanya kerjasama yang
terjalin antara siswa dalam kelompok dapat menunjang minat belajar siswa.
anak didik dalam berbicara dan bertanggung jawab atas pengetahuan yang
Proses dalam Active debate tercirikan oleh adanya dua pihak atau
mempengaruhi sikap dan pendapat orang atau pihak lain agar mereka mau
21
Abu Ahmadi, Joko Tri Prasetya, Strategi Belajar Mengajar,……. h.150
22
Hisyam Zaini dkk, Strategi Pembelajaran Akti,f (Yogyakarta: Insan Madani, 2008), h.38
23
dipertimbangkan pula bila kelompok itu besar, metode Active debate dapat
pemikirannya.23
23
Roestiyah, N. K. Strategi Belajar Mengajar,…. h.148
24
Marno & M. Idris, Strategi & Metode Pengajaran ; Menciptakan Keterampilan Mengajar
yang Efektif dan Edukatif, (Yogyakarta : Ar-Ruzz, 2008), h. 159
25
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, …. h.228
24
keputusan.26
debate ini adalah untuk melatih siswa agar mencari argumentasi yang kuat
antara lain:
pengalaman debat.
efektif.
kritis, serta komunikasi lisan dan tulisan. Selain itu, model belajar ini
masih belum mengenal tata cara berdiskusi agar mereka dapat lancar
mengikutinya.29
karena merupakan bagian yang saling berkaitan antara satu dengan yang
adalah:
a. Tema
28
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, …. h.229
29
Basyiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, (Jakara : Ciputra Pers,
2002), h.36-40.
27
dilaksanakan.
pendapat kritis dan rasa ingin tahu pendengar. Untuk itu, sebuah tema
keputusan.
b. Moderator
yang segar misalnya melalui humor yang sehat. Disamping itu, seorang
c. Peserta
dalam debat.
usul mereka. Sehubungan dengan hal itu, terdapat sejumlah faktor yang
harus diketahui dan dimiliki oleh peserta debat selaku pembicara atau
1) Ethos
30
Surjadi, Membuat Siswa Aktif Belajar, (Bandung : Mandar Maju, 1989), h.50
30
yang dibicarakan.
2) Pothos
3) Logos
1. Mengemukakan pendapatnya.
mereka.
pendapat mereka.31
d. Pendengar
adalah:
mendengarkan.
pendukungnya.
dimiliki.
31
Ibid., h.51
32
e. Waktu
dimulai.
f. Usul
1. Inti
32
Ibid., h. 50
33
2. Argumentasi
3. Pembuktian
konkrit. Biasanya pembuktian ini dalam ini dalam bentuk data dan
fakta.33
33
Jos Daniel Parera, Belajar Mengemukakan Pendapat, (Jakarta : Erlangga, 1991), h.185
34
sebelumnya)
dibahas
pertemuan berikutnya.
tahapan pengajaran.34
yang akan dicapai. Selain itu juga harus disesuaikan dengan jenis materi,
34
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan; dengan Pendekatan Baru, (Bandung : PT
Remaja Rosdakarya, 2007)., h. 216-218
35
Hamzah B uno, Model Pembelajaran menciptakan Proses Belajar Mengajar yang
kreatif dan Efektif, (Jakarta : Bumi Aksara, 2008), h. 7
36
teknik pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru. Tetapi tidak semua
Dalam hal ini spesifikasi yang dilakukan dalam tahap instruksional adalah
a. Bagilah kelas ke dalam dua tim. Mintalah satu kelompok yang “pro”
peserta didik, anda dapat membuat tiga subkelompok “pro” dan tiga
argumen yang bisa mereka diskusikan dan seleksi. Pada akhir diskusi,
yang ada) untuk para juru bicara pada kelompok “pro” dan jumlah kursi
yang sama untuk para juru bicara kelompok kontra. Tempatkan siswa
Hisyam Zaini Dkk, Strategi Pembelajaran Aktif, (Yogyakarta: Pustaka Insan Madani,
2008), h.38-39
37
yang lain di belakang para juri. Untuk awal, susunan akan nampak
seperti ini :
Tabel 2.1
X X
X Pro Kontra X
X Pro Kontra X
X Pro Kontra X
X Pro Kontra X
X X
f. Pada saat yang tepat akhiri debat. Tidak perlu menentukan kelompok
g. Demi kelancaran debat perlu ada pemimpin atau yang disebut dengan
moderator.
