Anda di halaman 1dari 14

MASALAH MASALAH FIQIH KONTEMPORER

DALAM KAJIAN HISTORIS


Untuk memenuhi salahsatu tugas mata kuliah ILMU FIQIH
Dosen Pengampu : Agus Yosep Abduloh,M.Pd.I

Di susun oleh :
Muhammad Abdul Basit
21220200068

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH (STIT) AZ-ZAHRA
2022

Jl. Karang Nunggal No 92 Cibalong Kabupaten Tasikmalaya


KATA PENGANTAR

Seraya mengucapkan syukur kepada Allah SWT yang telah


memberikanRahmat serta Hidayah-Nya, sehingga kita masih dalam keadaan sehat.
Dan

khususnya, kami (penyusun) bisa menyelesaikan Makalah dengan judul


‘FikihKontemporer ‘.

Makalah ini tentunya jauh dari kata sempurna tapi penulis tentunya bertujuanuntuk
menjelaskan atau memaparkan point-point di makalah ini, sesuai dengan pengetahuan
yang kami peroleh, baik dari buku maupun sumber-sumber yang lain.Semoga
semuanya memberikan manfaat bagi kita. Bila ada kesalahan tulisan ataukata-kata di
dalam makalah ini, penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Cibungur, 31 Januari 2022

Penyusun
Daftar Isi
BAB I.............................................................................................................................4
PENDAHULUAN.........................................................................................................4
A. Latar Belakang....................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...............................................................................................4
C. Tujuan.................................................................................................................5
BAB II...........................................................................................................................6
A. Pengertian Fiqih Kontemporer...........................................................................6
B. Tujuan Fiqh Kontemporer..................................................................................7
C. Pemikiran Islam Tentang Fiqh Kontemporer.....................................................8
D. Ruang Lingkup Kajian fiqh Kontemporer..........................................................9
E. Contoh Fiqih Kontemporer...............................................................................11
1. Fiqih Kontemporer Munakahat........................................................................11
F. Hikmah Mempelajari Fiqih Kontemporer........................................................11
BAB II.........................................................................................................................13
PENUTUP...................................................................................................................13
A. Kesimpulan.......................................................................................................13
B. Saran.................................................................................................................13
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Akibat arus modrenisasi yang meliputi hampir sebagian besar Negara-negara


yang dihuni mayoritas umat islam. Dengan adanya arus modrenisasitersebut,
mangakibatkan munculnya berbagai macam perubahan dalam tatanansosial umat
islam, baik yang menyangkut Ideologi Politik, Sosial, Budaya dansebagainya.
Berbagai perkembangan tersebut seakan-akan cenderung menjauhkanumat dari nilai-
nilai agama. Hal tersebut terjadi karena aneka prubahan tersebut banyak melahirkan
simbol-simbol sosial dan kultural yang secara eksplisit tidakmemiliki simbol
keagamaan yang telah mapan, atau disebabkan kemajuanmodrenisasi tidak diimbangi
dengan pembaharuan pemikiran keagamaan.Telah mapannya sistem pemikiran barat
di mayoritas negeri muslim secarafaktual lebih mudah diterima dan diamalkan apa
lagi sangat didukung oleh kekuatanyang bersifat struktural maupun kultural, namun
masyarakat islam dalam penerimaan konsepsi barat tersebut tetap merasakan adanya
semacam

“kejanggalan” baik secara psikologis, sosiologis maupun politis. Teta

pi karena belum terwujudnya konsepsi islam yang lebih kotekstual, maka dengan
rasa ketidak berdayaan mereka mengikuti saja konsepsi yang tidak islami. Hal
tersebut akhirnyamenggugah naluri pakar hukum islam yang lebih relevan dengan
perkembanganzaman.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian fiqh kontemporer?


2. Apa tujuan fiqh kontemporer ?
3. Bagaimana pemikiran islam tentang fiqh kontemporer ?
4. Apa saja ruang lingkup kajian fiqh kontemporer?
5. Apa hikmah mempelajari fiqih kontemporer?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian fiqh kontemporer.


