Anda di halaman 1dari 34

MAKALAH

PENGAJARAN REMEDIAL

Diajukan untuk memenuhi tugas pada mata kuliah DKB dan Bimbingan Belajar
yang diasuh oleh: Amalia Putri, M.Pd

Oleh:

HARIS F1142181012
DINA F1142171008

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING


JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat serta perlindungan sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah
yang berjudul Pengajaran Remedial ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
pada mata kuliah DKB dan bimbingan belajar yang diasuh oleh ibu Amalia Putri,
M.Pd. selain itu mata kuliah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
Pengajaran Remedial bagi para pembaca dan juga penulis.
Kami mengucapkan terimakasih kepada ibu Amalia Putri,M.Pd selaku
dosen pada mata kuliah DKB dan bimbingan belajar yang telah memberikan
tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan
bidang studi yang kami tekuni.
Kami juga berterimakasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

Pontianak, 18 April 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................1
1. Latar Belakang................................................................................... 2
2. Rumusan Masalah..............................................................................2
3. Tujuan Penulisan................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................3
1. Pengertian Pengajaran Remedial...................................................... 4
2. Penting Pengajaran Remedial........................................................... 5
3. Tujuan,Fungsi dan Prinsip Pengajaran Remedial............................. 6
4. Strategi dan Pendekatan Remedial....................................................
5. Prosedur Pelaksanaan Remedial........................................................
6. Macam-Macam Metode Pengajaran Remedial..................................
BAB III PENUTUP......................................................................................7
1. Kesimpulan........................................................................................ 8
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 9
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam kegiatan  pembelajaran termasuk pembelajaran mandiri selalu
dijumpai adanya peserta didik yang mengalami kesulitan dalam mencapai
standar kompetensi, kompetensi dasar dan penguasaan materi pembelajaran 
yang telah ditentukan. Secara garis besar kesulitan dimaksud dapat berupa
kurangnya pengetahuan prasyarat, kesulitan memahami materi pembelajaran,
maupun kesulitan dalam mengerjakan tugas-tugas latihan dan menyelesaikan
soal-soal ulangan.
Agar peserta didik dapat memecahkan kesulitan tersebut perlu adanya
bantuan. Bantuan dimaksud berupa pemberian pembelajaran remedial atau
perbaikan. Untuk keperluan pemberian pembelajaran remedial perlu dipilih
strategi dan langkah-langkah yang tepat setelah terlebih dahulu diadakan
diagnosis terhadap kesulitan belajar yang dialami peserta didik.
Pada kenyataannya banyak guru hanya memberikan remedial tes saja,
karena masalah waktu. Sehubungan dengan hal-hal tersebut, satuan
pendidikan perlu menyusun rencana sistematis pemberian pembelajaran
remedial untuk membantu mengatasi kesulitan belajar peserta didik.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah Yang Dimaksud Dengan Pengertian Pengajaran Remedial ?
2. Apa Saja Tujuan Pengajaran Remedial ?
3. Apa Saja Fungsi Pengajaran Remedial ?
4. Bagaimana Prinsip Pembelajaran Remedial ?
5. Bagaimana Cara Pelaksanaan Pengajaran Remedial ?
6. Bagaimana Strategi Pendekatan Pengajaran Remedial ?
7. Bagaimana Metode Pengajaran Remedial ?
A. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Pengajaran Remedial
2. Untuk Mengetahui Tujuan Pengajaran Remedial
3. Untuk Mengetahui Fungsi Pengajaran Remedial
4. Untuk Mengetahui Prinsip Pembelajaran Remedial
5. Untuk Mengetahui Cara Pelaksanaan Pengajaran Remedial
6. Untuk Mengetahui Strategi Pendekatan Pengajaran Remedial
7. Untuk Mengetahui Metode Pengajaran Remedial
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pengajaran Remedial


