Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

TEKNIK REINFORCEMENT
Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Teori Belajar
dan Model-Model Pembelajaran PAI

Dosen Pengampu : Dr. H. Ujang Dedih, M.Pd.

Disusun Oleh PAI II A Reguler :

Afrillia Muthia Rahman 2220040003

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


PASCASARJANA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah subhanahuwata’ala atas


segala karunia-Nya, sehingga makalah yang berjudul “Teknik
Reinforcement” ini dapat diselesaikan dengan baik dan lancar. Adapun
tujuan disusunnya makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas terstruktur mata
Teori Belajar dan Model-Model Pembelajaran PAI.Makalah ini dapat
terselesaikan dengan tepat waktu yang tidak lepas dari bantuan serta
dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu, saya ucapkan terima kasih
terutama kepada dosen mata kuliah Teori Belajar dan Model-Model
Pembelajaran PAI serta kedua orang tua penulis yang memberikan moral
dan material sehingga tugas makalah ini dapat tersusun.
Merupakan suatu harapan pula, semoga makalah ini dapat
bermanfaat umumnya bagi para pembaca, khususnya untuk saya sebagai
penulis. Dalam pembuatan makalah ini, penulis merasa terdapat banyak
kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca akan saya terima
dengan senang hati untuk dijadikan sebagai bahan evaluasi. Demikian,
semoga makalah ini bisa menjadi evaluasi bagi penulis untuk penulisan
makalah yang lebih baik dan bermanfaat. Aamiin Ya Robbal’aalamiin.

Bandung, Maret 2023


Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................3
A. Latar Belakang Masalah...................................................................3
B. Rumusan masalah .............................................................................3
C. Tujuan ................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................5
A. Pengertian Teknik Reinforcement....................................................5
B. Jenis-Jenis Reinforcement .................................................................7
C. Tujuan Memberi Reinforcement ......................................................8
D. Prinsip-Prinsip Reinforcement .........................................................9
E. Teknik-Teknik Pemberian Reinforcement ......................................9
BAB III PENUTUP ......................................................................................12
A. Simpulan ..........................................................................................12
B. Saran .................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Teknik reinforcement merupakan teknik penguatan yang memang
sangat diperlukan dalam pembelajaran, dimana guru dapat meningkatkan
motivasi siswa, pemahaman siswa terkait dengan pembelajaran yang
dilaksanakan, di mana teknik penguatan ini dibutuhkan oleh guru untuk
membangkitkan semangat siswa dan siswa lebih merasa dihargai
keberadaannya. Mengingat pembelajaran khususnya dalam pembelajaran PAI
interaksi antara peserta didik dan guru masih dapat dikatakan kurang, karena
pembelajaran masih satu arah, dan tidak menggunakan metode atau model
pembelajaran yang interaktif, maka tentu teknik penguatan ini harus
dilaksanakan oleh seorang guru di mana bisa dilaksanakan secara verbal
maupun nonverbal.
Sehingga guru harus berlatih untuk memberikan penguatan terhadap
peserta didik, karena dengan adanya penguatan maka perilaku yang baik yang
dilakukan peserta didik dapat berulang kembali, bahkan dapat meningkat
durasinya, namun tentu harus diperhatikan aspek-aspek lainnya di mana
pemberian penguatan ini harus disesuaikan dengan karakteristik materi, situasi
atau kondisi peserta didik , kapan waktu yang tepat untuk memberikan
penguatan, dan dengan demikian mengenai teknik penguatan ini perlu dibahas
secara mendalam dan akan dibahas pada makalah ini.
B. Rumusan masalah
a. Apa yang dimaksud teknik reinforcement?
b. Apa saja jenis-jenis teknik reinforcement?
c. Apa tujuan dari pemberian teknik reinforcement?
d. Apa saja yang termasuk dalam prinsip-prinsip teknik reinforcement?
e. Apa saja yang termasuk dalam teknik-teknik reinforcement?

iii
C. Tujuan

a. Untuk mengetahui pengertian teknik reinforcement


b. Untuk mengetahui jenis-jenis teknik reinforcement
c. Untuk mengetahui tujuan dari pemberian teknik reinforcement
d. Untuk mengetahui prinsip-prinsip teknik reinforcement
e. Untuk mengetahui teknik-teknik reinforcement

