Anda di halaman 1dari 17

MICRO TEACHING

KETERAMPILAN PENGUATAN

OLEH
Ni Luh Manik Setiawati (202323015)
Ni Kadek Intan Cahyani Artayasa (202323018)
Made Tarayana Amada Putra (202323020)

PROGRAM MAGISTER PENDIDIKAN SENI


FAKULTAS PASCASARJANA
INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR
2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
limpahan anugerah dan karunia-Nya, sehingga paper yang berjudul “Penguatan”
dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Tujuan paper ini disusun sebagai
tugas kelompok untuk mata kuliah Micro Teaching semester satu program magister.
Di samping sebagai tugas kelompok, paper ini juga berfungsi sebagai pembelajaran
yang sangat penting diketahui oleh mahasiswa.
Dalam penulisan makalah ini, penulis memperoleh bimbingan dan bantuan
dari berbagai pihak, khususnya kepada Ibu Prof. Dr. Ni Luh Sustiawati, M.Pd. selaku
dosen pengampu yang memberikan ilmu yang bermanfaat. Penulis menyadari
sepenuhnya dalam penulisan paper ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu,
penulis mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun demi
kesempurnaan pembuatan paper di masa mendatang serta berharap paper ini dapat
berguna bagi kita semua.

Denpasar, 22 Maret 2024


Tim Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL......................................................................................................i
KATA PENGANTAR....................................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................1
1.1 Latar belakang.................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................2
1.3 Tujuan.............................................................................................................2
1.4 Manfaat...........................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................4
2.1 Pengertian Penguatan......................................................................................4
2.2 Tujuan Pemberian Penguatan..........................................................................4
2.3 Jenis-Jenis Pemberian Penguatan...................................................................5
2.4 Prinsip-Prinsip Pemberian Penguatan.............................................................7
2.5 Cara-Cara Pemberian Penguatan....................................................................9
2.6 Aplikasi Penguatan.........................................................................................9
2.7 Kelebihan Pemberian Penguatan dalam Pembelajaran.................................11
2.8 Kelemahan Pemberian Penguatan dalam Pembelajaran...............................11
BAB III PENUTUP.....................................................................................................12
3.1 Kesimpulan...................................................................................................12
3.2 Saran.............................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................13

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Dalam UU No.20 Tahun 2003 tentang Sikdiknas Pasal 1 Ayat 20,
pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar. Proses pembelajaran yang baik
mengintegrasikan komponen-komponen penting, meliputi pendidik, peserta didik,
materi (bahan ajar), metode, media dan teknologi pembelajaran, serta keterampilan
pendidik dalam mengajar peserta didik. Terkait keterampilan dalam mengajar adalah
hal yang penting untuk dikuasai oleh pendidik, karena keberhasilan dalam
pembelajaran tidak cukup dengan bahan ajar yang disiapkan saja, tetapi juga perlu
diiringi dengan penyampaian bahan ajar yang baik kepada peserta didik melalui
keterampilan mengajar. Salah satu keterampilan ajar yang diperlukan, yaitu
keterampilan penguatan.
Menurut Dewi Dyah Widyastuti dalam konteks ini, penguatan dapat diartikan
sebagai modifikasi perilaku atau pemberian respon positif dari pendidik yang
biasanya berupa pujian atas perilaku atau hasil kerja yang sudah dihasilkan oleh
peserta didik. Pendapat Hasibuan (2008:58) menyatakan bahwa siswa membutuhkan
penguatan dalam belajar karena penguatan merupakan penghargaan yang dapat
menimbulkan dorongan dan semangat dalam belajar. Hal ini dikarenakan sifat dasar
manusia jika diberikan pujian akan merasa senang. Sehingga, jika dalam
pembelajaran seorang pendidik memberikan pujian kepada peserta didiknya, maka
memperbesar motivasinya untuk lebih giat belajar dan melakukan hasil yang lebih
baik. Tentu peserta didik yang bersemangat dalam belajar akan memberikan dampak
terhadap tujuan pembelajaran yang hendak dicapai dan menciptakan siswa yang
unggul dan berprestasi. Oleh karena itu, keterampilan penguatan dalam mengajar
sangatlah penting dilakukan oleh seorang pendidik. Dalam penulisan ini tim penulis
mengumpulkan informasi mengenai materi terkait yang kemudian disusun hingga
dapat menjadi referensi mengenai keterampilan penguatan dalam mengajar.

