Dosen Pengampu:
Dr. H. Mukhtar Mas’ud, M.A.
OLEH:
KELOMPOK 1
NURHALISA (2020203886208049)
NUR AFNI (2020203886208052)
KELAS PAI6B
FAKULTAS TARBIYAH
2023
KATA PENGANTAR
Bismillahirahmanirrahim
Puji dan syukur dipersembahkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat
taufik dan hidayah-Nya makalah ini dapat terselesaikan sebagaimana mestinya.
Kelompok 1
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah......................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................2
C. Tujuan Penulisan.................................................................................................2
BAB II .......................................................................................................................3
PEMBAHASAN........................................................................................................3
A. Pengertian Fiqh Kontemporer.............................................................................3
B. Persamaan dan Perbedaan Fiqh Islam dan Fiqh Kontemporer...........................4
C. Orientasi Fiqh Kontemporer...............................................................................6
D. Tujuan dan Manfaat Fiqh Kontemporer dalam Berbagai Bidang.......................8
E. Ruang Lingkup Pembahasan Fiqh Kontemporer................................................10
F. Pandangan Masyarakat Tentang Fiqh Kontemporer...........................................12
G. Optimalisasi Fiqh Kontemporer di Indonesia.....................................................14
BAB III.......................................................................................................................15
PENUTUP..................................................................................................................15
A. Kesimpulan.........................................................................................................15
B. Saran....................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................16
LAMPIRAN REFERENSI BUKU............................................................................17
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Fiqh merupakan bagian dari unsur ajaran Islam sebagai pedoman hidup bagi
manusia terutama dalam melaksanakan tugas kekhalifanya di muka bumi. Fiqh
Islam cenderung berbicara tentang aspek eksoteris keagamaan yang besifat legal-
formal, behubungan dengan boleh atau tidaknya sesuatu pelaksanaan amaliah,atau
dengan kata lain sesuatu yang dikatkan dengan konteks halal-haram dalam agama,
yang selalu menjadi persoalan dalam proses sosialisasi fiqh bukan yang
menyangkut tentang eksistensi fiqh tersebut, teapi yang sering menjadi ajang
perdebatan di kalangan ulama adalah dalam hal relevansi maupun aktualisasi fiqh
itu sendiri, terutama bila dikaitkan dengan tempat (lokal) maupun zaman
(temporal). Akibat dari modernisasi dan kemajuan zaman, muncullah masalah-
masalah baru yang sebelumnya tidak pernah tejadi sehingga perlu ditetapkan
hukumnya, maka dari itu ada pemikiran mengena fiqh kontemporer.
Kita harus menyadari bahwa fiqih adalah benda mati tidak berwujud yang
menjadi bagian dari karya dan karsa manusia. Artinya, karena fiqih bukan sumber
hidup dan tidak pada posisi untuk mengubah dirinya, dalam arti apabila fiqih tidak
diubah dan dimoderenisasi maka fiqih tidak akan pernah moderen. Hal ini
bermakna bukan hanya fiqih dalam arti kaidah atau regulasi, melainkan fiqih yang
merupakan derifasi Syari’at Islam dalam tataran hakiki, yaitu fiqih sebagai
pandangan hidup.
1
Adapun yang melatarbelakangi munculnya isu Fiqih kontemporer yaitu akibat
adanya arus modernisasi yang meliputi hampir sebagian besar Negara- Negara
yang dihuni oleh mayoritas umat islam. Dengan adanya arus modernisasi tersebut,
mengakibatkan munculya berbagai macam perubahan dalam tataan sosial umat
islam, baik yang menyangkut ideologi, politik, sosial, budaya dan sebagainya.
Berbagai perubahan tersebut seakan-seakan cenderung menjauhkan umat dari
nilai- nilai agama.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, makan dapat dirumuskan permasalahan
sebagai berikut.
1. Apa yang dimaksud fiqih kontemporer?
2. Apa orientasi, tujuan, manfaat, dan ruang lingkup fiqih kontemporer?
3. Bagaimana pendapat masyarakat tentang fiqih kontemporer dan
pengoptimalisasiannya di Indonesia?
C. Tujuan Penulis
Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui pengertian fiqih kontemporer.
