Anda di halaman 1dari 12

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWAPADA

MATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM MELALUI


PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN
TIME TOKEN ARENDS DI KELAS X MIA 2
MAS TERPADU NURUL QODIRI

ABSTRAK

Agus Salim, S.Pd.I, 2023. Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan
Islam Melalui Penerapan Model Pembelajaran Time Token Arends Di Kelas X MIA 2 X MAS Terpadu
Nurul Qodiri. Pada Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam.

Kata Kunci : Model pembelajaran Time Token Arends dan Hasil Belajar.

Jurnal ini membahas tentang (1) Bagaimana cara meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran
Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) kelas X Mia2 Madrasah Aliyah Negeri (MAN) dengan menggunakan
model Time Token? (2) Bagaimana hasil dari penerapan Model Time Token Arends dalam meningkatkan
hasil belajar siswa pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) kelas X MIA 2 MAS Terpadu
Nurul Qodiri. Pada Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam ?
Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek dalam penelitian adalah siswa kelas X
Mia2 sebanyak 37 siswa (13 putra dan 24 putri). Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu
observasi, tes, dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan yaitu analisis data kuantitatif dan data
kualitatif. Data kuantitatif berasal dari data yang diperoleh melalui tes tertulis, dan data kulitatif diperoleh
dari hasil observasi terhadap hasil belajar siswa selama proses pembelajaran.
Penerapan model pembelajaran Time Token Arends di kelas X MIA 2 X MAS Terpadu Nurul Qodiri.
Pada Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam dilaksanakan dengan 2 siklus dan setiap siklus terdapat
dua kali pertemuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar siswa pada mata pelajaran SKI
kelas X MIA 2 MAS Terpadu Nurul Qodiri. Pada Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam sebelum
diterapkan model pembelajaran Time Token Arends rata-rata mencapai 37,27% ini berarti masih di
bawah batas ketuntasan siswa. Pada siklus I peneliti telah menerapkan model pembelajaran Time Token
Arends nilai rata-rata siswa mencapai 67,84%. Pada siklus II nilai rata-rata siswa mencapai 81,10%. Hal
ini telah membuktikan bahwa dengan penerapan model pembelajaran Time Token Arends dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di kelas X MIA 2 MAS
Terpadu Nurul Qodiri. Pada Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam.
A. Latar Belakang Masalah (4), Dia mengajarkan kepada manusia apa yang
tidak diketahuinya.
Pendidikan sangat penting dalam kehidupan Kurikulum menuntut siswa untuk bersikap aktif,
manusia. oleh karena itu, dari waktu ke waktu selalu kereatif dan inovatif dalam menanggapi setiap
ada usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan. pelajaran yang diajarkan. Setiap siswa harus dapat
Peningkatan mutu pendidikan dapat dilihat dari memanfaatkan ilmu yang diperolehnya dalam
semakin banyaknya didirikan lembaga-lembaga kehidupan sehari-hari. untuk itu, setiap pelajaran
pendidikan. selalu dikaitkan dengan lingkungan sosial
Pendidikan tidak akan terlepas dari proses belajar masyarakat. Sikap aktif, kreatif dan inovatif
mengajar. Belajar mengajar adalah suatu kegiatan terwujud dengan menempatkan siswa sebagai subjek
yang bernilai edukatif. Nilai edukatif mewarnai pendidikan. Peran guru di sini adalah sebagai
interaksi yang terjadi antara guru dengan anak didik. fasilitator dan bukan sumber utama pembelajaran.
Interaksi yang bernilai edukatif dikarenakan Salah satu model pembelajaran yang dapat
kegiatan belajar mengajar yang dilakukan diarahkan diterapkan untuk meningkatkan motivasi belajar
untuk mencapai tujuan tertentu yang telah siswa dalam pembelajaran Sejarah Kebudayaan
dirumuskan sebelum kegiatan pembelajaran Islam dalam aspek berbicara adalah model
dilakukan. Guru dengan sadar merencanakan pembelajaran Time Token Arends.
kegiatan pengajarannya dengan memanfaatkan Model pembelajaran Time Token merupakan model
segala sesuatunya guna kepentingan pengajaran. pembalajaran yang bertujuan agar masing-masing
Dalam proses pendidikan, guru merupakan salah anggota kelompok diskusi mendapatkan kesempatan
satu faktor yang menentukan keberhasilan siswanya. untuk memberikan konstribusi mereka dan
Dengan demikian, guru dalam proses belajar mendengarkan pandangan serta pemikiran anggota
mengajar guru tidak hanya dituntut agar mampu lain.
menyampaikan materi pelajaran dan menguasai Untuk latihan permulaan yang bertujuan melatih
bahan pelajaran, tetapi harus dapat mengaktifkan kemampuan berbicara sesama, lebih efektif kalau
siswa dalam proses belajar mengajar. Guru dilaksanakan secara kelompok. Mengingat jumlah
hendaknya selalu berusaha memberikan bimbingan peserta cukup banyak dalam suatu kelompok, maka
dan selalu mendorong semangat belajar anak didik, untuk melibatkan setiap individu, diskusi kelompok
mengorganisasikan kegiatan belajar sebaik mungkin lebih tepat. Selain untuk mencapai keefektifan
dan menjadi media informasi yang sangat berbicara, diskusi kelompok juga dapat
dibutuhkan siswa di bidang pengetahuan, menghilangkan kejemuan dalam berdiskusi karena
keterampilan dan prilaku atau sikap.2 diskusi lebih banyak melatih anggota/peserta
Di dalam proses belajar mengajar, guru harus berfikir logis (dalam diskusi ada proses adu
memiliki strategi, agar siswa dapat belajar secara argumentasi)
efektif dan efisien, mengena pada tujuan yang Argumentasi yang dikemukakan mendapat
diharapkan. Salah satu langkah untuk memiliki penilaian dari anggota lain, sehingga hal ini dapat
strategi itu ialah harus menguasai teknik-teknik meningkatkan kemampuan berfikir dalam
penyajian, atau biasa disebut metode mengajar. memecahkan suatu masalah, Umpan balik dapat
Metode mempunyai andil yang cukup besar dalam diterima secara langsung, sehingga hal ini dapat