1
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penulisan ini berdasarkan latar belakang di
atas antara lain sebagai berikut.
1. Apakah yang dimaksud dengan penguatan dalam keterampilan
mengajar?
2. Apa tujuan dari pemberian penguatan dalam pembelajaran?
3. Apa saja jenis-jenis penguatan dalam pembelajaran?
4. Apa saja prinsip-prinsip dalam pemberian penguatan dalam
pembelajaran?
5. Bagaimana cara penggunaan pemberian penguatan dalam pembelajaran?
6. Bagaimana aplikasi dalam penggunaan keterampilan penguatan dalam
proses pembelajaran?
7. Apa saja kelebihan dalam pemberian penguatan dalam pembelajaran?
8. Apa saja kelemahan dalam pemberian penguatan dalam pembelajaran?

1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan ini berdasarkan masalah yang dirumuskan di atas antara
lain sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui pengertian penguatan dalam keterampilan mengajar.
2. Untuk mengetahui tujuan dalam pemberian penguatan dalam
pembelajaran.
3. Untuk mengetahui jenis-jenis penguatan dalam pembelajaran.
4. Untuk mengetahui prinsip-prinsip pemberian penguatan dalam
pembelajaran.
5. Untuk mengetahui cara penggunaan penguatan dalam pembelajaran.
6. Untuk mengetahui aplikasi penerapan keterampilan penguatan dalam
proses pembelajaran.
7. Untuk mengetahui kelebihan dalam pemberian penguatan dalam
pembelajaran.

2
8. Untuk mengetahui kelemahan dalam pemberian penguatan dalam
pembelajaran.
1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan ini antara lain sebagai berikut.
1. Memberikan referensi mengenai materi keterampilan penguatan sebagai
salah satu keterampilan yang harus dikuasai dalam mengajar yang baik.
2. Mengasah kemampuan berpikir kritis dalam mengolah informasi dari
berbagai pustaka yang didapat terkait materi;
3. Mengembangkan soft skills, terutama kemampuan kolaborasi dan kerja
sama dengan tim;
4. Mendapat bimbingan dari dosen pengampu yang memiliki wawasan
mendalam di bidangnya.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Penguatan


Sanjaya (2009:37) menyatakan bahwa penguatan (reinforcement) adalah
segala bentuk respon baik verbal ataupun non verbal, yang diberikan guru terhadap
tingkah laku siswa untuk memberikan umpan balik atas perbuatannya sebagai suatu
dorongan atau koreksi dan memotivasi siswa yang lain untuk berbuat hal yang sama
seperti siswa yang diberikan penguatan sebelumnya. Sedangkan menurut Hasibuan
(2008:58) yang menyatakan bahwa memberikan penguatan diartikan dengan tingkah
laku guru dalam merespon secara positif suatu tingkah laku tertentu siswa yang
memungkinkan tingkah laku tersebut timbul kembali, dimaksudkan untuk
mengganjar atau membesarkan hati siswa agar mereka lebih giat berpartisipasi dalam
interaksi belajar-mengajar. Dapat penulis simpulkan bahwa penguatan adalah segala
bentuk respon positif yang diberikan oleh guru baik yang bersifat verbal ataupun
nonverbal terhadap tingkah laku siswa yang baik sehingga menyebabkan siswa
tersebut terdorong untuk mengulangi atau meningkatkan perilaku yang baik tersebut.

2.2 Tujuan Pemberian Penguatan


Adapun tujuan penguatan menurut Winataputra (2004:7.30) antara lain
sebagai berikut.
(1) Meningkatkan perhatian siswa dan membangkitkan motivasi siswa
Melalui penguatan yang diberikan oleh guru terhadap perilaku belajar
siswa, siswa akan merasa diperhatikan oleh gurunya, dengan demikian
perhatian siswa pun akan semakin meningkat seiring dengan perhatian
guru melalui respon yang diberikan kepada siswanya. Apabila perhatian
siswa semakin baik, maka dengan sendirinya motivasi belajarnya pun
akan semakin baik pula.