2. Untuk mengidentifikasi orientasi, tujuan, manfaat, dan ruang lingkup fiqih
kontemporer.
3. Untuk mengidentifikasi mengenai pendapat masyarakat dan
pengoptimalisasian fiqih kontemporer di Indonesia.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Fiqih Kontemporer
Kata "figh" dan "tafaqquh" berarti "pemahaman yang dalam". Secara harfiyah,
"fiqh" berarti paham (al-fahmu), sedangkan secara semantik bermakna
mengetahui sesuatu dan memahaminya dengan baik. Secara terminologi, menurut
Abu Zahrah, fiqh adalah mengetahui hukum-hukum syara' yang bersifat amaliyah
yang dikaji dari dalil-dalilnya secara terperinci. Menurut Al-Amidi, fiqh berarti
ilmu tentang seperangkat hukum syara' yang bersifat furu'iyah yang didapatkan
melalui penalaran dan istidlal. Adapun Ali Asy-Syais mengatakan bahwa fiqh
adalah hukum-hukum syara' yang bersifat praktis (amaliah) dan diperoleh dari
dalil-dalil yang terperinci.1 Allah berfirman dalam QS. Al-Hud ayat 91.
Terjemahnya:
Mereka berkata, “Wahai Syuaib! Kami tidak banyak mengerti tentang apa
yang engkau katakan itu, sedang kenyataannya kami memandang engkau
seorang yang lemah di antara kami. Kalau tidak karena keluargamu, tentu
kami telah merajam engkau, sedang engkau pun bukan seorang yang
berpengaruh di lingkungan kami.”
1
Heri Jauhari Muchtar, Fiqih Pendidikan, (Cet.II: Bandung; PT Remaja Rosdakarya, 2008), h. 13.
3
B. Persamaan dan Perbedaan Fiqih Islam dan Fiqih Kontemporer
Letak perbedaannya akan djelaskan lebih lanjut, Fiqih Klasik adalah ilmu
hukum yang berkembang pada periode kenabian dan muncul tidak sekedar untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat pada zamannya tetapi telah juga menyiapkan
warisan berharga untuk membangun hukum dimasa depan.
Fiqh klasik banyak berisi hukum Islam yang mengatur Pelaksanaan ibadah-
ibadah, yang dibebankan pada muslim yang sudah mukkalaf yaitu kaitanya
dengan lima prinsip pokok (wajib, sunnah, makruh, haram, dan mubah) serta
membahas tentang hukum-hukum kemasyarakatan (muamalat).3
Perbedaan yang krusial antara fiqh klasik dan fiqh kontemporer adalah sebagai
berikut:4
Tabel 1.
2
Alaiddin Koto, Ilmu Fiqih dan Ushul Fiqih, (Cet.I: Jakarta; PT. Raja Grafindo Persada, 2004),
h. 17.
3
Taufik Adnan Amal, Islam dan Tantangan Modernitas, (Cet.I: Bandung; Mizan, 1989), h. 18.
4
Ali Imran Sinaga, Fiqh Kontemporer Konseptual dan Istinbath, (Cet.I: Medan; cv. Pusdikra
Mitra Jaya, 2020), h. 18.
4
Muamalah, Hudud,
Al-,Ath’Immah,
4 Gerak Stagnan dan Stabil Progressive
5 Pengaruh Madzhab Mandiri dan Tarjih
Idealnya ijtihad jama’iy,
6 Ijtihad Ijma’ dan Fatwa tetapi cenderung ijtihad
fardiy
Ada pula yang membagi fiqh membagi 3, yaitu: (1) Ibadah, aktifitas dengan
cakupan yang sangat luas. Ibadah bukan hanya aktifitas yang berbentuk ritual
yang mempunyai tata cara yang telah digariskan dalam Al-Qur’an dan Hadis
secara tegas dan rinci. Ibadah itu meliputi segala aktifitas yang dibenarkan syariat
yang ditujukan suatu pengabdian kepada Allah swt; (2) Muamalah, bagian ini
terdiri dari: mu'awadhah maliyah (harter), munakahat (pernikahan), mukhashamat
(persengketaan), dan tirkah (harta peninggalan); (3) Uqubat, bagian ini terdiri
dari: qishash, had pencurian, had zina, had menuduh zina (qadzf), taʼzir (hukuman
yang jenis dan berat sanksi hukumannya diserahkan kepada pemimpin/waliyyul
amri), tindakan terhadap pemberontak (bughat) dan pembegal (hirubah atau
qath’u al-thariq.
