Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

PENGERTIAN, ORIENTASI, TUJUAN, MANFAAT DAN


RUANG LINGKUP PEMBAHASAN FIQIH KONTEMPORER
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Fiqih Kontemporer

Dosen Pengampu:
Dr. H. Mukhtar Mas’ud, M.A.

OLEH:
KELOMPOK 1

NURHALISA (2020203886208049)
NUR AFNI (2020203886208052)
KELAS PAI6B

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PAREPARE

2023
KATA PENGANTAR
Bismillahirahmanirrahim

Puji dan syukur dipersembahkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat
taufik dan hidayah-Nya makalah ini dapat terselesaikan sebagaimana mestinya.

Sholawat serta salam disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW beserta


keluarga dan para sahabatnya, dengan harapan semoga umatnya dapat mengikuti
akhlak dan budi pekerti yang mulia.

Makalah ini berjudul “Pengertian, Orientasi, Tujuan, Manfaat dan Ruang


Lingkup Pembahasan Fiqih Kontemporer” dan disusun dalam rangka memenuhi
tugas mata kuliah Fiqih Kontemporer. Dalam hal ini tidak lupa pula kami
sampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak Dr. H. Mukhtar Mas’ud, M.A.,
selaku dosen pengampu mata kuliah Fiqih Kontemporer yang senantiasa
membimbing dan memberikan ilmunya kepada kami.

Dalam makalah ini penulis sangat menyadari bahwa masih banyak


kekurangan, kekeliruan, dan masih sangat jauh dari kata sempurna dalam
penyusunan makalah ini. Olehnya itu, kami sangat mengharapkan krtitik dan
saran kepada pembaca yang bersifat membangun.

Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada penulis khususnya


dan kepada pembaca guna memperkaya ilmu pengetahuan tentang materi yang
kami sampaikan dalam makalah ini.

Parepare, 17 Maret 2023

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah......................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................2
C. Tujuan Penulisan.................................................................................................2
BAB II .......................................................................................................................3
PEMBAHASAN........................................................................................................3
A. Pengertian Fiqh Kontemporer.............................................................................3
B. Persamaan dan Perbedaan Fiqh Islam dan Fiqh Kontemporer...........................4
C. Orientasi Fiqh Kontemporer...............................................................................6
D. Tujuan dan Manfaat Fiqh Kontemporer dalam Berbagai Bidang.......................8
E. Ruang Lingkup Pembahasan Fiqh Kontemporer................................................10
F. Pandangan Masyarakat Tentang Fiqh Kontemporer...........................................12
G. Optimalisasi Fiqh Kontemporer di Indonesia.....................................................14
BAB III.......................................................................................................................15
PENUTUP..................................................................................................................15
A. Kesimpulan.........................................................................................................15
B. Saran....................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................16
LAMPIRAN REFERENSI BUKU............................................................................17

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

Hukum Islam dan dinamika masyarakat sering dipersepsikan sebagai yang


sangat berbeda dan bahkan dikatakan saling bertentangan. Dalam satu sudut
pandang, hukum Islam merupakan sesuatu yang tidak akan mungkin mengalami
perubahan, karena berdasarkan wahyu Allah yang bersifat qadim. Setiap yang
qadim, bersifat statis tidak berubah. Sebaliknya, masyarakat secara substansial
mengalami perubahan yang cukup besar dan bersifat dinamis.

Fiqh merupakan bagian dari unsur ajaran Islam sebagai pedoman hidup bagi
manusia terutama dalam melaksanakan tugas kekhalifanya di muka bumi. Fiqh
Islam cenderung berbicara tentang aspek eksoteris keagamaan yang besifat legal-
formal, behubungan dengan boleh atau tidaknya sesuatu pelaksanaan amaliah,atau
dengan kata lain sesuatu yang dikatkan dengan konteks halal-haram dalam agama,
yang selalu menjadi persoalan dalam proses sosialisasi fiqh bukan yang
menyangkut tentang eksistensi fiqh tersebut, teapi yang sering menjadi ajang
perdebatan di kalangan ulama adalah dalam hal relevansi maupun aktualisasi fiqh
itu sendiri, terutama bila dikaitkan dengan tempat (lokal) maupun zaman
(temporal). Akibat dari modernisasi dan kemajuan zaman, muncullah masalah-
masalah baru yang sebelumnya tidak pernah tejadi sehingga perlu ditetapkan
hukumnya, maka dari itu ada pemikiran mengena fiqh kontemporer.

Kita harus menyadari bahwa fiqih adalah benda mati tidak berwujud yang
menjadi bagian dari karya dan karsa manusia. Artinya, karena fiqih bukan sumber
hidup dan tidak pada posisi untuk mengubah dirinya, dalam arti apabila fiqih tidak
diubah dan dimoderenisasi maka fiqih tidak akan pernah moderen. Hal ini
bermakna bukan hanya fiqih dalam arti kaidah atau regulasi, melainkan fiqih yang
merupakan derifasi Syari’at Islam dalam tataran hakiki, yaitu fiqih sebagai
pandangan hidup.