2. Untuk mengetahui tujuan fiqh kontemporer.
3. Untuk mengetahui pemikiran islam tentang fiqh kontemporer.
4. Untuk mengetahui ruang lingkup kajian fiqh kontemporer.
5. Mengetahui hikmah tentang kontemporer
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Fiqih Kontemporer

Fiqh menurut bahasa adalah mengetahui sesuatu dengan mengerti. Adapun


fiqh menurut istilah adalah ilmu tentang hukum syara yang bersifat amali diambil dari
dalil-dalil yang tafsili.Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia pengertian kontemporer
berarti sewaktu, semasa, pada waktu atau masa yang sama, pada masa kini,dewasa
ini. Jadidapat disimpulkan bahwa fiqh kontemporer adalah tentang perkembangan
pemikiran fiqh dewasa ini. Dalam hal ini yang menjadi titik acuan adalah bagaimana
tanggapan dan metodologi hukum islam dalam memberikan jawabant erhadap
masalah-masalah kontemporer. Perkembangan kehidupan manusia selalu berjalan
sesuai dengan ruang danwaktu, dan ilmu fiqh adalah ilmu yang selalu berkembang
karena tuntutan kehidupan zaman.

Fiqh adalah ilmu yang sangat penting bagi kehidupan umat islam. Dengan
semakin berkembangnya arus informasi dan jaringan komunikasi dunia, terjadi
pulalah apa yang disebut dengan proses modernisasi. Modernisasi tersebut
melahirkan berbagai macam bentuk perubahan baik secara strukturalmaupun kultural.
Perubahan struktural berarti perubahan yang hanya meliputi struktur sosial belaka,
yakni jalinan dan hubungan satu sama lain dari keseluruhan unsur sosial.Unsur-unsur
sosial yang pokok adalah kaidah-kaidah, lembaga-lembaga,kelompok-kelompok dan
lapisan sosial. Sedangkan perubahan secara kultural lebih bersifat ideologis atau
immaterial yakni perubahan nilai-nilai, pemikiran dan sebagainya. Dalam era
modernisasi dewasa ini, salah satu aspek pemikiran yangturut mengalami tuntutan
perubahan adalah di bidang hukum islam. Mengingat hukum islam merupakan salah
satu bagian ajaran agama yang terpenting, maka

perlu ditegaskan di sini aspek mana yang mengalami perubahan dalam


kaitannyadengan hokum islam tersebut. Karena agama dalam pengertiannnya sebagai
wahyu Tuhan tidak akan berubah, tetapi tentang pemikiran manusia tentang
ajarannya, terutama dalam hubungan dengan penerapannya di dalam dan di tengah-
tengah masyarakat yang selalu berubah. Berdasarkan hal tersebut di atas, bahwa
perubahan yang dimaksud bukanlah perubahan secara tekstual tetapi secara
kontekstual. Teks Al-Qur’an tentunya tidak menilai perubahan, tetapai pemahaman
dan penerapannya dapat disesuaikan dengan konteks perkembangan zaman. Karena
perubanhan sosial merupakan suatu proses kemasyarakatan yang berjalan secara terus
menerus, maka perubahan penerapan dan pemahaman ajaran islam juga harus bersifat
kontinu sepanjang zaman. Dengan demikian ialam akan tetap relevan dan actual, serta
mampu menjawab tantangan modernitas. Pengaruh-pengaruh unsur perubahan di atas
dapat menimbulkan peruhandalam system pemikiran islam termasuk pembaharuan
dalam hokum islam. Dengan demikian hukum islam akan tetap mampu
mengembangkan dirinya sesuai dengantuntutan zaman (modenitas). Tanpa adanya
upaya pembaharuan pemikirandimaksud tentu akan menimbulkan kesulitan dalam
kemasyarakatan hukum sebagaisalah satu pilar masyarakat, sedangkan kehidupan
masyarakat itu sendiri senantiasa mengalami perkembangan, maka upaya
pembaharuan pemahaman hokum islam pun harus dapat mengikuti perubahan itu.

B. Tujuan Fiqh Kontemporer

Dr. Yusuf Qardlawi dalam salah satu kitabnya secara implisit mengungkapkan
betapa perlunya fiqh kontemporer. Dengan adanya kemajuan yangcukup mendasar,
timbul pertanyaan bagi kita, mampukah ilmu fiqh menghadapi zaman modern?.
Masih relevankah hukum islam -yang lahir 14 abad silam-diterapkan sekarang?.
Tentu saja kita, sebagai muslim, akan menjawabnya. Hukum islam mampu
menghadapi zaman, dan masih relevan untuk diterapkan “tidak asalbicara, memang.
Tapi, untuk menuju kesana, perlu syarat yang harus dijalani secarakonsekuen. Untuk
merealisir tujuan penciptaan fiqh kontemporer tersebut Qardlawi menawarkan konsep
ijtihad. ijtihad yang perlu di buka kembali. Manapaak-tilasi apa yang telah dilakukan
ulama salaf. Dalam hal yang berkaitan dengan hukum kemasyarakatan, kita perlu
bebas madzhab.Pandangan Prof. Said Ramadan tentang hal serupa. Semua pendapat
yang harus di timbang dengan kriteria Al-Qur’an dan As- sunnah. Dan semua
manusia sesudah Rasulullah SAW dapat berbuat keliru. Dalam segala hal dimana
tidak adateks yang mengikat, maka pertimbangan masalah sajalah yang mengikat.
dan bahwa aturan demi maslahah dapat berubah bersama perubahan keadaan di masa,

