Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

Fiqh Munakahat Kontemporer


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Fiqh Munakahat Kontemporer

Disusun Oleh :
Kelompok 1
Anisa Afrianti 1120015
Dian Saskia 1120025

Dosen Pengampu :
Shafra, M.Ag

PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA (HK A)


FAKULTAS SYARIAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
BUKITTINGGI 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunianya, sehingga penulis dapat menjelaskan mengenai Pengertian, Tujuan, Ruang Lingkup
serta Metode Ijtihad dalam Fiqh Munakahat Kontemporer. Makalah ini ditujukan untuk
memenuhi tugas mata kuliah Fiqh Munakahat Kontemporer.
Tidak lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing yang telah
membimbing kami. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah
memberikan dorongan, serta bantuan sehingga makalah ini dapat penulis selesaikan.
Makalah ini dibuat untuk menyelesaikan tugas kelompok. Penulis hanyalah manusia biasa
yang tidak luput dari kesalahan, maka penulis mohon maaf apabila ada kesalahan ataupun
kekurangan dalam makalah yang penulis buat ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi
pembaca. Untuk tercapainya kesempurnaan makalah ini, penulis mohon kritik dan saran dari
yang membacanya.

Bukittinggi, 24 Februari 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................................1
C. Tujuan Pembahasan.....................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Fiqh Munakahat Kontemporer...................................................................2
B. Tujuan Fiqh Munakahat Kontemporer........................................................................3
C. Ruang Lingkup Fiqh Munakahat Kontemporer...........................................................4
D. Metode Ijtihad Dalam Fiqh Munakahat Kontemporer.................................................6

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan..................................................................................................................8
B. Kritik dan Saran...........................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dengan adanya arus modernisasi yang hampir sebagian Negara-negara yang
dihuni mayoritas umat islam mengakibatkan munculnya berbagai perubahan dalam
tatanan sosial umat islam, baik yang menyangkut Ideologi, Politik, Sosial, Budaya dan
sebagainya. Karena berbagai perkembangan tersebut cenderung menjauhkan umat dari
nilai-nilai agama. Hal seperti itu dapat terjadi karena berbagai perubahan yang banyak
melahirkan simbol-simbol sosial dan kultural yang secara tegas tidak memiliki simbol
keagamaan yang telah mapan atau disebabkan kemajuan modernisasi tidak diimbangi
dengan pembaharuan pemikiran keagamaan.
Telah mapannya sistem pemikiran barat di mayoritas negeri muslim secara faktual
lebih mudah diterima dan diamalkan apa lagi sangat didukung oleh kekuatan yang
bersifat struktural maupun kultural, namun masyarakat islam dalam penerimaan konsepsi
barat tersebut tetap merasakan adanya semacam "kejanggalan" baik secara psikologis,
sosiologis maupun politis. Tetapi karena belum terwujudnya konsepsi islam yang lebih
kontekstual, maka dengan rasa ketidak berdayaan mereka mengikuti saja konsepsi yang
tidak islami. Hal tersebut akhirnya menggugah naluri pakar hukum islam yang lebih
relevan dengan perkembangan zaman.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Fiqh Munakahat Kontemporer?
2. Apa tujuan Fiqh Munakahat Kontemporer?
3. Bagaimana ruang lingkup Fiqh Munakahat Kontemporer?
4. Bagaimana metode Ijtihad dalam Fiqh Munakahat Kontemporer?
C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui pengertian fiqh munakahat kontemporer.
2. Untuk mengetahui tujuan fiqh munakahat kontemporer.
3. Untuk mengetahui ruang lingkup fiqh munakahat kontemporer.
4. Untuk mengetahui metode ijtihad dalam fiqh munakahat kontemporer.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Fiqh Munakahat Kontemporer