kegiatan belajar mengajar. Kemampuan yang memperbaiki cara berbicara si pembicara, Peserta
diharapkan dapat dimiliki oleh anak didik, akan yang pasif dapat dirangsang supaya aktif berbicara
ditentukan oleh kerelevansian penggunaan suatu oleh moderator atau peserta yang lain, Para peserta
metode yang sesuai dengan tujuan. Itu berarti tujuan diskusi turut memberikan saham, turut
pembelajaran akan dapat dicapai dengan mempertimbangkan gagasan yang berbeda-beda dan
penggunaan metode yang tepat, sesuai dengan turut merumuskan bersama tanpa nafsu untuk
standar keberhasilan yang terpatri di dalam suatu menang sendiri.
tujuan. Mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Bedasarkan pengamatan, peneliti menjumpai adanya
adalah pelajaran yang dicatatan lengkap tentang beberapa permasalahan, diantaranya adalah
segala sesuatu yang dihasilkan oleh umat Islam kurangnya guru menggunakan pendekatan dan
untuk kemaslahatan hidup dan kehidupan manusia. metode yang tepat sehingga siswa kurang aktif dan
kurang bergairah dalam mengikuti pembelajaran di
Dalam proses belajar mengajar Sejarah Kebudayaan kelas sehingga hasil belajar belum maksimal.
Islam dibutuhkan adanya komunikasi antara guru Khususnya di kelas X Mia2 guru lebih dominan
dan siswa yang edukatif dan timbal balik yang harus menggunakan metode ceramah sehingga tidak
dicapai oleh guru dan siswa. Tujuan pembelajaran adanya interaksi antara pendidik dengan siswa.
Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah Aliyah Akibatnya, banyak siswa yang nilainya di bawah
adalah untuk membangun kesadaran peserta didik standar kriteria ketuntasan minimal (KKM)
tentang pentingnya mempelajari landasan ajaran, sehingga hasil belajar siswa menjadi rendah. Hal
nilai-nilai dan norma-norma Islam yang telah tersebut yang menjadikan alasan peneliti
dibangun oleh Rasulullah Saw. dalam rangka menggunakan Model pembelajaran Time Token
mengembangkan kebudayaan Islam dan peradaban Arends dalam pembelajaran Sejarah Kebudayaan
Islam. Hal ini sejalan dengan firman Allah swt. Islam. Kondisi ini terlihat dari gejala-gejala sebagai
dalam QS. Al‟Alaq / 96:1-5 yang artinya : berikut :
Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhan-mu yang Pertama, Siswa cepat merasa bosan dalam
menciptakan (1), Dia telah menciptaka manusia dari pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI).
segumpal darah Kedua, Hanya sebagian kecil siswa yang ikut
(2), Bacalah, dan Tuhan-mulah yang Maha mulia berpartisipasi aktif disaat proses pembelajaran.
(3), Yang mengajar (manusia) dengan pena Ketiga, Guru lebih banyak memberi atau
berceramah dan siswa hanya mendengarkan saja. proses pendidikan yang memberikan kesempatan
Keempat, Siswa tidak dapat mengembangkan bakat, peserta didik untuk mengembangkan potensi
minat dan kemampuan berbicara disebabkan keterampilan pengetahuan sikap yang diperlukan
kekurangtepatan guru memilih metode dan untuk hidup bermasyarakat oleh sebab, itu seluruh
pendekatan di dalam pembelajaran selama ini. kegiatan pembelajaran diarahkan agar peserta didik
Kelima, Siswa tidak tertarik terhadap pembelajaran, mampu berkompetensi. Untuk memenuhi standar itu
yang mengakibatkan siswa benyak bergurau dan diperlukan metode bagi seorang guru untuk dapat
main-main. Keenam, hanya beberapa orang siswa membantu dalam proses pembelajaran.
saja yang mau menyimak guru dengan baik. Metode pembelajaran kemudian dijabarkan kedalam
Ketujuh, siswa tidak berani untuk berpendapat. strategi dan teknik pembelajaran. Dengan demikian,
Untuk mengatasi masalah tersebut perlu digunakan strategi dan teknik pembelajaran dapat diartikan
suatu model pembelajaran yang memberdayakan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam
siswa, salah satunya adalah melalui Model mengimplementasikan suatu metode secara spesifik.
pembelajaran Time Token Arends. Guru harus Apabila antara pendekatan,strategi, metode, dan
kreatif dalam meningkatkan hasil belajar siswa teknik pembelajaran sudah terangkai menjadi satu
dengan cara memilih model pembelajatran yang kesatuan yang utuh maka terbentuklah apa yang
tepat dan merangsang siswa untuk lebih aktif dalam disebut Model Pembelajaran.
pembelajaran. Model pembelajaran merupakan seperangkat
kegiatan prosedural yang digunakan sebagai
Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah pedoman,tutorial seorang guru dalam menjalankan
Saw : fungsinya dan alat pencapai tujuan pembelajaran,
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Syu‟bah dengan kata lain,model pembelajaran juga
dari Abu Tayyah dia berkata : saya mendengar Anas merupakan bungkus dari serangkaian
bin Malik radiallahu „anhu berkata ; Nabi metode,pendekatan,dan teknik pembelajaran. Pada
shalallahu„alaihiwasallam bersabda : “ mudahkanlah Penelitian ini menggunakan model pembelajaran
setiap urusan dan janganlah kalian mempersulitnya, jenis Time Token yang merupakan model
buatlah mereka tenang dan jangan membuat mereka kooperative atau diskusi, namun ada yang
lari “.( HR. Al Bukhari Fi Kitab Al Ilmi). membedapakan diskusi Time Token dengan diskusi
Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik model lain yaitu model ini menggunakan ketepatan
untuk menerapkan model Tome Token ini untuk waktu pada saat penyampaian pendapat ketika
meningkatkan hasil belajar siswa di kelas X Mia 2 diskusi.
Madrasah Aliyah Swasta Terpadu Nurul Qodiri 2. Model Pembelajaran Time Token Arends
Lempuyang Bandar, dengan mengadakan penelitian
dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar Siswa Time Token itu sendiri berasal dari kata time artinya
Pada Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam waktu dan token artinya tanda.Time Token
Melalui Penerapan Model Pembelajaran Time merupakan model belajar dengan ciri adanya tanda
Token Arends di kelas X MIA 2 MAS Terpadu waktu atau batasan waktu. Batasan waktu disini
Nurul Qodiri Lempuyang Bandar. bertujuan untuk memacu dan memotivasi siswa
dalam mengeksploitasi kemampuan berfikir dan
A. Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) mengemukakan gagasannya. Model pembelajaran
ini cocok untuk mengembangkan keterampilan
Sejarah kebudayaan Islam (SKI) adalah aspek mata sosial siswa atau menghindari siswa mendominasi
pelajaran pendidikan Islam yang di dalamnya berisi bicara dan siswa lain hanya diam.
tentang sejarah Islam yang terjadi di masa lampau. Model Pembelajaran berdiskusi saat ini telah banyak
Mata pelajaran SKI dalam kurikulum Madrasah berkembang dengan berbagai variasi namun, yang
Aliyah salah satunya ialah mempelajari mengenai membedakan Model berdiskusi Time Token dengan
dakwah Rasulullah Saw periode Madinah. model berdiskusi yang lain adalah dengan kartu
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa : bicara yang menjadi ketepatan waktu dalam
menyampaikan pendapat ketika berdiskusi.
Model pembelajaran merupakan suatu cara yang Langkah-langkah dari model ini, sebagai berikut :
digunakan guru dalam menjalankan fungsinya yang
merupakan alat sebagai pencapaian tujuan
pembelajaran, yang mana model pembelajaran lebih
bersifat prosedural berisikan tahapan model 7
pembelajaran tertentu. Salah satu model
pembelajaran yaitu model pembelajaran Time
Token Arend. Model pembelajaran Time Token 1) Kondisikan siswa untuk
adalah suatu model pengajaran guru dengan melaksanakan diskusi (Cooperative
menggunakan pembelajaran secara kooperatif yang Learning/CL).
secara takniknya dapat membantu siswanya belajar 2) Tiap siswa diberi kupon berbicara dengan
di setiap mata pelajaran. Model pembelajaran ini waktu ± 30 detik.
digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa 3) Tiap siswa diberi sejumlah nilai sesuai
di dalam kelas. waktu keadaan.
B. Kajian Teori 4) Jika telah selesai bicara, kupon yang
dipegang siswa diserahkan,setiap berbicara satu
1. Model Pembelajaran kupon.
5) Siswa yang telah habis kuponnya tidak
Secara prinsip, kegiatan pembelajaran merupakan boleh bicara lagi, sedangkan yang masih memegang
kuponnya, harus bicara sampai kuponnya habis. pembinaan tingkah laku manusia yang ideal
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dalam kehidupan pribadi dan sosial anak-
kegiatan pembelajaran dimulai dengan melakukan anak dan mendorong mereka
persiapan dan dilanjutkan kegiatan pelaksanaan untukmengikuti teladan yang baik, dan
yang terdiri dari kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, bertingkah laku seperti Rasul.
kegiatan akhir. Sebagaimana yang telah dijelaskan Fungsi mempelajari sejarah kebudayaan ada tiga,
oleh Arends bahwa model time token kelebihan dan yaitu sebagai berikut :
kekurangan antara lain: a) Fungsi Edukatif
a. Kelebihan Melalui sejarah peserta didik ditanamkan
menegakkan nilai, prinsip, sikap hidup yang luhur
1. Semua siswa aktif dalam mengeluarkan dan Islami dalam menjalankan kehidupan sehari-
pendapatnya dan berpartisipasi dalam hari.
diskusi b) Fungsi Keilmuan
2. Dapat menumbuhkan dan melatih Peserta didik memperoleh pengetahuan yang
keberanian siswa dalam berpendapat bagi memadai tentang masa lalu Islam dan
siswa yang pemalu dan sukar berbicara. kebudayaannya.
3. Semua siswa mendapat waktu bicara yang c) Fungsi transformasi
sama sehingga tidak akan terjadi Sejarah merupakan salah satu sumber yang sangat
pendominasian pembicaraan dalam penting dalam rancang transformasi masyarakat.
berlangsungnya diskusi. d) Ruang Lingkup Pembelajaran Sejarah
4. Semua siswa mendapat kesempatan untuk Kebudayaan Islam
menggali dan mengemukakan ide-idenya Kerangka Pikir
sehingga pada kondisi seperti apapun ikut
terlibat memahami materi pembelajaran. Di sekolah, mata pelajaran Sejarah
b. Kelemahan Kebudayaan Islam biasa di ajarkan dengan metode
ceramah, tanya jawab, dan penugasan baik secara
- Siswa yang memiliki banyak pendapat akan individu maupun kelompok. Mata pelajaran tersebut
sulit mengutarakan pendapatnya karna waktu yang bersifat membosankan, tidak menarik, dan
diberi terbatas. menyebabkan siswa mengantuk, siswa malas
- Adanya keharusan mengemukakan idenya bertanya dan malas mengerjakan tugas. Hal ini dapat
penampilan idenya kurang maksimal atau hanya memengaruhi hasil belajar siswa.
mengemukakan pendapat kelompoknya sehingga Oleh karena itu, di perlukan perubahan proses
kurang menguasai materi. belajar untuk lebih meningkatkan hasil belajar
C. Sejarah Kebudayaan Islam siswa. Mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam
dapat dilakukan dengan menerapkan model
Yang dimaksud dengan sejarah kebudayaan pembelajaran Time Token Arends. Proses ini
Islam adalah studi tentang riwayat hidup Rasulullah dilaksanakan pada kelas X MIA 2 MAS Terpadu
SAW, sahabat-sahabat dan imam-imam pemberi Nurul Qodiri Lempuyang Bandar.
petunjuk yang diceritakan kepada murid-murid Model Pembelajaran ini lebih menyenangkan dan
sebagai contoh teladan yang utama dari tingkah laku lebih menarik dalam proses pembelajaran. Siswa
manusia yang ideal, baik dalam kehidupan pribadi lebih aktif dan lebih banyak berpartisipasi dalam
maupun kehidupan sosial. Muhaimin mengatakan, proses pembelajaran, mendiskusikan materi antar
…“Dalam mata pelajaran sejarah kebudayaan Islam kelompok, dan saling mengungkapkan pendapat.
merupakan perkembangan perjalanan hidup manusia Padaakhirnya hal tersebut dapat meningkatkan hasil
Muslim dari masa ke masa dalam usaha belajar siswa pada mata pelajaran Sejarah
bersayari‟ah dan berakhlak serta dalam Kebudayaan Islam.
mengembangkan system kehidupan yang dilandasi
oleh akidah”.8 METODE PENELITIAN
a. Tujuan dan Fungsi Mempelajari Sejarah
Kebudayaan Islam
Thoha mengatakan, pembelajaran sejarah A. Objek Tindakan
kebudayaan Islam setidaknya memiliki beberapa
tujuan antara lain sebagai berikut: Penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan
1. Peserta didik yang membaca sejarah adalah kelas (PTK) yaitu suatu pencermatan terhadap
untuk menyerap unsur-unsur kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang
keutamaan dari padanya agar mereka dengan senang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas
hati mengikuti tingkah laku para Nabi dan orang- secara bersama. Tindakan tersebut diberikan oleh
orang shaleh dalam kehidupan sehari-hari. guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan
2. Pelajaran sejarah merupakan contoh teladan siswa.1 Objek tindakan dalam penelitian ini yaitu
baik bagi umat Islam yang meyakininya dan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran
merupakan sumber syariah yang besar. Sejarah Kebudayaan Islam dengan penerapan Model
3. Studi sejarah dapat mengembangkan iman, Pembelajaran Time Token Arends khususnya dalam
mensucikan moral, pokok pembahasan dakwah Rasulullah saw. periode
4. membangkitkan patriotisme dan mendorong Madinah sesuai dengan Standar Kompetensi (SK)
untuk berpegang pada kebenaran serta setia dan Kompetensi Dasar (KD) yang tertuang
kepadanya. perinciannya dalam RPP tahun pelajaran 2021/2022.
5. Pembelajaran sejarah akan memberikan
contoh teladan yang sempurna kepada B. Lokasi, Subjek dan Waktu Penelitian
Dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ada dua
Lokasi penelitian ini di laksanakan di MAS Terpadu jenis data yang akan digunakan oleh peneliti:
Nurul Qodiri Lempuyang Bandar, 1. Data kuantitatif yaitu data yang dianalisis
secara deskriptif. Data ini diperoleh setelah
peneliti berkolaborasi dengan guru mata pelajaran pemberian tes tertulis di setiap siklus yang
Sejarah Kebudayaan Islam (SKI). Dengan subjek kemudian dianalisis statistik deskriptif untuk
penelitian siswa kelas X Mia 2 yang tediri dari 37 mencari rata-rata skor nilai, persentase dan hasil
siswa (13 putra dan 24 putri). Pelaksanaan belajar siswa.
penelitian mulai pada tanggal 22 September 2021 2. Data kualitatif yaitu data yang berbentuk
sampai 30 Oktober 2022 tahun pelajaran 2021/2023. kalimat yang diperoleh dari ekspresi siswa terhadap
C. Sumber Data pemahaman mata pelajaran Sejarah Kebudayaan
Sumber data yang akan digunakan dalam penelitian Islam (kognitif), sikap atau tingkah laku siswa pada
ini terbagi atas dua bagian yaitu: saat mengikuti proses pembelajaran (afektif), dan
Data primer merupakan data yang diambil langsung aktivitas siswa dalam mengikuti pelajaran baik
dari objek penelitian yaitu; Guru mata pelajaran berupa perhatian, kepercayaan diri, motivasi belajar,
Sejarah Kebudayaan Islam dan siswa kelas X MIA 2 minat dan sejenisnya (psikomotorik).
MAS Terpadu Nurul Qodiri Lempuyang
Bandar.Data sekunder merupakan data yang diambil Dalam pengolahan data dan analisis data yang telah
berupa dokumen sekolah, dokumen guru, dan karya terkumpul maka mengambil keputusan dari data
tulis yang ada relevansi dengan masalah yang akan yang telah ada, peneliti menggunakan rumus, yaitu:
diteliti.
D. Sumber Data P= F X 100
N
Sumber data yang akan digunakan dalam penelitian
ini terbagi atas dua bagian yaitu: Data primer Keterangan:
merupakan data yang diambil langsung dari objek F = Frekuensi yang sedang dicari presentasinya
penelitian yaitu; Guru mata pelajaran Sejarah N = Number Of Cases ( Jumah frekuensi /
Kebudayaan Islam dan siswa kelas X MIA 2 MAS banyaknya individu) P = Angka presentase 2
Terpadu Nurul Qodiri Lempuyang Bandar.Data Adapun untuk memberikan skor nilai dari setiap
sekunder merupakan data yang diambil berupa hasil presentase digunakan standar berikut ini:
dokumen sekolah, dokumen guru, dan karya tulis 0% - 20% = Sangat Kurang
yang ada relevansi dengan masalah yang akan 21% - 40% = Kurang
diteliti. 41% - 60% = Cukup
61% - 80% = Baik
81% - 100% = Baik Sekali3 Keterangan:
12 Sangat Kurang (SK), Kurang (K), Cukup (C), Baik
(B) dan Baik Sekali (BS).
E. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik G. Siklus Penelitian
pengumpulan data sebagaiberikut :
Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini
1. Observasi (pengamatan) melalui dua tahapan siklus, kedua tahapan tersebut
Observasi dilakukan oleh peneliti sebelum memulai terdiri dari perencanaan tindakan, pelaksanaan
penelitian, hal ini dilakukan untuk melihat lokasi tindakan, pengamatan tindakan dan refleksi tindakan
penelitian, sarana dan prasarana dan proses sebagai berikut:
pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam yang 1. Data Awal
dilakukan di lokasi, serta hal-hal lain yang memiliki
hubungan dengan masalah yang dibahas. Sebelum melaksanakan penelitian dengan
2. Tes menerapkan model pembelajaran Time Token
Tes yaitu evaluasi yang digunakan oleh peneliti Arends maka terlebih dahulu peneliti mengambil
terhadap siswa untuk mengetahui peningkatan hasil nilai hasil belajar siswa pada guru mata
belajar siswa setelah penerapan model pembelajaran pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Kelas X Mia 2
Time Token Arends. Adapun tes yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa dan sebagai
oleh peneliti yaitu tes essay secara tertulis yang perbandingan hasil belajar prasiklus, siklus I, dan
terdiri dari lima nomor. siklus II.
3. Dokumentasi 2. Siklus I
Dokumentasi yaitu untuk memperoleh gambaran
mengenai aktivitas siswa selama proses a. Perencanaan
pembelajaran berlangsung. Dokumentasi yang
digunakan adalah laporan-laporan diskusi di setiap Sebelum melaksanakan tindakan maka perlu
kelompok dan foto-foto kegiatan dalam proses tindakan persiapan atau perencanaan. Kegiatan pada
pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam. tahap ini adalah :
F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan 1) Membuat rencana pelaksanaan
observasi dari pelaksanaan siklus penelitian pembelajaran (RPP) tentang materi yang akan
dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan diajarkan dengan menggunakan metode diskusi.
teknik persentase untuk melihat kecenderungan Materi yang akan diajarkan pada siklus satu yaitu
yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran. memahami subtansi dan strategi dakwah Rasulullah
Saw. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
2) Membuat soal test essay untuk mengetahui
minat belajar siswa pada siklus I. Deskripsi Lokasi Penelitian