terdahulu: “Di mana ada masalahah disanalah letak jalan Allah”.


Perbedaan antara syari’ah (Sebagaimana tercantum dalam Al-Qura’an dan As-
sunnah) yangmengikat abadi dengan dalil-dalil yang diterangkan oleh para fuqoha’,
seharusnya memeberikan pengaruh yang sangat sehat terhadap umat islam pada
zaman ini. Pernyataan diatas dapat kita ambil kesimpulan khususnya berkenaan
denganmunculnya isu fiqih kontemporer tersebut, yakni: bagaimanapun pemikiran
ulama bisa di pertanyakan kembali berdasarkan kriteria Al-Qur’an dan As-Sunnah di
sisilain pertimbangan maslahah dapat di jadikan rujukan dalam upaya penyesuaian
fiqh dengan zaman yang berkembang. Terakhir, perbedaan antara syari’ah dengan
fiqih menjadi peluang timbulnya pengkajian fiqih kontemporer. Demikianlah
sekelumit beberapa latar belakang munculnya isu fiqih kontemporer yang dapat
penulis kemukakan

C. Pemikiran Islam Tentang Fiqh Kontemporer

Prof. Dr. Haru Nasution membagi ciri pemikiran islam ke dalam tiga
zaman,yakni zaman klasik ( abad VII-XII ) zaman ini disebut juga oleh beliau
sebagaizaman rasional, zaman pertengahan ( tradisional ) abad XIII-XVIII dan
zamanmodern (kontemporer) abad XIX- . Berdasarkan kriteria di atas, fiqih klasik
yangdi maksud adalah pola pemahaman fiqih abad VII-XII, sedangka fiqih
kontemporer,adalah pola pemahaman fiqih abad XIX dan seterusnya. Yang menjadi
fokus kajiandisini adalah; adakah relevansinya antara pola pemahaman fiqih
kontemporer dengan fiqih klasik, lalu di mana letak relevansi pemahaman antara
kedua zamantersebut?
Menurut Prof. Dr. Harun Nasution, metode berpikir ulama klasik
terkaitlangsung dengan al-qur’an dan hadist, sehingga banyak melahirkan ijtihad
yang

kualitatif, hal ini banyak di contohkan oleh para sahabat nabi terutama Umar bin
Khattab. Metode berpikir itu pulalah yang di tiru oleh imam-imam mazhab fiqih
seperti imam Malik, Abu hanafiah, Syafi’i, dan ibnu hambal. Juga oleh
paramutakallimin seperti: Washil bin ‘Atha’, Abu al-huzail, Al- jubba’i, Al-asy’ari,
Al-maturidi, dan Al-ghozali.Sedangkan pemikiran zaman pertengahan, berbeda
dengan pemikiranzaman klasik, menjadi terikat sekali dengan hasil pemikiran para
ulama zamanklasik. Ruang geraknya sempit, pemikiran rasional diganti dengan pola
pemikirantradisional. Dalam menghadapi maslah-masalah baru mereka tidak lagi
secaralangsung menggali ke al-qur’an dan hadist tetapi lebih banyak terikat denga
produk.

pemikiran ulama abad klasik. Sehingga orisinalitas pemikiran semakin


berkurangdan cenderung dogmatis. Maka bekulah pemikiran serta kurang mampu
beradaptasidengan perkembangan zaman.Corak pemikiran ini menampilkan sosok
ulama islam abad pertengahan dengan pola penalaran fiqih yang tradisional. Di
zaman modern inipun masih banyak umat islam yang terpaku dengan pola pemikiran
islam abad pertengahantersebut hanya sebagian kecil yang sudah mulai memakai pola
pemikiran rasional zaman klasik

D. Ruang Lingkup Kajian fiqh Kontemporer

Yang dimaksud dengan ruang lingkup kajian fiqih kontemporer disini


mencakup: pertama, masalah-masalah fiqih yang berhubungan dengan
situasikontempoerer (modern). Kedua, wilayah kajian dalam alqur-an dan hadist.