Fiqih menurut bahasa adalah mengetahui sesuatu dengan mengerti. Adapun fiqih
menurut istilah adalah ilmu tentang hukum syarat yang bersifat amali diambil dari dalil-
dalil yang tafsili.
Ungkapan “Fiqh Munakahat” merupakan murakkab idhafi dari kata “fiqh” dan
“munakahat” . Fiqh adalah satu term dalam bahasa Arab yang terpakai dalam bahasa
sehari-hari orang Arab dan ditemukan pula dalam Al-Qur’an, yang secara etimologi
berarti “paham”. Contoh yang terdapat dalam Al-Qur’an diantaranya yang tersebut dalam
surat At-Taubah ayat 122.1

‫ُه ذَا رجعُ ْٓوا ِاَل ْي ِه ْم‬ ‫ ْن ِذ ُر‬Tّ‫ى ال ِد‬ ‫ُه ط ۤا ُه ْوا‬ ‫َف َر ك ِّل‬ ‫َفَل ْو ََل‬
‫ْين ْوا و ِ ُلي ْم ْو‬ ‫ل‬ ‫ِٕىَفة‬ ‫ْم‬ ‫من ِف ْرَق ٍة‬
‫َم‬ ‫َيَتفَق‬ ِ
ّ ‫ِم‬
‫ْن‬

Artinya: Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka bebe-rapa orang
untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan mengajari kaumnya
setelah mereka tentang agama dan mengajari kaumnya setelah mereka kembali kepada
mereka.

Kata “munakahat” yang terdapat dalam bahasa arab yang berasal dari akar kata
na-ka-ha.,yang dalam bahasa Indonesia kawin atau perkawinan. Kata kawin adalah
terjemahan dari kata nikah dalam bahasa Indonesia.kata menikahi berarti mengawini,dan
menikahkan sama dengan mengawinkan yang berarti menjadikan bersuami. Dengan
demikian istilah pernikahan mempunyai arti yang sama dengan perkawinan.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pengertian kontemporer berarti
sewaktu, semasa, pada waktu atau masa yang sama, pada masa kini, dewasa ini. Jadi
dapat disimpulkan bahwa fiqih kontemporer adalah tentang perkembangan pemikiran
fiqih dewasa ini. Dalam hal ini yang menjadi titik acuan adalah bagaimana tanggapan dan

2
metodologi hukum islam dalam memberikan jawaban terhadap masalah-masalah
kontemporer. Fiqh kontemporer adalah perkembangan fiqh dalam ijtihad ulama
1
Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2006) hlm. 2.

3
berdasarkan criteria Al-Qur’an dan sunnah disisi lain pertimbangan maslahat dapat
dijadikan rujukan dalam upaya penyesuaian fiqh dengan zaman yang berkembang.

B. Tujuan Fiqh Munakahat Kontemporer


Dr. Yusuf Qardlawi dalam salah satu kitabnya secara implisit mengungkapkan
betapa perlunya fiqh kontemporer. Dengan adanya kemajuan yang cukup mendasar,
timbul pertanyaan bagi kita, mampukah ilmu fiqh menghadapi zaman modern?. Masih
relevankah hukum islam yang lahir 14 abad silam diterapkan sekarang?. Tentu saja kita,
sebagai muslim, akan menjawabnya. Hukum islam mampu menghadapi zaman, dan
masih relevan untuk diterapkan "tidak asal bicara, memang. Tapi, untuk menuju kesana,
perlu syarat yang harus dijalani secara konsekuen. Untuk merealisir tujuan penciptaan
fiqh kontemporer tersebut Qardlawi menawarkan konsep ijtihad. ijtihad yang perlu di
buka kembali. Manapaak-tilasi apa yang telah dilakukan ulama salaf. Dalam hal yang
berkaitan dengan hukum kemasyarakatan, kita perlu bebas madzhab.
Pandangan Prof. Said Ramadan tentang hal serupa, Semua pendapat yang harus di
timbang dengan kriteria Al-Qur'an dan As- sunnah dan semua manusia sesudah
Rasulullah SAW dapat berbuat keliru. Dalam segala hal dimana tidak ada teks yang
mengikat, maka pertimbangan masalah sajalah yang mengikat, dan bahwa aturan demi
maslahah dapat berubah bersama perubahan keadaan di masa, terdahulu: "Di mana ada
maslahah disanalah letak jalan Allah". Perbedaan antara syari'ah (Sebagaimana tercantum
dalam Al-Qur'an dan As-sunnah) yang mengikat abadi dengan dalil-dalil yang
diterangkan oleh para fuqoha seharusnya memberikan pengaruh yang sangat sehat
terhadap umat islam pada zaman ini.
Pernyataan diatas dapat kita ambil kesimpulan khususnya berkenaan dengan
munculnya isu fiqih kontemporer tersebut, yakni: bagaimanapun pemikiran ulama bisa di
pertanyakan kembali berdasarkan kriteria Al-Qur'an dan As-Sunnah di sisi lain
pertimbangan maslahah dapat di jadikan rujukan dalam upaya penyesuaian fiqh dengan
zaman yang berkembang. Terakhir, perbedaan antara syari'ah dengan fiqih menjadi
peluang timbulnya pengkajian fiqih kontemporer. Demikianlah sekelumit beberapa latar
belakang munculnya isu fiqih kontemporer yang dapat penulis kemukakan.