1
Adapun yang melatarbelakangi munculnya isu Fiqih kontemporer yaitu akibat
adanya arus modernisasi yang meliputi hampir sebagian besar Negara- Negara
yang dihuni oleh mayoritas umat islam. Dengan adanya arus modernisasi tersebut,
mengakibatkan munculya berbagai macam perubahan dalam tataan sosial umat
islam, baik yang menyangkut ideologi, politik, sosial, budaya dan sebagainya.
Berbagai perubahan tersebut seakan-seakan cenderung menjauhkan umat dari
nilai- nilai agama.

Perkembangan kehidupan manusia selalu berjalan sesuai dengan ruang dan


waktu, dan ilmu fiqh adalah ilmu yang selalu berkembang karena tuntutan
kehidupan zaman. Fiqh adalah ilmu yang sangat penting bagi kehidupan umat
islam.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, makan dapat dirumuskan permasalahan
sebagai berikut.
1. Apa yang dimaksud fiqih kontemporer?
2. Apa orientasi, tujuan, manfaat, dan ruang lingkup fiqih kontemporer?
3. Bagaimana pendapat masyarakat tentang fiqih kontemporer dan
pengoptimalisasiannya di Indonesia?

C. Tujuan Penulis
Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui pengertian fiqih kontemporer.
2. Untuk mengidentifikasi orientasi, tujuan, manfaat, dan ruang lingkup fiqih
kontemporer.
3. Untuk mengidentifikasi mengenai pendapat masyarakat dan
pengoptimalisasian fiqih kontemporer di Indonesia.

2
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Fiqih Kontemporer

Kata "figh" dan "tafaqquh" berarti "pemahaman yang dalam". Secara harfiyah,
"fiqh" berarti paham (al-fahmu), sedangkan secara semantik bermakna
mengetahui sesuatu dan memahaminya dengan baik. Secara terminologi, menurut
Abu Zahrah, fiqh adalah mengetahui hukum-hukum syara' yang bersifat amaliyah
yang dikaji dari dalil-dalilnya secara terperinci. Menurut Al-Amidi, fiqh berarti
ilmu tentang seperangkat hukum syara' yang bersifat furu'iyah yang didapatkan
melalui penalaran dan istidlal. Adapun Ali Asy-Syais mengatakan bahwa fiqh
adalah hukum-hukum syara' yang bersifat praktis (amaliah) dan diperoleh dari
dalil-dalil yang terperinci.1 Allah berfirman dalam QS. Al-Hud ayat 91.

‫ت َعلَ ْي َنا‬ َ ‫ك لَ َر َجم ْٰن‬


َ ‫ك َۖو َمٓا اَ ْن‬ ُ ْ‫ض ِع ْي ًفا َۗولَ ْواَل َره‬
َ ‫ط‬ ُ ‫َقالُ ْوا ٰي‬
َ ‫ش َعيْبُ َما َن ْف َق ُه َك ِثيْرً ا ِّممَّا َتقُ ْو ُل َو ِا َّنا لَ َن ٰرى‬
َ ‫ك فِ ْي َنا‬
‫ِب َع ِزي ٍْز‬

Terjemahnya:

Mereka berkata, “Wahai Syuaib! Kami tidak banyak mengerti tentang apa
yang engkau katakan itu, sedang kenyataannya kami memandang engkau
seorang yang lemah di antara kami. Kalau tidak karena keluargamu, tentu
kami telah merajam engkau, sedang engkau pun bukan seorang yang
berpengaruh di lingkungan kami.”

Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia pengertian kontemporer berarti sewaktu,


semasa, pada waktu atau masa yang sama, pada masa kini, dewasa ini. Jadi dapat
disimpulkan bahwa fiqh kontemporer adalah tentang perkembangan pemikiran
fiqh dewasa ini. Dalam hal ini yang menjadi titik acuan adalah bagaimana
tanggapan dan metodologi hukum islam dalam memberikan jawaban terhadap
masalah-masalah kontemporer. Jadi, fiqih kontemporer adalah perkembangan
pemikiran fiqih di masa kini.

1
Heri Jauhari Muchtar, Fiqih Pendidikan, (Cet.II: Bandung; PT Remaja Rosdakarya, 2008), h. 13.

3
B. Persamaan dan Perbedaan Fiqih Islam dan Fiqih Kontemporer

Persamaan fiqh Islam (klasik) dan fiqh kontemporer merupakan sama-sama


hukum yang digunakan dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan
urusan agama.2

Letak perbedaannya akan djelaskan lebih lanjut, Fiqih Klasik adalah ilmu
hukum yang berkembang pada periode kenabian dan muncul tidak sekedar untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat pada zamannya tetapi telah juga menyiapkan
warisan berharga untuk membangun hukum dimasa depan.