1. Kajian fiqih kontemporer tersebut dapat di kategorikan ke dalam beberapa aspek:

a) Aspek hukum keluarga, seperti: pembagian harta waris, akad via telepon,
perwakafan, nikah hamil, KB, dll.
b) Aspek ekonomi, seperti: Sistem bungan dalam bank, zakat mal dalam
perpajakan, kredit dan arisan, zakat profesi, asuransi, dll.
c) Aspek pidana, seperti: Hukum potong tangan, hukum pidana islam dalam
sistemnasional,dll.
d) Aspek kewanitaan, seperti: busana muslimah (jilbab), wanita
karir,kepemimpinan wanita, dll.
e) Aspek medis, seperti: pencakokan bagian organ tubuh, pembedaha
mayat,kontasepsi mantap, rekayasa genetika, pemilihan jenis kelamin,
ramalan genetika,konseling genetika, perubahan genetika, revolusi biologik,
cloning, percobaandengan tubuh manusia, penyeberang jenis kelamin dari pria
ke waniat atausebaliknya, kornea mata, bayi tabung, bank susu, bank darah,
bank sperma,vasektomi dan tubektomi dalam aneka variasinya, transfusi
darah, insemniasisperma manusia dengan hewan, dll.
f) Aspek teknologi, seperti: penyembelihan hewan secara mekanis, seruan azan
atau basmalah dengan kaset, makmum kepada radio atau televisi, memberi
salamdengan bel, penggunaan hisab dengan meninggalkan rakyat, dll.
g) Aspek politik (kenegaraan) yakni tentang perdebatan sekitar istilah
‘negaraislam’ proses pemilhan pemimpin, loyalitas kepada penguasa, dsb.
h) Aspek yang berkaitan dengan pelaksanaan ibadah, seperti,; tabungan
haji,tayamum dengan selain tanah (debu), ibadah qurban dengan uang,
menahan haidkarena demi ibadah haji, dan lain-lain.Itulah hal-hal yang sering
jadi bahan kajian di tengah-tengah masyarakatmuslim di tengah-tengah
masyarakat muslim dewasa ini.Mengenai wilayah kajian yang berkenaan
dengan al-qur’an dan hadits yangerat hubungannya dengan fiqih kontemporer,
antara lain adalah masalah metodelogi pemahaman hukum islam, yang perlu
dilakukan pengakajian mendalam lagi, persoalan histories dan sosiologis ayat-
ayat al-qur’an maupu hadist nabi, kajiantentang maqoosiduttasrii’ (tujuan
hukum) dan hubungannya dengan formalitas hukum, keterbukaan kembali
pintu ijtihad, soal kemaslahatan umum, adat istiadat masyarakat yang berlaku,
tentang teori nasakh dan teori I’llat hukum, tentang ijma’,dll.
Ruang lingkup kajian fiqih kontemporer tidak terlepas dari aspek
materialdan formalnya hukum islam, serta mana yang permanen dalam hukum
islam dan mana yang bersifat relatif (berubah) atau ghoiruttasyri’. Kajian
tentang aspek moralitas dan formalitas hukum inilah yang menjadi ajang
kajian

E. Contoh Fiqih Kontemporer


1. Fiqih Kontemporer Munakahat

Kata “munakahat” yang terdapat dalam bahasa Arab yang berasal dari
akar Kata na-ka-ha, yang dalam bahasa Indonesia kawin atau perkawinan.
Kata kawinadalah terjemahan dari kata nikah dalam bahasa Indonesia. Kata
menikahi berartimengawini, dan menikahkan sama dengan mengawinkan
yang berarti menjadikan bersuami. Dengan demikian istilah pernikahan
mempunyai arti yang sama dengan perkawinan.

kemungkrannya sama. Keempat: perkara munkar hilang digantikan


olehkemungkaran yang lebih besar. Dua tingkatan yang pertama
diperintahkan oleh syara’, tingkatan ketiga merupakan ranah ijtihad, dan
tingkatan keempat hukumnya haram". (Ibn Qoyyim al-Jauziyah, I’lam al-
Muwaqi'in an Rabbi al-‘Alamin, tahqiq: Thaha Abdurrouf Saad, Bairut- Dar
al-Gel, 1983. M, vol: III, h. 40)(Sumber: Hasil Bahtsul Masail Diniyah
Lembaga Kesehatan NU tentang Penanggulangan HIV-AIDS/Red. Ulil H)