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Teknik Reinforcement


Teknik reinforcement merupakan teknik yang berasal dari Skinner yakni
seorang ahli psikologi belajar behavioristik. Menurut Skinner reinforcement
merupakan konsekuensi atau sebuah dampak dari tingkah laku yang
1
memperkuat tingkah laku . Skinner juga berpendapat bahwa perilaku
organisme dapat dikontrol dengan diberikan sebuah reinforcement (penguatan)
yang tepat dalam lingkungan baru, dan dalam hal ini setiap memperoleh
stimulus maka seseorang akan memberikan respon berdasarkan S-R. Respon
yang diberikan ini dapat sesuai atau tidak sesuai dengan apa yang diharapkan 2.
Respon yang sesuai atau benar tentu harus diberikan reinforcement (penguatan)
agar orang tersebut ingin melakukannya kembali.
Konsep Skinner ini tentang penguatan ini membentuk ciri sentral
pandangan teorinya tentang belajar, tetapi tidak terfokus atau tidak mesti
tergantung pada sebuah ganjaran atau hal-hal yang sama dengannya 3. Adapun
pengertian reinforcement secara spesifik dalam kegiatan pembelajaran
merupakan segala bentuk respon baik yang verbal, maupun bersifat non verbal
di mana hal ini merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guru terhadap
tingkah laku peserta didik, yang bertujuan untuk memberikan sebuah pesan atau
informasi atau juga memberikan feedback bagi penerima yakni peserta didik
atas perbuatannya sebagai sebuah tindak lanjut dorongan maupun koreksi 4.

1
Muh Rodhi Zamzami, ‘Penerapan Reward and Punishment Dalam Teori Belajar Behaviorisme’,
TaLimuna: Jurnal Pendidikan Islam, 4.1 (2018), 1–20.
2
Elvia Baby Shahbana and Rachmat Satria, ‘Implementasi Teori Belajar Behavioristik Dalam
Pembelajaran’, Jurnal Serunai Administrasi Pendidikan, 9.1 (2020), 24–33.
3
Bareb Setiadji, ‘Konsep Pendekatan Behaviorisme BF Skinner Dan Relevansinya Terhadap Tujuan
Pendidikan Islam’ (IAIN Ponorogo, 2020).
4
Ike Nur Safitri, ‘Teknik Reinforcement Dalam Meningkatkan Minat Belajar Santri Di Pondok
Pesantren Baiturrahman Salak Randuagung Lumajang’, Risalatuna: Journal of Pesantren Studies,
3.1 (2023), 49–69.

5
Pendapat lain mengatakan bahwa reinforcement merupakan tingkah
laku guru dalam merespon dengan positif sebuah perbuatan peserta didik yang
mana bertujuan agar tingkah laku atau perbuatan yang dilakukan peserta didik
dapat timbul atau diulang kembali. Adapun pengertian reinforcement secara
spesifik dalam kegiatan pembelajaran merupakan segala bentuk respon baik
yang verbal, maupun bersifat non verbal di mana hal ini merupakan bagian dari
modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku peserta didik, yang
bertujuan untuk memberikan sebuah pesan atau informasi atau juga
memberikan feedback bagi penerima yakni peserta didik atas perbuatannya
sebagai sebuah tindak lanjut dorongan maupun koreksi.
Sedangkan menurut Wasty Soemanto reinforcement merupakan sebuah
respon positif dari guru kepada peserta didik yang telah melakukan sebuah
perilaku yang baik atau berprestasi, dengan tujuan agar siswa atau peserta didik
dapat meningkatkan dan berpartisipasi, serta meningkatkan interaksi belajar
mengajar, kemudian peserta didik tersebut mengulangi perbuatan yang baik
atau berprestasi tersebut 5. Pengertian ini tentu sangat relevan karena dalam
proses kegiatan belajar mengajar sebuah penghargaan, atau pujian, bahkan
senyuman yang diberikan seorang guru kepada peserta didik sangat
memberikan kekuatan yang berarti. Misalnya guru tersenyum, atau memberikan
pujian hebat, bagus, ketika peserta didik dapat mengerjakan soal di kelas atau
mendapatkan nilai tertinggi ketika UAS atau hal yang lainnya maka hal tersebut
akan memberikan semangat, dan peserta didik merasa dihargai dan diapresiasi
sehingga perilaku tersebut kemungkinan besar akan diulangi oleh peserta didik.
Dari beberapa uraian di atas maka dapat disimpulkan secara lebih singkat bahwa
reinforcement (penguatan) merupakan sebuah respon terhadap perilaku yang
dapat meningkatkan kemungkinannya berulang perilaku tersebut.