Fiqh klasik banyak berisi hukum Islam yang mengatur Pelaksanaan ibadah-
ibadah, yang dibebankan pada muslim yang sudah mukkalaf yaitu kaitanya
dengan lima prinsip pokok (wajib, sunnah, makruh, haram, dan mubah) serta
membahas tentang hukum-hukum kemasyarakatan (muamalat).3

Sementara itu, Fiqh Kontemporer adalah perkembangan pemikiran fiqih pada


masa yang kini. Dalam hal ini yang menjadi titik acuan adalah bagaimana
tanggapan dan metodologi hukum islam dalam memberikan jawaban terhadap
masalah masalah kontemporer.

Perbedaan yang krusial antara fiqh klasik dan fiqh kontemporer adalah sebagai
berikut:4

Tabel 1.

No Bidang Fiqh Klasik Fiqh Kontemporer


1 Sejarah Lebih awal Belakangan
Kenabian, Khulafa’ Ar-Rasyidin,
Abad Modern (mulai
2 Masa Bani Umayyah, dan Bani
abad 19)
Abbasyiyah
3 Materi Ibadah, Munakahat, Mawaris, Sifat Melengkapi

2
Alaiddin Koto, Ilmu Fiqih dan Ushul Fiqih, (Cet.I: Jakarta; PT. Raja Grafindo Persada, 2004),
h. 17.
3
Taufik Adnan Amal, Islam dan Tantangan Modernitas, (Cet.I: Bandung; Mizan, 1989), h. 18.
4
Ali Imran Sinaga, Fiqh Kontemporer Konseptual dan Istinbath, (Cet.I: Medan; cv. Pusdikra
Mitra Jaya, 2020), h. 18.

4
Muamalah, Hudud,
Al-,Ath’Immah,
4 Gerak Stagnan dan Stabil Progressive
5 Pengaruh Madzhab Mandiri dan Tarjih
Idealnya ijtihad jama’iy,
6 Ijtihad Ijma’ dan Fatwa tetapi cenderung ijtihad
fardiy

Selain itu, perkembangan Fikih Kontemporer telah merambah pada pemisahan


bidang-bidang fikih berdasarkan kebutuhan dan kasuistik. Misalnya, bermunculan
Fikih Siyasah, Fikih Air, Fikih Bencana, Fikih Tata Kelola, Fikih Penerbangan,
Fikih Lalu Lintas, dan sebagainya. Sekalipun polarisasi berbagai macam fikih
sudah terjadi, tetapi produk yang cenderung bersifat fatwa, ijtihad fardiy, mandiri,
tanpa dukungan penganut madzhab tertentu ini, maka sosialisasinya, penyebaran,
dan aplikasinya terlihat hanya sebatas gagasan. Fikih-fikih klasik tetap menjadi
perbincangan dan pembelajaran di pesantren yang menerapkan kitab kuning
(kutub al-turats). Kitab-kitab kuning secara terus menerus dicetak untuk
diperbanyak dan dipelajari bagi kalangan penganut mazhab.

Ada pula yang membagi fiqh membagi 3, yaitu: (1) Ibadah, aktifitas dengan
cakupan yang sangat luas. Ibadah bukan hanya aktifitas yang berbentuk ritual
yang mempunyai tata cara yang telah digariskan dalam Al-Qur’an dan Hadis
secara tegas dan rinci. Ibadah itu meliputi segala aktifitas yang dibenarkan syariat
yang ditujukan suatu pengabdian kepada Allah swt; (2) Muamalah, bagian ini
terdiri dari: mu'awadhah maliyah (harter), munakahat (pernikahan), mukhashamat
(persengketaan), dan tirkah (harta peninggalan); (3) Uqubat, bagian ini terdiri
dari: qishash, had pencurian, had zina, had menuduh zina (qadzf), taʼzir (hukuman
yang jenis dan berat sanksi hukumannya diserahkan kepada pemimpin/waliyyul
amri), tindakan terhadap pemberontak (bughat) dan pembegal (hirubah atau
qath’u al-thariq.

