Anda di halaman 1dari 23

DESAIN REMEDIAL DAN PENGAYAAN SERTA PERKEMBANGAN

SISWA SEBAGAI OBJEK BELAJAR

MAKALAH

disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Perencanaan


pembelajaran PAI

DOSEN PENGAMPU : Tri velyna, M.Pd

Disusun Oleh:

IRWAN : NIM (17.1.11.051)

KINANTI AWALIYAH : NIM (17.1.11.001)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

JURUSAN TARBIYAH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) SANGATTA

KUTAI TIMUR

2019
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanir rahiem

Puja dan puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah swt, atas segala
rahmat dan hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini yang berjudul DESAIN REMEDIAL DAN PENGAYAAN
SERTA PERKEMBANGAN SISWA SEBAGAI OBJEK BELAJAR.
Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata
kuliah perencanaan pembelajaran PAI.

Sholawat serta salam semoga terus tercurahkan kepada baginda kita, yaitu
Nabi besar Muhammad saw yang telah memberikan kepada kita cahaya
kebenaran dan menjadi uswatun hasanah bagi setiap umatnya, dan semoga
pada hari akhir nanti kita mendapatkan safaaat dan ridho dari beliau, Amin ya
Robbal alamin.

Dan dalam penulisan makalah ini saya merasa masih banyak sekali
kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi yang ada didalam
makalah ini. Untuk itu, kritik dan saran dari semua belah pihak sangatlah
membantu dalam penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini saya ucapkan terima kasih kepada dosen
saya yang telah memberikan saya tugas, yang nanti akan menambah wawasan
dan keilmuan saya sendiri dan orang lain.

Sangatta, Mei 2019

Nama

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................i

DAFTAR ISI...................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................1

A. Latar belakang..................................................................................1
B. Rumusan masalah.............................................................................2

BAB II PEMBAHASAN..................................................................................3

A. Desain remedial dan pengayaan.......................................................3


1. Pengertian, dan tujuan remedial..................................................3
2. Prinsip dan bentuk kegiatan remedial..........................................4
3. Metode pengajaran remedial.......................................................5
4. Langkah-langkah remedial..........................................................6
5. Penilaian pengajaran remedial.....................................................7
6. Pengertian pengayaan ……………………………………….....9
7. Tujuan pembelajaran pengayaan……………………………….10
8. Jenis-jenis pembelajaran pengayaan……………………………10
9. Langkah-langkah pembelajaran pengayaan................................10
B. Perkembangan siswa sebagai objek belajar………………………..13
1. Konsep perkembangan siswa…………………………………...13
2. Penerapan setiap aspek perkembangan dalam proses
pembelajaran…………………………………………………....14

BAB III PENUTUP..........................................................................................17

A. Kesimpulan......................................................................................17
B. Saran ................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................19

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan disekolah
adalah melalui proses belajar mengajar. Guru sangat berperan penting dalam
meningkatkan mutu pendidikan dalam pembelajaran, guru diharapkan
mampu mengembangkan dan memilih strategi yang tepat demi tercapainya
tujuan pembelajaran. Suasana belajar siswa sangat tergantung pada kondisi
pembelajaran dan kesanggupan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.
Keberhasilan suatu pembelajaran dapat dipengaruhi oleh pendekatan
pembelajaran yang digunakan oleh guru. Jika pendekatan pembelajarannya
menarik dan terpusat pada siswa, maka motivasi dan perhatian siswa akan
terbangkitkan sehingga akan terjadi pendekatan interaksi siswa dengan siswa
dan siswa dengan guru sehingga kualitas pembelajaran akan menigkat.
Dalam rangka memebantu peserta didik mencapai stabdar isi dan
standar kompetensi lulusan, pelaksanaan atau proses interaksi, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisifasi
aktif, serta memberikan kesempatan yang cukup bagi praakarsa, kreatifitas,
dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta
psikologis peserta didik. Kendati demikian, tidak dapat dipungkiri bahwa
untuk mencapai tujuan dan prinsip-prinsip pembelajaran tersebut pasti
dijumpai adanya peserta didik yang mengalami kesulitan atau masalah
belajar. Untuk mengatasi masalah-masalah tersebut, setiap satuan pendidikan
perlu menyelenggarakan program pembelajaran remedial atau perbaikan.
Untuk mencapai tujuan dan prinsip-prinsip pembelajaran tersebut tidak
jarang pula dijumpai peserta didik yang memerlukan tantangan berlebihan
untuk mengoptimalkan perkembangan prakarsa, kreatifitas, partisifasi,
kemandirian, minat, bakat, keterampilan potensi lebih yang dimiliki peserta
didik tersebut, setiap satuan pendidikan perlu menyelenggarakan program
pembelajaran pengayaan.