Ditinjau dari arti kata, “remedial” berarti “sesuatu yang berhubungan
dengan  perbaikan”. Dengan demikian pengajaran remedial, adalah suatu
bentuk pengajaran
yang bersifat penyembuhan atau bersifat perbaikan. Pengajaran remedial
merupakan  bentuk kasus pengajaran, yang bermaksud membuat baik atau
menyembuhkan. Sebagaimana pengertian pada umumnya proses pengajaran
bertujuan agar murid dapat mencapai hasil belajar yang optimal, jika ternyata
hasil belajar yang dicapai tidak memuaskan berarti murid masih dianggap
belum mencapai hasil belajar yang diharapkan sehingga diperlukan suatu
proses pengajaran yang dapat membantu murid agar tercapai hasil belajar
seperti yang diharapkan. Proses pengajaran remedial ini sifatnya lebih khusus
karena disesuaikan dengan karakteristik kesulitan belajar yang dihadapi murid.
Proses bantuan lebih ditekankan  pada usaha perbaikan cara mengajar,
menyesuaikan materi pelajaran, arah belajar dan menyembuhkan hambatan-
hambatan yang dihadapi. Jadi dalam pengajaran remedial yang diperbaiki atau
yang disembuhkan adalah keseluruhan proses belajar mengajar yang meliputi
metode mengajar, materi pelajaran, cara belajar, alat belajar dan lingkunagn
turut mempengaruhi proses belajar mengajar. Melalui pengajaran remedial,
murid yang mengalami kesulitan belajar dapat diperbaiki atau disembuhkan
sehingga dapat mencapai hasil yang diharapkan sesuai dengan kemampuan.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pengajaran remedial sebagai
bentuk khusus pengajaran yang bertujuan untuk memperbaiki sebagian atau
seluruh kesulitan  belajar yang dihadapi oleh murid. Perbaikan diarahkan
untuk mencapai hasil belajar yang optimal sesuai dengan kemampuan masing-
masing melalui perbaikan keseluruhan  proses belajar mengajar.
B. Pentingnya Pengajaran Remedial Pada Proses Pembelajaran
Pengajaran remedial mempunyai peranan penting dalam keseluruhan
proses  belajar mengajar, khususnya dalam mencapai hasil belajar yang
optimal. Pengajaran remedial merupakan pelengkap dari proses pengajaran
secara keseluruhan. Beberapa alasan pentingnya pengajaran remedial, dapat
dilihat dari berbagai segi, yaitu: Warga  belajar, Pendidik dan pengajar (guru),
Proses belajar, Pelayanan bimbingan. Segi-segi tersebut dapat dijelaskan
sebagai berikut:
a. Warga Belajar Warga belajar (murid) ternayat masih banyak yang
mendapatkan nilai prestasi  belajar kurang. Misalnya: rata-rata yang
dicapai masih jauh di bawah ukuran yang diharapkan. Kenyataan
menunjukkan pula bahwa setiap murid mempunyai perbedaan individual
dalam proses belajarnya. Ada yang berkemampuan tinggi, sedang ada pula
yang rendah, sedang-sedang saja, lambat dan cepat. Di samping itu setiap
murid mempunyai pengalaman dan latar belakang yang berbeda satu
dengan yang lainnya. Di dalam proses belajar mengajar pada umumnya,
guru menggunakan  pendekatan yang sama, kadang-kadang melupakan
perbedaan individual sehingga keunikan setiap pribadi murid kurang
mendapatkan pelayanan. Hal ini dapat mengakibatkan murid mengalami
kesulitan belajar. Apabila murid dapt kesempatan  belajar sesuai dengan
pribadinya diharapkan ia dapat mencapai prestasi belajar yang optimal
sesuai dengan kemampuannya. Atas dasar hal tersebut pengajaran
remedial sangat diperlukan untuk membantu setiap pribadi murid agar
mendapat kesempatan m emperoleh prestasi belajar yang memadai sesuai
dengan kemampuannya.
b. Pendidik dan Pengajar Pada dasarnya guru bertanggug jawab atas
keseluruhan proses pendidikan di sekolah. Hal ini berarti bahwa guru
harus bertanggung jawab terhadap pencapaian tujuan pendidikan melalui
pencapaian tujuan institusional, tujuan kutikuler dan tujuan instruksional.
Kenyataan menunjukkan bahwa murid sebagai individu mempunyai
perbedaan-perbedaan. Perbedaan itu berakibat pula pada keberhasilan
murid dalam belajar. Terhadap murid yang belum berhasil, seorang guru
bertanggung jawab untuk membantu. Supaya  bantuan yang diberikan
kepada murid dapat berhasil guna, maka harus melalui suatu  proses
diagnosis dan diakhiri dengan pengajaran remedial. Berhasil tidaknya
seorang guru, dapat dilihat dalam kemampuannya melaksanakan proses
belajar mengajar yang sebaik-baiknya, sehingga semua murid dapat
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam melaksanakan tugas,
peranan seorang guru bukan hanya sekedar penyampai  pengetahuan
kepada murid tetapi juga mempunyai peranan sebagai pembimbing yang
harus dapat membantu murid memahami dirinya dan mampu mengatasi
hambatan-hambatan di dalam dirinya. Dalam kaitan inilah pengajaran
remedial merupakan salah satu upaya yang dapat dilaksanakan oleh
seorang guru dalam memberikan peluang  besar bagi setiap murid untuk
dapat mencapai prestasi belajar secara optimal dan maksimal.
c. Proses Belajar Ditunjau dari segi pengertian proses belajar mengajar,
pengajaran remedial diperlukan dalam melaksanakan proses belajar
mengajar yang sebenarnya. Pada dasarnya belajar yang sesungguhnya
dapat diartikan sebagai sesuatu proses perubahan tingkah laku secara
keseluruhan. Adanya gejala kesulitan belajar merupakan indikasi belum
adanya perubahan tingkah laku secara keseluruhan, oleh karena itu masih
diperlukan proses belajar mengajar khusus yang dapat membantu
pencapaian keseluruhan perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar.
Dengan demikian dapat dipahami bahwa pengajaran remedial mempunyai
peranan yang penting terhadap keberhasilan proses belajar mengajar
secara keseluruhan.
d. Pelayanan Bimbingan Pada dasarnya pelaksanaan pelayanan bimbingan
dan konseling merupakan kelengkapan dari keseluruhan proses
pendidikan. Melalui pelayanan ini diharapkan setiap murid dapat
memahami dirinya, memahami kelebihan dan kelemahannya serta harus
mampu mengarahkan dirinya untuk mencapai perkembangan yang
optimal. Untuk melaksanakan pelayanan bimbingan dan konseling yang
sebaik-baiknya, pengajaran remedial merupakan salah satu bentuk
pelayanan bimbingan dan konseling melalui interaksi belajar mengajar.
Dengan demikian pengajaran remedial menunjang  pelaksanaan bimbingan
dan konseling dan sebaliknya pelaksanaan bimbingan dan konseling dapat
menunjang pelaksanaan pengajaran remedial.

C. Tujuan,Fungsi Dan Prinsip Pengajaran Remedial


1. Tujuan Pembelajaran Remedial
Tujuan pengajaran remedial sebenarnya tidak berbeda dengan tujuan
pangajaran  pada umumya, yaitu agar murid dapat mencapai prestasi
belajar sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Secara khusus
pengajaran remedial bertujuan agar murid yang  mengalami kesulitan
belajar dapat mencapai prestasi belajar yang diharapkan melalui  proses
penyembuhan atau perbaikan, baik segi proses belajar mengajar maupun
kepribadian murid. Tujuan pengajaran remedial secara terinci adalah agar
murid dapat:
a. Memahami dirinya, khususnya yang menyangkut prestasi belajar
meliputi segi kekuatan, kelemahan, jenis dan sifatnya.
b. Memperbaiki cara-cara belajar ke arah yang lebih baik sesuai dengan
kesulitan yang dihadapi.
c. Memilih materi dan fasilitas belajar secara tepat untuk mengatasi
kesulitan  belajarnya.
d. Mengembangkan sikap-sikap dan kebiasaan baru yang dapat
mendorong tercapainya hasil belajar yang lebih baik.
e. Mengatasi habatan-hambatan belajar yang lebih baik.
f. Melaksanakan tugas-tugas belajar yang diberikan
2. Fungsi pengajaran Remedial
Pengajaran remedial mempunyai fungsi yang amat penting dalam
keseluruhan proses belajar mengajar. Adapun beberapa fungsi pengajaran
remedial tersebut adalah :

