Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

KETERAMPILAN MEMBERI PENGUATAN

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah


“Strategi Pembelajaran”

Dosen Pengampu: Nasrul Hakim, M. Pd

Disusun Oleh:
LATHIFAH TURROHMAH
NPM. 1801060018

TADRIS BIOLOGI

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI METRO

SEMESTER GANJIL

2020
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat dan karunia-Nya makalah ini telah dapat terselesaikan. Makalah ini
disusun guna melengkapi tugas mata kuliah Strategi Pembelajaran, dengan
harapan agar penulis mengerti dan memahami tentang materi “Keterampilan
Memberi Penguatan”. Makalah ini diharapkan dapat dipelajari secara mandiri
oleh mahasiswa di dalam maupun diluar kegiatan. Tujuannya agar mahasiswa
dapat mengadakan refleksi sejauh mana mereka merasa tuntas pada mata kuliah
yang telah diikutinya dalam hal ini adalah Strategi Pembelajaran.

Kepada berbagai pihak yang telah berpartisipasi dalam proses


penyusunan makalah ini, penulis sampaikan penghargaan dan ucapan terimakasih.
Kepada para pembaca, penulis berharap makalah ini dapat dimanfaatkan dengan
baik dan demi perbaikan, penulis mengharapkan adanya masukan untuk
penyempurnaan makalah ini di masa mendatang.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Metro, 7 Mei 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR.....................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang.......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................2
C. Tujuan...................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Keterampilan Memberi Penguatan.......................................................3


B. Komponen Keterampilan Memberi Penguatan.....................................4
C. Cara Penggunaan..................................................................................6
D. Prinsip Penggunaan...............................................................................7

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan...........................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Guru merupakan seorang pendidik yang berperan penting dalam dunia
pendidikan. Guru sebagai tenaga pendidik harus menciptakan suasana
yang menyenangkan untuk menarik minat siswa dan mendorong siswa
untuk berkreativitas. Dalam Undang-undang Nomor 14 tahun 2005,
tentang guru dan dosen “pendidik profesional dengan tugas utama
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan
mengevalusi peserta didik pada pendidikan usia dini jalur pendidikan
formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah.” Guru memiliki peran
yang sangat penting dalam membantu perkembangan siswa untuk
mewujudkan tujuan yang diinginkan. Peningkatan mutu SDM terutama di
bidang pendidikan merupakan suatu kewajiban bagi tenaga pendidik.
Sebagaimana yang tercantum dalam Undang-undang diatas bahwa guru
merupakan pendidik profesional. Seorang tenaga pendidik harus memiliki
keterampilan dalam mengajar. Keteranpilan mengajar guru sangat
diperlukan untuk dapat menumbuhkan semangat belajar siswa, keefektifan
proses pembelajaran dapat dicapai dengan keterampilan guru yang
menarik, sehingga siswa dapat mengerti dengan materi yang disampaikan.
Keterampilan mengajar guru sangat bermacam-macam, mulai dari
keterampilan membuka dan menutup pembelajaran, keterampilan bertanya
dasar, keterampilan memberi penguatan, keterampilan mengadakan
variasi, keterampilan menjelaskan, keterampilan membimbing diskusi
kelompok kecil, keterampilan mengelola kelas, dan keterampilan mengajar
kelompok kecil dan perorangan. Keterampilan-keterampilan ini dapat
digunakan tenaga pendidik dalam proses pembelajaran untuk mencapai
tujuan yang diinginkan. Guru harus memiliki kreativitas dalam
menciptakan suasana kelas yang baik guna meningkatkan semangat dan
minat siswa. Salah satu keterampilan yang perlu dimiliki guru adalah
keterampilan memberi penguatan. Keterampilan ini sangat diperlukan