1
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana desain remedial dan pengayaan ?
2. Bagaimana perkembangan siswa sebagai objek belajar ?

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Desain remedial dan pengayaan


Desain remedial adalah desain pembelajaran yang diberikan kepada
peserta didik yang belum menggapai kompetensi minimalnya dalam satu
kompetensi dasar tertentu.
Metode yang digunakan dapat bervariasi sesuai dengan sifat, jenis, dan
latar belakang kesulitan belajar yang dialami peserta didik dan tujuan
pembelajarannya pun dirumuskan sesuai dengan kesulitan yang dialami
peserta didik. Sedangkan pengayaan sendiri merupakan kegiatan yang
diberikan kepada siswa agar dapat mengembangkan potensinya secara
optimal dengan memanfaatkan sisa waktu yang dimilikinya.
1. Pengertian dan tujuan remedial
Pengertian remedial secara umum adalah bentuk khusus pengajaran
terhadap seseorang atau sekelompok siswa yang mengalami kesulitan
belajar melalui suatu pendekatan dan teknik tertentu dengan maksud
untuk memperbaiki, membetulkan, atau menyembuhkan
sebagian/seluruh kekurangan proses belajar-mengajar sehingga tercapai
hasil belajar yang optimal sesuai kemampuan siswa.
Sedangkan tujuan pengajaran remedial ini adalah agar murid atau siswa
yang mengalami masalah kesulitan belajar dapat mencapai prestasi
belajar yang diinginkan melalui beberapa proses belajar mengajar.
Tujuan remedial secara rinci adalah sebagai berikut:
a. Memahami dirinya, khususnya yang menyangkut prestasi belajar
meliputi segi kekuatan, kelemahan, jenis dan sifat kesulitan.
b. Memperbaiki cara-cara belajar kearah yang lebih baik sesuai dengan
kesulitan yang dihadapinya.
c. Memilih materi dan fasilitas belajar secara tepat untuk mengatasi
kesulitan belajarnya
d. Mengembangkan sikap-sikap dan kebiasaan baru yang dapat
mendorong tercapainya hasil belajar yang baik

3
e. Mengatasi hambatan-hambatan belajar menjadi latar belakang
kesulitannya.
2. Prinsip dan bentuk kegiatan remedial
Prinsip yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran remedial sesuai
dengan sifatnya sebagai pelayanan khusus antara lain adalah sebagai
berikut:
a. Adadtif
Pembelajaran remedial hendaknya memungkinkan peserta didik
untuk belajar sesuai dengan daya tangkap, kesempatan, dan gaya
belajar masing-masing..
b. Interaktif
Pembelajaran remedial hendaknya memungkinkan peserta didik
untuk belajar sesuai dengan daya tangkap, kesempatan, dsn gaya
belajar masing-masing.
c. Fleksibilitas dalam metode pembelajaran dan penilaian
Pemebelajaran remedial perlu menggunakan berbagai macam
metode pengajaran dan metode penilaian yang sesuai dengan
karakteristik peserta didik.
d. Pembelajaran umpan balik sesegera mungkin
Umpan balik berupa informasi yang diberikan kepada peserta didik
mengenai kemajuan belajarnya perlu diberikan sesegera mungkin
agar dapat menghindari kekeliruan belajar yang berlarut-larut.
e. Pelayanan sepanjang waktu
Pemebelajaran remedial dilakukan secara berkesinambungan dan
harus selalu tersedia programnya agar setiap saat peserta didik dapat
mengaksesnya sesuai dengan keperluannya masing-masing.
Bentuk-bentuk kegiatan remedial dengan memperhatikan pengertian
dan prinsip pembelajaran remedial tersebut, maka pembelajaran
remedial dapat diselenggarakan dengan berbagai macam bentuk
kegiatan remedial.
a. Memberikan tambahan penjelasan atau contoh
Peserta didik kadang-kadang mengalami kesulitan memahami
materi pembelajaran untuk mrncapai kompetensi uang disajikan
hanya sekali, apalagi kurang ilustrasi dan contoh. Pemberian