h. Bila jumlah siswa dalam satu kelas banyak, maka sebagaian mereka
ada yang dijadikan pendengar. Bila ada waktu pendengar juga dapat
dimintai tanggapannya. 38
evaluasi sehingga siswa dapat menemukan jawaban sebagai titik temu dari
debat berlangsung.40
37
Hisyam Zaini Dkk, Strategi Pembelajaran Aktif,… h.39
38
Sriyono, Teknik Belajar Mengajar Dalam CBSA, ….. h.111
39
Ismail SM. Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, …. h.81
40
Agus Suprijono, Cooperative Learning, … h. 100
39
daya upaya untuk mencapai maksud dan tujuan debat dengan suatu sistem
Pada dasarnya teknik debat terdiri dari dua macam, sesuai dengan
pengelompokannya, ada yang berposisi sebagai penguat usul dan ada yang
menentangnya.
melalui:
1) Taktik Penegasan
41
Mel Silbermen, Active Learning : 101 Strategi Pembelajaran Aktif, …….. h.129
40
kesepakatan.
2) Taktik Bertahan
Teknik dan taktik diatas adalah cara efektif untuk mengawal proses
perdebatan.
berikut:
41
memperbaiki pandangannya.
dibicarakan.
sistematis.
i. Hasil diskusi dapat dipahami oleh para siswa karena mereka secara
42
Abdul Mujib, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Kencana, 2006), h.190
42
perdebatan itu.
besar.43
menemukan sedikit hambatan yang mana bila dapat diatasi, guru akan
43
Roestiyah. N. K. Strategi Belajar Mengajar, … h.149
43
diskusi dapat menimbulkan sikap acuh tak acuh dan tidak ikut
lain.
didiskusikan.
g. Agar dapat terlaksana dengan baik maka perlu persiapan yang teliti
sebelumnya.45
44
Sriyono, Teknik Belajar Mengajar Dalam CBSA,… h.112
45
Abu Ahmadi, Joko Tri Prasetya, Strategi Belajar Mengajar,…… h.150
46
Ahmad Rofiq. M.A, Hukum Islam Di Indonesia, (Jakarta: Raja Graffindo Persada, 1997),
h.5
44
sebagai suatu ilmu yang mengkaji hukum syara’ yaitu fiman Allah yang
sunnah dan makruh atau pilihan yaitu mubah, ataupun ketetapan seperti
syarat dan mani’ yang kesemuanya digali dari dalil-dalilnya yaitu Al-
Qur’an dan As-Sunah melalui dalil-dalil yang terinci seperti Ijma’, Qiyas
dan lain-lain.47
mengetahui apakah suatu perbuatan itu wajib atau sunnah, haram atau
yang kedua adalah untuk hukum-hukum syari’at itu sendiri (Yaitu hukum
apa saja yang terkandung dalam shalat, zakat, puasa, haji, dan lainnya
47
Muhamad Azhar, Fiqih Kontemporer Dalam Pandangan Neomodernisme Islam,
(Yogyakarta: Lesiska, 1996), h.4
45
sunnahnya).
Fiqih merupakan salah satu disiplin ilmu Islam yang bisa menjadi
serta Ijma (kesepakatan) dan Ijtihad para ulama kaum muslimin, niscaya
sebagai berikut:
wudhu, shalat, puasa, haji dan yang lainnya. Dan ini disebut dengan
Fiqih Ibadah.