a. Fungsi Korektif
Pengejaran remedial mempunyai fungsi korektif, artinya melalui pengajaran
remedial dapat diadakan pembentukan atau perbaikan terhadap sesuatu yang
dianggap masih belum mencapai apa yang diharapkan dalam keseluruhan proses
belajar mengajar. Hal-hal yang diperbaiki atau dibetulkan melalui pengajaran
remedial antara lain :
 Perumusan tujuan
 Penggunaan metode mengajar
 Cara-cara belajar
 Evaluasi
 Segi-segi pribadi murid
Dengan perbaikan terhadap hal-hal tersebut di atas, meka prestasi belajar murid
beserta faktor-faktor mempengaruhi dapat diperbaiki.
b. Fungsi Penyesuaian
Yang dimaksud fungsi penyesuaian adalah agar dapat membantu murid untuk
menyesuaian dirinya terhadap tuntutan kegiatan belajar. Murid dapat belajar
sesuai dengan keadaan dan kemampuan pribadinya sehingga mempunyai peluang
besar untuk memperoleh prestasi belajar yang lebih baik. Tuntutan belajar yang
diberikan murid telah disesuaikan dengan sifat jenis dan latar belakang
kesulitannya sehingga murid diharapkan lebih terdorong untuk belajar.
c. Fungsi Pemahaman
Fungsi pemahaman adalah agar pengajaran remedial memungkinkan guru, murid
dan pihak-pihak lain dapat memperoleh pemahaman yang lebih baik terhadap
pribadi murid. Demikian pula murid diharapkan dapat lebih memahami dirinya
dan segala aspeknya. Begitu pula guru dan pihak-pihak lainnya dapat lebih
memahami akan keadaan pribadi murid.
d. Fungsi Pengayaan
Fungsi pengayaan dimaksud agar pengajaran remedial dapat memperkaya proses
belajar mengajar. Bahan pelajaran yang tidak disampaikan dalam pengajaran
reguler, dapat diperoelh melalui pengajaran remedial. Pengayaaan lain adalah
dalam segi metode dan alat yang dipergunakan adalam pengajaran remedial.
Dengan demikian diharapkan hasil yang diperoleh murid dapat lebih banyak, lebih
luas dan lebih dalam sehingga hasil belajarnya lebih kaya.
e. Fungsi Terapuetik
Dengan pengaaran remedial secara langsung atau tidak langsung dapat
meyembuhkan atau memperbaiki kondisi-kondisi kepribadian murid yang
diperkirakan menunjukkan adanya penyimpangan. Penyembuhan kondisi
kepribadian dapat menunjang  pencapaian prestasi belajar, demikian pada
sebaliknya.
f. Fungsi Akselarasi
Fungsi akselarasi adalah agar pengajaran remedial dapat mempercepat proses
belajar baik dalam arti aktu maupun materi. Misalnya : murid yang tergolong
lambat dalam belajar dapat dibantu lebih cepat proses belajarnya melalui
pengajaran remedial.
Kelompok siswa yang masuk dalam pembelajaran remedial, yaitu:
(a) kemampuan mengingat relatif kurang.
(b) perhatian yang sangat kurang dan mudah terganggu dengan sesuatu
yang lain disekitarnya pada saat belajar.
(c) secara relatif lemah kemampuan memahami secara menyeluruh
(d) kurang dalam hal memotivasi diri dalam belajar.
(e) kurang dalam hal kepercayaan diri dan rendah harapan dirinya
(f) lemah dalam kemampuan pemecahan masalah
(g) sering gagal dalam menyimak suatu gagasan dari suatu informasi
(h) mengalami kesulitan dalam memahami suatu konsep yang abstrak;
(i) gagal menghubungkan suatu konsep lainnya yang relevan
(j) memerlukan waktu relatif lama dari pada yang lainnya untuk
menyelesaikan tugas-tugas (Kunandar, 2008)
3. Prinsip Pengajaran Remedial
Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran remedial
sesuai dengan sifatnya sebagai pelayanan khusus antara lain:
a. Adaptif
Setiap peserta didik memiliki keunikan sendiri-sendiri. Oleh karena itu
program pembelajaran remedial hendaknya memungkinkan peserta didik untuk
belajar sesuai dengan kecepatan, kesempatan, dan gaya belajar masing-masing.
Dengan kata lain, pembelajaran remedial harus mengakomodasi perbedaan
individual peserta didik.
b. Interaktif
Pembelajaran remedial hendaknya memungkinkan peserta didik untuk secara
intensif berinteraksi dengan pendidik dan sumber belajar yang tersedia. Hal ini
didasarkan atas pertimbangan bahwa kegiatan belajar peserta didik yang bersifat
perbaikan perlu selalu mendapatkan monitoring dan pengawasan agar diketahui
kemajuan belajarnya. Jika dijumpai adanya peserta didik yang mengalami
kesulitan segera diberikan bantuan.
c. Fleksibilitas dalam Metode Pembelajaran dan Penilaian
Sejalan dengan sifat keunikan dan kesulitan belajar peserta didik yang
berbeda-beda, maka dalam pembelajaran remedial perlu digunakan berbagai
metode mengajar dan metode penilaian yang sesuai dengan karakteristik peserta
didik.
d. Pemberian Umpan Balik Sesegera Mungkin
Umpan balik berupa informasi yang diberikan kepada peserta didik mengenai
kemajuan belajarnya perlu diberikan sesegera mungkin. Umpan balik dapat
bersifat korektif maupun konfirmatif. Dengan sesegera mungkin memberikan
umpan balik dapat dihindari kekeliruan belajar yang  berlarut-larut yang dialami
peserta didik.
e. Kesinambungan dan Ketersediaan dalam Pemberian  Pelayanan
Program pembelajaran reguler dengan pembelajaran remedial merupakan satu
kesatuan, dengan demikian program pembelajaran reguler dengan remedial harus
berkesinambungan dan programnya selalu tersedia agar setiap saat peserta didik
dapat mengaksesnya sesuai dengan kesempatan masing-masing.

D. Strategi Dan Pendekatan Remedial


Sasaran akhir pengajaran remedial adalah sama dengan pengajaran pada
umumnya, yaitu membantu murid dalam batas-batas normalitas tertentu agar
dapat mengembangkan diri seoptimal mungkin sehingga mencapai tingkat
penguasaan tertentu, sekurang-kurangnya sesuai dengan batas kriteria
keberhasilan yang dapat diterima (minimum acceptable performance).
Mengingat secara empirik sasaran tingkat strategis itu tidak selamanya dapat
dicapai dengan pendekatan sistem pengajaran konvensional, maka perlu dicari
upaya pendeketan strategis lainnya. Strategi dan pendekatan remedial
diklasifikasikan menjadi tiga yaitu :
1. Strategi dan Pendekatan Pengajaran Remedial Yang Bersifat Kuratif
Pengajaran remedial dapat dikatakan bersifat kuratif apabila dilakukan
setelah berlangsungnya program belajar mengajar sesuai dengan kriteria
keberhasilan yang ditetapkan. Program proses belajar mengajar tersebut
meliputi program untuk tiap pertemuan, untuk satuan (unit) Bahan Pelajaran
atau satuan waktu tertentu (mingguan, bulanan,semester dan sebagainya).
Strategi dan pendekatan teknik ini diberikan kepada murid secara empirik
yang menunjukkan kesulitan belajar tertentu (prestasi lemah, kurang mampu
melaksanakan penyesuaian) yang diprediksikan atau diduga akan mengalami
kesulitan dalam menyelesaikan suatu program studi tertentu yang akan
ditempuhnya. Pendekatan kuratif tindakan remedial berpangkap dari hasil
post test diagnostic berdasarkan data-data hasil tes sumatif.Adapun yang
menjadi sasaran pokok pengajaran remedial yang bersifat kuratif adalah :
a. Murid yang prestasinya jauh dibaah kriteria keberhasilan, diusahakan
pada suatu saat tertentu dapat mencapai kriteria keberhasilan minimal
tersebut
b. Murid yang masih kurang sedikit dari keberhasilan minimal
diupayakan suatu saat dapat disempurnakan
Untuk mencpaai sasaran-sasaran pokok tersebut para ahli psikologi pendidikan
telah mengembangkan beberapa teknik pendekatan yaitu pendekatan pengulangan
(repeatition),  pengayaan (enrichment) serta kecepatan (accelleration) yang secara
visual dalam bagan berikut :

a. Pendekatan Pengulangan (repeatition)