4
ilustrasi dan contoh dan bukan contoh untuk pembelajaran konsep
misalnya akan membantu pemebentukan konsep pada diri pesrta
didik.
b. Menggunakan strategi pembelajaran yang berbeda dengan
sebelumnya.
Penggunaan alternative berbagai strategi pembelajaran akan
memungkinkan peserta didik dapat mengatasi masalah
pembelajaran yang dihadapi.
c. Mengkaji ulang pembelajaran yang baru
Penerapan prinsip pengulangan dalam pembelajaran akan
membantu peserta didik menangkap pesan pembelajaran.
Pengulangan dapat dilakukan dengan menggunakan metode dan
media yang sama atau metode dan media yang berbeda.
d. Menggunakan berbagai macam jenis media
Pwnggunaan berbagai macam jenis media dapat menarik perhatian
peserta didik. Perhatian memegang peran penting dalam proses
pembelajaran. Semakin memperhatikan, hasil belajar akan lebih
baik, namun peserta didik seringkali mengalami kesulitan atau
memperhatikan atau berkonsentrasi dalam waktu yang cukup lama.
Agar perhatian peserta didik terkonsentrasi pada materi pelajaran
perlu digunakan berbagai media untuk mengendalikan perhatian
peserta didik.
3. Metode pengajaran remedial
Metode yang digunakan dalam pengajaran perbaikan yaitu metode
yang dilaksanakan dalam keseluruhan kegiatan bimbingan belajar mulai
dari tingkat indentifikasi kasus sampai dengan tindak lanjut.
a. Tanya jawab
metode ini diguinakan dalam rangka pengenalan kasus untuk
mengetahui jenis dan sifat kesulitannya. Tanya jawab dapat
dilakukan secara individual maupun kelompok.
b. Diskusi
Metode ini digunakan dengan memanfaatkan interaksi antar
individu dan kelompok.
c. Metode tugas

5
Metode ini dapat digunakan untuk mengenal kasus dan pemberian
bantuan.
d. Kerja kelompok
Metode ini memprioritaskan interaksi diantara anggota kelompok
dengan kelompok dengan harapan terjadi perbaikan kesulitan
belajar.
e. Metode tutor
Tutor adalah siswa yang sebaya yang ditunjuk atau ditugaskan
membantu temannya yang mengalami kesulitan dalam belajar, tutor
berperan sebagai pemimpin dalam kegiatan kelompok sebagai
pengganti guru.
4. Langkah-langkah remedial
Langkah –langkah yang perlu dikerjakan dalam pemberian
pembelajaran remedial meliputi dua langkah pokok, yaitu pertama
mendiagnosa kesulitan belajar, dan kedua memberikan perlakuan
“treatment” pembelajaran remdial.
Langkah-langkah pembelajaran remedial menurut permendiknas no
22,23,24 tahun 2006 dan permendiknas no 6, 2007 adalah sebagai
berikut:
a. Diagnosis kesulitan belajar
1) Tujuan
Diagnosis kesulitan belajar dimaksudkan untuk mengetahui
tingkat kesulitan belajar peserta didik. Kesulitan belajar dapat
dibedakan menjadi 2 yaitu kesulitan belajar ringan dan berat.
2) Teknik
Teknik yang dapat digunakan untuk mendiagnosis masalah
kesulitan belajar antara lain adalah tes prasarat pengetahuan,
prasyarat keterampilan, tes diagnostic. Wawancara,
pengamata, dan sebagainya
b. Bentuk pelaksanaan pembelajaran remedial
Setelah diketahui kesulitan belajar yang dihadapi peserta didik,
langkah yang berikutnya adalah memberikan perlakuan berupa
pembelajaran remedial
Bentuk-bentuk pelaksanaan pembelajaran remedial antara lain:

