Anda di halaman 1dari 29

ANALISIS KASUS PEMBELAJARAN DI KELAS

MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah
Belajar Dan Pembelajaran

Dosen pengampu :
Nurmaya Medopa, S.Pd.I, M.Pd
Sakinah, S.Pd.I.,M.Pd

Disusun oleh:
Putri Nurparadita 223122015
Alwia 223122016

PRODI PENDIDIKAN BAHASA ARAB


F A K U L T A S A G A M A I S LA M
UNIVERSITAS AL-KHAIRAAT
TAHUN 2024
2

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah SWT.

karena hanya dengan rahmat, hidayah, kasih sayang, dan barokahnya, penulis

dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Belajar Dan Pembelajaran”.

Shalawat serta salam tidak lupa penulis haturkan kepada junjungan kita,

Rasulullah SAW. sebagai revolusioner sejati beserta keluarga, para sahabat dan

umatnya sampai hari kiamat, aamiin.

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Belajar dan

Pembelajaran di Unisa Palu. Dan tidak lupa pula penulis ucapkan terima kasih

kepada ibu “Nurmaya Medopa, S.Pd.I, M.Pd” selaku dosen pengajar mata kuliah

Belajar dan Pembelajaran.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih banyak kekurangan

dan jauh dari kesempurnaan sehingga kritik dan saran yang membangun sangat

penulis harapkan, semoga tulisan ini bermanfaat, aamiin.

Palu, 21 Maret 2024

Penyusun
3

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
BAB I.......................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................4
A. Latar Belakang Masalah................................................................................4
B. Rumusan Masalah.........................................................................................5
C. Tujuan Penulisan...........................................................................................5
BAB II..................................................................................................................................6
PEMBAHASAN..................................................................................................................6
A. Fase Kelahiran Dinasti Utsmaniyah di Turki................................................6
B. Fase Perkembangan dan Kejayaan Dinasti Utsmaniyah di Turki...............10
C. Fase Kemunduran dan Keruntuhan Dinasti Utsmaniyah di Turki..............17
PENUTUP..........................................................................................................................21
A. Kesimpulan.................................................................................................21
B. Saran dan Kritik..........................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................23
4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam proses pembelajaran di sekolah khususnya di dalam kelas, tidak

semua siawa memiliki kemampuan belajar yang sama dan tidak semua kegiatan

pembelajaran berjalan dengan mulus. Seringkali siswa mengalami kesulitan

belajar pada mata pelajaran tertentu, sedangkan kita tahu, semua siswa miliki

kesempatan yang sama untuk memperoleh pengajaran dan pemperoleh hasil

maksimal dalam proses pembelajaran.

Kesulitan belajar yang dialami siswa di sekolah bisa bermacam macam,

baik dalam hal menerima pelajaran, menyerap pelajaran atau kedua duanya.

Selain itu ada banyak factor yang dapat menyebabkan kesulitan belajar tersebut,

baik dalam kemampuan intelektual, kemampuan fisik, latar belakang keluarga,

kebiasaan, maupun pendekatan belajar yang tepat untuknya.

Penanganan kasus kesulitan belajar mengajar tersebut salah satunya dapat

dilakukan melalui pendekatan pengajaran remedial dan ada yang disebut dengan

pengayaan. Untuk itu penyusun makalah ini agar para pendidik, baik sebagai

berperan sebagai guru pembimbing maupun sebagai guru mata pelajaran dapat

mengajarkan pengajaran remedial dan pengayaan dalam menangani kesulitan

belajar siswa untuk mencapai tujuan keberhasilan belajar siswa yang di harapkan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa Itu Keberhasilan Dalam Pembelajaran?

2. Apa Itu Remedial Dalam Pembelajaran?


5

3. Apa Itu Pengayaan Dalam Pembelajaran?

C. Tujuan penulisan

1. Untuk Mengetahui Keberhasilan Dalam Pembelajaran

2. Untuk Mengetahui Remedial Dalam Pembelajaran

3. Untuk Mengetahui Pengayaan Dalam Pembelajaran


6

BAB II

PEMBAHASAN

A. Keberhasilan pembelajaran

1. Pengertian keberhasilan pembelajaran

Pembelajaran merupakan aktivitas yang memiliki keterukuran secara

jelas. Keberhasilan pembelajaran adalah ketercapaian atau penguasaan terhadap

bahan/materi pembelajaran yang ditandai dengan penguasaan tujuan

pembelajaran. Ukuran keberhasilan pembelajaran dalam pengertian yang

operasional adalah penguasaan suatu bahan pelajaran yang dinyatakan tujuan

pembelajaran khusus dan memiliki kontribusi bagi tujuan di atasnya.