Sejalan dengan diagnosisnya, pengulangan terdiri dari beberapa tingkatan :

 Pada setiap akhir jam pertemuan tertentu


 Pada setiap akhir unit (satuan bahan) pelajaran tertentu
 Pada akhir setiap satuan program studi (triulan /semester)
Pengajaran remedial dapat diberikan dan diorganisasi secara individual
maupun secara kelompok. Secara individual apabila ternyata murid
mempunyai jenis/lokasi/sifat kesulitan belajar yang sama. Ada beberapa
kemungkinan waktu dan cara pelaksanaan pengajaran remedial yaitu :

a) Dilaksanakan pada pertemuankelas biasa, jika memang sebagian besar


anggota kelas mengalami kesulitan yang serupa, di mana :
1) bahan pelajaran dipresentasikan kembali
2) diadakan latihan/penugasan soal kembali yang bentuknya sejenis
dengan soal terdahulu
3) diadakan pengukuran dan penilaian kembali untuk mendeteksi
hasil peningkatannya ke arah keberhasilan yang diharapkan.
b) Dilakukan di luar jam pertemuan biasa, jika yang mengalami kesulitan
belajar itu hanya seorang  murid atau sejumlah murid tertentu.

c) Dilaksanakan pada kelas remedial (khusus bagi murid), yang mengalami


kesulitan belajar tertentu, dimana:

1) murid lain belajar dalam kelas biasa, sednagkan murid tertentu


belajar dengan mendapatkan bimbingan khusus dari guru yang
sama atau guru mata pelajaran sampai yang bersangkutan
mencapai tingkat penguasaan tertentu untuk kemudian bersama-
sama lagi dengan teman-temannya dikelas biasa
2) dilakukan pengulangan secara total, jika ternyata murid yang
bersangkutan prestasinya sangat jauh dari batas kriteria
keberhasilan minimal yang kita kenal sebagai tinggal kelas
b. Pengayaan dan Pengukuhan (enrichment and reinforcement)
Layanan pengayaan diberikan kepada murid yang mempunyai kelemahan
ringan, dengan materi program pengayaan bersifat :

 Ekuivalen (horizontal) dengan program proses belajar mengajar utamanya


sehingga nilai bobot kredit dapat perhitungkan bagi murid yang
bersangkutan
 Sekedar suplementer terhadap program proses belajar utama tanpa
menambah bobot kredit tertentu yang penting dapat meningkatkan
penguasaan pengetahuan, keterampilanbagi murid yang relatif lemahdan
memberikan kesibukan kepada murid yang cepat belajar untuk mengisi
kelebihan aktunya dibandignkan teman-teman sekelasnya
Adapun teknik pelaksanaannya adalah : guru memberikan
tugas/soal pekerjaan ruah kepada murid-murid yang relatif lemah,
sedangkan kepada murid-murid yang cepat belajarnya tugas yang
diberikan guru harus dikerjakan di kelas itu juga, sementara murid-murid
lain mengerjakan proses belajar mengajar utamanya. Sebaliknya guru
memeriksa dan memperhitungkan dengan pemahaman bobot kredit apabila
memberikan pekerjaan rumah atau tugas tambahan
c. Kecepatan (acceleration)
Pelayanan akselerasi diberikan kepada murid berbakat yang
menunjukkan kesulitan psikososial yaitu dengan jalan mengadakan
akselarasi atau promosi kepada program utama berikutnya yang lebih
tinggi dengan dua kemungkinana cara pelaksanaannya :
 Promosi penuh status akademisnya ke tingkat yang lebih tinggi  sebatas
kemungkinannya menunjukkan keunggulan yang menyeluruh dari
program studi yang ditempuhnya dengan luar biasa. Dalam hal ini dapat
dilakukan dengan cara “placement test” dari tingkat yang akan dimasuki.
 Maju berkelanjutan (continous progress)  pada beberapa bidang studi
tertentu dimana kasus sangat menonjol dapat diberikan layanan dengan
program pelajaran yang lebih tinggi sebatas kemampuannya dan status
akademisnya tetap bersama-sama teman seagkatannya.
Ketiga teknik pendekatan yang bersifat kuratif tersebut
diadministrasikan secara efektif guna keperluan peningkatan prestasi
akademis maupun kemampuan penyesuaiannya mungkin berangsur-angsur
dapat dikurangi dalam lingkungan dan sistem persekolahan.

2. Strategi dan Pendekatan Pengajaran Remedial Yang Bersifat


Preventif
Sasaran pokok dari pendekatan preventif adalah berupaya sedapat
mungkin agar hambatan-hambatan dapat mencapai prestasi dapat diatasi dan
mengembangkan kemampuan sesuai dengan kriteria keberhasilan yang
diterapkan, pendekatan revensit bertolak dari hasil pretest atau test of entering
behaviors. Pendekatan preventif merupakan tindak lanjut dari pre teaching
diagnostic. Berdasarkan hasil pre test teaching diagnostic ini maka secara
garis besar murid dapat diidentifikasikan kedalam tiga kategori, yaitu ;
 Mereka yang diperkirakan akan mampu menyelesaikan program proses
belajar mengajar utama sesuai dengan waktu yang telah disediakan
kategori normal rata-rata)
 Mereka yang diperkirakan akan sanggup menyelesaiakn program lebih
cepat dari waktu yang telah ditetapkan (murid yang cepat)
 Mereka yang diperkirakan akan terlambat atau tidak akan menyelesaikan
program sesuai dengan batas waktu yang telah ditetapkan
Atas dasar perkiraan di atas, maka ada tiga alternatif kemungkinan teknik layanan
pengajaran yang bersifat remedial :

a. Layanan Kepada Kelompok Belajar Homogen


Langkah pelayanan kelompok kepada kelompok belajar homogen
dapat dijelaskan dalam bagan sebagai berikut :
Dari bagan diatas nampak bahwa setelah diadakan penilaian terhadap murid
dikelompokkan ke dalam kelompok A (murid yang cepat), kelompok B
(kemampuan murid rata-rata) dan kelompok C (kemampuan murid
lambat) program kepada ketiga kelompok dengan ruang lingkup ekuivalen, tetapi
diorganisasikan secara relatif berbeda. Perbedaan tersebut terletak dalam cara
menerangkan, taraf kesukaran dalam memberikan tugas/soal, dan sebagainya.
Misal murid yang termasuk kelompok A sudah tentu diberikan tugas/soal dengan
taraf kesukaran dan jumlah relatif lebih banyak dari kelompok lainnya.