6
1) Pemberian pembelajaran ulang
Dengan metode dan media yang berbeda, pembelajaran ulang
dapat disampaikan dengan cara penyederhanaan meter, variasi
cara penyajian, pembelajaran test atau pertanyaan
2) Pemberian pembelajaran secara khusus
Misalnya bimbingan perorangan, dalam hal pemebelajaran
klasikal peserta didik mengalami kesulitan, perlu dipilih
alternative tindak lanjut berupa pemberian bimbingan secara
individual.
3) Pemberian tugas-tugas latihan secara khusus
Dalam rangka menerapkan prinsip pengulangan, tugas-tugas
latihan perlu diperbanyak agar pesrta didik yidak mengalami
kesulitan dalam mengerjakan tes akhir.
4) Pemanfaatan tutor sebaya
Tutor sebaya adalah teman sekelas yang memiliki kecepatan
belajar lebih, mereka perlu dimanfaatkan untuk memberikan
tutorial kepada rekannya yang mengalami kelambatan belajar
dan tujuan akhirnya adalah tercapainya hasil belajar yang
maksimal.
5. Penilaian pengajaran remedial
Dalam implementasi remdial disekolah terkadang guru
mengabaikan esensi dari pembelajaran remedial. Penilaian dilakukan
dengan jalan anak mengerjakan ulang tes yang telah dikerjakan tanpa
melalui pembelajaran terlebih dahulu, sehingga terjadi kesalahan
persepsi dengan menganggap bahwa semua hasil penilaian yang
nilainya dibawah KKM dilakukan tes ulang tanpa melalui proses
pembelajaran. Hal ini diperparah oleh pemimpin sekolah yang
mengatakan bahwa semua kegiatan penilaian boleh diberikan remedial,
termasuk kenaikan kelas dan ujian.
Pada dasarnya pembelajaran remedial dapar dihentikan apabila
sampai akhir semester pembelajaran remedial tersebut belum bisa
membantu peserta didik mencapai KKM. Dengan demikian pendidik
tidak dianjurkan memaksakan untuk memberi nilai tuntas ( sesuai
KKM) kepada peserta didik yang belum mencapai KKM.

7
Alternative berikut dapat dijadikan acuan dalam memberikan nilai
hasil pembelajaran remedial yang dimasukkan sebagai hasil penilaian
harian (PH)

Alternative Pertama

Peserta didik diberi nilai sesuai dengan capaian yang di peroleh


setelah mengikuti remedial. Misalkan KKM mata pelajaran IPS sebesar
64. Seorang peserta didik memperoleh nilai sebesar 50, maka peserta
didik tersebut berhak mengikuti remedial. Setelah mengikuti
pembelajaran remedial dan diakhiri dengan penilaian peserta didik
tersebut memperoleh hasil sebesar 80. Berdasarkan ketentuan ini, maka
nili PH-1 pada KD 3.1 yang dipeloleh sebesar 80.

Keuntungan menggunakan alternative pertama adalah:

a. Meningkatkan motivasi peserta didik selama mengikuti


pembelajaran remedial karena peserta didik mempunyai kesempatan
untuk memperoleh nilai yang maksimal.
b. Ketentuan tersebut sesuai dengan prinsip belajar tuntas ( masteri
learning )
Kelemahan menggunakan alternative pertama adalah:
a. Peserta didik yang telah tuntas terlebih dahulu dimungkinkan
nilainya dilampaui oleh peserta didik yang mengikuti remedial,
sehingga mereka merasa diperlakukan “tidak adil” oleh pendidik.
Maka sebaiknya pendidik memberikan kesempatan yang sama pada
peserta didik yang telah mencapai nilai yang maksimal.
Alternative Kedua

Nilai diberikan dengan merata-rata antara nilai capaian awal


sebelum mengikuti remedial dengan capaian akhir setelah mengikuti
remedial, dengan ketentuan:

a. Nilai akhir telah melebihi KKM dan setelah dirata-rata dengan


capaian awal telah melebihi KKM. Maka hasil rata-rata sebagai
nilai akhir peerta didik.