4
C. Ruang Lingkup
Perkawinan merupakan salah satu subsistem dari kehidupan beragama.
Perkawinan itu mengandung beberapa fokus bahasan yang di atur secara sistematis dari
mulai sampai berakhirnya perkawinan itu.
Pertama: sebagai langkah awal dari perkawinan itu adalah menentukan dan memilih
jodoh yang akan hidup bersama dalam perkawinan. Dalam pilihan itu dikemukakan
beberapa alternative criteria dan yang utama untuk dijadikan dasar pilihan. Setelah
mendapatkan jodoh sesuai dengan pilihan dan petunjuk agama, tahap selanjutnya
menyampaikan kehendak untuk mengawini jodoh yang telah didapatkan itu. Tahap ini
disebut khitbah.
Sesudah itu masuk kepada bahasan perkawinan itu sendiri yang menyangkut
rukun dan syaratnya, serta hal-hal yang menghalangi perkawinan itu. Selanjutnya
membicarakan kehidupan rumah tangga dalam perkawinan yang menyangkut kehidupan
yang patut untuk mendapatkan kehidupan yang sakinah, rahmah, dan mawaddah. Hak-
hak dan kewajiban dalam perkawinan.
Dalam kehidupan rumah tangga mungkin terjadi suatu hal yang tidak dapat
dihindarkan, yang menyebabkan perkawinan itu tidak mungkin dipertahankan. Untuk
selanjutnya diatur pula hal-hal yang menyangkut putusnya perkawinan dan akibat-
akibatnya. Dalam perkawinan itu lahir anak, oleh karena itu dibicarakan hubungan anak
dengan orang tuanya.
Setelah perkawinan putus tidak tertutup pula kemungkinan pasangan yang telah
bercerai itu ingin kembali membina rumah tangga. Maka untuk itu dipersiapkan sebuah
lembaga, yaitu rujuk.2
Ruang lingkup kajian fiqih kontemporer disini mencakup: pertama, masalah-
masalah fiqih yang berhubungan dengan situasi kontempoerer (modern). Kedua, wilayah
kajian dalam alqur-an dan hadist.
1. Kajian fiqih kontemporer tersebut dapat di kategorikan ke dalam beberapa aspek:
a. Aspek hukum keluarga. seperti: pembagian harta waris akad via telepon,
perwakafan, nikah hamil, KB, dll.