5
Wasty Sumanto, Psikologi Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 2012).

6
B. Jenis-Jenis Reinforcement

a) Reinforcement positif, yaitu penguatan yang didasarkan atas prinsip


bahwa respon akan meningkat apabila diikuti stimulus yang
menyenangkan, atau stimulus yang mendukung (rewarding). Adapun
bentuk-bentuknya yaitu seperti hadiah atau reward, perilaku (senyuman,
tepuk tangan, mengacungkan jempol, melakukan anggukkan kepala,
memuji pekerjaan peserta didik dengan kata-kata " bagus" atau "hebat")
kemudian juga dapat berupa penghargaan mendapatkan nilai A, atau
juara1 / ranking 1 dan yang lainnya 6.
b) Reinforcement negatif, yaitu merupakan penguatan yang didasarkan atas
prinsip bahwa respon akan meningkat dengan adanya stimulus yang
tidak menyenangkan misalnya penundaan pemberian hadiah, lalu
memberikan tugas tambahan misalnya karena tidak datang tepat waktu
saat masuk kelas, dan juga bisa dapat ditunjukkan dengan perilaku,
contohnya seperti muka kecewa, kening mengerut, atau menggeleng) .
Sedangkan menurut Hamid Darmadi jenis-jenis reinforcement yaitu :
a) Reinforcement verbal, yaitu penguatan yang dapat dilakukan dengan
memberikan pujian dukungan, komentar, yang mana komentar atau
pujian tersebut dilontarkan dalam bentuk kalimat. Misalnya "Wah
pekerjaanmu nak sangat bagus sekali" , " Penjelasanmu sangat tepat".
b) Reinforcement nonverbal, yaitu penguatan yang diberikan melalui
gerakan badan mimik muka gerakan mendekati murid dan juga
pemberian benda atau hadiah. Misalnya ketika anak dapat
mengerjakan PR dengan benar, maka guru mendekati siswa,
mengacungkan jempol, kemudian juga dapat mengangguk sambil
mengangkat atau bertepuk tangan 7.

6
Mustaqim Mustaqim, ‘Paradigma Perilaku Sosial Dengan Pendekatan Behavioristik (Telaah Atas
Teori Burrhusm Frederic Skinner)’, Al-Mabsut: Jurnal Studi Islam Dan Sosial, 10.2 (2016), 503–
13.
7
Hamid Darmadi, Kemampuan Dasar Mengajar (Bandung: Alfabeta, 2010).

7
C. Tujuan Memberi Reinforcement

Dalam realitanya khususnya dalam kegiatan pembelajaran penguatan


atau reinforcement ini penting untuk dilakukan mengingat respon positif, baik
berupa pujian, maupun anggukan kepala, bahkan acungan jempol, hal tersebut
akan memberikan pengaruh terhadap siswa atau peserta didik di mana peserta
didik merasa dihargai keberadaannya, dan diakui kemampuannya sehingga
mereka dapat mengeksplorasi dirinya karena orang di sekitarnya khususnya
gurunya memberikan apresiasi atas pekerjaan atau atas apa yang ia lakukan.
Dalam hal ini maka penguatan yang diberikan guru memiliki tujuan dalam
pembelajaran yaitu :
a) Meningkatkan perhatian siswa terhadap pelajaran yang sedang
dilaksanakan.
b) Meningkatkan motivasi belajar siswa.
c) Meningkatkan kegiatan belajar dan membina perilaku siswa yang baik
dan produktif 8.
Adapun tujuan reinforcement dalam kelas yaitu :
a) Meningkatkan daya tarik siswa dan perhatian siswa
b) Dapat membantu siswa belajar dengan mandiri dan tanggung jawab, bila
pemberian penguatan tersebut dapat digunakan secara tepat dan selektif
c) Dapat meningkatkan motivasi dan memberi motivasi kepada siswa.
d) Dapat mengontrol dan mengubah tingkah laku peserta didik atau siswa
yang kurang baik dan meningkatkannya kepada cara belajar yang lebih
produktif.
e) Mengembangkan tingkat kepercayaan diri siswa.
f) Mengarahkan pada pengembangan berfikir yang inisiatif pada siswa 9.