8
b. Nilai akhir telah dirata-rata melebihi KKM namun setelah dirata-
rata belum mencapai KKM. Maka peserta didik diberi nilai sebesar
nilai KKM.
Alternative Ketiga

Peserta didik diberi nilai sama dengan KKM yang ditetapkan oleh
sekolah untuk suatu mata pelajaran, meskipun nilai yang dicapai peserta
didik tersebut telah melampaui nilai KKM.

6. Pengertian pembelajaran pengayaan


Secara umum pengayaan dapat diartikan sebagai pengalaman atau
kegiatan peserta didik yang melampaui persyaratan minimal yang
ditentukan oleh kurikulum dan tidak semua peserta didik dapat
melakukannya. Program pengayaan dapat diartikan memberikan
tambahan/peluasan pengalaman atau kegiatan peseta didik yang
terindentifikasi melampaui ketuntasan belajar yang ditentukan oleh
kurikulum.
Kegiatan pengayaan adalah kegiatan yang diberikan kepada siswa
kelomnpok cepat agar mereka dapat mengembangkan potensinya secara
optimal dengan memanfaatkan sisa waktu yang dimilikinya. Kegiatan
pengayaan dilaksanakan dengan tujuan memberikan kesempatam
kepada siswa untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk
memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperdalam penguasaan
materi pelajaran yang berkaitan dengan tugas pelajaran yang sedang
dilaksanakan sehingga tercapai tingkat perkembangan yang optimal.
Pengayaan pada pada kegiatan pembeajaran ditunjukan oleh
digunakannnya sumber belajar, metode pembelajaran, dan alat bantu
pembelajaran yang bervariasi dengan pembelajaran biasa. Dengan
pemanfaatn komponen-komponen yang disesuaikan dengan
karakteristik siswa, maka siswa dapat melakukan proses belajar secara
efektif. Sebagai contohnya siswa diminta untuk membaca sumber
pustaka lain selain buku wajib, mengakses internet, diberi tugas
pemecahan masalah yang lebih tinggi pengembangan penalaran,
melakukan penyelidikan sederhana, yang relevan dengan marteri yang
dipelajari.. kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh guru tersebut

9
merupakan pengayaan bagi proses pembelajaran. Program pengayaan
ini diberikan kepada kelompok siswa yang ini sudah mencapai batas
ketuntasan belajar.
Metode yang digunakan dapat bervariasi sesuai dengan sifat, jenis,
dan latar belakang kesulitan belajar yang dialami peserta didik. Dalam
program pengayaan, media belajar harus betul-betul disiapkan guru
agar dapat memfasilitasi peserta didik dalam menguasai materi yang
diajarkan.
7. Tujuan pembelajaran pengayaan
Kegiatan pengayaan dengan tujuan memberikan kesempatan
kepada siswa untuk memperdalam penguasaan materi pelajaran yang
berkaitan dengan tugas belajar yang sedang dilaksanakan sehingga
tercapainya tingkat perkembangan yang optimal
8. Jenis-jenis pembelajaran pengayaan
Ada tiga jenis pembelajaran pengayaan yaitu adalah:
a. Kegiatan eksploratori yang bersifat umum yang dirancang untuk
disajikan kepada peserta didik. Sajian dimaksud berupa peristiwa
sejarah, buku, tokoh masyarakat, dan sebagainya, yang secara
regular tidak tercakup dalam kurikulum.
b. Keterampilan proses yang diperlukan oleh peserta didik agar
berhasil dalam melakukan pendalaman dan investasi terhadap topic
yang diamati dalam bentuk pembelajaran mandiri.
c. Pemecahan masalah yang diberikan kepada peserta didik yang
memiliki kemampuan belajar lebih tinggi berupa pemecahan
masalah nyata dengan menggunakan pendekatan pemecahan
masalah atau pendekatan investigative/ penelitian ilmiah.
9. Langkah-langkah pembelajaran pengayaan
Langkah –langkah dalam pembelajaran pengayaan tidak terlalu
jauh berbeda dengan program remedial. Diawali dengan kegiatan
indentifikasi, kemudian perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian. Guru
tidak perlu menunggu diperolehnya penilaian otentik terhadap
kemampuan peserta didik. Apabila melalui observasi dalam proses
pembelajaran, peserta didik sudah terindikasi memiliki kemampuan
yang lebih dari teman lainnya, bisa ditandai dengan penguasaan materi