5
C. Orientasi Fiqih Kontemporer

Fiqh kontemporer dalam perkembangannya mengalami pergeseran orientasi


hukum. Dengan berdasarkan etika Alqur’an, maka hukum Islam yang dibangun di
atasnya akan mengalami beberapa pergeseran orientasi pemikiran sebagai
berikut.5

1. Dari Absolutisitas ke relativitas


Hukum Islam merupakan produk pemahaman manusia yang relatif dan historis
terhadap wahyu ilahi (Alqur’an) yang absolut dan ahistoris. Dalam memahami
dan mengkomunikasikan pesan ilahi, kondisi mental dan enviromental baik
sosial, budaya, politik maupun ekonomi sangat mempengaruhi pemahaman
seorang faqih (pakar hukum Islam) sehingga pemahamannya tehadap wahyu
ilahi bersifat relatif. Relativitas dan historisitas pemahaman seorang faqih ini
mengakibatkan produk pemikirannya tidak bisa dianggap final, ia akan berubah
sesuai dengan perubahan situasi sosial yang melingkupinya. Dengan demikian
fiqh kontemporer akan mengalami pergeseran orientasi dari anggapan bahwa
fiqh merupakan produk yang final dan bersifat absolut menuju anggapan
bahwa hukum Islam merupakan produk pemahaman manusia yang relatif.
2. Dari pendekatan atomistik ke pendekatan komprehensif
Formulasi hukum Islam yang lahir selama ini berangkat dari metode
pemahaman Alqur’an yang bersifat atomistik dan parsial yang berpengaruh
dalam metode penafsiran tradisional abad pertengahan bahkan era
kontemporer. Dibidang hukum dan etika, penafsiran terfokus kepada ayat-ayat
yang asing yang mendasari semua ayat-ayat atau tema-tema yang tersebar di
tempat-tempat yang berbeda dari Al-qur’an. Oleh karena itu, hukum Islam
kontemporer harus lahir dari pemahaman Alqur’an yang bersifat komprehensif
dan universal kemudian mengambil prinsip-prinsip hukum (illat al-hukm) yang
bersifat global dari ayat Alqur’an tersebut. Dari prinsip-prinsip itu bisa
dikembangkan lebih banyak lagi hukum-hukum yang bersifat partikular dengan
illat hukum yang sama.

5
Muhammad Abu Zahrah, Ushul Fiqih, (Cet.I: Bairut; Dar al-Fikr), h. 218.

6
3. Dari pendekatan tekstual ke pendekatan kontekstual
Produk hukum Islam yang lahir selama ini selalu berangkat dari pemahaman
terhadap Alqur’an secara tekstual, sehingga produk pemikiran yang
dihasilkannya sangat sesua dengan bunyi teks, teapi tidak relevan dengan
konteks yang sedang dihadapi karena masyarakat yang menjadi objek teks
tesebut sudah mengalami perubahan dan perkembangan. Oleh karena itu
hukum Islam kontemporer harus mampu mendialogkan antara teks (wahyu
tertulis) dan konteks (wahyu tak tetulis) atau realitas sosial. Pada gilirannya
hukum Islam kontemporer akan mengalami pergeseran dari yang semula dalam
pemikiran yang kaku ke pemikiran yang lebih fleksibel.
4. Dari idelaisme epistemologis menuju reaisme epistemologis
Hukum Islam kontemporer harus berani mengembangkan paradigma berfikir
induktif-realistik, berangkat dari fakta empirik sehingga rumusan hukum Islam
akan semakin bersentuhan dengan kebutuhan riil masyarakat.
5. Dari legal spesifik ke ideal moral
Hukum Islam menurut pandangan Rahman adalah semua hukum yang tidak
bertentangan dengan prinsip-prinsip moral Alqur’an. Pandangan Rahman ini
berbeda dengan pandangan mayoritas ulama ushul fiqh yang menegaskan
bahwa dasar hukum Islam adalah Alqur’an, sedangkan prinsip-prinsip moral
adalah yang identik dengan mashlaha hanya dianggap sebagai tujuan dan
bukan sebaa dasar hukum Islam. Dengan perkataan lain hukum Islam
kontemporer akan mengalami pergeseran dari pemaknaan ayat-ayat Alqur’an
secara literal ke pemaknaan substansif.
6. Dari hukum Islam formal eksoterik ke esensial-eksoterik
Kegagalan kaum muslimim dalam menciptakan hubungan yang harmonis
antara etika dan hukum pada akhirnya menimbulkan kekacauan diantara
keduanya. Baik etika atau hukum tidak pernah menjadi suatu disiplin ilmu
dalam dirinya sendiri. Pada kenyataannya, hukum Islam bukanlah hukum
dalam artian modern. Ia adalah khazanah materi-materi hukum yang
menumpuk selama berabad-abad. Hanya sebahagian saja daripadanya yang
mendapat diberlakukan dalam mahkamah peradilan.