b. Layanan Pengajaran Individual

konsep dasar teknik layanan pengajaran individual sama dengan teknik layanan
kepada kelompok belajar homogen yaitu peyesuaian layanan pengajaran yang
disesusaikan dengan kondisi obyektif murid. Namun pada teknik layanan
pengajaran individual secara fundamental diberikan kepada murid secara
individual.

Langkah-langkah pengajaran individual secara visual digambarkan sebagai


berikut :
Pada teknik pengajaran individual ini, setiap murid mempunyai waktu tersendiri.
Ia mempunyai kebebasan melakukan konsultasi dengan guru atau pihak lain yang
diperlukan degan tidak terikat keharusan mengikuti pelajaran seperti biasa di
kelas. Namun ia terikat oleh batas  waktu akhir periode belajara yang telah
ditetapkan.
Walaupun kegiatan belajar murid secara individual, tetapi masing-masing dari
murid dituntut menempuh post test  atau tes sumatif tertentu diorganisasikan
secara baku. Keperluan, program pengajaran individual, biasanya telah
diorganisasikan dalam bentuk modul diman pada prinsipnya setiap murid
mendapat layanan secara individual.
c. Layanan Pengajaran Secara Kelompok Dilengkapi Kelas Khusus Remedial
dan Pengayaan
Teknik layanan ini dapat digambarkan dalam bagan sebagai
berikut:
Pada teknik pertama (layanan kelompok belajar homogen) sejak awal sampai post
test ataumasing-maisng murid mengikuti porgram A, B,atau C dan tidak terjadi
perpindahan selama program berlangsung, tetapi pada teknik kegiatan ini pada
prinsipnya murid berada dalam satu kelas yang samadengan mengikuti proses
belajar mengajar utama yang sama pula. namun di samping itu kepada murid yang
cepat belajarnya telah disediakan paket program pengayaan khusus, begitu pula
kepada murid yang ternyata mempunai kesulitan-kesulitan tertentu
telahdisediakan tepat/waktu dan program layanan remedial.

Setelah murid-murid selesai dengan program pengayaan atau program remedial,


mereka kembali lagi ke dalam kelompok dan program belajar utama bersama-
sama dengan teman sekelasnya. Pada akhirnya mereka juga harus menempuh post
test secara bersama-sama pula. teknik pelayanannya dapat sama dengan teknik
pertama yaitu dilakukan oleh beberapa guru dalam satu waktu yang bersamaan tau
berada dan dapat pula dilakukan oleh guru yang sama pada saat yang berbeda asal
program dan fasilitas teknisnya sudah dipersiapkan

3. Strategi dan Pendekatan Pengajaran Remedial Yang Bersifat


Pengembangan (Development)

Pendekatan pengembangan merupakan tindak lanjut dari during


teaching diagnostic atau berupaya  diagnosis yang dilakukan guru selama
berlangsung program proses belajar mengajar.

Sasaran pokok dari strategi pendekatan pengembangan ini adalah agar


murid mampu mengatasi kesulitan atau hambatan-hambatan yang mungkin
dialami selama melaksanakan kegiatan proses belajar mengajar. Bantuan
segera (intermediate treatment) dari saat ke saat selama berlangsungnya
proses belajar mengajar. Pada akhirnya murid diharapkan akan dapat
menyelesaiakan program secara tuntas sesuai dengan kriteria keberhasilan
yang ditetapkan.

Pelaksanaan strategi pendektan pengembangan ini diperlukan adanya


pengorganisasian program proses belajar mengajar yang sistematis seperti
dalam bentuk sistem pengajaran berprogram, sistem pengajaran modul, self
instrctional audiotutorial system dan sebagainya. Dengan demikian proses
layanan diagnosis dan remedial itu dapat secara sekuensial dari unit ke unit
secara teratur. Secara visual pendekatan pengembangan ini dapat digambarkan
sebagai berikut :
Dari bagan tersebut di atas menunjukkan bahwa ada rangkaian perkembangan
diagnosis dan remedial yang berlangsung selama proses belajar mengajar, dari
modul ke modul atau unit ke unit. Dalam hal ini guru harus mengadakan observasi
atau memonitor selama proses belajar berlangsung kemudian tiap selesai tes
formatif hendaknya diadministrasikan.
Informasi dari kedua aktivitas itu merupakan feed back (umpan balik) dari guru
untuk segera mengadakan evaluasi diagnosis. Tindakan selanjutnya adalah guru
segera melakukan bantuan remedial baik kepada murid secara kelompok maupun
secara individual, tergantung pada pola proses belajar mengajar mana yang
digunakan. Kegiatan proses belajar mengajar baru dilanjutkan kepada tingkat
berikutnya (modul/ unit tertentu) apabila murid betul-betul telah menyelesaikan
program terdahulu secara tuntas (sesuai kriteria keberhasilan yang ditetapkan)

Sudah barang tentu kalau program ini disajikan dalam bentuk modul, murid yang
sudah dipandang memenuhi  tidak perlu saling menunggu temannya. Dengan
perkataan lain bahwamurid yang bersangkutan sebaiknya diperkenankan maju ke
tingkat program yang lebih tinggi. Kegiatan seperti dilakukan sepanjang satuan
program yang lebih besar diselesaikan (tahunan, semester). Pada akhirnya
selayaknya diadakan suatu tes yang menyeluruh (sumatif test)

