TEKNIK REINFORCEMENT
Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Teori Belajar
dan Model-Model Pembelajaran PAI
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
iii
C. Tujuan
4
BAB II
PEMBAHASAN
1
Muh Rodhi Zamzami, ‘Penerapan Reward and Punishment Dalam Teori Belajar Behaviorisme’,
TaLimuna: Jurnal Pendidikan Islam, 4.1 (2018), 1–20.
2
Elvia Baby Shahbana and Rachmat Satria, ‘Implementasi Teori Belajar Behavioristik Dalam
Pembelajaran’, Jurnal Serunai Administrasi Pendidikan, 9.1 (2020), 24–33.
3
Bareb Setiadji, ‘Konsep Pendekatan Behaviorisme BF Skinner Dan Relevansinya Terhadap Tujuan
Pendidikan Islam’ (IAIN Ponorogo, 2020).
4
Ike Nur Safitri, ‘Teknik Reinforcement Dalam Meningkatkan Minat Belajar Santri Di Pondok
Pesantren Baiturrahman Salak Randuagung Lumajang’, Risalatuna: Journal of Pesantren Studies,
3.1 (2023), 49–69.
5
Pendapat lain mengatakan bahwa reinforcement merupakan tingkah
laku guru dalam merespon dengan positif sebuah perbuatan peserta didik yang
mana bertujuan agar tingkah laku atau perbuatan yang dilakukan peserta didik
dapat timbul atau diulang kembali. Adapun pengertian reinforcement secara
spesifik dalam kegiatan pembelajaran merupakan segala bentuk respon baik
yang verbal, maupun bersifat non verbal di mana hal ini merupakan bagian dari
modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku peserta didik, yang
bertujuan untuk memberikan sebuah pesan atau informasi atau juga
memberikan feedback bagi penerima yakni peserta didik atas perbuatannya
sebagai sebuah tindak lanjut dorongan maupun koreksi.
Sedangkan menurut Wasty Soemanto reinforcement merupakan sebuah
respon positif dari guru kepada peserta didik yang telah melakukan sebuah
perilaku yang baik atau berprestasi, dengan tujuan agar siswa atau peserta didik
dapat meningkatkan dan berpartisipasi, serta meningkatkan interaksi belajar
mengajar, kemudian peserta didik tersebut mengulangi perbuatan yang baik
atau berprestasi tersebut 5. Pengertian ini tentu sangat relevan karena dalam
proses kegiatan belajar mengajar sebuah penghargaan, atau pujian, bahkan
senyuman yang diberikan seorang guru kepada peserta didik sangat
memberikan kekuatan yang berarti. Misalnya guru tersenyum, atau memberikan
pujian hebat, bagus, ketika peserta didik dapat mengerjakan soal di kelas atau
mendapatkan nilai tertinggi ketika UAS atau hal yang lainnya maka hal tersebut
akan memberikan semangat, dan peserta didik merasa dihargai dan diapresiasi
sehingga perilaku tersebut kemungkinan besar akan diulangi oleh peserta didik.
Dari beberapa uraian di atas maka dapat disimpulkan secara lebih singkat bahwa
reinforcement (penguatan) merupakan sebuah respon terhadap perilaku yang
dapat meningkatkan kemungkinannya berulang perilaku tersebut.
5
Wasty Sumanto, Psikologi Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 2012).
6
B. Jenis-Jenis Reinforcement
6
Mustaqim Mustaqim, ‘Paradigma Perilaku Sosial Dengan Pendekatan Behavioristik (Telaah Atas
Teori Burrhusm Frederic Skinner)’, Al-Mabsut: Jurnal Studi Islam Dan Sosial, 10.2 (2016), 503–
13.
7
Hamid Darmadi, Kemampuan Dasar Mengajar (Bandung: Alfabeta, 2010).
7
C. Tujuan Memberi Reinforcement
8
Rosma Nababan, ‘Hubungan Keterampilan Guru Memberi Penguatan (Reinforcement) Dengan
Hasil Belajar Siswa Kelas X Sma Perguruan Kristen Hosana Medan Tahun Pelajaran 2018/2019’,
Jurnal Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan, 1.1 (2019), 1–9.
9
Pratiwi Wahyu Nugraheni, ‘Pengaruh Pemberian Penguatan (Reinforcement) Dan Fasilitas Belajar
Terhadap Prestasi Belajar Pada Mata Pelajaran Ekonomi Siswa Kelas X Sma N 1 Klego Boyolali
Tahun 2010/2011’, 2011.