8
Rosma Nababan, ‘Hubungan Keterampilan Guru Memberi Penguatan (Reinforcement) Dengan
Hasil Belajar Siswa Kelas X Sma Perguruan Kristen Hosana Medan Tahun Pelajaran 2018/2019’,
Jurnal Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan, 1.1 (2019), 1–9.
9
Pratiwi Wahyu Nugraheni, ‘Pengaruh Pemberian Penguatan (Reinforcement) Dan Fasilitas Belajar
Terhadap Prestasi Belajar Pada Mata Pelajaran Ekonomi Siswa Kelas X Sma N 1 Klego Boyolali
Tahun 2010/2011’, 2011.

8
D. Prinsip-Prinsip Reinforcement

a) Kehangatan dan Keantusiasan. Di mana dalam memberikan penguatan


tentu guru harus menjalin kedekatan dengan peserta didik dengan cara
mendekati, lalu misalnya menganggukan kepala, memberikan antusias
yang lebih dengan kehangatan dan keantusiasan antara guru dan peserta
didik.
b) Kebermaknaan. Tentu penguatan yang diberikan guru harus bermakna
terhadap peserta didik artinya adanya kesesuaian antara penguatan yang
diberikan terhadap perilaku yang dilakukan peserta didik.
c) Menghindari penggunaan respon yang negatif. Seperti misalnya hal-hal
yang berkaitan dengan kata-kata kasar, cercaan bahkan punishment atau
hukuman di mana ini akan dapat mempengaruhi psikologi siswa bahkan
juga dapat menghancurkan iklim kondusif di kelas, karena guru tidak
memberikan kehangatan tapi memberikan kata-kata yang memang
melemahkan kreativitas siswa 10.

E. Teknik-Teknik Pemberian Reinforcement

a) Penguatan kepada pribadi tertentu, penguatan yang diberikan kepada


siswa tertentu, misalnya dalam kelas ketika pembelajaran PAI
berlangsung ketika pembelajaran menghafal surat tertentu ada siswa
yang dapat menghafal surat dan kandungan ayatnya, ketika ia maju ke
depan naka guru memberikan penguatan terhadap perilaku yang ia
lakukan misalnya sangat bagus bacaannya dan kandungan yang
dijelaskan sangat tepat.
b) Penguatan kepada kelompok peserta didik , yaitu teknik penguatan yang
diberikan kepada kelompok peserta didik bisa itu seluruh kelas misalnya
di dalam satu kelas guru memberikan penguatan terhadap seluruh siswa
yang berada di satu kelas atau juga ketika siswa dipecah menjadi

10
Nababan.

9
beberapa kelompok maka guru memberikan penguatan terhadap
kelompok yang terbaik.
c) Pemberian penguatan dengan segera, yaitu pemberian penguatan yang
dilakukan ketika siswa melakukan perilaku yang baik maka dalam
waktu yang sama guru memberikan penguatan.
d) Penguatan yang ditunda , meskipun penguatan yang ditunda tentu akan
memberikan efek yang kurang baik, bisa jadi guru lupa untuk
memberikan penguatan ketika siswa melakukan hal yang baik pada saat
pembelajaran berlangsung, sehingga respon yang diharapkan tidak
meningkat signifikan, tetapi juga dalam kondisi tertentu penguatan yang
ditunda diperlukan misalnya pembahasan tema yang akan dijelaskan ada
di pertemuan selanjutnya jadi penguatan ditunda untuk materi
selanjutnya agar di materi selanjutnya siswa dapat meningkatkan respon
yang positif.
e) Penggunaan variasi, penguatan dengan penggunaan variasi bisa
dilakukan dalam satu kali pertemuan pembelajaran, misalnya
menggunakan penguatan individu, atau juga kelompok penguatan yang
langsung segera diberikan, atau juga ditunda 11.
Terkait penggunaan teknik reinforcement tentu dalam hal ini sebagai
guru harus memperhatikan kapan penguatan itu diberikan, dan bentuknya
seperti apa, jangan sampai penguatan dapat memberikan efek
ketergantungan jangan sampai juga siswa merasa diperlakukan tidak adil
misalnya kepada siswa A guru sering memberikan pujian sedangkan kepada
siswa B yang sama-sama aktif juga di kelas agak kurang, maka semua siswa
harus diperlakukan sama, karena pada intinya guru harus selektif dan
mampu membaca situasi kapan penguatan itu diberikan, karena dasar pada
dasarnya teknik reinforcement ini bertujuan untuk memberikan motivasi

11
Memi Agustina, Didi Yulistio, and Padi Utomo, ‘Keterampilan Guru Memberi Penguatan Dalam
Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas X Ipa Di Sma Negeri 1 Kota Bengkulu’, Jurnal Ilmiah
KORPUS, 4.1 (2020), 46–53.