E. Prosedur Pelaksanaan Pengajaran Remedial


Pengajaran merupakan salah satu tahapan kegiatan utama dalam
keseluruhan kerangka pola layanan bimbingan, dan merupakan rangkaian
kegiatan lanjutan logis dan usaha diagnosa kesulitan belajar. Adapun
prosedure pengajaran remedial tersebut tertera dalam bagan skematis berikut:
a. Skema Prosedur Pelaksanaan Pengajaran Remedial
Menurut Abin Syamsudin, setidaknya dapat dikembangkan 4 alternatif
prosedur sesuai dengan kebutuhannya sbb:
•Prosedur I :mencakup langkah 1-2-3-4-5-6
•Prosedur II :mencakup langkah 1-2-(3)-4-5-6
•Prosedur III :mencakup langkah 1-2-3-4-5-6-(7)
•Prosedur IV :mencakup langkah 1-2-(3)-4-5-6-(7)
Untuk lebih jelasnya, setiap langkah dapat disisipkan fungsi, tujuan/ sasaran
dan kegiatannya sebagai berikut:
1. Penelaahan kembali kasus dengan permasalahannya
Dalam pengajaran remedial, langkah ini merupakan tahapan paling
fundamental karena merupakan landasan pangkal tolak langkah- langkah
berikutnya. Sasaran pokok langkah ini adalah untuk memperoleh gambaran
yang lebih jelas (definit) mengenai karakteristik kasus berikut
permasalahannya untuk memperoleh gambaran yang lebih definitfasilitas
alternatif tindakan remedial yang direomendasikan, sesuai dengan sasaran
pokok tersebut maka kegiatan di dalam langkah ini difokuskan kepada suatu
analisis rasional atas hasil diagnosis yang telah dilakukan atau rekomendasi
dari pihak lain (guru, petugas BP dan sebagainya). Analisis ini merupakan
kegiatan pengecekan kembali terhadap:
a) Kebenaran dan kelengkapan data/ informasi yang mendukung pernyataan
atau penjelasan tentang karakteristik kasus serta permasalahannya.
b)Relevansi antara tafsiran dan kesimpulan yang dibuat dengan data
pendukungnya serta konsistensinya antara berbagai data satu sama lain.
c) Ketepatan prakiraan berdasarkan hasil diagnosis yang didukung oleh data
yang relevan.
d)Visibilitas dari setiap alternatif pengajaran remedial yang
direkomendasikan.
2. Menentukan alternatif pilihan
Langkah ini merupakan lanjutan dari hasil pengkajian yang dilakukan pada
langkah pertama itu akan diperoleh kesimpulan mengenai dua hal pokok
penting yaitu:
1. Karakteristik khusus yang akan ditangani secara umum, dapat dikategorikan
pada salah satu dari tiga kemungkinan, yaitu :
o kasus yang bersangkutan dapat disimpulkan hanya memiliki kesulitan dalam
menemukan dan mengembangkan pola strategi / metode / teknik belajar yang
sesuai, efektif, dan efisien.
o kasus yang bersangkutan dapat disimpulkan disamping memiliki kesulitan
dalam mengembangkan dalam menemukan dan mengembangkan pola
strategi / metode / teknik belajar yang sesuai, efektif, dan efisien itu, juga
dihadapkan pada hambatan potensial psokologis (ego-emosional, potensial-
fungsional, sosial-psikologis) dalam penyesuaian dengan dirinya dan
lingkungan.
o kasus yang bersangkutan dapat disimpulkan telah memiliki kecenderungan
ke arah kemampuan menemukan dan mengembangkan pola-pola strategi /
metode / teknik belajar yang sesuai, efektif, dan efisien, namun terhambat oleh
kondisi ego-emosional, potensial-fungsional, sosial-psikologis, dan faktor
instrumental-environmental lainnya.
2. Alternatif pemecahannya lebih strategis jika:
o Langsung ke langkah keempat (pelaksanaan pengajaran remedial).
Misalnya: jika kasusnya termasuk kategori pertama atau.
o Harus menempuh dahulu langkah ketiga (layanan konseling/ psikoterapi)
sebelum lanjut ke langkah keempat (pelaksanaan pengajaran remedial) apabila
misalnya kasus termasuk kateegori kedua (pilihan alternatif tindakan) atau
ketiga.
Jadi, sasaran pokok kegiatan yang dilakukan dalam tahapan ini adalah
membuat suatu keputusan pilihan alternatif mana yang harus ditempuh
berdasarkan pertimbangan rasional yang cermat. Dalam proses pengambilan
keputusan ini ada beberapa prinsip- prinsip sebagai berikut:
1. Efektifitas, dalam artian lebih mampu untuk mencapai tujuan pengajaran
remedial yang diharapkan.
2. Efisiensi, dalam arti lebih memerlukan usaha dan pengorbanan serta
fasilitas seminimal mungkin dengan hasil yang diharapkan semaksimal
mungkin.
3. Keserasian, dalam arti keseuaian dengan :
jenis karakteristik, intensitas, dan latar belakang permasalannya,
jumlah, jenis, dan sifat kepribadian khusus,
tingkat penguasaaan teori, kemahiran praktek, dan sifat kepribadian guru
yang akan menanganinya,
kesediaan daya dukung fasilitas teknik yang diperlukan,
kesediaan daya dukung sarana penunjang / lingkungan yagn diperlukan,
waktu dan kesempatan yang tersedia pada pihak-pihak yang bersangkutan.
3. Layanan Bimbinagn dan Konseling/ Psikoterapi
Ditinjau dari kerangka keseluruhan prosedur pengajaran remedial, langkah ini
lebih bersifat pilihan bersyarat. Kasus tipe kedua dan ketiga kecil
kemungkinan untuk langsung kepada langkah keempat tanpa lebih dahulu
menempuh langkah ketiga ini yang merupakan prakondisinya. Sasaran pokok
yang hendak dicapai dalam layanan ini adalah terciptanya kesehatan mental
kasus, dalam arti ia terbebas dari hambatan dan ketegangan batin, untuk
kemudian siap sedia kembali melakukan kegiatan belajar secara wajar dan
realistis.
Pada batas- batas tertentu langkah- langkah ini dapat ditangani oleh guru,
namun mungkin diperlukan bantuan dan kerjasama dengan pihak- pihak lain
yang lebih ahli (petugas BK, wali kelas, psikolog, dokter, dll.). Diantara
sekian banyak masalah yang msaih dapat ditangani oleh guru pada umumnya
antara lain:
1. Kasus kesulitan belajar dengan latar belakang kurangnya minat dan
motivasi belajar, cara untuk mengatasinya menurut Woodworth dan Marquis,
1957:331-338, antara lain :