5
C. Orientasi Fiqih Kontemporer
5
Muhammad Abu Zahrah, Ushul Fiqih, (Cet.I: Bairut; Dar al-Fikr), h. 218.
6
3. Dari pendekatan tekstual ke pendekatan kontekstual
Produk hukum Islam yang lahir selama ini selalu berangkat dari pemahaman
terhadap Alqur’an secara tekstual, sehingga produk pemikiran yang
dihasilkannya sangat sesua dengan bunyi teks, teapi tidak relevan dengan
konteks yang sedang dihadapi karena masyarakat yang menjadi objek teks
tesebut sudah mengalami perubahan dan perkembangan. Oleh karena itu
hukum Islam kontemporer harus mampu mendialogkan antara teks (wahyu
tertulis) dan konteks (wahyu tak tetulis) atau realitas sosial. Pada gilirannya
hukum Islam kontemporer akan mengalami pergeseran dari yang semula dalam
pemikiran yang kaku ke pemikiran yang lebih fleksibel.
4. Dari idelaisme epistemologis menuju reaisme epistemologis
Hukum Islam kontemporer harus berani mengembangkan paradigma berfikir
induktif-realistik, berangkat dari fakta empirik sehingga rumusan hukum Islam
akan semakin bersentuhan dengan kebutuhan riil masyarakat.
5. Dari legal spesifik ke ideal moral
Hukum Islam menurut pandangan Rahman adalah semua hukum yang tidak
bertentangan dengan prinsip-prinsip moral Alqur’an. Pandangan Rahman ini
berbeda dengan pandangan mayoritas ulama ushul fiqh yang menegaskan
bahwa dasar hukum Islam adalah Alqur’an, sedangkan prinsip-prinsip moral
adalah yang identik dengan mashlaha hanya dianggap sebagai tujuan dan
bukan sebaa dasar hukum Islam. Dengan perkataan lain hukum Islam
kontemporer akan mengalami pergeseran dari pemaknaan ayat-ayat Alqur’an
secara literal ke pemaknaan substansif.
6. Dari hukum Islam formal eksoterik ke esensial-eksoterik
Kegagalan kaum muslimim dalam menciptakan hubungan yang harmonis
antara etika dan hukum pada akhirnya menimbulkan kekacauan diantara
keduanya. Baik etika atau hukum tidak pernah menjadi suatu disiplin ilmu
dalam dirinya sendiri. Pada kenyataannya, hukum Islam bukanlah hukum
dalam artian modern. Ia adalah khazanah materi-materi hukum yang
menumpuk selama berabad-abad. Hanya sebahagian saja daripadanya yang
mendapat diberlakukan dalam mahkamah peradilan.
7
D. Tujuan dan Manfaat Fiqih Kontemporer dalam Berbagai Bidang
8
5. Melakukan suatu perbandingan pendapat di antara ulama atas keragaman
pandangan dan alasan yang dikemukakannya terkait permasalahan
kontemporer tertentu, untuk kemudian dicari pendapat yang paling kuat
(rajih) berdasarkan dalil dan hujjah.6
6
Husni Mubarrak A. Latief, Belajar Mudah Fikih Kontemporer (Cet.I: Jakarta; LKKI Publisher,
2019), h. 43.
7
Gibtiah. Fikih Kontemporer. (Cet.I: Jakarta; Kencana, 2016), h. 34-36.
9
E. Ruang Lingkup Pembahasan Fiqih Kontemporer
8
Muhammad Asro, Muhammad Kholid, Fiqih Perbankan, (Cet.I: Bandung; Pustaka Setia, 2011),
h. 46-47.
10
Islam. Bahkan dasar hukum jaminan memiliki dasar yang kuat dalam Al
Qur'an dan Sunnah.