7
D. Tujuan dan Manfaat Fiqih Kontemporer dalam Berbagai Bidang

Prof. Said Rramadan mengungkapkan, bahwasanya semua pendapat yang harus


di timbang dengan kriteria Al-Qur'an dan As- sunnah. Dan semua manusia
sesudah Rasulullah SAW dapat berbuat keliru. Dalam segala hal dimana tidak ada
teks yang mengikat, maka pertimbangan masalah sajalah yang mengikat. dan
bahwa aturan demi maslahah dapat berubah bersama perubahan keadaan di masa.
terdahulu: "Di mana ada maslahah disanalah letak jalan Allah". Perbedaan antara
syari'ah (Sebagaimana tercantum dalam Al-Qura'an dan As-sunnah) yang
mengikat abadi dengan dalil-dalil yang diterangkan oleh para fuqoha' seharusnya
memberikan pengaruh yang sangat sehat terhadap umat islam pada zaman ini.

Berkenaan dengan munculnya isu fiqih kontemporer, bagaimanapun pemikiran


ulama bisa di pertanyakan kembali berdasarkan kriteria Al-Qur'an dan As-Sunnah
di sisi lain pertimbangan maslahah dapat di jadikan cajukan dalandows upaya
penyesuaian fiqh dengan zaman yang berkembang.

Adapun tujuan fiqh kontemporer dalam berbagai bidang yaitu:

1. Melalui fiqh kontemporer dapat membantu menjelaskan bahwa fiqh Islam


mampu menjawab segala tantangan zaman, khususnya yang berkenaan
dengan permasalahan kontemporer yang dihadapi membuktikan bahwa
fiqh Islam itu fleksibel (murunah) sehingga tetap sesuai di segala tempat
dan zaman (shalih li kulli zaman wa makan).
2. Mengetahui pola penalaran dan ijtihad yang dikembangkan oleh para
ulama atau fukaha untuk menjawab persoalan kontemporer tersebut.
3. Mengetahui alasan dan argumen hukum yang dikemukakan para ulama
atas setiap putusan hukum fiqh kontemporer yang dibuat.
4. Memahami keragaman fatwa yang dihasilkan para ulama untuk satu
persoalan kontemporer tertentu sebagai akibat dari perbedaan pola
pemahaman dan penalaran yang dipakai dalam menggali hukum fikih
terhadap permasalahan tersebut.

8
5. Melakukan suatu perbandingan pendapat di antara ulama atas keragaman
pandangan dan alasan yang dikemukakannya terkait permasalahan
kontemporer tertentu, untuk kemudian dicari pendapat yang paling kuat
(rajih) berdasarkan dalil dan hujjah.6

Adapun manfaat fiqh kontemporer dalam berbagai bidang yaitu:

1. Untuk menjawab segala persoalan kontemporer, sangat diperlukan


ketajaman metodologi penalaran hukum Islam yang disebut: ushul fiqh.
Melalui ushul fiqh, dapatlah dikembangkan berbagai penalaran: baik al-
bayaniy, al-ta'liliy maupun al-istishlahiy sehingga setiap putusan hukum
yang dihasilkan benar-benar merupakan hasil pergumulan dan dialektika
antara pemahaman nash dan realita, dipadukan dengan menggunakan salah
satu metode penalaran dalam ushul fikih tersebut, sehingga hasilnya bisa
dipertanggungjawabkan secara keilmuan (akademis).
2. Penguasaan penalaran ushul fiqh dengan baik, perangkat keilmuan utama
lainnya yang sangat diperlukan dalam mengkaji fiqh kontemporer adalah
pemahaman dengan baik tentang qawaid fiqhiyyah (Islamic legal maxims)
dan fikih maqashid untuk bisa menempatkan segala sesuatu berdasarkan
prioritas: asasi (dharuriyyat); primer (hajjiyyat) dan tertier (tahsiniyyat).
3. Melalui fiqh kontemporer juga bisa dikembangkan studi mengenai fiqh al-
ikhtilaf (fikih menghargai perbedaan pendapat) mengingat beragamnya
pendapat yang muncul atas suatu persoalan kontemporer tertentu. Hal ini
bisa dimaklumi, karena pola penyelesaian persoalan kontemporer tersebut
galibnya menggunakan pendekatan penalaran al-istishlahiy dengan
menimbang prioritas dan perbandingan lebih besaran mana antara
mashlahat dan mafsadat.7

6
Husni Mubarrak A. Latief, Belajar Mudah Fikih Kontemporer (Cet.I: Jakarta; LKKI Publisher,
2019), h. 43.
7
Gibtiah. Fikih Kontemporer. (Cet.I: Jakarta; Kencana, 2016), h. 34-36.