2
Ibid, hlm.19.

5
b. Aspek ekonomi, seperti: Sistem bungan dalam bank, zakat mal dalam perpajakan,
kredit dan arisan. zakat profesi, asuransi, dll.
c. Aspek pidana, seperti: Hukum potong tangan, hukum pidana islam dalam sistem
nasional.dll.
d. Aspek kewanitaan, seperti: busana muslimah (jilbab), wanita karir kepemimpinan
wanita, dll.
e. Aspek medis, seperti: pencakokan bagian organ tubuh, pembedaha mayat.
kontasepsi mantap, rekayasa genetika, pemilihan jenis kelamin, ramalan genetika,
konseling genetika, perubahan genetika, revolusi biologik, cloning, percobaan
dengan tubuh manusia, penyeberang jenis kelamin dari pria ke waniat atau
sebaliknya, kornea mata, bayi tabung, bank susu, bank darah, bank sperma,
vasektomi dan tubektomi dalam aneka variasinya, transfusi darah. insemniasi
sperma manusia dengan hewan, dll.
f. Aspek teknologi, seperti: penyembelihan hewan secara mekanis, seruan azan atau
basmalah dengan kaset, makmum kepada radio atau televisi, memberi salam
dengan bel, penggunaan hisab dengan meninggalkan rakyat, dll.
g. Aspek politik (kenegaraan) yakni tentang perdehatan sekitar istilah negara islam
proses pemilhan pemimpin, loyalitas kepada penguasa, dsb.
h. Aspek yang berkaitan dengan pelaksanaan ibadah, seperti; tabungan haji,
tayamum dengan selain tanah (debu), ibadah qurban dengan uang, menahan haid
karena demi ibadah haji, dan lain-lain.
Itulah hal-hal yang sering jadi bahan kajian di tengah-tengah masyarakat
muslim di tengah-tengah masyarakat muslim dewasa ini.
Mengenai wilayah kajian yang berkenaan dengan al-qur'an dan hadits yang
crat hubungannya dengan fiqih kontemporer, antara lain adalah masalah metodelogi
pemahaman hukum islam, yang perlu dilakukan pengakajian mendalam lagi.
persoalan histories dan sosiologis ayat-ayat al-qur'an maupu hadist nabi, kajian
tentang maqoosiduttasrii' (tujuan hukum) dan hubungannya dengan formalitas hukum
keterbukaan kembali pintu ijtihad, soal kemaslahatan umum. adat istiadat masyarakat
yang berlaku, tentang teori nasakh dan teori l'Ilat hukum, tentang ijma", dll.

6
Ruang lingkup kajian fiqh kontemporer tidak terlepas dari aspek material dan
formalnya hukum islam, serta mana yang permanen dalam hukum islam dan mana
yang bersifat relative (berubah) atau ghoiruttasyri’. Kajian tentang aspek moralitas
dan formalitas hukum inilah yang menjadi ajang kajian fiqh kontemporer ini.

D. Metode Ijtihad
Ijtihad kontemporer dilakukan dengan mensinergikan metode ushul fiqh klasik
dengan metode ilmiah modern.
Syariat sebagai aturan yang diturunkan oleh Allah dijadikan sebagai patokan bertindak
dalam segala aspek kehidupan manusia sepanjang masa dan selalu ada hubungannya,
sehingga dibutuhkan kemampuan untuk menggali dan mengkaji kandungan yang terdapat
dalam al-Qur’an. Sementara itu, agar aturan yang dihasilkan dapat dilaksanakan dan
diamalkan dengan baik, maka perlu diadakan penyesuaian dengan kondisi dan situasi
dimana manusia itu berada, sehingga sesuai dengan tempat dan zaman. Hal ini selaras
dengan tujuan diturunkannya al-Qur’an sebagaimana firman Allah swt. QS al-Jasiyah/45:
18, berbunyi:
َ
‫عل ُم ْون‬ َ ‫تَت ه َو ۤا َء‬ َ ‫ج ْل ع ْيعَ ٍة ّن ا ََْل ْم ِر‬ ُ‫ث‬
‫ّ ِب ه ّ ِب ْع اَ و اَلّ ِذ ْين ي‬Tَ‫َفات‬ ِ ‫ٰنك ٰل ى ش ِر‬
‫َل‬ ‫ََل‬ ‫ا‬ ‫م‬ ‫ّم‬
‫ع‬