3) Pelaksanaan Sejarah Singkat Berdirinya Yayasan Sekolah


Madrasah Aliyah Terpadu (MAS) Nurul Qodiri
Melaksanakan kegiatan sesuai dengan rencana Lempuyang Bandar merupakan institusi pendidikan
pembelajaran yang telahdibuat. Dalam pelaksanaan yang berada di bawah naungan Kementrian Agama
penelitian peneliti menjadi fasilitator selama yang juga mengelola Pondok Pesantren Nurul
pembelajaran,siswa dibimbing untuk aktif Qodiri beralamat di Jalan R a y a L i n t a s T i m u r
dalam pembelajaran Sejarah Kebudayaan Km 8 1 L e m p u y a n g B a n d a r K e c . W a y P
Islam. Adapun langkah-langkah yang dilakukan e n g u b u a n K a b . L a m p u n g T e n g a h
adalah: P r o p i n s i dengan luas area 50.000m2
a. Peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran
dan kegiatan yang akan dilaksanakan. Yayasan Pondok Pesantren Nurul Qodiri terdapat
b. Peneliti memberikan apersepsi tentang pendidikan mulai dari PAUD, MIS Terpadu Nurul
materi yang akan diajarkan. Qodiri, MTs Swasta Nurul Qodiri, Madrasah Aliyah
c. Peneliti membagi siswa menjadi 5 Terpadu (MAS) Nurul Qodiri, SMK Terpadu Nurul
kelompok yang terdiri dari 7 siswa. Qodiri. Sekolah Madrasah Aliyah Terpadu (MAS)
d. Peneliti menerapkan model pembelajaran Nurul Qodiri didirikan pada tahun 2007, yang
Time Token Arends awalnya dibangun 3 ruang terdiri dari 2 ruang kelas,
e. Peneliti menjelaskan tujuan pembelajaran 1 ruang TU dan Guru.
atau kompetensi dasar Madrasah Aliyah Terpadu (MAS) Nurul Qodiri
f. Peneliti mengkondisikan kelas untuk menyelenggarakan 3 jurusan yaitu :
melaksanakan diskusi 1. Jurusan Ilmu Pengetahuan Alam
g. Peneliti memberikan setiap kupon berbicara 2. Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial
dengan waktu 30 detik, dan setiap siswa diberi 3. Jurusan Ilmu-Ilmu agama
sejumlah nilai sesuai waktu keadaan. Kemudian dengan bertambahnya siswa pada tahun
h. Bila selesai berbicara kupon (kartu bicara) 2010.di tambah 3 ruang lagi menjadi 6 ruang terdiri
yang dipegang siswa diserahkan pada guru. dari 4 ruang belajar ( Kelas X 2 ruang, Kelas XI 1
i. Semua siswa memiliki hak bicara yang ruang dan Kelas XII 1 ruang) 1 ruang TU dan 1
sama, dan sampai semua siswa berbicara atau ruang Guru, dan bersamaan dengan lulusan
berpendapat. angkatan I sebanyak 32 siswa.
j. Memberikan bimbingan kepada siswa saat Pada tahun 2015 di bangunlah 2 lantai dengan 12
diskusi sedang berlangsung. ruang dan gedung lama 6 ruang terdiri dari 17 ruang
k. Mengevaluasi proses dan hasil kegiatan belajar terdiri dari ( Kelas X 6 ruang, Kelas XI 5
diskusi ruang dan Kelas XII 4 ruang) 1 ruang TU dan 1
b. Kegiatan penutup ruang Guru, 1 ruang Perpustakaan.
Di akhir pelaksanaan pembelajaran pada tiap siklus, Visi dan Misi Madrasah Aliyah Terpadu (MAS)
peneliti memberikantest secara tertulis untuk Nurul Qodiri L e m p u y a n g B a n d a r
mengevalausi hasil belajar siswa selama proses
pembelajaran berlangsung. Dalam menjalankan fungsi dalam pendidikan,
c. Pengamatan Madrasah Aliyah Terpadu (MAS) Nurul Qodiri Le
m p u y a n g B a n d a r memiliki visi dan misi
Pengamatan dilakukan selama proses pembelajaran sebagai berikut:
berlangsung dan hendaknya pengamat melakukan Visi
kolaborasi dalam pelaksanaannya. Unggul dalam prestasi, luhur dalam pekerti,
d. Refleksi terampil dalam teknologi.

Pada tahap ini dilakukan analisis data yang telah Misi


diperoleh. Hasil analisis data yang telah ada 1. Mewujudkan pembentukan karakter Islami
dipergunakan untuk melakukan evaluasi terhadap yang mampu mengaktualisasikan diri dalam
proses dan hasil yang ingin dicapai. masyarakat.
2. Meningkatkan pengetahuan dan
Refleksi dimaksudkan sebagai upaya untuk profesionalisme tenaga pendidik dan kependidikan
mengkaji apa yang telah atau belum terjadi, apa sesuai perkembangan dunia pendidikan.
yang dihasilkan,kenapa hal itu terjadi dan apa yang 3. Melatih dan membimbing peserta didik
perlu dilakukan selanjutnya. Hasil refleksi berfikir ilmiah, kreatif dan inovatif.
digunakan untuk menetapkan langkah selanjutnya
dalam upaya untuk menghasilkan perbaikan pada
siklus I. Keadaan Guru dan Staf Madrasah Aliyah Terpadu
e. Siklus II (MAS) Nurul Qodiri