kewajiban taat dalam hal yang bukan ma’siat, dan yang lainnya. Dan
dan yang lainnya. Dan ini dinamakan dengan Fiqih as- Siyar
maupun yang buruk. Dan ini disebut dengan Adab dan Akhlak
a. Al-Qur’an
pada mushaf, dari awal surat Al-Fatihah (1) sampai akhir surat An-
Naas (114).48
48
Rosihon Anwar, Ulumul Qur’an, (Bandung : Pustaka Setia, 2000), h. 32
48
b. Al-Hadits
taqrir Nabi. 49
49
M. Noor Sulaiman, Antologi Ilmu Hadits, (Jakarta : Gaung Persada Press, 2008), h. 1
49
Firman Allah :
c. Ijma’
umat Muhammad saw dari suatu generasi atas suatu hukum syar’i,
telah menjadi suatu ijma’ hukumnya wajib. Dari Abu Bashrah ra,
50
Fathurrahman, Ikhtisar Musthalahul Hadits, (Bandung : PT Al-Ma’arif. 1974), h. 61
51
M. Rifa’I, Ushul Fiqih, (Bandung, PT Al-Ma’arif. 1973 ), h. 128
50
maka untuk hal yang seperti ini kita melihat, apakah hal tersebut
d. Qiyas
antara keduanya. Pada Qiyas inilah kita meruju’ apabila kita tidak
52
Ibid., h. 133
51
berikut:
Islam secara terperinci dan menyeluruh baik baik dari dalil naqli
kesejahteraan hidup
praktik ibadah yang tampak kering. Cara-cara seperti itu diakui atau tidak
membuat siswa tampak bosan, jenuh, dan kurang bersemangat dalam belajar
agama.
perbedaan, kerap terjadi tarik ulur argumentasi antar satu ulama’ dengan
dikaji, dicarikan duduk hukumnya. Pada tahapan ini, keinginan anak didik
sangat besar.
tepat menentukan pada proses pembelajaran. Salah satu metode yang relevan
diterapkan dalam Fiqih adalah metode Active Debate atau Debat Aktif.
a) Kandungan Materi
54
lain-lain.
b) Karakter Materi
bahwa yang dibahas dalam fiqih adalah pendapat para Ulama’ dan ahli
kondisi in, dapat dipastikan akan terjadi tarik ulur argumentasi antara
untuk serius belajar hukum Islam harus di fasilitasi dengan baik dan
terarah.
hubungan social antar individu siswa sehingga menimbulkan rasa harga diri,
berpikir dari orang lain untuk dijadikan panutan, membantu siswa lain yang
METODE PENELITIAN
Kata metode berasal dari bahasa Yunani Metodos, yang berasal dari
dua suku kata yaitu “Meta” yang artinya menuju, melalui, sesudah, mengikuti,
dan “Hodos” yang artinya jalan, cara, atau arah. Sehingga metode dalam arti
luas adalah cara bertindak menurut sistem atau aturan tertentu. 1 Sedangkan
tersebut. Penelitian dilakukan karena adanya hasrat ingin tahu manusia yang
berawal dari kekaguman manusia akan alam yang dihadapainya.3 Jadi, Metode
penelitian merupakan salah satu kegiatan yang digunakan oleh peneliti untuk
1
Sudarto, Metodologi Penelitian Filasafat, (Jakarta : Raja Gravindo Persada, 2002), h. 41
2
Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Jilid I, (Yogyakarta : Andi Offset, 1991 ), h. 4
3
Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2003), h.2
55
lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. 4 Sedangkan menurut Kirk
dan Miller seperti yang juga dikutip oleh Moeloeng, menyatakan bahwa
ini memang terjadi secara alamiah, apa adanya, dalam situasi normal yang
secara alami atau natural”. Dengan sifatnya ini maka dituntut keterlibatan
sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran,
4
Moh. Kasiram, Metodologi Penelitian Kualitatif – kuantitatif, ( Malang : UIN Maliki
Press, 2010), h.175
5
Lexy J. Moeloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif, ( Bandung : PT Remaja Rosda
Karya, 2002), h.11
6
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya, (Jakarta : PT
Bumi Aksara, 2008), h.157
7
Sanapiah Faisol, Format-Format penelitian Sosial ( Jakarta : Rajawali Press, 1992), h.
20
ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.8 Adapun hasil analisis
daerah atau subyek yang sangat sempit tetapi dari sifat penelitian, penelitian
100 Surabaya, serta apa saja faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan
8
M. Nazir, Metode Penelitian, (Jakarta : Ghalia Indonesia, 2003), h.53.
9
Nana Sudjana dan Ibrahim, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, (Bandung : Sinar
Baru Algensindo, 2001), h.197-198
10
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, ( Jakarta : Rineke
Cipta, 2002), h.120.