Terjemahan: Kemudian kami jadikan engkau (Muhammad) mengikuti syariat


(peraturan) dari agama itu, maka ikutilah (syariat itu) dan janganlah engkau mengikuti
keinginan orang-orang yang tidak mengetahui.
Oleh karena itu, usaha tetap menjaga eksistensi syariat Islam dan terlepas dari
belenggu kekakuan dan ketertinggalan zaman, maka ijtihad satu-satunya yang harus
dilakukan secara maksimal. Dengan ijtihad, reaktualisasi nilai-nilai syariat Islam tetap
aktual dan dapat dipertahankan dalam kehidupan praktis.
Dengan ungkapan ulama semasa seperti, Dr. Ali Jum‘ah, Jamaluddin ‘Atiyyah
(Mesir), Yusuf al-Qardawi (Qatar), Dr. Abid al-Jabiri (Maroko) sepakat bahwa, syariat
Islam sejatinya dipahami sebagai sekumpulan nilai yang memberikan perhatian bagi
masalah-masalah kemanusiaan, demi kemaslahatan.
7
Peranan ijtihad akan terasa lebih jelas apabila dikaitkan dengan perkembangan
dunia modern. Secara gamblang dapat dikatakan bahwa apabila produk hukum/fikih

8
beberapa abad yang lalu diterapkan saat ini, tentu ada yang kurang relevan pada beberapa
masalah yang muncul, dan inilah para ulama sertacendekiawan muslim mulai bangkit
untuk mengkaji/menganalisis permasalahan fikih dalam berbagai bentuk di setiap Negara
dalam kondisinya.
Islam membenarkan umatnya yang mempunyai kebolehan/kemampuan untuk
berijtihad sesuai dengan kondisi sosial dan tuntutan zamannya masing-masing, sebagai
implementasi atau penetapan aturan. Ijtihad sebagai sebuah pemikiran dalam
pengembangan hukum, sangat dipengaruhi oleh kondisi sosial dan tuntutan zaman yang
berkembang dan senentiasa berubah. Dengan perubahan inilah sehingga memerlukan
ijtihad yang menyesuaikan ajaran Islam dengan konteks zaman dan mesyarakat
khususnya di Patani. Akan tetapi, dalam masalah ijtihad ada hal yang perlu diperhatikan,
yaitu masalah kondisi ajaran Islam. Ada ajaran Islam yang bersifat absolut ‫ مطلق‬dan
universal ‫ام‬TT‫ ع‬,di samping itu ada ajaran Islam yang tidak bersifat absolut dan tidak
universal, melainkan bersifat kondisional, temporal, dan parsial. Ajaran yang bersifat
Islam adalah keseluruhan ajaran dasar yang terdapat dalam al-Qur’an dan Sunnah
mutawatir. Tetapi ajaran yang dapat diperbaharui atau dirumuskan ulang adalah ajaran
yang tidak absolut, yakni yang bersifat kontemporer.3

3
Muhammad Shuhufi, Ijtihad dan Feksibilitas Hukum Islam (Cet. I; Makassar: Alauddin University Press, 2012),
hlm. 7.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Fiqh kontemporer adalah hasil ijtihad terhadap masalah hukum Islam yang terjadi
pada masa kekinian right now, dengan menggali sumber hukum Islam berupa Al-Qur’an
dan sunnah dan jurisprudensi ulama terdahulu serta mengintegrasikan iptek dalam
menyimpulkan hasil ijtihad yang berspirit pada kemaslahatan umat manusia untuk
manusia di dunia dan akhirat.
Ruang lingkup kajian fiqih kontemporer disini mencakup: pertama, masalah-
masalah fiqih yang berhubungan dengan situasi kontemporer (modern). Kedua, wilayah
kajian dalam alqur-an dan hadist.

B. Kritik dan Saran


Semoga makalah yang kami susun ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan
dapat memberikan pengetahuan sedikit tentang Fiqh Munakahat Kontemporer. Kami
mengetahui dalam penyusunan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan baik dari
segi penulisannya, bahasa dan lain sebagainya. Untuk itu saran dari pembaca yang
bersifat membangun sangat kami harapkan agar dapat terciptanya makalah yang baik
yang dapat memberikan pengetahuan yang benar kepada pembaca.

1
DAFTAR PUSTAKA

Shuhufi, Muhammad. 2012. Ijtihad dan Fleksibilitas Hukum Islam. Makassar: Alauddin
Uiversity Press.
Syarifuddin, Amir. 2006. Hukum Perkawinan Islam di Indonesia. Jakarta: Kencana.

Anda mungkin juga menyukai