Kegiatan pada siklus II (dua) pada dasarnya sama Guru atau pendidikan merupakan unsur manusiawi
dengan pada siklus I hanya saja perencanaan dalam pendidikan yang berperan sebagai fasilitator
kegiatan mendasarkan pada hasil refleksi pada untuk membantu siswa atau peserta didik dalam
siklus I sehingga lebih mengarah pada perbaikan mengembangkan seluruh potensi kemanusiannya
pada pelaksanaan siklus II. sehingga menjadi insan kamil.
Uraian dan Analisis Penelitian siswa kurang antusias dan tidak memahami apa
yang disampaikan guru, serta pembelajaran yang
Uraian berikut adalah salah satu upaya untuk monoton dan kurang kreatif, terlihat pada observasi
mendeskripsikan hasil penelitian penerapan Model tersebut. Seperti guru yang menggunakan metode
Time Token Arends dalam meningkatkan hasil ceramah saja sehingga siswa cenderung bosan dan
belajar pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan kurang aktif dalam mengikuti proses belajar
Islam. Penelitian ini mengambil kelas X MIA 2 mengajar.
sebagai subjek penelitian yang terdiri dari 37 siswa. b. Siklus I
Penelitian ini dilaksanakan dengan dua siklus,
masing-masing siklus dilaksanakan dengan tiga 1) Perencanaan
pertemuan (dua kali pembahasan materi dan satu
kali untuk tes hasil siklus) dan materi yang berbeda Perencanaan adalah persiapan yang dilakukan untuk
di tiap siklus. Siklus pertama dengan materi pelaksanaan penelitian tindakan kelas. Pada tahap
memahami subtansi dan strategi dakwah Rasulullah perencanaan ini peneliti melakukan persiapan-
Saw periode Madinah. Pada siklus kedua dengan persiapan antara lain sebagai berikut:
materi memahami keberhasilan Rasulullah Saw. a) Membuat rencana pelaksanaan
pada perang Badar. pembelajaran (RPP) tentang materi yang akan
Berdasarkan tujuan penelitian ini yaitu untuk diajarkan dengan menggunakan metode diskusi.
mengetahui sejauh mana hasil belajar siswa di kelas Materi yang akan diajarkan pada siklus satu yaitu
X MIA2 melalui penerapan metode diskusi dengan memahami subtansi dan
menggunakan Model Time Token Arends. hasil strategi dakwah Rasulullah Saw. Periode Madinah.
belajar siswa dapat diketahui meningkat jika siswa b) Membuat tes untuk mengetahui hasil belajar
serius atau antusias, mengikuti perintah guru, siswa pada siklus I.
memperhatikan penjelasan guru, aktif dalam diskusi, 2) Pelaksanaan
saling menghormati dan tidak merasa minder lagi
dalam mengikuti proses pembelajaran dalam kelas. Pelaksanaan merupakan implementasi dari semua
Penjelasan Tiap Siklus rencana tindakan yang telah dibuat. Adapun
a. Gambaran Pra Siklus langkah-langkah yang dilakukan adalah:
(a) Peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran
Sebelum peneliti melaksanakan penelitian PTK dan kegiatan yang akan dilaksanakan.
dengan menggunakan model pembelajaran Time (b) Peneliti memberikan apersepsi tentang
Token Arends, peneliti melakukan pengamatan materi yang akan diajarkan.
terlebih dahulu di kelas yang menjadi subjek dalam (c) Peneliti membagi siswa menjadi 5
penelitian, yaitu kelas X MIA 2 Madrasah Aliyah kelompok yang terdiri dari 7 siswa.
Terpadu (MAS) Nurul Qodiri. Pengamatan yang (d) Peneliti menerapkan model pembelajaran
dilakukan peneliti difokuskan pada seluruh kegiatan Time Token Arends
proses pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (e) Peneliti menjelaskan tujuan pembelajaran
yang berlangsung di kelas, khususnya terkait dengan atau kompetensi dasar
aktivitas belajar peserta didik dalam pembelajaran (f) Peneliti mengkondisikan kelas untuk
Sejarah Kebudayaan Islam. melaksanakan diskusi
Pada hari Rabu, 20 September 2022 pembelajaran
Sejarah Kebudayaan Islam dimulai pada pukul (g) Peneliti memberikan setiap kupon berbicara
07.15 WIB dan diakhiri pada pukul 08.45 WIB. dengan waktu 30 detik, dan setiap siswa diberi
Sebelum pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di sejumlah nilai sesuai waktu keadaan.
kelas X MIA 2 Madrasah Aliyah Terpadu (MAS) (h) Bila selesai berbicara kupon (kartu bicara)
Nurul Qodiri, guru dan peneliti berdiskusi terlebih yang dipegang siswa diserahkan pada guru.
dahulu sebelum memasuki kelas, yaitu terkait pada (i) semua siswa memiliki hak bicara yang
mata pelajaran yang akan disampaikan pada hari sama, dan sampai semua siswa berbicara atau
tersebut. Adapun materi yang disampaikan adalah berpendapat.
“Perkembangan Dakwah Nabi Muhammad Saw. (j) Memberikan bimbingan kepada siswa saat
periode Madinah”. Setelah itu guru diskusi sedang berlangsung.
memperkenalkan peneliti pada awal pembelajaran (k) Mengevaluasi proses dan hasil kegiatan
sebelum dimulai dan menyampaikan maksud dan diskusi
tujuan peneliti mengikuti proses pembelajaran pada 3) Pengamatan
hari itu. Selanjutnya guru melaksanakan proses
belajar mengajar hingga jam mata pelajaran selesai. Pengamatan adalah kegiatan yang dilakukan
Berdasarkan hasil pengamaan tersebut, bersamaan dengan pelaksanaan tindakan dengan
menunjukkan bahwa aktivitas belajar siswa kelas X melihat langsung kegiatan proses
MIA 2 Madrasah Aliyah Terpadu (MAS) Nurul pembelajaran.Berdasarkan pengamatan yang
Qodiri pada pembelajaran Sejarah Kebudayaan dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung
Islam kurang terlihat aktif dalam proses diperoleh hasil sebagai berikut:
pembelajaran. Oleh Karena itu, meskipun sebagian (a) Peserta didik sebagian besar menyukai