1. Ciptakan situasi kompetitif sesama siswa yang sehat,
2. Hindari saran dan pernyataan negatif yang dapat mlemahkan motivasi
belajar siswa,
3. Berikan dorongan pada siswa dengan memberikan informasi yang telah
dicapainya dari waktu ke waktu,
4. Berikan kesempatan pada siswa untuk mendiskusikan aspirasinya secara
rasional,
5. Berikan pujian pada siswa agar dia bersemangat,
6. Berikan sanksi atau hukuman atas kelalaian dengan bijak dan adil,
7. Tunjukkan manfaat dari pelajaran bagi siswa baik untuk satt ini maupun
nanti.
2. Kasus kesulitan belajar dengan latar belakang sikap negatif terhadap guru,
pelajaran, dan situasi belajar. Cara untuk mengatasinya antara lain :
1. Kembangkan keakraban dan kehangatan hubungan antara guru dengan
murid dan murid dengan murid
2. Ciptakan iklim sosial yang sehat dalam kelas,
3. Berikan kesempatan untuk memperoleh pengalaman yang memuaskan dan
menyenangkan bagi siswa dalam belajar, meskipun dengan prestasi yang
minim.
2. Kasus kesulitan belajar dengan latar belakang kebiasaan belajar yang salah,
cara untuk mengatasinya antara lain :
1. Tunjukkan akibat dari kebiasaan buruknya terhadap prestasi belajar dan
kehidupan sosial
2. Berikan kesempatan masa transisi untuk berlatih dengan pola kebiasaan
baru dan meninggalkan kebiasaan lama yang salah.
2. Kasus kesulitan belajar dengan latar belakang ketidakserasian antara
kondisi objectif instrumental input dengan lingkungan, cara untuk
mengatasinya antara lain :
1. Bimbingan informasi dalam program / bidang studi, bahan / sumber,
strategi/metode/teknik belajar rasional,
2. Diskusi atau kerja kelompok,
3. Proyek kegiatan bersama di kelas, karyawisata, dsb.
Sebagai indikator atas keberhasilan layanan bantuan sementara ini, maka
Robinson 1950:96, menyatakan :
1. menunjukkan minat untuk mencari pemecahan masalah yang dihadapinya,
2. bersedia untuk bekerja sama dengan pihak lain (guru, BK, dsb.) untuk
membantu memecahkan masalahnya,
3. mulai bersikap terbuka,
4. mulai tampak kemampuan menyadari masalahnya secara realitas,
5. mulai tampak kemampuan untuk memilah, menimbang, mengembangkan,
dan memilih alternatif pemecahan masalahnya,
6. menunjukkan kesediaan dan kesanggupan untuk melakukan alternatif
tindakan lebih lanjut yang dipilihnya.
4. Melaksanakan Pengajaran Remedial
Setelah langkah ketiga ditempuh, maka langkah jeempat dianggap tepat yaitu
pelaksanaan pengajaran remedial. Seperti yang telah dijelaskan, sasaran pokok
dari setiap pengajaran remedial ini adalah tercapainya prestasi dan
kemampuan penyesuain diri sesuai dengan kriteria keberhasilan yang
ditetapkan. Sedangkan strategi dan teknik pelaksaan pengajaran remedial
seperti yang telah dijelaskan sebelumnya.
5. Mengadakan Pengukuran Prestasi Belajar Kembali
Setelah pengajaran remedial dilakukan, seharusnya dilihat ada tidaknya
perubahan pada diri siswa. Oleh karena itu perlu dilakukan pengukuran
kembali, hasil pengukuran ini diharapkan memberikan informasi terhadap
perkembangan siswa, baik kuantitif maupun kulaitatif. Adapun cara yang
digunakan sebaiknya sama dengan post-test atau tes sumatif dari proses
belajar mengajar.
6. Mengadakan Re-Evaluasi dan Re-Diagnostik
Hasil dari pengukuran tersebut hendaknya perlu dipertimbangkan lagi dengan
menggunakan cara dan kriteria untuk proses belajar mengajar utama. Hasil
dari pertimbangan ini akan melahirkan tiga simpulan, yaitu :
1. Kasus menunjukkan peningkatan prestasi dan penyesuaian diri dalam
mencapai keberhasilan yang diharapkan.
2. Kasus menunjukkan peningkatan prestasi dan penyesuaian diri, namun
belum sepenuhnya mencapai keberhasilan yang diharapkan.
3. Kasus belum menunjukkan perubahan yang berarti.
Rekomendasi yang seharusnya dikemukakan sebagai tindak lanjut hasil
kesimpulan di atas sudah tentu hendaknya menunjukkan tiga kemungkinan
pula, yaitu:
1. Kasus (a) dapat dinyatakan terminal dan diperbolehkan melanjutkan
program proses belajar mengajar utama tahap berikutnya
2. Kasus (b) seyogianya diberikan program khusus yang ditujukan pada
pengayaan dan peningkatan prestasinya
3. Kasus (c) sebaiknya dilakukan rediagnosis, sehingga diketemukan letak
kelemahannya pengajaran remedial tersebut
7. Remedial Pengayaan dan atau Pengukuhan (Tambahan)
Langkah ini bersifat kondisional, sasaran pokok langkah ini adalah agar hasil
remedial itu lebih sempurna dengan diadakan pengayaan (enrichment) dan
pengukuhan (reinforcement). Berbagai bentuk cara dan instrument dapat
digunakan, misalnya : dengan penguasaan untuk pemecahan soal tertentu,
pengajaran proyek kecil tertentu, dsb. Hasilnya harus dilaporkan kembali pada
guru untuk dinilai seperlunya sebelum selesai atau diperkenankan melanjutkan
ke program proses belajar mengajar selanjutnya.
Siswa sebagai subyek dalam proses belajar mengajar ternyata memiliki
keunikan yang berbeda-beda antara siswa satu dengan siswa lainnya. Ada
siswa yang cepat dalam belajar karena kecerdasannya sehingga dia dapat
menyelesaikan kegiatan belajar mengajar lebih cepat dari yang diperkirakan,
ada siswa yang lambat dalam belajar dimana sdiswa golongan ini sering
ketinggalan pelajaran dan memerlukan waktu lebih lama dari waktu yang
diperkirakan untuk siswa normal, ada siswa yang kreatif yang menunjukkan
kreatifitas dalam kegiatan-kegiatan tertentu dan selalu ingin memecahkan
persoalan-persoalan, ada siswa yang berprestasi kurang dimana sebenarnya
siswa ini mempunyai taraf inteligensi tergolong tinggi akan tetapi prestasi
belajarnya rendah, dan ada pula siswa yang gagal dalam belajar sehingga tidak
selesai dalam studinya di sekolah