Merujuk pada rumusan operasional keberhasilan pembelajaran apabila diikuti

ciri-ciri:

a. Daya serap terhadap bahan pembelajaran mencapai prestasi tinggi, baik

secara individu maupun kelompok

b. Perilaku yang digariskan dalam tujuan pembelajaran khusus telah dicapai

oleh siswa baik secara individual maupun kelompok.

Ciri-ciri keberhasilan pembelajaran tersebut, bukanlah semata-mata

keberhasilan dari segi kognitif, tetapi mesti menyangkut aspek-aspek lain, seperti

aspek afektif dan aspek psikomotorik. Pengevaluasian salah satu aspek saja akan

menyebabkan pembelajaran kurang memiliki makna yang bersifat komprehensif.

2. Penilaian keberhasilan pembelajaran


7

Pengukuran taraf atau tingkat keberhasilan proses pembelajaran ternyata sangat

penting, dengan demikian pengukurannya harus benar-benar sahih, handal dan

luas berdasarkan kaidah, aturan, atau ketentuan penyusunan butir tes.

a. Tes formatif

Tes formatif digunakan untuk mengukur satu atau beberapa pokok bahasa

tertentu dan tujuan untuk memperoleh gambaran tentang daya serap siswa

terhadap pokok bahasa tersebut. Hasil tes dapat dimanfaatkan untuk

memeperbaiki proses pembelajaran pada bahan tertentu dan dalam waktu tertentu

juga.

b. Tes sumatif

Tes sumatif diadakan untuk megukur daya serap siswa terhadap bahan

pokok bahasan yang telahdisampaikan selama satu semester, satu ata dua tahun

pelajaran. Tujuanya adalah untuk menetapkan tingkat atau taraf keberhasilan

belajar siswa dalam suatu periode belajar tertentu. Hasil dari tes sumatif ini

dimanfaatkan untuk kenaikan kelas, menyusun peringkat atau sebagai ukuran

mutu sekolah (lembaga pendidikan formal).

3. Tingkat keberhasilan pembelajaran

Keberhasilan pembelajaran dapat ditinjau atas 4 tingkat, yaitu:[1]

· Pertama, Istimewa yaitu jika seluruh bahan pemeblajaran yang telah telah

disampaikan dapat dikuasai oleh siswa.


8

· Kedua, Baik Sekali, yaitu jika sebagian besar (85% sampai dengan 94%)

bahan pembelajaran yang telah disampaikan dapat dikuasai oleh siswa.

· Ketiga, baik yaitu apabila bahan pembelajaran yang telah disampaikan

hanya 75% sampai dengan 84% dapat dikuasai oleh siswa.

· Keempat, kurang yaitu apabila bahan pembelajaran yang telah disampaikan

kurang dari 75% dikuasai oleh siswa.

B. Remedial (pengulangan)

1. Pengertian pembelajaran remedial

Dalam pelaksnaan proses pembelajaran, tidak semua siswa dapat mencapai

ketuntasan dalam belajar, artinya ada siswa yang tidak mencapai

standar kompetensi sebagaimana yang telah ditetapkan dalam tujuan

pembelajaran. Made alit mariana (2003) menyatakan, untuk memberikan

kesempatan agar siswa yang terlambat mencapai ketuntasan menguasai materi

pembelajaran tersebut, diadakan pembelajaran remedial.[2]