B. Kehadiran Peneliti
hari penelitian untuk dapat terlibat langsung dalam proses belajar mengajar
C. Lokasi Penelitian
11
S. Nasution, Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif, (Bandung : Tarsito, 2003), h. 9
12
Ibid., h.121
Sunnah yang terletak di Jalan Kedung Tarukan 100 Surabaya karena lembaga
D. Sumber Data
Data dalam penelitian ini berupa data kualitatif yang dipahami sebagai data
yang tidak bisa diukur atau dinilai dengan angka secara langsung. Data
lapangan.13
yang diperlukan. Menurut Lofland dan Lofland, sumber data utama dalam
kualitatif, maka jenis data dibagi dalam kata-kata dan tindakan, sumber data
13
Andi Prastowo, Menguasai Teknik-Teknik Koleksi Data Penelitian Kualitatif,
(Jogjakarta : DIVA Press, 2010), h.13
14
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta : Rineke
Cipta, 2002),h.107
15
Lexy J. Moeloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif,…. h.112
1. Kata–kata dan Tindakan
pengambilan foto, atau film. Dalam penelitian ini yang termasuk sumber
2. Sumber tertulis
Dilihat dari segi sumber data, bahan tambahan yang berasal dari
sumber tertulis dapat dibagi atas sumber buku dan majalah ilmiah, sumber
3. Foto
Sekarang ini foto sudah lebih banyak dipakai sebagai alat untuk
induktif.16
Dalam penelitian ini, sumber data foto berupa foto yang berkaitan
16
Ibid,. h. 113-115
Sementara itu sumber data dalam penelitian ini dibedakan menjadi dua,
Sumber data primer sumber data utama adalah data yang diperoleh dari
tangan pertama atau data yang diperoleh langsung dari subyek penelitian.
data-data yang diperlukan dalam data primer. Adapun sumber data sekunder
yakni :
17
Saifuddin Azwar, Metode Penelitian, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2003), h.20
Sedangkan teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah
dengan teknik bola salju adalah peneliti memilih responden secara berantai.
semakin besar. Dalam penentuan sampel pertama-tama dipilih satu atau dua
orang, tetapi karena dengan orang pertama ini data dirasa belum lengkap,
maka peneliti mencari orang lain yang dipandang lebih tahu dan dapat
1. Metode Observasi
18
Djam’an Satori Dan Aan Komariah, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung : Alfabeta,
2010), h. 48
19
Sutrisno Hadi, Metodologi Research II, (Yogyakarta : Andi Offset, 1991), h.136
menggunakan pengamatan secara langsung tanpa menggunakan bantuan
sarana-sarana tertentu.20
dengan metode observasi, hasil yang diperoleh peneliti lebih jelas dan
terarah sesuai dengan apa adanya. Agar diperoleh pengamatan yang jelas
ikut dalam kegiatan tersebut. Dengan observasi partisipan ini, maka data
yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam, dan sampai mengetahui pada
Diniyah Darul Hijroh Surabaya, dan factor apa saja yang menjadi
itu teknik observasi juga bisa digunakan untuk mengamati kondisi sekolah,
20
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, ... h.204
21
Sugiyono, Memahami penelitian Kualitatif , …. h.64
2. Metode Interview
bahwa metode ini berbentuk tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih
secara fisik yang satu dapat melihat wajah yang lain dan juga mendengar
sendiri suaranya.22
untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat
juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih
mendalam pada sebuah kajian dari sumber yang relevan berupa pendapat,
22
Andi Prastowo, Menguasai Teknik-Teknik Koleksi Data,… h.14
23
Sugiyono, Memahami penelitian Kualitatif , … h. 72
mana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah
peneliti belum mengetahui secara pasti data apa yang akan diperoleh,
mengkaji lebih mendalam atau lebih fokus lagi pada hal-hal yang
permasalahan dengan bebas dan tidak terikat, dengan cara peneliti berterus
24
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek,….. h. 74
c. Apa saja faktor penghambat pelaksanaan Metode Active Debate di
Surabaya
Surabaya
Surabaya
bidang studi Fiqih, dan beberapa informan untuk memperoleh data yang
3. Metode Dokumentasi
transkip, catatan, surat kabar, majalah, prasasti, agenda, notulen rapat dan
sebagainya. 25 Menurut Sugiono, Dokumentasi merupakan catatan
foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain. Dokumen ada juga yang
berbentuk karya misalnya karya seni yang dapat berupa gambar, patung
autobiografinya.26
4. Triangulasi
sama.