4
(2) Memudahkan siswa belajar
Tugas guru sebagai fasilitator pembelajaran bertujuan untuk memudahkan
siswa belajar. Untuk memudahkan belajar harus ditunjang oleh
kebiasaan-kebiasaan positif dalam pembelajaran, yaitu dengan
memberikan respon-respon (penguatan) yang akan semakin mendorong
keberanian siswa untuk mencoba, bereksplorasi dan terhindar dari
perasaan takut salah dalam belajar.
(3) Mengontrol dan memodifikasi tingkah laku siswa serta mendorong
munculnya perilaku yang positif
(4) Menumbuhkan rasa percaya diri pada diri siswa
Perasaan khawatir, ragu-ragu, takut salah dan perasaan-perasaan negatif
yang akan mempengaruhi terhadap kualitas proses pembelajaran harus
dihindari. Salah satu upaya untuk memperkecil perasaan-perasaan negatif
dalam belajar, yaitu melalui pemberian penguatan atau respon yang
diberikan oleh guru terhadap sekecil apapun perbuatan belajar siswa.
(5) Memelihara iklim kelas yang kondusif
Suasana kelas yang menyenangkan, aman dan dinamis akan mendorong
aktivitas belajar siswa lebih maksimal. Melalui penguatan yang dilakukan
oleh guru, suasana kelas akan lebih demokratis, sehingga siswa akan lebih
bebas untuk mengemukakan pendapat, berbuat, mencoba dan melakukan
perbuatan-perbuatan belajar lainnya.

2.3 Jenis-Jenis Pemberian Penguatan


Adapun Jenis penguatan dalam kegiatan pembelajaran menurut Winataputra,
(2004:7.30-7.33) antara lain sebagai berikut.
(1) Penguatan verbal
Penguatan verbal paling mudah digunakan dalam kegiatan pembelajaran
dalam bentuk komentar, pujian, dukungan, pengakuan, atau dorongan.
Contoh dari penguatan verbal, seperti:
- Kata-kata: bagus, baik, luar biasa, benar, ya betul, atau tepat sekali

5
- Kalimat: pekerjaanmu rapi benar, wah, belum pernah saya lihat
pekerjaan serapi ini, kreatif sekali pekerjaannya nak, dan sebagainya.
(2) Penguatan Non-Verbal
Penguatan non-verbal adalah penguatan yang diungkapkan melalui
bahasa isyarat (Sanjaya, 2009:38), seperti:
- Mimik dan gerakan badan: senyuman, mengekspresikan wajah ceria,
anggukan, tepukan tangan, mengacungkan ibu jari, dan gerakan-
gerakan badan lainnya dapat mengkomunikasikan kepuasan guru
terhadap respon siswa. Secara psikologis, siswa yang menerima
perlakuan guru tersebut tentu saja akan menyenangkan dan akan
memperkuat pengalaman belajar bagi siswa. Mimik dan gerakan
badan dapat dipakai bersama-sama dengan penguatan verbal.
- Gerak mendekati: gerak mendekati dapat ditunjukkan guru dengan
cara melangkah mendekati siswa, berdiri di samping siswa atau
kelompok siswa, bahkan dalam situasi tertentu duduk bersama siswa
atau kelompok siswa. Tujuan gerak mendekati adalah memberikan
perhatian, menunjukkan rasa senang akan pekerjaan siswa, bahkan
juga memberi rasa aman kepada siswa. Bentuk penguatan ini
biasanya dipakai bersama-sama dengan penguatan verbal, artinya
ketika guru mendekati siswa, guru mengucapkan kata-kata tertentu
sebagai penguatan.
- Sentuhan: kontak fisik antara guru dengan siswa (gesturing).
Sentuhan seperti menepuk-nepuk bahu, atau pundak siswa, menjabat
tangan siswa atau mengangkat tangan siswa yang menang, mengelus
anggota badan tertentu yang dianggap tepat. Jika sentuhan dilakukan
dengan tepat, dapat merupakan penguatan yang efektif bagi siswa.
Namun, jenis penguatan ini harus dipergunakan dengan penuh kehati-
hatian dengan mempertimbangkan berbagai unsur misalnya, kultur,
etika, moral, umur, jenis kelamin, serta latar belakang siswa.