kata “remedial” adalah “suatu hubungan dengan perbaikan”. Dengan

demikian pengajaran remedial adalah suatu pembelajaran yang bersifat

penyembuhan atau bersifat perbaikan. Pengajaran remedial merupakan bentuk

kasus pengajaran, yang bermaksud membuat baik atau menyembuhkan. Dan

pembelajaran remedial adalah suatu bentuk pembelajaran yang bersifat

menyembuhkan atau membetulkan, atau pengajaran yang membuat menjadi lebih

baik. Menurut Abin syamsudin dalam bukunya, pengajaran remedial di

defenisikan sebagai upaya guru (dengan atau tanpa bantuan/kerja sama dengan
9

ahli/ pihak lain) untuk menciptakan suatu situasi (kembali/baru/beda dari

biasanya) yang memungkinkan individu atau kelompok siswa dengan

karakteristik tertentu lebih mampu mengembangkan dirinya seoptimal mungkin

sehingga memenuhi kriteria keberhasilan minimal yang di harapkan, dengan

melalui suatu proses interaksi yang terencana, terorganisasi, terarah, terkoordinasi

dan terkontrol dengan lebih memperhatikan taraf kesesuaiannya terhadap

keragaman kondisi objektif individu atau kelompok siswa yang

bersangkutan serta daya dukung sarana dan lingkungannya.

2. Tujuan dan fungsi pembelajaran remidial

Tujuan pembelajaran remedial adalah agar setiap siswa dapat mencapai

prestasi belajar sesuai dengan tujuan pembelajaran sebagaimana yang telah

ditetapkan sebelumnya. Dengan pembelajaran remedial ini diharapkan agar siswa

yang mengalami kesulitan belajar dapat mencapai prestasi belajar yang

diharapkan melalui penyembuhan atau perbaikan.

Perbaikan diarahkan untuk mencapai hasil belajar yang optimal sesuai

dengan kemampuan masing-masing melalui perbaikan keseluruhan proses belajar

mengajar dan keseluruhan kepribadian murid.

Adapun fungsi kegiatan pembelajaran remedial, yaitu:[3]

a. Fungsi korektif, yaitu memperbaiki cara mengajar dan cara belajar, kegiatan

remedial mempunyai fungsi korektif bagia kegiatan pembelajaran karena melalui

kegiatan remedial ini guru memperbaiki cara mengajarnya dan siswa memperbaiki

cara belajarnya.
10

b. Fungsi pemahaman, dalam kegiatan remedial akan terjadi proses

pemahaman baik pada diri guru maupun pada diri siswa.

c. Fungsi penyesuaian, pelaksanaan kegiatan remedial disesuaikan dengan

kesulitan yang dihadapi individu siswa. Tujuan dan materi pelajaran, disesuaikan

dengan kesulitan yang dihadapi siswa. Karena semua aspek kegiatan remedial

disesuaikan dengan kemampuan dan karakteristik siswa, proses pembelajaran

tidak lagi merupakan beban bagi siswa, siswa akan termotivasi lebih giat sehingga

dapat mencapai prestasi belajar siswa yang lebih baik.

d. Fungsi pengayaan, melalui kegiatan remedial guru memanfaatkan sumber

belajar, metode mengajar atau alat bantu pembelajaranyang lebih bervariasi dari

yang diterapkan guru dalam pembelajaran biasa.

e. Fungsi ekselerasi, guru dapat mempercepat penguasaan siswa terhadap

materi pembelajaran.

f. Fungsi terapeutik, guru dapat membantu siswa yang berkaitan dengan aspek

social pribadi.

Prinsip Pembelajaran Remedial

Pembelajaran remedial merupakan pemberian perlakuan khusus terhadap

siswa yang mengalami hambatan dalam kegiatan belajarnya. Hambatan yang

terjadi dapat berupa kurangnya pengetahuan dan keterampilan prasyarat atau

lambat dalam mecapai kompetensi. Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan

dalam pembelajaran remedial sesuai dengan sifatnya sebagai pelayanan khusus

adalah sebagai berikut:


11

a. Adaptif

Setiap siswa memiliki keunikan sendiri-sendiri. Oleh karena itu, program

pembelajaran remedial hendaknya memungkinkan siswa untuk belajar sesuai

dengan kecepatan, kesempatan, dan gaya belajar masing-masing. Dengan kata

lain, pembelajaran remedial harus mengakomodasi perbedaan individual siswa.

b. Interaktif

Pembelajaran remedial hendaknya memungkinkan siswa untuk secara

intensif berinteraksi dengan guru dan sumber belajar yang tersedia. Hal ini

didasarkan atas pertimbangan bahwa kegiatan belajar siswa yang bersifat

perbaikan perlu selalu mendapatkan monitoring dan pengawasan agar diketahui

kemajuan belajarnya. Jika dijumpai ada siswa yang mengalami kesulitan maka

guru harus segera memberikan bantuan.