1
untuk meningkatkan motivasi belajar siswa, karena secara tidak langsung
kita sering bersikap dingin sehingga dapat menimbulkan pemikiran
mereka merasa tidak dihargai. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini,
penulis akan membahas mengenai keterampilan memberi penguatan untuk
meningkatkan semangat, dan motivasi kepada siswa dalam proses
pembelajaran.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan keterampilan memberi penguatan?
2. Apa saja komponen dalam keterampilan pemberian penguatan?
3. Bagaimana cara penggunaan pemberian penguatan?
4. Bagaimana prinsip keterampilan memberi penguatan?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu keterampilan memberi pengetahuan
2. Untuk mengetahui komponen dalam keterampilan memberi penguatan
3. Untuk mengetahui cara penggunaan pemberian penguatan
4. Untuk mengetahui prinsip keterampilan memberi penguatan

2
BAB II

PEMBAHASA

A. Keterampilan Memberi Penguatan


Keterampilan mengajar sangat penting untuk calon guru ketika
melaksanakan tugasnya dikelas (Rahayu et al., 2018). Pendidik harus
menguasai dan memenuhi ketiga komponen trilogi profesi, yaitu
komponen dasar keilmuan, substansi profesi, dan komponen praktik
profesi. Pengelolaan pendidikan diharapkan mampu memberdayakan para
pendidik untuk menyelenggarakan tugas keprofesionalan sesuai trilogi
profesi (Nasrun, 2017). Komponen dasar keilmuan memberikan landasan
bagi calon tenaga pendidik sehingga memiliki wawasan, pengetahuan,
keterampilan, nilai, dan sikap berkenaan dengan profesi pendidik.
Pendidik diwajibkan menguasai ilmu pendidikan sebagai dasar dari
keseluruhan kinerja profesionalnya. Komponen substansi profesi
membekali calon pendidik berkaitan dengan apa yang menjadi fokus, serta
objek praktis spesifik pekerjaan profesionalnya. Komponen ini berintikan
proses pembelajaran materi yang merupakan bagian kurikulum.
Komponen praktik mengarahkan calon tenaga pendidik untuk
menyelenggarakan praktik profesinya kepada sasaran pelayanan secara
tepat dan berdaya guna.
Keterampilan memberi penguatan merupakan salah satu
keterampilan mengajar yang harus dimiliki oleh seorang tenaga pendidik.
Dalam proses pembelajaran, keterampilan maupun tingkah laku peserta
didik yang baik dapat kita beri penghargaan baik berupa senyuman,
kalimat pujian, maupun hadiah. Pemberian hadiah merupakan salah satu
bentuk penghargaan yang sangat berpengaruh dalam kehidupan peserta
didik yang dapat mendorongnya dalam meningkatkan semangat belajar
dan memperbaiki tingkah laku peserta didik. Bentuk respon ini merupakan
salah satu bentuk pemberian penguatan kepada peserta didik dalam proses
pembelajaran. Pujian atau respons positif guru terhadap kegiatan peserta
3
didik yang positif akan membuat peserta didik merasa merasa senang
karena dianggap mempunyai kemampuan. Tujuan memberi penguatan ini
adalah untuk meningkatkan perhatian dan membangkitkan semangat
belajar siswa, memudahkan siswa memahami pembelajaran, mengontrol
dan memodifikasi tingkah laku siswa serta merangsang munculnya
perilaku yang positif, menumbuhkan percaya diri pada diri siswa, serta
memelihara iklim kelas yang kondusif.
Menurut Barnawi dan Muhammad Arifin (2012: 208) penguatan
adalah respon positif dalam pembelajaran yang diberikan guru terhadap
perilaku peserta didik yang positif dengan tujuan mempertahankan dan
meningkatkan perilaku tersebut. Penguatan merupakan respon terhadap
suatu tingkah laku yang sengaja diberikan agar tingkah laku tersebut dapat
terulang kembali. Penguatan yang diberikan oleh guru merupakan hal yang
sangat peting bagi peserta didik.
Hasibuan (2008:58) menyatakan bahwa siswa membutuhkan
penguatan dalam belajar karena penguatan merupakan penghargaan yang
dapat menimbulkan dorongan dan semangat dalam belajar. Jika dijabarkan
fungsi penguatan ialah untuk memberikan ganjaran kepada siswa sehingga
siswa akan berbesar hati dan meningkatkan partisipasinya dalam setiap
proses pembelajaran.
Dengan demikian penguatan atau reinforcement merupakan salah
satu bentuk respon positif tenaga pendidik dalam proses pembelajaran
terhadap perilaku peserta didik dengan tujuan untuk mempertahankan dan
meningkatkan perilaku positif peserta didik tersebut.
B. Komponen Keterampilan Memberi Penguatan
Dalam proses belajar-mengajar perlu komponen yang tepat dalam
pemberian penguatan. Hal ini harus disesuakan dengan jenjang
pendidikan, usia, kemampuan per individu, dan latar belakang peserta
didik. Terdapat beberapa komponen dalam pemberian penguatan yaitu:
1. Penguatan Verbal
Penguatan verbal merupakan penguatan yang diungkapkan atau
diutarakan dengan menggunakan kata-kata pujian. Kata-kata pujian