F. Hikmah Mempelajari Fiqih Kontemporer

1. Menjadi pondasi dalam berijtihad Para Ulama emutuskan hukum


syara’atau perkara-perkara yang tidak ada dalilnyadalam Al-quran dan Al-
hadist. Tentunya dalam berijtihad tidak boleh dilakukansecara
sembarangan. Sebab nantinya hasil ijtihad ini akan digunakan
olehmasyarakat sebagai landasan hukum. Dengan demikian, pembentukan
hukum islam bisa lebih mendekati kebenaran.
2. Menerapkan kaidah islam secara benar Pada dasarnya, hukum ilmu fiqih
bersumber pada Al-quran, hadist, ijma’ dan qiyas. Seseorang yang sanggup
mempelajari hal tersebut secara terperinci tentunya ia akanmemiliki
pengetahuan luas terhadap dalil-dalil islam. Dengan demikian, ia pundapat
menerapakan kaidah islam secara benar.
3. Meningkatkan keimanan Mempelajari ilmu fiqh kontemporer tidak hanya
mengembangkan ilmu pengetahuan saja, tapi juga bisa meningkatkan
keimanan. Semakin kita mendalamikonsep Al-quran dan Al-hadist maka
iman tentu akan semakin kuat.
4. Memperkuat ketaqwaan Selain meningkatkan iman, mempelajari ushul
fiqih juga memperkuat takwa. Kitasemakin mengetahui tentang dalil-dalil
yang benar dan salah, mendalami tentang hukum Allah Ta’ala. Dengan
demikian, akan muncul rasa takut bila durhaka kepadaAllah. Hal ini bisa
membuat ketaqwaan semakin meningkat.
5. Meluruskan penyimpangan-penyimpangan di masyarakat Selanjutnya,
dengan mempelajari fiqh kontemporer bisa membantu mengatasi
penyimpangan-penyimpangan yang terjadi di masyarakat pada masa kini.
BAB II

PENUTUP

A. Kesimpulan

Latar belakang munculnya isu Fiqh kontemporer yaitu akibat adanya


arusmodernisasi yang meliputi hampir sebagian besar Negara- Negara yang dihuni
olehmayoritas umat islam. Modernisasi tersebut melahirkan berbagai macam bentuk
perubahan baik secara struktural maupun kultural.Dapatlah kita kemukakan bahwa
persoalan fiqih kontemporer di masa akandatang lebih komplit lagi dibanding yang
kita hadapi hari ini. Hal tersebutdisebabkan arus perkembangan zaman yang
berdampak kepada semakinterungkapnya berbagai persoalan umat manusia, baik
hubungan antara sesamamaupun dengan kehidupan alam sekitarnya.Kompleksitas
masalah tersebuttentunya akan membutuhkan pemecahan masalah berdasarkan nilai-
nilai agama.Disinilah letak betapa pentingnya rumusan ideal moral maupun formal
dari fiqihkontemporer tersebut, yang tidak lain bertujuan untuk menjaga keutuhan
nilaiketuhanan, kemanusiaan dan kealaman, terutama yang menyangkut dengan
aspeklahiriyah kehidupan manusia di dunia ini.Teks Al-Qur’an tentunya tidak
mengalai perubahan, tetapi pemahaman dan penerapannya dapat disesuaikan dengan
konteks perkembangan zaman. Karena perubanhan sosial merupakan suatu proses
kemasyarakatan yang berjalan secaraterus menerus, maka perubahan penerapan dan
pemahaman ajaran islam juga harus bersifat kontinu sepanjang zaman. Dengan
demikian islam akan tetap relevan danaktual, serta mampu menjawab tantangan
modernitas.

B. Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis
akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atasdengan
sumber - sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat di pertanggung jawabkan.

DAFTAR PUSTAKA

Di Akses Dari
https://www.academia.edu/38110884/MAKALAH_AGAMA_FIKIH_KONTEMPO
RER(Tasikmalaya 31 januari 2022) mutakin_sahrul.

http://fazarsodik.blogspot.co.id/2016/03/makalah-problematika-fiqih-
kontemporer.htmlhttp://diyahhalimatusadiya.blogspot.co.id/2013/05/fiqh-
kontemporer.htmlhttps://muamalatku.com/halal-haram-hukum-bitcoin-dalam-islam/

Anda mungkin juga menyukai