3. Aspek pidana, seperti; huku pidana islam dalam sistem hukum nasional.
Hukum Islam tidak akan dapat mampu menghadapi dan menjawab
problem dan tantangan, khususnya di dunia modern, kecuali dengan
adanya harmonisasi antara teks dengan konteks, antara teks dengan
perkembangan zaman dan sosip-kultural masyarakat.9
Masyarakat yang terus berubah dengan cepat karena perkembangan ilmu
dan teknologi di satu sisi, dan karena hukum Islam yang dikesani kaku dan
statis oleh sementara orang di sisi lain, membawa kepada kesimpulan yang
sederhana bahwa hukum Islam tidak relevan lagi untuk masa kini, apalagi
untuk masa yang akan datang. Kesimpulan tersebut tidak benar apabila
ijtihad sebagai dinamisator hukum Islam terus diefektifkan. Agar hukum
Islam tetap aktual untuk mengatur kehidupan umat Islam di masa kini
diperlukan hukum Islam dalam bentuknya yang baru dan tidak mesti
mengambil alih semua fiqih yang lama. Aspek kewanitaan seperti, busana
muslimah (jilbab), wanita karir. kepemimpinan wanita, dan lain-lain.
4. Aspek medis, seperti pencangkokan organ tubuh atau bagian organ
tubuhdows pembedahan mayat, euthanasia, ramalan genetika, cloningo
penyebrangan
5. Aspek teknologi, seperti: menyembelih hewan secara mekanis, seruan
adzan atau ikrar basmalah dengan kaset, makmum kepada radio atau
televisi, dan lain-lain.
6. Aspek politik (kenegaraan), seperti: yakni perdebatan tentang perdebatan
sekitar istilah "Negara islam", proses pemilihan pemimpin, loyalitas
kepada penguasa (kekuasaan), dan lain sebagainya.
7. Aspek yang berkaitan dengan pelaksanaan ibadah, seperti tayammum
dengan selain tanah (debu), ibadah kurban dengan uang, menahan haid
karena demi ibadah haji, dan lain sebagainya.
9
Imam Mustofa, Kajian Fiqih Kontemporer, (Cet.I: Yogyakarta; Idea Press, 2019), h. 19.
11
F. Pandangan Masyarakat Tentang Fiqih Kontemporer
Yang diwawancarai,
Ahsan
10
Hasil Wawancara dengan Ahsan, 18 Maret 2023, Parepare.
12
baru tejadi yang ketentuan hukumnya belum terdapat dalam nash (Al-Qur’an
dan Hadist).”11
Yang diwawancarai,
Jirana
3. Bagaimana menurut anda mengenai fiqh kontemporer jika dilihat dari sudut
pandang pekerjaan anda sebagai online shop/ penjual online?
“Fiqh kontemporer mengikuti perkembangan zaman. Misalnya transaksi jual-
beli makin banyak ragam dan caranya baik itu dari segi pembayaran maupun
proses barang tersebut sampai di pembeli. Jual beli sekarang sudah tidak
perlu bertemu tatap muka secara langsung karena dapat dilakukan secara
daring melalui aplikasi online shop. Metode pembayarannya pun sangat
memudahkan misalnya transfer. Intinya memudahkan.”12
Yang diwawancarai,
Hasrinah
11
Hasil Wawancara dengan Jirana, 18 Maret 2023, Parepare.
12
Hasil Wawancara dengan Hasrinah, 19 Maret 2023, Pinrang.
13
G. Optimalisasi Fiqih Kontemporer Di Indonesia
13
Sudirman, Fiqh Kontemporer “Kontemporer studies of Fiqh”, (Cet.I: Yogyakarta; Budi Utama,
2018), h. 27.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Fiqih adalah ilmu pengetahuan tentang hukum hukum syari'at dalam
bentuk amaliah (perbuatan mukallaf) yang diambil dalilnya secara
terperinci. Kontemporer dapat diartikan kekinian atau masa kini. Jadi,
fiqih kontemporer adalah perkembangan pemikiran fiqih di masa kini.
Perkembangan kehidupan manusia selalu berjalan sesuai dengan ruang dan
waktu, dan ilmu fiqih adalah ilmu yang selalu berkembang karena tuntutan
kehidupan zaman. Fiqih adalah ilmu yang sangat penting bagi kehidupan
umat islam.