besar siswa sudah memperhatikan pelajaran guru, model pembelajaran Time Token Arends.
keaktifan siswa masih perlu ditingkatkan. (b) Dari 37 orang siswa tidak semuanya terlihat
Dari hasil tersebut menunjukkan aktif dalam proses pembelajaran dengan
adanya proses pembelajaran yang kurang menerapkan model Time Token Arends.
efektifdan tidak berkembang. Akhirnya proses (c) Sebagian siswa masih memiliki sifat malu
pembelajaram terlaksana tidak maksimal. Sehingga untuk bertanya.
kelompok agar mengemukakan pendapat dan
(d) Keberanian peserta didik mengemukakan pertanyaan terkait sub materi dari kelompok lain.
pendapat masih kurang. (e) Peneliti mengajak siswa untuk
mendiskusikan setiap pertanyaan dari perwakilan
(e) Hasil evaluasi mengenai peningkatan setiap kelompok.
motivasi belajar siswa masih sedikit yang (f) Peneliti memberikan bimbingan kepada
meningkat. siswa selama berjalannya diskusi.
3) Pengamatan
4) Refleksi
Pengamatan adalah kegiatan yang dilakukan
Refleksi merupakan tahapan untuk mengkaji dan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan dengan
memproses data yang didapat saat dilakukan melihat langsung kegiatan proses pembelajaran.
pengamatan. Refleksi dilakukan untuk menentukan Berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama
apakah siklus I harus diulangi atau sudah berhasil. proses pembelajaran berlangsung pada siklus kedua
Berdasarkan pengamatan peneliti selama proses diperoleh hasil sebagai berikut:
pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (a) Siswa mulai aktif dan tidak malu-malu lagi
berlangsung pada siklus I, pembelajaran dengan untuk bertanya
penerapan model Time Token sudah berjalan sesuai (b) siswa sudah berani mengemukakan
dengan prosedur yang telah direncanakan. Namun, pendapatnya sendiri.
sebagian siswa masih kurang berpartisipasi dalam (c) Ketika dilakukan evaluasi peningkatan hasil
mengikuti pembelajaran dengan serius. Selain, itu belajar siswa pada
siswa masih merasa enggan dan malu untuk pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam mengalami
mengajukan pertanyaan dan mengemukakan peningkatan yang baik.
pendapat sendiri yang sehubungan dengan materi 4) Refleksi
yang diajarkan. Pertanyaan dan mengemukakan Refleksi merupakan tahapan untuk mengkaji dan
pendapat hanya diajukan oleh sebagian kecil siswa memproses data yang didapat saat dilakukan
pada siklus pertama berlangsung. pengamatan. Adapun keberhasilan yang diperoleh
Berdasarkan pelaksanaan pada siklus I diperoleh pada siklus II adalah sebagai berikut:
pelaksanaan pembelajaran masih kurang efektif (a) Aktivitas peserta didik dalam proses
karena masih belum melakukan kegiatan pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam melalui
pembelajaran sesuai dengan RPP, selain itu siswa penerapan model pembelajaran Time Token Arends
masi malu untuk mengajukan pertanyaan dan menarik perhatian siswa hal ini disebabkan peneliti
mengemukakan pendapatnya. menggunakan model pembelajaran yang belum
c. Siklus II pernah digunakan oleh guru mata pelajaran
sebelumnya.
1) Perencanaan (b) Peneliti mampu membangun hasil dan
keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran Sejarah
Pada tahap ini peneliti merumuskan berdasarkan Kebudayaan Islam.
perencanaan ulang siklus pertama, yaitu sebagai (c) Peningkatan hasil belajar siswa dengan
berikut: menggunakan model pembelajaran Time Token
(a) Membuat rencana pelaksanaan Arends baik, dengan proses pembelajaran yang
pembelajaran (RPP) tentang materi yang akan sesuai dengan RPP yang telah dirancang peneliti.
diajarkan dengan menggunakan metode diskusi.
Materi yang akan diajarkan pada siklus dua yaitu Proses Menganalisis Data
memahami keberhasilan
Rasulullah Saw. pada perang Badar. Dalam melaksanakan penelitian dengan penerapan
(b) Membuat tes untuk mengetahui model Time Token Arends pada pelajaran Sejarah
hasil belajar siswa pada saat Kebudayaan Islam maka peneliti sekaligus
penerapan model Time Token Arends. mengamati proses pembelajaran yang berlangsung
2) Pelaksanaan untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan
Pada pelaksanaan siklus kedua penelitian menggunakan 2 siklus. Namun terlebih dahulu
dilaksanakan sesuai dengan apa yang direncanakan peneliti mengambil nilai awal hasil belajar siswa
yang terdapat dalam perencanaan pembelajaran pada guru mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam
sebagai berikut: sebagai perbandingan hasil belajar prasiklus, siklus
(a) Peneliti memberikan arahan dan motivasi I, dan siklus II. Adapun data awal yang diperoleh
kepada siswa tentang pentingnya mempelajari oleh siswa sebelum menerapkan model
Sejarah Kebudayaan Islam. pembelajaran Time
Token Arends diperoleh nilai sebagai berikut:
(b) Peneliti membagi siswa menjadi 5
kelompok yang terdiri dari 7 siswa. Setiap
kelompok diberikan sub materi yang berbeda dan
teman kelompok yang berbeda dari kelompok siklus
I.
(c) Peneliti memberikan kesempatan kepada
setiap kelompok untuk mendiskusikan materi yang
diberikannya kemudian menyampaikan hasil kerja
kelompoknya.
(d) Peneliti mengarahkan kepada setiap
dan mengemukakan gagasannya. Model
pembelajaran ini cocok untuk mengembangkan
keterampilan sosial siswa atau menghindari siswa
mendominasi bicara dan siswa lain hanya diam.
Tahap Pelaksanaan Pembelajaran