9
E. Ruang Lingkup Pembahasan Fiqih Kontemporer

Ruang lingkup fiqih kontemporer mencakup masalah-masalah fiqih yang


berhubungan dengan situasi kontemporer (modern). Kajian fiqih kontemporer
mencakup masalah-masalah fiqih yang berhubungan dengan situasi kontemporer
(modern) dan mencakup wilayah kajian dalam Al-Qur'an dan Hadits. Kajian fiqih
kontemporer tersebut dapat dikategorikan ke dalam beberapa aspek:

1. Aspek hukum keluarga, seperti; akad nikah melalui telepon, penggunaan


alat kontrasepsi, dan lain-lain.
2. Aspek ekonomi, seperti; system bunga dalam bank, zakat profesi, asuransi.
dan lain-lain.
Perkembangan ekonomi Islam baik dalam wacana maupun dalam praktek
terus mengalami perubahan. Praktek-praktek ekonomi berkembang lebih
kompleks dan beragam. Pada tahap inilah sangat diperlukan agar praktek
ekonomi tetap sesuai dengan syari'at Islam. Diperlukan aturan-aturan
hukum yang baru dan diperbaharui agar dapat mengatasi masalah-masalah
ekonomi. Hukum akan kehilangan eksistensi dan fungsinya jika tidak
mampu mengatasi masalah yang terjadi di masyarakat. Demikan juga
dengan hukum ekonomi Islam, jika bergeming seputar transaksi- transaksi
ekonomi yang dibahas dalam fiqh muamalah klasik, maka akan kehilangan
eksistensinya dan tergerus arus perubahan jaman.8
Untuk tetap responsif terhadap perkembangan transaksi ekonomi kekinian,
hukum ekonomi Islam selayaknya melakukan usaha ijtihadi dengan
mengakomodasi kegiatan ekonomi mutakhir namun tetap analitis untuk
mengkritisi dan memberikan solusi agar semua kegiatan ekonomi tetap
dalam koridor hukum ekonomi Islam (Figh Muamalah). Salah satu bentuk
transaksi ekonomi kekinian yang memerlukan usaha ijtihadi dalam fiqh
muamalah adalah lembaga jaminan. Masalah jaminan sebenarnya
merupakan insitusi yang sudah mapan dalam teori dan praktek ekonomi

8
Muhammad Asro, Muhammad Kholid, Fiqih Perbankan, (Cet.I: Bandung; Pustaka Setia, 2011),
h. 46-47.

10
Islam. Bahkan dasar hukum jaminan memiliki dasar yang kuat dalam Al
Qur'an dan Sunnah.
3. Aspek pidana, seperti; huku pidana islam dalam sistem hukum nasional.
Hukum Islam tidak akan dapat mampu menghadapi dan menjawab
problem dan tantangan, khususnya di dunia modern, kecuali dengan
adanya harmonisasi antara teks dengan konteks, antara teks dengan
perkembangan zaman dan sosip-kultural masyarakat.9
Masyarakat yang terus berubah dengan cepat karena perkembangan ilmu
dan teknologi di satu sisi, dan karena hukum Islam yang dikesani kaku dan
statis oleh sementara orang di sisi lain, membawa kepada kesimpulan yang
sederhana bahwa hukum Islam tidak relevan lagi untuk masa kini, apalagi
untuk masa yang akan datang. Kesimpulan tersebut tidak benar apabila
ijtihad sebagai dinamisator hukum Islam terus diefektifkan. Agar hukum
Islam tetap aktual untuk mengatur kehidupan umat Islam di masa kini
diperlukan hukum Islam dalam bentuknya yang baru dan tidak mesti
mengambil alih semua fiqih yang lama. Aspek kewanitaan seperti, busana
muslimah (jilbab), wanita karir. kepemimpinan wanita, dan lain-lain.
4. Aspek medis, seperti pencangkokan organ tubuh atau bagian organ
tubuhdows pembedahan mayat, euthanasia, ramalan genetika, cloningo
penyebrangan
5. Aspek teknologi, seperti: menyembelih hewan secara mekanis, seruan
adzan atau ikrar basmalah dengan kaset, makmum kepada radio atau
televisi, dan lain-lain.
6. Aspek politik (kenegaraan), seperti: yakni perdebatan tentang perdebatan
sekitar istilah "Negara islam", proses pemilihan pemimpin, loyalitas
kepada penguasa (kekuasaan), dan lain sebagainya.
7. Aspek yang berkaitan dengan pelaksanaan ibadah, seperti tayammum
dengan selain tanah (debu), ibadah kurban dengan uang, menahan haid
karena demi ibadah haji, dan lain sebagainya.

9
Imam Mustofa, Kajian Fiqih Kontemporer, (Cet.I: Yogyakarta; Idea Press, 2019), h. 19.

11
F. Pandangan Masyarakat Tentang Fiqih Kontemporer

Dilihat dari masa ke masa perkembangan fiqh kontemporer di lingkungan


masyarakat terus mengalami pergerakan. Fiqh kontemporer sebagaimana yang
dijelaskan sebelumnya merupakan perkembangan pemikiran fiqih di masa kini.
Perkembangan kehidupan manusia selalu berjalan sesuai dengan ruang dan waktu,
dan ilmu fiqih adalah ilmu yang selalu berkembang karena tuntutan kehidupan
zaman. Fiqih adalah ilmu yang sangat penting bagi kehidupan umat islam.
Pertanyaannya kemudian, apakah masyarakat paham atau mengetahui apa itu fiqh
kontemporer? Oleh karena munculnya pertanyaan tersebut, maka berikut ini
adalah beberapa pendapat masyarakat mengenai fiqh kontemporer.