4
yang disampaikan tenaga pendidik kepada peserta didik dapat
membangkitkan semangat peserta didik, sedikit apapun kata yang
disampaikan. Kata-kata pujian biasanya dapat berupa benar, bagus,
tepat, dan lain-lain. Tidak hanya berupa kata, pujian juga dapat berupa
kalimat, misalnya kamu mengerjakan dengan sangat baik.
2. Penguatan Non-verbal
Penguatan non-verbal berbeda dengan penguatan verbal, penguatan
non-verbal dapat berupa pendekatan, gerak isyarat, sentuhan dan
sebagainya. Berikut macam-macam penguatan non-verbal:
a. Penguatan gestural
Penguatan ini sangat erat kaitannya dengan pemberian penguatan
verbal. Ucapan yang diberikan guru terhadap respon perilaku siswa
dapat dilakukan dengan mimik wajah yang cerah, mengangguk,
acungan, tepuk tangan, acungan jempol, dan sebagainya. Semua
gerakan ini merupakan bentuk pemberian penguatan gestural.
Tenaga pendidik dapat mengembangkan sendiri, sesuai dengan
kebiasaan yang berlaku sehingga dapat menimbulkan interaksi
guru dan siswa yang baik, dan saling menguntungkan.
b. Penguatan mendekati
Mendekati merupakan bentuk respon tertarik terhadap suatu objek.
Perhatian guru kepada siswa, meunjukkan bahwa guru tertarik.
Guru dapat menghampiri siswa dengan berdiri samping, maupun
berjalan dekat siswa. Peserta didik yang didekati guru akan
menimbulkan kesan diperhatikan. Penguatan ini sangat menunjang
untuk memperkuat penguatan verbal.
c. Penguatan sentuhan
Penguatan ini sangat erat kaitannya dengan penguatan mendekati.
Penguatan sentuhan dapat dilakukan bila guru secara fisik
menyentuh siswa. Penguatan ini dapat dilakukan dengan cara
mengusap kepalanya, berjabat tangan, menepuk bahu, dan
sebagainya. Bentuk respon ini ditunjukkan untuk penghargaan
penampilan, atau kerja peserta didik. Namun perlu diperhatikan