c. Fleksibilitas dalam Metode Pembelajaran dan Penilaian

Sejalan dengan sifat keunikan dan kesulitan belajar siswa yang berbeda-

beda, maka dalam pembelajaran remedial perlu digunakan berbagai metode

mengajar dan metode penilaian yang sesuai dengan karakteristik siswa.

d. Pemberian Umpan Balik

Umpan balik berupa informasi yang diberikan kepada siswa mengenai

kemajuan belajarnya perlu diberikan sesegera mungkin. Umpan balik dapat

bersifat korektif maupun konfirmatif. Dengan sesegera mungkin memberikan

umpan balik dapat dihindari kekeliruan belajar yang berlarut-larut yang dialami

siswa

Kesinambungan dan Ketersediaan dalam Pemberian Pelayanan


12

Program pembelajaran reguler dengan pembelajaran remedial merupakan

satu kesatuan, dengan demikian program pembelajaran reguler dengan remedial

harus berkesinambungan dan programnya selalu tersedia agar setiap saat siswa

dapat mengaksesnya sesuai dengan kesempatan masing-masing.

Bentuk Kegiatan Remedial

Kegiatan remedial dilaksanakan guru untuk membantu siswa mencapai

kriteria ketuntasan minimal yang harus dicapai siswa. Dengan memperhatikan

pengertian dan prinsip pembelajaran remedial, menurut Majid (2008:237)

pembelajaran remedial dapat dilakukan dengan berbagai bentuk kegiatan antara

lain:

a. Memberikan tambahan penjelasan atau contoh

Siswa kadang-kadang mengalami kesulitan memahami penyampaian materi

pembelajaran untuk mencapai kompetensi yang disajikan hanya sekali, apalagi

kurang ilustrasi dan contoh. Pemberian tambahan ilustrasi, contoh dan bukan

contoh untuk pembelajaran konsep misalnya akan membantu pembentukan

konsep pada diri siswa.

b. Mengkaji ulang pembelajaran yang lalu.

Penerapan prinsip pengulangan dalam pembelajaran akan membantu siswa

menangkap pesan pembelajaran. Pengulangan dapat dilakukan dengan

menggunakan metode dan media yang sama atau metode dan media yang berbeda.

Guru melakukan pembelajaran kembali kompetensi yang belum dikuasai oleh

siswa. Pembelajaran hanya difokuskan pada kesulitan yang dialami oleh siswa.

Jika siswa kurang dalam hal mengaplikasi konsep maka hendaknya guru banyak
13

memberi contoh latihan penerapan konsep dalam kehidupan sehari-hari.

Pembelajaran ulang dapat disampaikan dengan cara penyederhanaan materi,

variasi cara penyajian, penyederhanaan tes/pertanyaan.

c. Menggunakan berbagai jenis media

Penggunaan berbagai jenis media dapat menarik perhatian siswa. Perhatian

memegang peranan penting dalam proses pembelajaran. Semakin memperhatikan,

hasil belajar akan lebih baik. Namun siswa seringkali mengalami kesulitan untuk

memperhatikan atau berkonsentrasi dalam waktu yang lama. Agar perhatian siswa

terkonsentrasi pada materi pelajaran perlu digunakan berbagai media untuk

mengendalikan perhatian siswa.

d. Melakukan Aktivitas Fisik (misal demonstrasi, atau praktik)

Melakukan aktivitas fisik dalam kegiatan remedial, misal untuk

memahami konsep IPA bahwa gaya dapat mengubah bentuk benda, dan besar

kecilnya gaya mempengaruhi besar kecilnya perubahan bentuk benda. Terkait

dengan hal itu sebaiknya guru memberi kesempatan yang lebih banyak dan

dengan benda yang bervariasi pada siswa agar siswa dapat memperoleh

pengalaman yang lebih kaya untuk membangun konsep tersebut.

e. Kegiatan Kelompok

Kerja kelompok dan diskusi dapat digunakan guru untuk membantu siswa

yang mengalami kesulitan belajar. Yang harus diperhatikan guru dalam

menentukan kelompok agar kerja kelompok itu efektif adalah diantara anggota

kelompok itu harus benar-benar ada siswa yang menguasai materi tersebut

sehingga mampu memberi penjelasan kepada siswa lainnya.