data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi
27
Ibid,. h.83
yang penting dan yang akan dipelajari,dan membuat kesimpulan sehingga
lapangan, mempelajari suatu proses atau penemuan yang terjadi secara alami,
Selain itu, teknik analisis data dalam penelitian kualitatif juga bersifat
secara terus menerus sampai tuntas sehingga tidak diperoleh lagi data atau
informasi baru.31
28
Ibid,. h.89
29
Jonathan Sarwono, Metode Penelitian Kuantitatif & Kualitatif, (Yogyakarta : Graha
Ilmu, 2006), h.261
30
Nana Sudjana dan Ibrahim, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, ….. h.199
31
Sugiono, Memahami penelitian Kualitatif , … h. 91
Data yang diperoleh dilapangan jumlahnya cukup banyak, untuk
itu maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Untuk itu perlu segera
yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah
Pada tahap ini merupakan tahap akhir pada analisis yang bersifat
umum menjadi khusus. Dalam hal ini akan dijawab permasalah yang ada
adalah :
taksonomi.
32
Ibid,. h.242
penelitian. Hasil dari analisis data ini adalah Implementasi Metode
Hijroh Surabaya.
data. Uji kebasahan data meliputi uji kredebilitas data (Validitas Internal), Uji
penelitian lebih sering hanya ditekankan pada uji validitas dan reliabilitas.
ketepatan antara data yang terjadi pada obyek penelitian dengan data yang
dapat dilaporkan oleh peneliti. Dengan demikian data yang valid adalah “data
yang tidak berbeda” antar data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang
yang tidak sesuai dengan apa yang terjadi pada obyek, maka data tersebut
temuan, yaitu :
a. Perpanjangan Keikutsertaan
dicari dan kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci.
c. Triangulasi
Teknik ini dilakukan dengan cara mengeksplor hasil sementara atau hasil
sejawat. Maksud dari teknik ini adalah untuk membuat peneliti tetap
H. Tahap-Tahap Penelitian
Pada tahap ini peneliti membuat latar belakang masalah penelitian dan
33
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif,…. h. 175
Pada tahap ini peneliti memilih lokasi penelitian yang sesuai dengan
c. Mengurus perizinan
Pada tahap ini peneliti mulai berinteraksi dengan fenomena yang ada di
etik penelitian
Memahami latar penelitian adalah hal yang harus diperhatikan agar apa
terjadi di lapangan.
b. Memasuki lapangan
keadaan di lapangan.34
d. Mengidentifikasi data
34
Ibid., h. 99
76
BAB IV
penting dalan suatu perjuangan sekaligus satu nilai besar dari sebuah
(MD – DH) juga telah melewati lika liku perjuangan panjang yang
al-Maghfurlah Romo KH. Abdul Ghani dan Nyai Hj. Asfiyah Ishaq. Romo
Abdul Ghani merupakan salah satu Kyai Sepuh di Kota Surabaya yang
Rangkah Surabaya.
76
77
terbuka baik untuk santri yang menetap di pesantren ataupun santri dari
1
Hasil Wawancara dengan Mudirul Madrasah Diniyah Darul Hijroh, Ust. H. Muwafi
Fairuz Abadi, pada tanggal 20 Mei 2012
78
Usul Fiqih, Faro’idh, Tasawuf serta ilmu Tata Bahasa Arab seperti
Nahwu, Shorrof, I’rob, I’lal, Balaghoh, Arudl, Manthiq serta Falak, dan
ilmu-ilmu lainnya.2
Madrasah Diniyah Darul Hijroh hingga saat ini telah tumbuh dan
2
Hasil Wawancara dengan Waka Kurikulum Madrasah Diniyah Darul Hijroh, Ust. H.