5
umur, kenis kelamin, latar belangan dan budaya untuk pemberian
penguatan sentuhan.
d. Penguatan tanda
Simbol atau tanda merupakan bagian dari realitas yang berfungsi
sebagai bentuk komunikasi yang memiliki makna. Penguatan
dalam bentuk simbol atau tanda dapat ditujukan kepada siswa
sebagai bentuk penghargaan, dapat berupa komentar tertulis,
sertifikat, mendali, stiker, gambar, prangko, dan sebagainya.
e. Penguatan dengan kegiatan menyenangkan
Guru dapat menggunakan kegiatan-kegiatan atau tugas-tugas yang
disenangi oleh siswa sebagai penguatan. Misalnya seorang siswa
yang menunjukkan kemajuan dalam pelajaran musik ditunjuk
sebagai pemimpin paduan suara di sekolahnya.
f. Jika siswa memberikan jawaban yang hanya sebagian saja benar,
guru hendaknya tidak langsung menyalahkan siswa. Dalam
keadaan seperti ini guru sebaiknya menggunakan atau memberikan
penguatan tak penuh (partial). Misalnya, bila seorang siswa hanya
memberikan jawaban sebagian benar, sebaiknya guru mengatakan
“Ya, jawabanmu sudah baik, tetapi masih perlu disempurnakan,”
sehingga siswa tersebut mengetahui bahwa jawabannya tidak
seluruhnya salah, dan ia mendapat dorongan untuk
menyempurnakan.
C. Cara Penggunaan
Respon positif berupa penghargaan yang diberikan tenaga pendidik kepada
peserta didik, pada umumnya merupakan bentuk pemberian penguatan.
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan dalam melakukan pemberian
penguatan, yaitu:
1. Penguatan kepada pribadi tertentu
Penguatan kepada pribadi tertentu jelas diberikan kepada salah satu
peserta didik, dengan cara menyebutkan namanya ataupun ditunjuk
secara langsung dan spesifik.

6
2. Penguatan kepada kelompok belajar
Tugas-tugas yang diberikan kepada kelompok belajar tentu akan
dilaksanakan. Kelompok belajar yang telah menyelesaikan tugas
dengan baik harus diberi penguatan atau apresiasi untuk meningkatkan
semangat belajar dan meningkatkan kemampuannya. Penguatan tidak
hanya diberikan karena hasil belajar saja, tetapi perlu juga diberikan
karena kerjasama tim yang baik, semangat belajar, keakraban,
komunikasi satu sama lain dan sebagainya.
3. Pemberian penguatan dengan cara segera
Penguatan dengan cara segera merupakan pemberian penguatan yang
dilakukan dengan cara sesegera mungkin, setelah muncul respon
peserta didik yang di harapkan. Sebaiknya pemberian penguatan ini
jangan ditunda, karena akan menimbulkan kesan kepada peserta didik
bahwa guru kurang peduli, dan cenderung akan kurang efektif.
4. Variasi dalam penggunaannya
Dalam melakukan proses pembelajaran , guru hendaknya memberikan
variasi dalam pemberian penguatan, tidak terbatas pada satu jenis saja.
Kurangnya variasi dlam pemberian penguatan akan menimbulkan
kebosanan dan tidak akan efektif lagi.
D. Prinsip Penggunaan
Dalam pemberian penguatan perlu diperhatikan beberapa prinsip
penggunaannya:
1. Kehangatan
Cara bersikap tenaga pendidik yang baik dapat mengubah suasana
menjadi hangat, baik dengan senyuman, suara, maupun mimik.
Kehangatan akan menumbuhkan hubungan yang saling mempercayai
antara guru dan siswa sehingga pemberian penguatan yang dilakukan
guru dapat diterima dengan positif oleh peserta didik. Seperti halnya
dalam pemberian semangat, semangat tentu saja tidak mampu
diberikan oleh orang yang kurang atau tidak semangat. Aktivitas ini
akan mengakibatkan pemberian semangat kurang tepat sasaran dan
pemberian semangat tidak ada kesan kehangatannya. Karena