10
yang cepat dan membutuhkan waktu yang lebih singkat, sehingga
peserta didik seringkali memiliki waktu sisa yang lebih banyak,
dikarenakan cepatnya menguasai materi. Disinilah di butuhkan
kepekaan gutu dalam merencanakan dan memutuskan untuk
melaksanakan pembelajaran pengayaan.
Winner (1996) dalam santrock (2007), mengemukakan
karakteristik peserta didik yang berbakat antara lain.
a. Peserta didik yang berbakat biasanya cermat dalam setiap hal atau
pun kesempatan dimana mereka harus menggunakan
kemampuannya. Mereka adalah anak-anak yang selalu menjadi
yang pertama dalam menguasai suatu pelajaran dengan usaha yang
juga minimal dibandingkan teman-teman atau peserta didik yang
lain yang dikarenakan mereka sejak lahir dalam satu bidang atau
beberapa bidang.
b. Dalam kehidupan sehari-hari peserta didik yang berbakat dapat
berhasil memecahkan masalah secara tepat dengan cara ia
kembangkan atau ia temekan sendiri. Peserta didik yang berbakat
dapat menagkap atau lebih menyukai petunjuk yang tidak eksplisit
dibandingkan dengan peserta didik yang lain.
c. Memiliki hasrat untuk menguasai. Mereka memiliki hasrat, obsesi
dan minat, dan kemampuan untuk focus, sehingga sangat mudah
baginya untuk memahami dan menguasai suatu hal.
Guru diharapkan lebih peka dalam mengenali peserta didik yang
memiliki karakteristik ini, dikarenakan mereka memiliki kebutuhan
yang juga berbeda dibandingkan dengan teman-temannya.

11
Contoh desain Remedial dan Pengayaan

PROGRAM PENGAYAAN
SMPN 1 WEBSITEEDUKASI.COM
Satuan pendidikan : SMPN1 wibsiteedukasi.com
Mata Pelajaran : BAHASA INDONESIA
Kelas/ Semester : 7/GANJIL
Tahun Pelajaran : 2018/2019
Kompetendi Dasar : TEKS DESKRIPSI
Materi Pokok : TEKS DESKRIPSI
Hari/Tgl Pelaksanaan : 22 Mei 2018

Jenis Nilai sebelum Nilai sesudah


No Nama siswa keterangan
remedial pengayaan pengayaan
1
2
3
4
5
6
7

12
B. Perkembangan Siswa Sebagai Objek Belajar
menurut berbagai macam penelitian, belajar yang efektif hanya akan
terjadi jika siswa aktif dalam merumuskan serta dapat memecahkan masalah.
Siswa adalah salah satu komponen yang menempati posisi sentral dalam
proses pembelajaran baik dikelas maupun diluar kelas. Didalam proses
pembelajaran siswa sebagai pihak yang ingin meraih cita-cita, memiliki
tujuan yang kemudian ingin mencapainya secara optimal. Dalam hal ini,
selama proses pembelajaran, siswa ditempatkan sebagai subjek belajar,
bukan sebagai objek belajar. Pandangan yang menganggap siswa sebagai
objek belajar adalah sebuah kekeliruan, karena dengan penempatan ini
berarti mengajarkan siswa unutk pasif. Sedangkan pengertian siswa sebagai
subjek mengarahkan agar siswa lebih aktif selama proses pembelajaran. Hal
ini selaras dengan sistem pengajaran moderent yang menempatkan siswa
sebagai pihak yang aktif dalam membentuk pengetahuannya sendiri.
1. Konsep Perkembangan Siswa
Konsep mempunyai peranan penting karena dapat menentukan apa yang di
ketahui dan diyakini seseorang dan untuk sebagian besar apa yang
dilakukan seseorang. Ada beberapa ciri konsep pada peserta didik yang
dikemukakan oleh Elisabeth B. Hurlock yang dapat dijadikkan rujukan,
yaitu :
a. Konsep bersifat individual karena tidak ada anak yang mempunyai
konsep identik.
b. Perkembangan konsep mengikuti sebuah pola dari yang sederhana
menjadi kompleks, dari yang kongkrit menuju abstrak.
c. Konsep bersifat hierarkis ( saling terikat)
d. Konsep perkembangan dari yang tidak tentu menuju spesifik.
e. Konsep berkembang dari spesifik kepada umum.
f. Konsep mempunyai bobot emosional, yaitu aspek efektif.
g. Konsep sering bertahan terhadap perubahan.
h. Konsep mempengaruhi perilaku