14

f. Tutor Sebaya

Tutor sebaya adalah teman sekelas yang memiliki kecepatan belajar lebih.

Mereka perlu dimanfaatkan untuk memberikan tutorial kepada rekannya yang

mengalami kelambatan belajar.. Salah seorang siswa yang lebih pandai dari kelas

yang sama atau dari kelas yang lebih tinggi inilah yang dijadikan tutornya.

Dengan teman sebaya diharapkan peserta didik yang mengalami kesulitan belajar

akan lebih terbuka dan akrab.

Strategi dan Teknik Remedial

Untuk menentukan strategi dan teknik pendekatan yang digunakan dalam

pembelajaran remedial, terlebih dahulu harus diperhatikan tentang faktor-faktor

yang terdapat dalam pembelajaran remedial itu sendiri. Faktor-faktor itu antara

lain yang pokok menurut Nana Sukmadinata dan Thomas :

a. Sifat perbaikan itu sendiri

b. Jumlah siswayang memerlukan kegiatan perbaikan

c. Tempat bantuan yang berupa kegiatan perbaikan itu diberikan

d. Waktu penyelenggarakan kegiatan perbaikan

e. Siapa yang menyelenggarakan kegiatan perbaikan

f. Metode yang dipakai dalam memberikan perbaikan

g. Sarana atau alat yang sesuai bagi kegiatan perbaikan itu

h. Tingkat kesulitan siswa

Strategi dan teknik pembelajaran remedial tersebut seperti di rumuskan

Izhar Hasis yang di simpulkan dari Ross dan Santley dari Dinkmayer and

Caidweel dalam bukunya Development Counseling, adalah:


15

a. Strategi dan Teknik Pendekatan bersifat Kuratif

Pendekatan pengajaran remedial dikatakan bersifat kuratif kalau dilakukan

setelah selesainya proses belajar mengajar utama diselenggarakan. Diadakannyan

kegiatan ini didasarkan atas kenyataan empirik bahwa seseorang atau sejumlah

orang atau mungkin sebagian besar atau seluruh anggota kelas atau kelompok

belajara dapat dipandang tidak mampu menyelesaikan proses belajar mengajar

yang bersangkutan secara sempurna sesuai dengan kriteria keberhasialan yang

ditetapkan.

Teknik pendekatan yang dipakai dalam hal ini adalah: pengulangan

(repatation), pengayaan (enrichment) dan pengukuhan (reinforcement), serta

percepatan (acceleration). Untuk lebih jelasnya akan dijabarkan sebagai berikut:

1) Pengulangan (repatation)

Pelaksanaannya dapat dilakukan pada tiap akhir jam pelajaran, tiap

akhir unit (satuan) pelajaran tertentu, maupun setiap akhir pokok pembahasan.

Sasaran dapat diberikan kepada perorangan (individual maupun kelompok),

tergantung kepada kebutuhan. Sedangkan waktu penyampaiannya dapat diberikan

sesudah pelajaran selesai maupun diluar jam pelajaran.

2) Pengayaan (enrichment) dan Pengukuhan (reinforcement)

Kalau layanan pengulangan ditujukan pada siswa yang mempunyai

kelemahan sangat mendasar, maka layanan pengayaan dan pengukuhan ditujukan

pada siswa yang mempunyai kelemahan ringan. Teknik pelaksanaannya dapat

dengan memberikan tugas atau soal pekerjaan rumah.

3) Percepatan (acceleration)
16

Percepatan diberikan kepada kasus berbakat tetapi menunjukkan kesulitan

psikososial atau ego emosional. Ada dua kemungkinan pelaksanaan, yaitu:

a) Promosi penuh status akademiknya ke tingkat yang lebih tinggi sebatas

kemungkinan, kalau memang yang bersangkutan menunjukkan keunggulan yang

menyeluruh.

b) Maju berkelanjutan jika kasus menonjol pada beberapa bidang tertentu. Pada

siswa kasus dapat diberikan layanan dengan bahan pelajaran yang lebih tinggi

sebatas kemampuannya.