8
D. Prinsip-Prinsip Reinforcement
10
Nababan.
9
beberapa kelompok maka guru memberikan penguatan terhadap
kelompok yang terbaik.
c) Pemberian penguatan dengan segera, yaitu pemberian penguatan yang
dilakukan ketika siswa melakukan perilaku yang baik maka dalam
waktu yang sama guru memberikan penguatan.
d) Penguatan yang ditunda , meskipun penguatan yang ditunda tentu akan
memberikan efek yang kurang baik, bisa jadi guru lupa untuk
memberikan penguatan ketika siswa melakukan hal yang baik pada saat
pembelajaran berlangsung, sehingga respon yang diharapkan tidak
meningkat signifikan, tetapi juga dalam kondisi tertentu penguatan yang
ditunda diperlukan misalnya pembahasan tema yang akan dijelaskan ada
di pertemuan selanjutnya jadi penguatan ditunda untuk materi
selanjutnya agar di materi selanjutnya siswa dapat meningkatkan respon
yang positif.
e) Penggunaan variasi, penguatan dengan penggunaan variasi bisa
dilakukan dalam satu kali pertemuan pembelajaran, misalnya
menggunakan penguatan individu, atau juga kelompok penguatan yang
langsung segera diberikan, atau juga ditunda 11.
Terkait penggunaan teknik reinforcement tentu dalam hal ini sebagai
guru harus memperhatikan kapan penguatan itu diberikan, dan bentuknya
seperti apa, jangan sampai penguatan dapat memberikan efek
ketergantungan jangan sampai juga siswa merasa diperlakukan tidak adil
misalnya kepada siswa A guru sering memberikan pujian sedangkan kepada
siswa B yang sama-sama aktif juga di kelas agak kurang, maka semua siswa
harus diperlakukan sama, karena pada intinya guru harus selektif dan
mampu membaca situasi kapan penguatan itu diberikan, karena dasar pada
dasarnya teknik reinforcement ini bertujuan untuk memberikan motivasi
11
Memi Agustina, Didi Yulistio, and Padi Utomo, ‘Keterampilan Guru Memberi Penguatan Dalam
Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas X Ipa Di Sma Negeri 1 Kota Bengkulu’, Jurnal Ilmiah
KORPUS, 4.1 (2020), 46–53.
10
kepada siswa dan juga meningkatkan durasi yang meningkat agar perilaku
baik senantiasa dilakukan oleh peserta didik.
11
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Teknik reinforcement atau penguatan merupakan teknik yang
berasal dari teori behavioristik yang dicetuskan oleh Skinner. Bahwa
penguatan merupakan respon terhadap perilaku yang dapat meningkatkan
kemungkinannya berulang perilaku tersebut. Teknik ini dapat dilakukan
baik secara verbal maupun non verbal, dan juga dapat ditunjukkan kepada
individu siswa itu sendiri maupun juga kelompok, dapat diberikan ketika
memang siswa melakukan perilaku yang baik maka langsung diberikan
penguatan, bisa juga ditunda dalam kondisi tertentu. Dan dalam hal ini
juga tujuan dari teknik penguatan ini yaitu untuk memberikan motivasi,
mengontrol perilaku siswa memberikan kemampuan berpikir yang
inisiatif. Untuk mencapai tujuan tersebut maka sebagai guru harus selektif
dan hati-hati ketika memberikan penguatan harus tahu kondisi dan situasi
yang tepat ketika guru memberikan penguatan kepada siswa, cara
pembuatan yang diberikan dapat efektif.
B. Saran
Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari para pembaca karena penyusun akui dalam pembuatan makalah ini
tidak terdapat kesempurnaan dan mungkin terdapat kekurangan.
12
DAFTAR PUSTAKA
Agustina, Memi, Didi Yulistio, and Padi Utomo, ‘Keterampilan Guru Memberi
Penguatan Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas X Ipa Di Sma Negeri
1 Kota Bengkulu’, Jurnal Ilmiah KORPUS, 4.1 (2020), 46–53
Safitri, Ike Nur, ‘Teknik Reinforcement Dalam Meningkatkan Minat Belajar Santri
Di Pondok Pesantren Baiturrahman Salak Randuagung Lumajang’,
Risalatuna: Journal of Pesantren Studies, 3.1 (2023), 49–69
Zamzami, Muh Rodhi, ‘Penerapan Reward and Punishment Dalam Teori Belajar
Behaviorisme’, TaLimuna: Jurnal Pendidikan Islam, 4.1 (2018), 1–20
13