Mucharror Al-Maqdisi, pada tanggal 20 Mei 2012
79
sekarang.
prestasi siswanya.4
3
Hasil Wawancara dengan Mudirul Madrasah Diniyah Darul Hijroh, Ust. H. Muwafi
Fairuz Abadi, pada tanggal 20 Mei 2012
4
Hasil Observasi dan Interview dengan Waka Kurikulum Madrasah Diniyah Darul Hijroh,
Ust. H. Mucharror Al – Maqdisi, 20 Mei 2012
5
Dokumentasi Madrasah Diniyah Darul Hijroh Surabaya, 20 Mei 2012
80
SURABAYA
3. Akte Pendirian
- Nomor : 46
- Kecamatan : Tambaksari
- Kotamadya : Surabaya
bangsa Indonesia.
6
Dokumentasi Madrasah Diniyah Darul Hijroh Surabaya, 20 Mei 2012
82
agama Islam.
proses pembelajaran.
pendidikan.
lingkungan sekitar
7
Dokumentasi Madrasah Diniyah Darul Hijroh Surabaya, 20 Mei 2012
83
yang ditentuka, terlepas apakah sekolah itu kecil / sekolah itu ditingkat
8
Hasil Observasi dan Interview dengan Waka Kurikulum Madrasah Diniyah Darul Hijroh,
Ust. H. Mucharror Al – Maqdisi, 21 Mei 2012
84
Tabel 4.1
KETUA YAYASAN
KEPALA SEKOLAH
BP BENDAHARA / TU
GURU WALI
KELAS
SISWA
bidang akademik. Berikut ini Daftar nama Guru dan Karyawan Madrasah
Tabel 4.2
9
Dokumen Madrasah Diniyah Darul Hijroh 21 Mei 2012
86
Ponpes Sidogiri /
9 Ust.H. Ali Fu'ad BP/ W. kelas III Was
Mu’adalah
Ponpes Lasem /
10 Ust.Abd Mughni Mu'allim Bidang studi
Mu’adalah
Ponpes Sidogiri /
11 Ust.Fatchur Rochman Mu'allim Bidang studi
Mu’adalah
Wali Kelas I Ponpes Sidogiri /
12 Ust.Moch Syueb
Wasthiyyah Mu’adalah
Wali Kelas V
13 Ust.Matlub Kailani PPIM / MA
Tamhidiyah
Wali Kelas III
14 Ust.M. Fakhrulloh PPIM / MA
Tamhidiyyah
Wali Kelas IV
15 Ust.Fatchi Yakun PPIM / LPBA
Tamhidiyyah
16 U. Muzammil Bendahara PPIM / MA
PPIM / S1 IAIN
17 Ust.Mundzir Murtadlo Mu'allim Bidang studi
Sunan Ampel
18 Ust.Chusnul Yaqin Mu'allim Bidang studi PPIM /MA
Wali Kelas II
19 Ust.Khoiruddin PPIM / LPBA
Tamhidiyyah
20 Ust.Much. Romli Mu'allim Bidang studi PPIM / MA
21 Ust.Fatchur Rochman Mu'allim Bidang studi PPIM. LPBA
PPIM / S1 IAIN
22 Ust.Achsanalloh Ilaik Mu'allim Bidang studi
Sunan Ampel
23 Ust.Moch Machin Mu'allim Bidang studi PPIM / MA
PPIM / S1 IAIN
24 Ust.Saiful Anwar Tata Usaha
Sunan Ampel
PPIM / S1 IAIN
25 Ust.Machmud Muallim Isti'dadiyyah
Sunan Ampel
26 Ust.Abd Rochim Muallim Isti'dadiyyah PPIM / MA
87
PPIM . S1 IAIN
27 Ust.ach. Zuhdi Muallim Isti'dadiyyah
Sunan Ampel
28 Ust.much. Miaji Muallim Isti'dadiyyah PPIM / MA
PPIM / S1 IAIN
29 Ust.Imam Fakhrur Rozi Mu'allim Bidang studi
Sunan Ampel
30 Ust.much. Naufal Mu'allim Bidang studi PPIM / MA
Ponpes Salafiyah
Mu'allimah Bidang
31 Ustdz. Chulaimiyah Bangil / S1 IAIN
studi
Sunan Ampel
Mu'allimah Bidang Ponpes Lirboyo / S1
32 Ustdz. Maftuchah
studi IAIN Sunan Ampel
Muallimah Bidang PPIBM / S1 IAIN
33 Ustdzh. Muwachidah
Studi Sunan Ampel