F. Macam-Macam Metode Pengajaran Remedial


Metode pengajaran remedial merupakan metode yang dilaksanakan dalam
keseluruhan kegiatan bimbingan kesulitan belajar mulai dari langkah-langkah
identifikasi kasus sampai dengan langkah tindak lanjut. Beberapa metode yang
dapat dilaksanakan dalam pengajaran remedial yaitu:
a. Metode Pemberian Tugas Merupakan metode yang dilakukan guru dengan
memberikan tugas-tugas tertentu kepada murid baik secara kelompok
maupun secara individual, kemudian diminta pertanggung jawaban atas
tugas-tugas tersebut. Adapun penetapan jenis dan sifat tugas yang
diberikan disesuaikan dengan jenis, sifat dan latar belakang kesulitan
belajar yang dihadapi.
b. Metode Diskusi Metode diskusi adalah suatu proses pendekatan dari murid
dalam memecahkan  berbagai masalah secara analitis ditinjau dari
berbagai titik pandangan. Tujuannya adalah memecahkan masalah, suatu
pertemuan pendapat atau suatu kompromi yang disepakati bersama
sebagai gambaran dari gagasan terbaik yang diperoleh dari  pembicaraan
bersama. Dalam pengajaran remedial, metode diskusi dapat digunakan
sebagai salah satu metode dengan memanfaatkan interaksi antar individu
dalam kelompok untuk memperbaiki kesulitan belajar. Peranan guru dalam
diskusi adalah merangsang dan mengarahkan jalannya diskusi.
c. Metode Tanya Jawab Metode tanya jawab merupakan bentuk interaksi
langsung secara lesan antara guru dengan murid. Dalam pengajaran
remedial metode tanya jawab dapat dilakukan dalam bentuk dialog antara
guru dengan murid yang mengalami kesulitan belajar. Dalam hubungan ini
guru dapat mengetahui murid yang mengalami kesulitan belajar dan
mengenal jenis atau sifat kesulitan belajar yang dihadapi melalui tanya
jawab .
d. Metode Kerja Kelompok Metode kerja kelompok adalah penyajian dengan
cara pemberian tugas-tugas untuk mempelajari sesuatu kepada kelompok-
kelompok belajar yang sudah ditentukan dalam rangka mencapai tujuan.
Dalam kerja kelompok yang terpenting adalah interaksi antar anggota
kelompok dan dari interaksi ini diharapkan akan terjadi perbaikan pada
diri murid yang mengalami kesulitan dalam belajar.
e. Metode Tutor Sebaya Tutor sebaya adalah seorang murid atau beberapa
murid yang ditunjuk dan ditugaskan untuk membantu murid tertentu yang
mengalami kesulitan belajar. Murid yang dipilih sebagai tutor adalah
murid yang tergolong dalam prestasi belajarnya baik dan mempunyai
hubungan sosial baik dengan teman-temannya, terutama dengan murid
yang mengalami kesulitan belajar
f. Metode Pengajaran Individual Pengajaran individual adalah suatu bentuk
proses belajar mengajar yang dilakukan secara individual, artinya dalam
bentuk interaksi antara guru dengan seorang murid secara individual.
Dengan pengajaran individual ini guru mempunyai banyak waktu untuk
memonitor kemajuan belajar murid, mendorong murid agar belajar giat
dan membantu secara langsung murid menghadapi kesulitan-kesulitannya.
Untuk melaksanakan pengajaran individual dalam pengajaran remedial,
maka guru dituntut memiliki kemampuan sebagai pembimbing (misal:
ulet, sabar,  bertanggung jawab, menerima, memahami, disenangi, dsb),
mampu menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga dalam proses
pengajaran terjadi interaksi yang  bersifat membantu
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pengajaran remedial sebagai bentuk khusus pengajaran yang
bertujuan untuk memperbaiki sebagian atau seluruh kesulitan belajar
yang dihadapi oleh murid. Perbaikan diarahkan untuk mencapai hasil
belajar yang optimal sesuai dengan kemampuan masing-masing
melalui perbaikan keseluruhan proses belajar mengajar. Tujuan
pengajaran remedial sebenarnya tidak berbeda dengan tujuan
pangajaran pada umumya, yaitu agar murid dapat mencapai prestasi
belajar sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Secara khusus
pengajaran remedial bertujuan agar murid yang mengalami kesulitan
belajar dapat mencapai prestasi belajar yang diharapkan melalui proses
penyembuhan atau perbaikan, baik segi proses belajar mengajar
maupun kepribadian murid. Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan
dalam pembelajaran remedial antara lain: adaptif, interaktif,
Fleksibilitas dalam Metode Pembelajaran dan Penilaian, Pemberian
Umpan Balik Sesegera Mungkin & Kesinambungan dan Ketersediaan
dalam Pemberian Pelayanan. Metode pengajaran remedial merupakan
metode yang dilaksanakan dalam keseluruhan kegiatan bimbingan
kesulitan belajar mulai dari langkah-langkah identifikasi kasus sampai
dengan langkah tindak lanjut Pengajaran remedial mempunyai peranan
penting dalam keseluruhan proses  belajar mengajar, khususnya dalam
mencapai hasil belajar yang optimal. Pengajaran remedial merupakan
pelengkap dari proses pengajaran secara keseluruhan. Beberapa alasan
pentingnya pengajaran remedial, dapat dilihat dari berbagai segi, yaitu:
Warga  belajar, Pendidik dan pengajar (guru), Proses belajar,
Pelayanan bimbingan.
B. Saran

Peserta didik memiliki kemampuan dan karakteristik yang berbeda-


beda. Sesuai dengan kemampuan dan karakteristik yang berbeda-beda
tersebut maka permasalahan yang dihadapi berbeda-beda pula. Dalam
melaksanakan pembelajaran, pendidik perlu tanggap terhadap kesulitan
yang dihadapi peserta didik. Dalam pembelajaran remedial kita sebagai
calon pendidik harus mampu membuat siswa tidak malu kepada teman-
temannya yang sudah tuntas atau tidak remedial karena jika hal tersebut
terjadi akan membuat siswa menjadi malas dan malu untuk datang kesekolah,
dan untuk mengatasi hal tersebut kita sebagai calon pendidik harus bisa
mendekati siswa yang mengalami remedial dan memberi motivasi kepada
siswa yang mengalami remedial tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Rienties B, Martin Rehm, and Joost Dijkstra (2005). Remedial online


teaching in theory and practice. Netherlands: Maastricht
University Publ.

Admin.2012.PembelajaranRemedial
http://yogabudibhakti.wordpress.com/2012/06/06/pembelajaran-
remedial/ ( diakses tanggal 27 April 2014 )

Admin.2012.PengajaranRemedial
http://shandy07.wordpress.com/2010/12/22/pengajaran-remedial-
dan-program- pengayaan-dalam-proses-pembelajaran/ ( diakses
tanggal 27 April 2014 )

Admin. 2012. Tujuan dan Fungsi Pengajaran Remedial


http://tonijulianto.wordpress.com/2012/12/15/tujuan-dan-fungsi-
pengajaran- remedial/ ( diakses tanggal 27 April 2014 )

Anda mungkin juga menyukai