13
2. Penerapan Setiap Aspek Perkembangan Dalam Proses Pembelajaran
a. Melatih Kemampuan dan Pengembangan Fisik

Perkembangan fisik manusia berkembang secara bertahap. Proses


pendidikan harus sesuai dengan irama perkembngan fisik siswa.
Proses pendidikan yang mampu mengembangkan fisik sesuai dengan
irama perkembangan fisik yang dimiliki setiap anak akaa menjadi
modal dasar untuk perkembangan lebih lanjut.
Pendidikan yang dilaksanakan pada anak usia TK misalnya,
diarahkan untuk lebih memfungsikan setiap organ tubuh. Pada masa
usia ini, otot-otot anak masih belum sempurna dan masih belum
proporsional.
Ketika anak memasuki usia SD, perkembangan fisik anak
semakin proporsional. Artinya, organ-organ tubuh tumbuh  serasi. Hal
ini terbukti misalnya, ukuran tangan kanan tidak lebih panjang dari
ukuran tangan kiri; atau ukuran leher tidak lebih besar dari pada
ukuran kepala yang disangganya; ukuran panjang kaki lebih serasi
dengan ukuran panjang badan.
Ketika anak memasuki usia remaja misalnya, usia memasuki
SLTP dan SLTA, pertumbuhan dan perkembangan organ tubuh
semakin sempurna, baik dilihat dari bentuk dan proporsionalnya
maupun dari kekuatan. Arti penting pendidikan pada masa ini adalah
memberi keterampilan-keterampilan yang berguna untuk kehidupan
yang kelak,  sebab belajar keterampilan (motor learning) dapat
dilakukan manakala seseorang telah memiliki kemampuan yang
melibatkan penggunaan tangan, kaki, dan orang tubuh lainnya secara
sempurna. Untuk anak yang tidak dapat memfungsikan fisiknya
dengan baik akan sulit mengembangkan keterampilan.

b. Pembelajaran Pengembangan Aspek Kognitif


  

Aspek kognitif berkaitan dengan kemampuan intelektual, yakni


kemampuan anak dalam menggunakan otak untuk berpikir.
Kemampuan anak dalam menggunakan otak adalah salah satu 
karakteristik yang dimiliki oleh manusia sihingga membedakan
manusia dengan makhluk lain.

14
Proses pendidikan mestinya mengembangkan  aspek kognitif pada
anak agar ia mampu mengunakan kemampuan berpikirnya dengan
baik
Teori yang sangat berpengaruh dalam mengembangkan
kemampuan berpikir adalah teori perkembangan kognitif yang
dikemukakan oleh Piaget. Menurut Santrock (2007) ada beberapa hal
yang dapat dijadikan panduan dalam menerapkan. Teori Piaget untuk
pendidikan anak seperti dikemukakan berikut
a.   Gunakan pendekatan konstruktivitas.
b.    Fasilitasi mereka untuk belajar.
c.    Pertimbangkan pengetahuan dan tingkat pikiran anak.
d.   Gunakan penilaian terus-menerus.
e.    Tingkatkan kemampuan intelektual murid.
f.     Jadikan ruang kelas menjadi ruangan eksplorasi dan
penemuan.