Ustdz. Mauhibah Muallimah Bidang Ponpes Lirboyo
34
Lu’luiyah Studi
Tabel 4.3
JUMLAH SISWA
NO TINGKAT
2009 / 2010 2010 / 2011 2011 / 2012
1 Isti’dadiyyah 65 70 90
2 Tamhidiyyah 60 65 80
3 Wasthiyyah 15 10 20
10
Hasil Observasi dan Interview dengan Waka Sar Pras Madrasah Diniyah Darul Hijroh,
Ust. Muhammad Arif, S. Pd. I, pada tanggal 21 Mei 2012
88
nit-unit Pendidikan
a. Pendidikan formal
1) RA Darul Hijroh
2) MI Darul Hijroh
b. Pendidikan informal
- Tingkatan Tamhidiyah
- Tingkatan Wasthiyah
Taghonni
8) Bahtsul Masail
diantaranya:
dan prasarana yang peneliti peroleh dari hasil observasi dan dokumentasi
Tabel 4.4
11
Hasil Wawancara dengan Mudirul Madrasah Diniyah Darul Hijroh, Ust. H. Muwafi
Fairuz Abadi, pada tanggal 20 Mei 2012
12
Hasil Observasi dan Interview dengan Waka Sarpras Madrasah Diniyah Darul Hijroh, U.
Muhammad Arif, S.Pd.I. Itanggal 25 Me i2012
90
Terdiri dari
6 Asrama Milik Sendiri asrama putra
dan asrama putri
Jumlah
komputer
LAB
8 1 40 M2 Milik Sendiri sebanyak 15 unit
Komputer
dan dilengkapi
dengan 3 printer
Koperasi ini
9 Koperasi 1 10 M2 Milik Sendiri dikelola oleh
siswa dan siswi
Ruang
12 Bendahara / 1 10 M2 Milik Sendiri Baik
TU
a. Kurikulum
berupa funun kitab-kitab yang diajarkan pada para santri. Kitab-kitab ini
harus dipelajari sampai tuntas, sebelum dapat naik jenjang ke kitab lain
sampai yang berat, dari kitab yang mudah ke kitab yang lebih sukar, dari
- 15 Menit: Istirahat
b. Media pembelajaran
13
Departemen Agama RI, Pondok Pesantren dan Madrasah Diniyah, Prtumbuhan dan
Perkembangannya, (Jakarta : Dirjen Kelembagaan Agama Islam, 2003), 31
93
sebagainya. 14
c. Evaluasi
materi yang telah di ajarkan oleh guru. Tujuannya adalah terkait untuk
mengetahui sejauh mana materi bisa di terima dengan baik oleh murid
2. Evaluasi terprogram
14
Hasil Observasi dan Interview dengan Waka Kurikulum Madrasah Diniyah Darul
Hijroh, Ust. H. Mucharror Al – Maqdisi, 25 Mei 2012
94
metode Active Debate, proses evaluasi dilakukan guru pada akhir proses,
B. Deskripsi Data
15
Hasil Observasi dan Interview dengan Waka Kurikulum Madrasah Diniyah Darul
Hijroh, Ust. H. Mucharror Al – Maqdisi, 25 Mei 2012
95
pembelajaran (RPP), media yang akan dipakai, serta kreatifitas guru untuk
aktif dalam mengikuti pelajaran. Pada materi tertentu pada bidang studi
metode active debate pada pembelajaran fiqih di sub bahasan nikah di kelas V
menjadi dua bagian. Yang satu kelompok pro dan yang lain
atau pendengar.
16
Hasil Observasi pelaksanaan Metode Active Debate Pada Pembelajaran Fiqih Di
Madrasah Diniyah Darul Hijroh, 02 Juni 2012
96
demikian seterusnya.
masing.
dalam active debate, guru menulis ide inti dari setiap pembicaraan
terpenuhi.