6
- Kegiatan yang menyenangkan: siswa akan menjadi senang jika
diberikan kesempatan untuk mengerjakan sesuatu yang menjadi
kegemarannya atau sesuatu yang memungkinkan dia berprestasi.
Oleh karena itu, kegiatan yang disenangi siswa dapat digunakan
sebagai penguatan. Misalnya, siswa yang dapat menyelesaikan
masalah matematika lebih dahulu diberi kesempatan untuk membantu
temannya yang kesulitan, dengan demikian, siswa akan merasa
dihargai dan akan semakin menambah keyakinan, kepercayaan diri
untuk meningkatkan prestasi belajarnya.
- Pemberian simbol atau benda: simbol dapat berupa tanda cek (√ ),
komentar tertulis pada buku siswa, tanda bintang, berbagai tanda
dengan warna tertentu misalnya hijau, kuning, ungu, atau merah.
Sedangkan benda yang digunakan sebagai penguatan adalah benda-
benda kecil yang harganya tidak terlalu mahal tetapi berarti bagi
siswa. Misalnya pensil atau buku tulis, bintang, dan benda-benda
kecil lainnya.
- Penguatan tak penuh: yaitu respon atas sebagian prilaku belajar siswa
yang belum tuntas. Misalnya apabila pekerjaan siswa belum
semuanya benar, atau baru sebagian yang selesai, maka guru
mengatakan “jawaban anda sudah benar, tinggal alasannya coba
dilengkapi”. Melalui penguatan seperti itu, siswa menyadari bahwa
belum sepenuhnya jawaban yang disampaikannya selesai, dan masih
harus berfikir untuk memberikan alasan yang lebih tepat dan siswa
akan memahami kualitas jawabannya, sehingga penguatan yang
diberikan guru benar-benar bermakna.

2.4 Prinsip-Prinsip Pemberian Penguatan


Adapun prinsip-prinsip pemberian penguatan menurut Winataputra
(2004:7.33-7.34) antara lain sebagai berikut.

7
(1) Kehangatan dan keantusiasan
Kehangatan dan keantusiasan dalam memberikan respon yang diberikan
oleh guru terhadap prilaku belajar siswa harus mencerminkan perasaan
senang dan dilakukan dengan sungguh-sungguh. Misalnya dengan mimik
muka yang gembira, suara yang meyakinkan atau sikap yang memberi
kesan bahwa penguatan yang diberikan memang sungguh-sungguh.
Dengan kata lain penguatan harus memberikan kesan positif, dimana
siswa yang menerima penguatan akan merasa senang dan puas, sehingga
akan lebih mendorong siswa untuk belajar lebih giat lagi. Dengan
demikian tidak terjadi kesan bahwa guru tidak ikhlas dalam memberikan
penguatan karena tidak disertai kehangatan dan keantusiasan.
(2) Kebermaknaan
Penguatan yang diberikan guru haruslah bermakna bagi siswa yaitu
membuat siswa memang merasa bahwa penampilan atau tindakannya
patut diberi penguatan, sehingga siswa terdorong untuk meningkatkan
penampilannya. Misalnya, jika guru mengatakan “model yang kamu
rancang sangat menarik”, karena model yang dibuat siswa tersebut
memang benar-benar menarik hingga siswa benar-benar merasa bahwa ia
memang patut mendapat pujian.
(3) Menghindari penggunaan respon negatif
Dalam memberikan penguatan sebaiknya guru menghindari dari respon-
respon negatif seperti kata-kata kasar dan tidak mendidik, cercaan, hinaan
dan isyarat yang menyudutkan siswa. Dalam pembelajaran ada kalanya
proses dan hasil yang ditujukan siswa itu sesuai dengan tujuan dan
kompetensi yang diharapkan atau sebaliknya. Kadang-kadang karena
guru tidak puas dengan proses dan hasil yang ditujukan siswa, muncul
kainginan untuk membentak dan mengeluarkan kata-kata menyindir serta
penguatan negatif lainnya walaupun maksudnya mungkin baik yaitu
untuk lebih meningkatkan proses dan hasil pembelajaran secara lebih
berkualitas. Jika siswa memberikan jawaban atau menunjukkan

8
penampilan yang tak memuaskan, guru hendaknya menahan diri dari
keinginan mencela atau mengejek jawaban atau penampilan siswa.
Apabila jawaban siswa keliru guru dapat mengalihkan pertanyaan kepada
siswa yang lain. Jika siswa menunjukkan penampilan yang tak sempurna,
guru dapat meminta siswa yang dianggap mampu untuk
mendemontrasikan penampilan tersebut, kemudian siswa pertama diminta
perbaiki penampilannya. Dengan cara-cara tersebut guru akan tetap
memberikan balikan kepada siswa serta sekaligus terhindar dari
penggunaan respon negatif.