Bila ketiga alternatif teknik pendekatan ini memungkinkan untuk

diadministrasikan secara efektif, maka kesulitan yang dialami siswa baik dalam

arti bagi peningkatan prestasi akademinya maupun kemampuan penyesuaian

mungkin berangsur-angsur dapat dikurangi.

b. Strategi dan teknik pendekatan bersifat preventif

Pada pendekatan kuratif ditunjukkan pada siswa yang secara nyata telah

mempunyai kesulitan tertentu, sedangkan pada pendekatan preventif ditujukan

kepada siswa yang diperkirakan mempunyai kesulitan berdasarkan informasi yang

diperoleh. Sehingga langkah ini merupakan antisipasi atau pencegahan agar apa

yang mungkin terjadi dapat di cegah. Sehingga pendekatan tersebut adalah mereka

yang diperkirakan dapat menyelesaikan program belajar lebih cepat dari waktu

yang direncanakan, atau, mereka yang diperkirakan akan lebih lambat dari waktu

yang telah diprogramkan.

c. Strategi dan teknik pendekatanbersifat pengembangan (developmental)


17

Seperti yang dikemukakan oleh Dinkmeyer dan Caldwell ada satu

pendekatan lainnya yaitu pengembangan (developmental). Kalau pendekatan

kuratif merupakan tindak lanjut dari post teaching diagnostic, pendekatan

preventif merupakan tindak lanjut dari pre teaching diagnostic maka pendekatan

pengembangan perupakan tindak lanjut dari during teaching diagnostic atau

upaya diagnostik yang dilakukan guru selama berlangsungnya proses belajar

mengajar (PBM).

Metode Pengajaran Remedial

Dalam memberikan pengaran remedi dilakukan dengan beberapa metode, antara

lain:

a. Metode pemberian tugas

Dalam pemberian tugas dapat diberikan kepada kelompok ataupun

individual. Tugas yang diberikan sesuai dengan jenis, sifat, dan latar belakang

kesulitan yang dihadapi. Metode ini dapat pula diberikan untuk mengetahui kasus

yang sedang dicari. Keuntungan dari metode ini adalah:

1) Siswa dapat memahami dirinya, baik kelebihan maupun kekurangannya

2) Untuk memperdalam atau memperluas materi pelajaran

3) Memperbaiki cara-cara belajar yang kurang efesien

4) Mempercepat kemajuan belajarnya baik pada kelompok maupun individual.

b. Metode diskusi

Dengan diskusi akan terjadi interaksi anatar individu untuk memecahkan masalah,

sehingga setiap individuakan dapat memberikan buah pikirannya untuk


18

memecahkan masalah yang dilontarkan oleh guru. Dalam pengajaran remedi

metpde diskusi dapat dipergunakan untuk memecahkan kesulitan yang sama

dalam suatu kelompok, untuk mencri pemecahannya.

langkah-langkah Kegiatan Remedial

Kegiatan remedial dapat dilaksanakan sebelum kegiatan pembelajaran biasa

untuk membantu siswa yang diduga akan mengalami kesulitan (preventif); setelah

kegiatan pembelajaran biasa untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan

belajar (kuratif); atau selama berlangsungnya kegiatan pembelajaran biasa

(pengembangan).

Pelaksanaan remediasi sebaiknya mengikuti langkah-langkah sebagai

berikut:

a. Analisis Hasil Diagnosis

Diagnosis kesulitan belajar adalah proses pemeriksaan terhadap siswa

yang diduga mengalami kesulitan dalam belajar. Dari kegiatan tersebut guru akan

mengetahui para siswa yang perlu mendapatkan layanan remediasi.

1) Tujuan

Diagnosis kesulitan belajar dimaksudkan untuk mengetahui tingkat kesulitan

belajar peserta didik. Kesulitan belajar dapat dibedakan menjadi kesulitan

ringan,,sedang, dan berat.

a) Kesulitan belajar ringan biasanya dijumpai pada peserta didik yang kurang

perhatian di saat mengikuti pembelajaran.