10) Ketika waktu dirasa cukup ide yang menjadi harapan pokok
maupun pengayaan.
17
Hasil Observasi pelaksanaan Metode Active Debate Pada Pembelajaran Fiqih Di
Madrasah Diniyah Darul Hijroh, 02 Juni 2012
98
sedemikaian rapi, dan dalam pelaksanaan metode ini, guru juga selalu
menggunakan metode debat ini. Selain itu, sarana dan prasarana yang ada di
ini :
a) Kandungan Materi
untuk diteliti dan dikritisi. Pada kondisi ini, dapat dipastikan akan
terjadi tarik ulur argumentasi antara siswa satu dengan siswa yang
18
Observasi dan Interview dengan Guru Pengajar Fiqih di Madrasah Diniyah Darul Hijroh,
Ustadzah Achmadah Chulaimiyah, pada 30 Mei 2012
100
lain, kecenderungan anak didik untuk serius belajar hukum Islam harus
berpikir dari orang lain untuk dijadikan panutan, membantu siswa lain
19
Hasil Observasi dan Interview dengan Pengajar Fiqih, Ustadzah Achmadah
Chulaimiyah, 25 Mei 2012
101
Hal ini sesuai dengan apa yang disampaikan oleh Waka Sarana
dan Prasarana :
20
Hasil wawancara atau Interview dengan Waka Sarana dan Prasarana Madrasah Diniyah
Darul Hijroh, Ustadz Muhammad Arif, S.Pd.I, Pada tanggal 30 Mei 2012
102
e) Guru
dengan materi pelajaran dan juga keadaan siswa. Guru juga merupakan
guru.
termasuk sosok guru yang telah menenuhi apa yang telah diuraikan
maka guru fiqih mereka akan selalu siap dan terbuka untuk membantu
dengan guru bidang studi Fiqih, dapat dinyatakan bahwa agar proses
Madrasah Diniyah Darul Hijroh dalam bab nikah, hampir semua siswa
23
Observasi dan Interview dengan Laila, siswa Madrasah Diniyah Darul Hijroh pada 29
Mei 2012
24
Observasi dan Interview dengan Nur Jannah, siswa Madrasah Diniyah Darul Hijroh
pada 29 Mei 2012
104
1) Alokasi waktu
Darul Hijroh yaitu satu kali pertemuan dalam satu minggu dengan durasi
yang ada dengan baik demi tercapainya hasil belajar yang maksimal.
berlangsung ternyata masih banyak siswa yang kurang percaya diri saat
metode tersebut.
secara umum telah terlaksana dengan baik dan dalam penerapannya sudah
banyak memiliki kesesuaian dengan teori yang ada. Hal ini sesuai dengan hasil
tertentu pada bidang studi fiqih yakni materi-materi yang dapat dikaitkan
dengan isu-isu kompleks dalam kehidupan nyata sehari-hari siswa atau yang
sedang marak diperbincangkan saat itu dan topik atau permasalahan yang
Hijroh diantaranya adalah alokasi waktu yang kurang yakni satu kali
pertemuan dalam satu minggu dengan durasi waktu 60 menit yang terkadang
berakibat pada hasil debat yang kurang optimal. Skill berbicara yang kurang
merata pada semua siswa terkadang membuat siswa kurang percaya diri saat
mengeluarkan argumentasinya.
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Setelah melalui proses analisis data dari data yang peneliti dapatkan
kepala sekolah, guru, dan sarana prasarana yang memadai serta adanya
waktu yang kurang mencukupi dan skill berbicara yang kurang merata
pada siswa.
107
108
B. Saran
kegiatan dapat terlaksana dengan baik dan menghasilkan out put yang
baik juga. Serta agar lebih banyak mempersiapkan metode dan media
Active Debate ini tidak hanya diterapkan pada materi Fiqih saja, tetapi
sendiri dan gaya belajar yang sesuai dengan keinginan mereka untuk
sesuai materi.
4. Kepada guru agar lebih kreatif dan aktif untuk membuat dan
hanya fokus pada satu bidang ilmu pengetahuan karena antara satu
kegiatan sehari-harinya.
bagi kehidupan dan masa depan mereka dan agar mereka menjadi