10
kepada siswa dan juga meningkatkan durasi yang meningkat agar perilaku
baik senantiasa dilakukan oleh peserta didik.

11
BAB III

PENUTUP
A. Simpulan
Teknik reinforcement atau penguatan merupakan teknik yang
berasal dari teori behavioristik yang dicetuskan oleh Skinner. Bahwa
penguatan merupakan respon terhadap perilaku yang dapat meningkatkan
kemungkinannya berulang perilaku tersebut. Teknik ini dapat dilakukan
baik secara verbal maupun non verbal, dan juga dapat ditunjukkan kepada
individu siswa itu sendiri maupun juga kelompok, dapat diberikan ketika
memang siswa melakukan perilaku yang baik maka langsung diberikan
penguatan, bisa juga ditunda dalam kondisi tertentu. Dan dalam hal ini
juga tujuan dari teknik penguatan ini yaitu untuk memberikan motivasi,
mengontrol perilaku siswa memberikan kemampuan berpikir yang
inisiatif. Untuk mencapai tujuan tersebut maka sebagai guru harus selektif
dan hati-hati ketika memberikan penguatan harus tahu kondisi dan situasi
yang tepat ketika guru memberikan penguatan kepada siswa, cara
pembuatan yang diberikan dapat efektif.

B. Saran
Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari para pembaca karena penyusun akui dalam pembuatan makalah ini
tidak terdapat kesempurnaan dan mungkin terdapat kekurangan.

12
DAFTAR PUSTAKA

Agustina, Memi, Didi Yulistio, and Padi Utomo, ‘Keterampilan Guru Memberi
Penguatan Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas X Ipa Di Sma Negeri
1 Kota Bengkulu’, Jurnal Ilmiah KORPUS, 4.1 (2020), 46–53

Darmadi, Hamid, Kemampuan Dasar Mengajar (Bandung: Alfabeta, 2010)

Mustaqim, Mustaqim, ‘Paradigma Perilaku Sosial Dengan Pendekatan


Behavioristik (Telaah Atas Teori Burrhusm Frederic Skinner)’, Al-Mabsut:
Jurnal Studi Islam Dan Sosial, 10.2 (2016), 503–13

Nababan, Rosma, ‘Hubungan Keterampilan Guru Memberi Penguatan


(Reinforcement) Dengan Hasil Belajar Siswa Kelas X Sma Perguruan Kristen
Hosana Medan Tahun Pelajaran 2018/2019’, Jurnal Pendidikan Pancasila
Dan Kewarganegaraan, 1.1 (2019), 1–9

Nugraheni, Pratiwi Wahyu, ‘Pengaruh Pemberian Penguatan (Reinforcement) Dan


Fasilitas Belajar Terhadap Prestasi Belajar Pada Mata Pelajaran Ekonomi
Siswa Kelas X Sma N 1 Klego Boyolali Tahun 2010/2011’, 2011

Safitri, Ike Nur, ‘Teknik Reinforcement Dalam Meningkatkan Minat Belajar Santri
Di Pondok Pesantren Baiturrahman Salak Randuagung Lumajang’,
Risalatuna: Journal of Pesantren Studies, 3.1 (2023), 49–69

Setiadji, Bareb, ‘Konsep Pendekatan Behaviorisme BF Skinner Dan Relevansinya


Terhadap Tujuan Pendidikan Islam’ (IAIN Ponorogo, 2020)

Shahbana, Elvia Baby, and Rachmat Satria, ‘Implementasi Teori Belajar


Behavioristik Dalam Pembelajaran’, Jurnal Serunai Administrasi Pendidikan,
9.1 (2020), 24–33
Sumanto, Wasty, Psikologi Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 2012)

Zamzami, Muh Rodhi, ‘Penerapan Reward and Punishment Dalam Teori Belajar
Behaviorisme’, TaLimuna: Jurnal Pendidikan Islam, 4.1 (2018), 1–20

13

Anda mungkin juga menyukai