Langkah-langkah dari model ini, sebagai berikut


- Kondisikan siswa untuk
melaksanakan diskusi (Cooperative
Learning/CL).
- Tiap siswa diberi kupon berbicara dengan
waktu ± 30 detik.
- Tiap siswa diberi sejumlah nilai sesuai
waktu keadaan.
- Jika telah selesai bicara, kupon yang
dipegang siswa diserahkan,setiap berbicara satu
kupon.
- Siswa yang telah habis kuponnya tidak
boleh bicara lagi, sedangkan yang masih memegang
kuponnya, harus bicara sampai kuponnya habis.
- Hasil belajar siswa kelas X Mia2 MAN
Palopo setelah diterapkan model pembelajaran Time
Token terhadap pembelajaran Sejarah Kebudayaan
Pembahasan Islam kelas X MIA 2 MAS Terpadu Nurul Qodiri

Berdasarkan hasil analisis data dan


Aktivitas pembelajaran dilakukan bertujuan pengamatan selama dilakukan tindakan tahap uji
untuk meningkatkan keberhasilan belajar siswa kompetensi sebelum penerapan model pembelajaran
setelah mengalami proses pembelajaran. Salah satu Time Token Arends bahwa siswa yang mendapat
upaya yang dilakukan untuk mencapai keberhasilan nilai dalam kategori baik sekali tidak ada (0),
pembelajaran agar efektif dan efesien, yakni kategori baik ada 4 siswa (10,81%), nilai siswa
penggunaan metode pembelajaran yang sesuai dalam kategori cukup ada 8 siswa (21,62%), nilai
dengan materi yang diajarkan. Dalam mengajarkan siswa dalam kategori kurang ada 17 siswa (45,95%),
mata pelajaran Sejarah Pendidikan Islam khususnya dam nilai siswa dalam kategori sangat kurang ada 7
pada materi dakwah Rasulullah saw. periode siswa
Madinah dibutuhkan model pembelajaran yang pas (29,17%).
agar siswa termotivasi dalam mengikuti Sedangkan hasil analisis data siklus I setelah
pembelajaran. Oleh karena itu, penggunaan model diterapkannya metode diskusi bahwa hasil belajar
pembelajaran Time Token Arends diharapkan siswa yang mendapat nilai dalam kategori baik
mampu memberi pengetahuan dan pemahaman lebih sekali ada 1 siswa (2,70%), nilai siswa dalam
bagi siswa melalui pengalaman langsung. kategori baik ada 26 siswa (70,27%), nilai siswa
Berdasarkan tindakan yang telah dilaksanakan pada dalam kategori cukup ada 10 siswa (27,03%), dan
siklus I dan II dengan menggunakan model nilai siswa dalam kategori sangat kurang tidak ada.
pembelajaran Time Token Arends untuk Sehingga dapat disimpulkan
meningkatkan hasil belajar siswa di Kelas X MIA 2 bahwa pada siklus I hasil belajar siswa mulai
MAS Terpadu Nurul Qodiri dapat dikatakan meningkat.
berhasil karena menurut pengamatan yang di Pada siklus II ini terlihat adanya peningkatan hasil
lakukan, peserta didik terlibat langsung dalam belajar siswa berdasarkan presentase hasil uji siklus
proses pembelajaran. II bahwa hasil belajar siswa yang mendapat nilai
Pada proses pembelajaran yang di laksanakan oleh dalam, kategori baik ada 19 siswa (51,35%) dan
guru, ada beberapa tahapan, diantaranya tahap kategori baik
perencanaan pembelajaran dengan menggunakan sekali ada 15 siswa (40,54%).
model pembelajaran Time Token Arends, tahap
pelaksanaan pembelajaran, dan tahap penilaian hasil Berdasarkan hasil analisis data yang
belajar siswa. Adapun rincian untuk setiap tahapan diperoleh pada siklus I dan II menunjukkan
tersebut ialah : peningkatan yang signifikan di atas rata-rata yang
Menyusun RPP telah ditentukan, sehingga penliti mengakhiri
Perencanaan pembelajaran yang dibuat oleh peneliti pelaksanaan tindakan pada penlitian ini sampai pada
pada dasarnya sudah sesuai dengan materi dua siklus.
pembelajaran yang akan disampaikan kepada Kesimpulan
peserta didik.
Berdasarkan pemaparan dari hasil penelitian
Time Token itu sendiri berasal dari kata dalam skripsi ini disimpulkan sebagai berikut:
time artinya waktu dan token artinya tanda. Time 1 Penerapan Model pembelajaran
Token merupakan model belajar dengan ciri adanya Time Token yaitu melalui tiga tahapan. Tahap
tanda waktu atau batasan waktu. Batasan waktu sebelum pertemuan dimana guru memilih topik
disini bertujuan untuk memacu dan memotivasi diskusi dan memberikan penjelasan tentang topik
siswa dalam mengeksploitasi kemampuan berfikir yang akan didiskusikan. Tahap selama pertemuan
yaitu guru mengelompokkan siswa menjadi 5
kelompok, tiap kelompok diberikan sub materi yang
berbeda, guru dan siswa melaksanakan diskusi.
Tahap setelah pertemuan yaitu mengevaluai kembali
materi diskusi dan menyimpulkan pokok
pembahasan.
2 Adapun hasil belajar siswa pada
siklus I yang mendapatkan nilai dalam kategori baik
sekali sebanyak 1 siswa (2,70%), sedangkan pada
siklus II yang mendapatkan nilai dalam kategori
baik sekali sebanyak 19 siswa (71,35%). Artinya
bahwa hasil belajar siswa terhadap pelajaran Sejarah
Kebudayaan Islam melalui penerapan model
pembelajaran Time Token Arends kelas X MIA 2
MAS Terpadu Nurul Qodiri dari siklus I ke siklus II
mengalami peningkatan yang baik.
DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an al-Karim

Agus Hadi, “Ski MTsn”, dalam


7http://skimtsn.blogspot.com/diakses 18 November 2017.

Ahmadi Abu dan Surpiyono Widodo, Psikologi Belajar, (Jakarta:


Rineka Cipta: 2008)

Arikunto Suharsimi, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Bumi Aksara,

2006) Aunurrahman, Belajar dan Pembelajaran (Bandung Alfabeta

2009)

Bari Fathul / Ahmad bin Ali bin Hajar „Asqalani, Kitab : Adab/ juz 12,
(/Bairut- Libanon:darul 1993 M)

Dananjaya Utomo, Media Pembelajaran Aktif, (Jakarta: Nuansa:

2010) Djaafar. (Belajar dan Pembelajaran ).( Jakarta,

Erlangga :2001)

Darmansyah. (Teknik Belajar yang Menyenangkan). ( Jakarta, Rineka


Cipta : 2006)
Dimyati. Belajar dan Pembelajaran (Jakarta Depdikbud 2010)
Dimyati dan Mudjiono Belajar dan Pembelajaran.(Jakarta:Rineka Cipta
2006) Fatmawati Novia Yeni Model Time Token Arends siswa kelas VIII
SMPN 1
Wonosari Gunungkidul, (2) keefektifan model Time Token Arends
terhadap kemampuan menyimak laporan perjalanan pada siswa
kelas VIII SMPN 1 Wonosari Gunungkidul.

Iskandar, Penelitian Tindakan Kelas, (Jambi: Rineka Cipta, 2008)

Murodi, Sejarah Kebudayaan Islam Madrasah Tsanawiyah


kelas VII, (Semarang:PT. Karya Toha Putra,2009)

Muhaimin, pengembangan kurikulum pendidikan Islam, (Jakarta :


2005, Raja Grafindo Persada)

M Hosnan., Pendekata Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21


(Bogor: Ghalia Indonesial: 2014)
M. Hosnan (Cooperatif Learning (Jakarta PT Gramedia 2014)

N. Asma,. Model Pembelajaran Kooperatif (Depdiknas: Jakarta 2006)

Ridwan dan Sunarto, Pengantar Statistika Untuk Penelitian Pendidikan


Sosial, Ekonomi, Komunikasi dan Bisnis, (Bandung : Alfabeta.
2007)

Sudjhono Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo


Persada, 2005)

Sulasih Ana Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered


Head Together (NHT) Dalam Meningkatkan Hasil Belajar
Peserta Didik pada Pembelajaran Al-Qur’an Hadis Kelas X1 Di
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Palopo.

Toha Ahmadi, Terjemah sahih Bukhori, (Jakarta: Pustaka Panjimas, 1986)

Udin Sri Kelebihan dan Kelemahan Model Time Token (Bandung; Bumi
Aksara 2012)

Anda mungkin juga menyukai