2. Persamaan fiqh Islam (klasik) dan fiqh kontemporer merupakan sama-
sama hukum yang digunakan dalam mengambil keputusan yang berkaitan
dengan urusan agama.
3. Fiqh kontemporer dalam perkembangannya mengalami pergeseran
orientasi hukum. Dengan berdasarkan etika Alqur’an, maka hukum Islam
yang dibangun di atasnya akan mengalami beberapa pergeseran orientasi
pemikiran
4. Ada beberapa tujuan dan manfaat fiqih kontemporer ditinjau dari berbagai
aspek.
5. Fikih kontemporer ini sangat urgen, karena dibutuhkan untuk mampu
menghadapi tantangan zaman sehingga fikih tetap relevan diterapkan
sebagai aturan Islam di era sekarang
B. Saran
Penulis menyadari dalam penulisan makalah ini terdapat banyak kesalahan serta
juga ketidaksempurnaan. Sehingga penulis mengharapkan kritik, saran dan
masukan dari pembaca agar kedepannya penulis dapat menulis makalah di lain
waktu dengan sempurna.
15
DAFTAR PUSTAKA
A. Latief, Husni Mubarrak. Belajar Mudah Fikih Kontemporer, Cet.I: Jakarta;
LKKI Publisher, 2019.
Abu Zahrah, Muhammad. Ushul Fiqih, Cet.I: Bairut; Dar al-Fikr, 2018.
Amal, Taufik Adnan. Islam dan Tantangan Modernitas, Cet.I: Bandung; Mizan,
1989.
Asro, Muhammad, Kholid, Muhammad. Fiqih Perbankan, Cet.I: Bandung;
Pustaka Setia, 2011.
Gibtiah. Fikih Kontemporer, Cet.I: Jakarta; Kencana, 2016.
Koto, Alaiddin. Ilmu Fiqih dan Ushul Fiqih, Cet.I: Jakarta; PT. Raja Grafindo
Persada, 2004.
Muchtar, Heri Jauhari. Fiqih Pendidikan, Cet.II: Bandung; PT Remaja
Rosdakarya 2008.
Mustofa, Imam. Kajian Fiqih Kontemporer, Cet. I: Yogyakarta; Idea Press, 2019.
Sinaga, Ali Imran. Fiqh Kontemporer Konseptual dan Istinbath, Cet.I: Medan; cv.
Pusdikra Mitra Jaya, 2020.
Sudirman. Fiqh Kontemporer “Kontemporer studies of Fiqh”, Cet.I: Yogyakarta;
Budi Utama 2018.
16
LAMPIRAN REFERENSI BUKU
17
18
19
Dalam kamus Besar
Bahasa Indonesia
pengertian kontemporer
berarti
sewaktu, semasa, pada
waktu atau masa yang
sama, pada masa kini,
dewasa ini.
Jadi dapat disimpulkan
bahwa fiqh kontemporer
adalah tentang
perkembangan
pemikiran fiqh dewasa
ini. Dalam hal ini yang
20
menjadi titik acuan
adalah
bagaimana tanggapan dan
metodologi hukum islam
dalam memberikan
jawaban
terhadap masalah-masalah
kontemporer.
Dalam kamus Besar
Bahasa Indonesia
pengertian kontemporer
berarti
sewaktu, semasa, pada
waktu atau masa yang
21
sama, pada masa kini,
dewasa ini.
Jadi dapat disimpulkan
bahwa fiqh kontemporer
adalah tentang
perkembangan
pemikiran fiqh dewasa
ini. Dalam hal ini yang
menjadi titik acuan
adalah
bagaimana tanggapan dan
metodologi hukum islam
dalam memberikan
jawaban
22
terhadap masalah-masalah
kontemporer.
Dalam kamus Besar
Bahasa Indonesia
pengertian kontemporer
berarti
sewaktu, semasa, pada
waktu atau masa yang
sama, pada masa kini,
dewasa ini.
Jadi dapat disimpulkan
bahwa fiqh kontemporer
adalah tentang
perkembangan
23
pemikiran fiqh dewasa
ini. Dalam hal ini yang
menjadi titik acuan
adalah
bagaimana tanggapan dan
metodologi hukum islam
dalam memberikan
jawaban
terhadap masalah-masalah
kontemporer.
24