2.5 Cara-Cara Pemberian Penguatan


Winataputra (2004:7.35) menyatakan bahwa dalam pelaksanaan pembelajaran
dengan penguatan, guru hendaknya memperhatikan hal-hal berikut ini:
(1) Sasaran penguatan: sasaran penguatan yang diberikan oleh guru harus
jelas. Misalnya memberikan penguatan kepada siswa tertentu, kepada
kelompok siswa, ataupun kepada seluruh siswa secara utuh, misalnya:
“Wah Ibu bangga benar dengan kedisiplinan Semester II ini”.
(2) Penguatan harus diberikan dengan segera, agar dampak positif yang
diharapkan tidak menurun bahkan hilang, penguatan haruslah diberikan
segera setelah siswa menunjukkan respon yang diharapkan, dengan
perkataan lain, tidak ada waktu tunggu antara respon yang ditunjukkan
dengan penguatan yang diberikan.
(3) Variasi dalam peggunaan, hindari penguatan yang bersifat pengulangan/
pemborosan, seperti penguatan verbal dengan kata-kata yang sama,
misalnya, bagus, bagus, bagus, akan kehilangan makna, hingga tidak
berarti apa-apa bagi siswa. Oleh karena itu, guru hendaknya berusaha
mencari variasi baru dalam memberi penguatan.

2.6 Aplikasi Penguatan

Adapun aplikasi pemberian penguatan oleh guru dapat diberikan kepada siswa
menurut Djamarah (2000:101) yakni pada saat:

9
(1) Siswa memperhatikan guru, memperhatikan kawan lainnya dan benda
yang menjadi tujuan diskusi, siswa sedang belajar, mengerjakan tugas
dari buku, membaca, dan bekerja di papan tulis, menyelesaikan hasil kerja
(selesai penuh, atau menyelesaikan format), dan bekerja dengan kualitas
kerja yang baik (kerapian, ketelitian, keindahan, dan mutu materi)
(2) Perbaikan pekerjaan (dalam kualitas, hasil atau penampilan)
(3) Tingkah laku (tepat, tidak tepat, verbal, fisik, dan tertulis)
(4) Tugas mandiri (perkembangan pada pengarahan diri sendiri, mengelola
tingkah laku sendiri, dan mengambil inisiatif kegiatan sendiri).

Memberikan penguatan merupakan tingkah laku yang mudah diucapkan,


tetapi sukar untuk dilakukan. Oleh karena itu latihan-latihan yang intensif perlu
dilakukan oleh guru. Untuk mempermudah mengetahui sejauh mana perubahan siswa
dalam proses belajar mengajar melalui penguatan-penguatan yang diberikan, guru
dapat menggunakan format observasi keterampilan memberikan penguatan. Contoh
format tersebut sebagai berikut.
FORMAT OBSERVASI KETERAMPILAN MEMBERI PENGUATAN

Nama Guru:
Hari/Tanggal:
Bidang Studi:
Sekolah:
Pokok Bahasan:
Kelas:
No Aspek keterampilan yang diamati Nilai Rata-rata keterangan

1 2 3 4
1. Penguatan verbal
a.kata-kata - baik
- bagus sekali
- tepat
b.Kalimat
- jawabanmu tepat sekali
- jawabanmu benar
- pendapatmua makin mantap

10
2. Penguatan non verbal
a.Sentuhan
b.Mendekati
c.Isyarat/Acungan jempol

Pengamat,

2.7 Kelebihan Pemberian Penguatan dalam Pembelajaran


Adapun pemberian penguatan dalam proses pembelajaran mempunyai
beberapa kelebihan atau manfaat apabila dapat dilakukan dengan tepat antara lain
sebagai berikut.
(1) Dapat meningkatkan perhatian dan motivasi siswa terhadap materi
(2) Dapat mendorong siswa untuk berbuat baik dan produktif
(3) Dapat menumbuhkan rasa kepercayaan diri siswa itu sendiri
(4) Dapat meningkatkan cara belajar siswa menjadi aktif
(5) Dapat mendorong siswa untuk meningkatkan belajarnya secara mandiri.