c.   Pendidikan Moral Siswa


Pendidikan moral merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dalam proses pendidikan. Terdapat beberapa hal yang berkaitan
dengan pendidikan moral, yakni pendidikan karakter, klarifikasi nilai
dan pendidikan moral kognitif
Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang bersentuhan
lansung dengan pembentukan moral anak. Pendidikan karakter adalah
proses mengajari anak dengan pengetahuan moral dasar untuk
mencegah mereka meakukan tindakan-tindakan tak bermoral yang
membahayakan orang lain dan membahayakan dirinya sendiri sepertu
perilaku  berbohong, menipu dan mencuri.
Pendidikan moral merupakan pendidikan dasar bagi anak didik
agar ia dapat bertingkah laku dengan nilai-nilai atau norma. Dengan
pendidikan moral yang ditanamkan dalam jiwa anak maka ia bisa
membedakan hal-hal yang negatif dan positif. Pendidikan moral
kognitif adalah pendekatan yang didasarkan pada keyakinan bahwa
murid harus mempelajari hal-hal seperti demokrasi dan keadilan saat
moral mereka sedang berkembang (Santrock, 2007)[11]
Pendidikan demokrasi harus diberikan pada anak didik
berbarengan dengan pendidikan moral, pendidikan tersebut bertujuan
agar anak didik memiliki nilai-nilai kemanusiaan sebagai manusia
yang hidup secara bermasayrakat. Beberapa hal yang perlu dapat
membantu perkembangan moral anak dalam proses pendidikan

15
disekolah seperti yang dikemukakan Honing dan Witter (1996)
adalah sebagai berikut:
a.    Hargai dan tekankan konsiderasi kebutuhan orang lain
b.    Jadilah contoh perilaku prososial
c.   Berilah label dan identifikasi perilaku prososial dan perilaku
antisocial
d.   Bantu siswa untuk menentukan sikap dan memahami perasaan
orang lain

16
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Desain remedial dan pengayaan
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Desain remedial
adalah desain pembelajaran yang diberikan kepada peserta didik
yang belum menggapai kompetensi minimalnya dalam satu
kompetensi dasar tertentu.
Metode yang digunakan dapat bervariasi sesuai dengan sifat,
jenis, dan latar belakang kesulitan belajar yang dialami peserta
didik dan tujuan pembelajarannya pun dirumuskan sesuai dengan
kesulitan yang dialami peserta didik. Sedangkan pengayaan sendiri
merupakan kegiatan yang diberikan kepada siswa agar dapat
mengembangkan potensinya secara optimal dengan memanfaatkan
sisa waktu yang dimilikinya.
Desain remedial dan pengayaan terdiri dari berbagai macam
point yaitu
1. Pengertian, dan tujuan remedial
2. Prinsip dan bentuk kegiatan remedial
3. Metode pengajaran remedial
4. Langkah-langkah remedial
5. Penilaian pengajaran remedial
6. Pengertian pengayaan
7. Tujuan pembelajaran pengayaan
8. Jenis-jenis pembelajaran pengayaan
9. Langkah-langkah pembelajaran pengayaan
2. Perkembangan Siswa Sebagai Objek Belajar
menurut berbagai macam penelitian, belajar yang efektif hanya
akan terjadi jika siswa aktif dalam merumuskan serta dapat
memecahkan masalah. Siswa adalah salah satu komponen yang
menempati posisi sentral dalam proses pembelajaran baik dikelas

17
maupun diluar kelas. Didalam proses pembelajaran siswa sebagai
pihak yang ingin meraih cita-cita, memiliki tujuan yang kemudian
ingin mencapainya secara optimal. Dalam hal ini, selama proses
pembelajaran, siswa ditempatkan sebagai subjek belajar, bukan
sebagai objek belajar. Pandangan yang menganggap siswa sebagai
objek belajar adalah sebuah kekeliruan, karena dengan penempatan
ini berarti mengajarkan siswa unutk pasif.
Dan penerapan setiap aspek perkembangan dalam proses
pembelajaran dapat melalui:
1)  melatih kemampuan dan pengembangan fisik,
2) pembelajaran pengembangan aspek kognitif,
3)   pendidikan moral siswa.
B. Saran
sebagai seorang pemula, kemungkinan makalah ini masih terdapat
banyak sekali kesalahan, untuk itu kami menerima kritik dan saran nya,
agar kami bisa memperbaiki makalah ini dengan baik dan benar.

18
DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas. 2008. Sistem penilaian KTSP: Panduann penyelenggaraan


pembelajaran remedial

Ibrahim dan Suparni, pengembangan bahwan pembelakaran SD, 2008

Sanjaya, wina. 2008. Perencanaan desain sistem pembelajaran. Jakarta:


prenada media grub.

19
20

Anda mungkin juga menyukai