1. Bagaimana menurut anda mengenai fiqh kontemporer?


“Fiqh kontemporer merupakan fiqh atau yang berkaitan dengan hukum Islam
dimasa kini. Dengan adanya fiqh kontemporer dapat memudahkan segala
aktifitas sehari-hari. Contohnya saja pada saat ramadhan awal munculnya
virus korona, kita masyarakat dibatasi baik dari segi berkerumunan,
melaksanakan ibadah di mesjid maupun bepergian. Tetapi dengan adanya
fiqh kontemporer kita tetap dapat melaksanakan ibadah di bulan ramadhan
dengan penuh hikmat meskipun berbeda dengan tahun-tahun sebelum korona
itu datang.”10

Yang diwawancarai,

Ahsan

2. Bagaimana menurut anda mengenai fiqh kontemporer?


“Fiqh kontemporer adalah pemikiran fiqh masa kini. Artinya dengan adanya
fiqh kontemporer, dapat menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang

10
Hasil Wawancara dengan Ahsan, 18 Maret 2023, Parepare.

12
baru tejadi yang ketentuan hukumnya belum terdapat dalam nash (Al-Qur’an
dan Hadist).”11

Yang diwawancarai,

Jirana

3. Bagaimana menurut anda mengenai fiqh kontemporer jika dilihat dari sudut
pandang pekerjaan anda sebagai online shop/ penjual online?
“Fiqh kontemporer mengikuti perkembangan zaman. Misalnya transaksi jual-
beli makin banyak ragam dan caranya baik itu dari segi pembayaran maupun
proses barang tersebut sampai di pembeli. Jual beli sekarang sudah tidak
perlu bertemu tatap muka secara langsung karena dapat dilakukan secara
daring melalui aplikasi online shop. Metode pembayarannya pun sangat
memudahkan misalnya transfer. Intinya memudahkan.”12

Yang diwawancarai,

Hasrinah

11
Hasil Wawancara dengan Jirana, 18 Maret 2023, Parepare.
12
Hasil Wawancara dengan Hasrinah, 19 Maret 2023, Pinrang.

13
G. Optimalisasi Fiqih Kontemporer Di Indonesia

Fikih kontemporer ini sangat urgen, karena dibutuhkan untuk mampu


menghadapi tantangan zaman sehingga fikih tetap relevan diterapkan sebagai
aturan Islam di era sekarang. 13

Mengingat pentingnya dukungan perangkat keilmuan lain untuk menyokong


memahami detail masalah kontemporer secara lebih utuh dan menyeluruh,
terutama seperti di bidang kedokteran dan ekonomi, makanya sejak lama telah
berkembang pula desakan dan harapan untuk mengembangkan proses penalaran
yang melibatkan banyak ahli dan pakar dalam pelbagai disiplin ilmu masing-
masing, atau lebih dikenal dengan penalaran yang dilakukan bersama secara
kolektif (al-ijtihad al-jama'i). Di samping, perkembangan modern yang menuntut
speasialisasi disiplin ilmu tertentu pada setiap orang, yang berbeda dengan zaman
dahulu, terang menghajatkan kondisi kolektif jama'i demikian.

Salah satu bentuk upaya penyelesaian masalah kontemporer melalui


pendekatan multi approach juga adalah usaha yang dilakukan sejumlah sarjana
Muslim untuk melakukan proses integrasi-interkoneksi berbagai disiplin keilmuan
Islam dan kontemporer (contemporary knowledge) secara lebih serius sehingga
lebih bisa memahami persoalan serta piawai dalam menyelesaikan masalah
kekinian

Secara istilah keilmuan, lema dharurah, secara lesikal, berarti kebutuhan


(mendesak), bentuk jamak dari kata tersebut adalah dharurat yang berarti kesulitan
(masyaqqah) yang sukar dihindari. Sedangkan dalam terminologi juris, dhrurah
adalah keadaan sulit yang dihadapi manusia yang dapat mengancam agama, jiwa,
akal, keturunan, harta dan kehormatannya (perkara dharuriyyat) sehingga
dibolehkan baginya (konsumsi) hal yang diharamkan; meninggalkan kewajiban
atau bahkan mengundur waktunya guna menghindari terjadi kemudaratan.