7
kehangatan yang ditampilkan oleh guru akan berdampak positif secara
psikologis terhadap siswa. Kehangatan tersebut dapat mencairkan
suasana yang kaku, dan tegang menjadi kondusif.
2. Antusiasme
Antusiasme merupakan suatu bentuk minat yang besar terhadap
sesuatu. Penguatan yang antusias akan menimbulkan kesan sungguh-
sungguh di hadapan peserta didik sehingga dapat meningkatkan
perhatian dan motivasi peserta didik.
3. Kebermaknaan
Penguatan yang diberikan tenaga pendidik akan sangat bermakna bagi
peserta didik. Peserta didik akan lebih percaya diri, merasa dihargai,
diperhatikan, merasa terpuji atau tersanjung. Perasaan-perasaan ini
akan berdampak pada mental peserta didik. Mereka akan jauh lebih
berani mengemukakan pendapat, meningkatkan rasa ingin tahu, dan
lebih percaya diri.
4. Menghindari penggunaan respon yang negatif
Respon negatif baik berupa teguran dan hukuman harus dihindari oleh
tenaga pendidik. Kadangkala saat siswa belum tepat dalam
menyampaikan pendapatnya, seorang guru harus berusaha memberi
tanggapan yang positif terhadap siswa tersebut, tidak langsung
menyalahkan atau menghakimi siswa tersebut dihadapan teman-
temannya. Respon negatif ini akan menimbulkan suasana yang tidak
kondusif di dalam kelas. Dan dapat berdampak pada siswa-siswa
lainnya, perasaan yang semula tenang akan menjadi tertekan, takut,
cemas yang menghantui mereka. Siswa yang menerima perlakuan
tersebut akan semakin mundur, malu dengan guru dan teman-
temannya, dinilai tidak mampu, dan berbagai perasaan lainnya. Oleh
karena itu, sebaiknya guru harus menghindari pemberian respon
negatif terhadap siswa.

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Keterampilan mengajar sangat penting untuk calon guru ketika
melaksanakan tugasnya dikelas. Keterampilan memberi penguatan
merupakan bentuk respon positif guru dalam proses pembelajaran terhadap
perilaku peserta didik dengan tujuan untuk mempertahankan dan
meningkatkan perilaku positif peserta didik tersebut. Komponen dalam
pemberian penguatan terdiri dari penguatan verbal dan non-verbal,
komponen penggunaan non-verbal terdiri dari penguatan gestural,
penguatan mendekati, penguatan sentuhan, dan penguatan tanda. Cara
penggunaan penguatan bisa dilakukan secara segera, personal, kelompok,
dan dapat dilakukan variasi dalam penggunaannya. Dalam pemberian
penguatan perlu diperhatikan beberapa prinsip yaitu kehangatan,
antuasiasme, kebermaknaan, dan hindari penggunaan respon negatif.

9
DAFTAR PUSTAKA

Aini, H., Suandi, N., & Nurjaya, G. 2017. Pemberian penguatan (reinforcement )
verbal dan nonverbal guru dalam pembelajaran bahasa indonesia di kelas
viii mtsn seririt. e - Journal Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia, 7 (2). DOI: 10.23887/jjpbs.v7i2.12410

Barnawi., & Mohammad, Arifin. 2012. Etika dan Profesi Kependidikan.


Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Hakim, N., Yudiyanto, Hakiki, P.R.L., & Soleha, S. (2020). Analisis keterampilan
dasar mengajar mahasiswa tadris biologi. JPBIO (Jurnal Pendidikan
Biologi), 5 (1), 56-63. DOI: 10.31932/jpbio.v5i1.576

Hasibuan, J.J, Dip. Ed, dan Moedjiono. 2008. Proses Belajar Mengajar. Bandung:
Remaja Rosdakarya.

Sadikin, A., & Hakim, N. (2019). Buku Ajar Berbantuan Model Pembelajaran
Everyone is A Teacher Here: Upaya Meningkatkan Keterampilan Dasar
Mengajar Calon Guru Biologi. Assimilation: Indonesian Journal of Biology
Education, 2(2), 47-51. https://doi.org/10.17509/aijbe.v2i2.19249

Sadikin, A., & Hakim, N. 2017. Dasar-dasar dan Proses Pembelajaran Biologi.
Jambi: Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Jambi.

Anda mungkin juga menyukai