Kelebihan-kelebihan dalam memberikan penguatan bergantung pada guru


yang memberikan penguatan. Apabila guru tersebut sesuai dalam memberikan
penguatan, maka proses pembelajaran akan tercapai secara maksimal.

2.8 Kelemahan Pemberian Penguatan dalam Pembelajaran


Walaupun pemberian penguatan sifatnya sederhana dalam pelaksanaannya,
namun dapat pula pemberian penguatan yang diberikan kepada siswa justru membuat
siswa enggan belajar karena penguatan yang diberikan tidak sesuai dengan tindakan
yang dilakukan siswa tersebut. Pemberian penguatan yang berlebihan juga akan
berakibat fatal. Misalnya, pemberian penguatan berupa hadiah secara terus-menerus
dapat mengakibatkan siswa menjadi bersifat materialistis.

11
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Proses pembelajaran yang baik mengintegrasikan komponen-komponen
penting, meliputi pendidik, peserta didik, materi (bahan ajar), metode, media dan
teknologi pembelajaran, serta keterampilan pendidik dalam mengajar peserta didik,
salah satunya keterampilan penguatan. Penguatan dapat diartikan sebagai bentuk
respon baik verbal ataupun non verbal, yang diberikan guru terhadap tingkah laku
siswa untuk memberikan umpan balik atas perbuatannya guna membangkitkan
motivasi siswa, menumbuhkan rasa percaya diri pada peserta didik, dan dapat
menciptakan suasana kelas yang kondusif. Pemberian penguatan tentu harus
dilandasi dengan prinsip kehangatan dan kebermaknaan oleh guru dan menghindari
penggunaan respon negatif kepada siswa, tetapi memberikan respon yang
konstruktif. Pemberian penguatan dapat diaplikasikan ketika siswa melakukan
perbuatan terpuji, seperti mengerjakan tugas dengan baik dan tepat waktu, tingkah
laku menolong sesame temannya, inisatif dalam kegiatan gotong royong, dan
sebagainya. Tentu penguatan yang diberikan oleh pendidik tidak hanya berdampak
positif, tetapi juga dapat berdampak negatif jika diberikan berlebihan terutama dalam
konteks pemberian penguatan berupa materi yang bisa membuat anak menjadi
materialistis.

3.2 Saran
Perlu adanya pemahaman keterampilan dasar mengajar yang harus dikuasai
oleh pendidik maupun calon pendidik yang erat kaitannya dengan keberhasilan
peserta didik dalam proses pembelajaran.Tujuan yang hendak dicapai tidak serta
merta cukup dengan persiapan materi ajar tetapi juga harus diimbangin dengan
penyampaian materi ajar tersebut melalui keterampilan dasar mengajar. Sehingga,
agar pendidik maupun calon pendidik dapat melaksanakan pengajaran dengan baik

12
di kelas hendaklah untuk menguasai keterampilan dasar mengajar tersebut guna
meningkatkan kualitas proses pembelajaran yang maksimal.

13
DAFTAR PUSTAKA

Djamarah, Syaiful Bahri., Zain, Azwan. (2010). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
Rineka Cipta.

Hardiwati, Nunik. (2013). Keterampilan Memberikan Penguatan Pembelajaran.


Surakarta: Universitas Sebelas Maret

JJ. Hasibuan, 2008. Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Sanjaya, Wina. (2009). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses


Pendidikan. Jakarta: Kencana

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem


Pendidikan Nasional. Diakses pada laman kemdikbud.go.id pada 22 Maret
2024.

Widyastuti, Dewi Dyah. (2011). Keterampilan Dasar Mengajar. Jakarta: Universitas


Dirgantara Marsekal Suryadarma.

Winataputra, Udin s., dkk. 2004. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Universitas
Terbuka

14

Anda mungkin juga menyukai