13
Sudirman, Fiqh Kontemporer “Kontemporer studies of Fiqh”, (Cet.I: Yogyakarta; Budi Utama,
2018), h. 27.

14
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Fiqih adalah ilmu pengetahuan tentang hukum hukum syari'at dalam
bentuk amaliah (perbuatan mukallaf) yang diambil dalilnya secara
terperinci. Kontemporer dapat diartikan kekinian atau masa kini. Jadi,
fiqih kontemporer adalah perkembangan pemikiran fiqih di masa kini.
Perkembangan kehidupan manusia selalu berjalan sesuai dengan ruang dan
waktu, dan ilmu fiqih adalah ilmu yang selalu berkembang karena tuntutan
kehidupan zaman. Fiqih adalah ilmu yang sangat penting bagi kehidupan
umat islam.
2. Persamaan fiqh Islam (klasik) dan fiqh kontemporer merupakan sama-
sama hukum yang digunakan dalam mengambil keputusan yang berkaitan
dengan urusan agama.
3. Fiqh kontemporer dalam perkembangannya mengalami pergeseran
orientasi hukum. Dengan berdasarkan etika Alqur’an, maka hukum Islam
yang dibangun di atasnya akan mengalami beberapa pergeseran orientasi
pemikiran
4. Ada beberapa tujuan dan manfaat fiqih kontemporer ditinjau dari berbagai
aspek.
5. Fikih kontemporer ini sangat urgen, karena dibutuhkan untuk mampu
menghadapi tantangan zaman sehingga fikih tetap relevan diterapkan
sebagai aturan Islam di era sekarang

B. Saran
Penulis menyadari dalam penulisan makalah ini terdapat banyak kesalahan serta
juga ketidaksempurnaan. Sehingga penulis mengharapkan kritik, saran dan
masukan dari pembaca agar kedepannya penulis dapat menulis makalah di lain
waktu dengan sempurna.

15
DAFTAR PUSTAKA
A. Latief, Husni Mubarrak. Belajar Mudah Fikih Kontemporer, Cet.I: Jakarta;
LKKI Publisher, 2019.

Abu Zahrah, Muhammad. Ushul Fiqih, Cet.I: Bairut; Dar al-Fikr, 2018.
Amal, Taufik Adnan. Islam dan Tantangan Modernitas, Cet.I: Bandung; Mizan,
1989.
Asro, Muhammad, Kholid, Muhammad. Fiqih Perbankan, Cet.I: Bandung;
Pustaka Setia, 2011.
Gibtiah. Fikih Kontemporer, Cet.I: Jakarta; Kencana, 2016.
Koto, Alaiddin. Ilmu Fiqih dan Ushul Fiqih, Cet.I: Jakarta; PT. Raja Grafindo
Persada, 2004.
Muchtar, Heri Jauhari. Fiqih Pendidikan, Cet.II: Bandung; PT Remaja
Rosdakarya 2008.
Mustofa, Imam. Kajian Fiqih Kontemporer, Cet. I: Yogyakarta; Idea Press, 2019.
Sinaga, Ali Imran. Fiqh Kontemporer Konseptual dan Istinbath, Cet.I: Medan; cv.
Pusdikra Mitra Jaya, 2020.
Sudirman. Fiqh Kontemporer “Kontemporer studies of Fiqh”, Cet.I: Yogyakarta;
Budi Utama 2018.

16
LAMPIRAN REFERENSI BUKU

17
18
19
Dalam kamus Besar
Bahasa Indonesia
pengertian kontemporer
berarti
sewaktu, semasa, pada
waktu atau masa yang
sama, pada masa kini,
dewasa ini.
Jadi dapat disimpulkan
bahwa fiqh kontemporer
adalah tentang
perkembangan
pemikiran fiqh dewasa
ini. Dalam hal ini yang
20
menjadi titik acuan
adalah
bagaimana tanggapan dan
metodologi hukum islam
dalam memberikan
jawaban
terhadap masalah-masalah
kontemporer.
Dalam kamus Besar
Bahasa Indonesia
pengertian kontemporer
berarti
sewaktu, semasa, pada
waktu atau masa yang

21
sama, pada masa kini,
dewasa ini.
Jadi dapat disimpulkan
bahwa fiqh kontemporer
adalah tentang
perkembangan
pemikiran fiqh dewasa
ini. Dalam hal ini yang
menjadi titik acuan
adalah
bagaimana tanggapan dan
metodologi hukum islam
dalam memberikan
jawaban

22
terhadap masalah-masalah
kontemporer.
Dalam kamus Besar
Bahasa Indonesia
pengertian kontemporer
berarti
sewaktu, semasa, pada
waktu atau masa yang
sama, pada masa kini,
dewasa ini.
Jadi dapat disimpulkan
bahwa fiqh kontemporer
adalah tentang
perkembangan

23
pemikiran fiqh dewasa
ini. Dalam hal ini yang
menjadi titik acuan
adalah
bagaimana tanggapan dan
metodologi hukum islam
dalam memberikan
jawaban
terhadap masalah-masalah
kontemporer.

24

Anda mungkin juga menyukai