19

b) Kesulitan belajar sedang dijumpai pada peserta didik yang mengalami gangguan

belajar yang berasal dari luar diri peserta didi, misalnya faktor keluarga,

lingkungan tempat tinggal, pergaulan, dsb.

c) Kesulitan belajar berat dijumpai pada pesrta didik yang mengalami ketunaan

pada diri mereka, misalnya tuna rungu, tuna netra, tuna daksa, dsb.

2) Teknik

Teknik yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi kemampuan berlebih

peserta didik dapat dilakukan antara lain melalui : tes IQ, tes inventori,

wawancara, pengamatan, dsb.

a) Tes prasyarat adalah tes yang digunakan untuk mengetahui apakah prasyarat

yang diperlukan untuk mencapai penguasaan kompetensi tertentu terpenuhi atau

belum. Prasyarat ini meliputi prasyarat pengetahuan dan prasyarat keterampilan.

b) Tes diagnostik digunakan untuk mengetahui kesulitan peserta didik dalam

menguasai kompetensi tertentu. Misalnya dalam mempelajari operasi bilangan,

apakah peserta didik mengalami kesulitan pada kompetensi penambahan,

pengurangan, pembagian, atau perkalian.

c) Wanwancara dilakukan dengan mengadakan interaksi lisan dengan peserta didik

untuk menggali lebih dalam mengenai program pengayaan yang diminati peserta

didik.

d) Pengamatan (observasi). Pengamatan dilakukan dengan jalan melihat secara

cermat perilaku belajar peserta didik. Dari pengamatan tersebut diharapkan dapat

diketahui jenis maupun tingkat pengayaan yang perlu diprogramkan untuk peserta

didik.
20

b. Menemukan Penyebab Kesulitan

Penyebab kesulitan belajar siswa harus diidentifikasi lebih dulu sebelum

guru merancang remediasi, karena gejala yang sama sangat dimungkinkan bagi

siswa yang berbeda jenis penyebab kesulitannya berbeda pula.

c. Menyusun Rencana Kegiatan Remedial

Rencana kegiatan remedial dapat disusun setelah guru mengetahui (i)

siswa-siswa yang perlu diremediasi, (ii) penyebab kesulitan belajar, (iii) topik-

topik yang belum dikuasai. Selanjutnya guru menyusun rencana pembelajaran

seperti pembelajaran pada umumya. Perencanaan tersebut meliputi hal-hal:

1) merumuskan indikator hasil belajar;

2) menentukan materi yang sesuai dengan indikator hasil belajar;

3) memilih strategi dan metode yang sesuai dengan karakteristik siswa;

4) merencanakan waktu yang diperlukan;

5) menentkan jenis, prosedur, dan alat penilaian.

d. Melakukan Kegiatan Remedial

Melaksanakan kegiatan remedial sesuai rencana yang telah disusun.

Sebaiknya remediasi dilaksanakan sesegera mungkin. Semakin cepat dilaksanakan

semakin baik, karena siswa selain cepat terbantu mengatasi kesulitan belajarnya,

sehingga semakin besar kemungkinan siswa berhasil dalam belajarnya.

e. Menilai Kegiatan Remedial

Untuk mengetahui berhasil atau tidaknya remediasi yang telah dilakukan

perlu dilakukan penilaian. Jika penilaian menunjukkan kemajuan belajar siswa


21

sesuai dengan yang diharapkan, berarti kegiatan remedial yang direncanakan dan

dilaksanakan cukup efektif membantu siswa mengatasi kesulitan belajarnya.

Namun jika belum menunjukkan hasil seperti yang diharapkan berarti kegiatan

remedial yang direncanakan dan dilaksanakan kurang efektif. Untuk itu guru

harus menganalisis setiap komponen pembelajaran.

11. Bentuk Pelaksanaan Pembelajaran Remedial

Setelah diketahui kesulitan belajar yang dihadapi peserta didik, langkah

berikutnya adalah memberikan perlakuan berupa pembelajaran remedial. Bentuk-

bentuk pelaksanaan pembelajaran remedial antara lain:

a. Pemberian pembelajaran ulang dengan metode dan media yang berbeda.

Pembelajaran ulang dapat disampaikan dengan cara penyederhanaan materi,

variasi cara penyajian, penyederhanaan tes/pertanyaan. Pembelajaran ulang

dilakukan bilamana sebagian besar atau semua peserta didik belum mencapai

ketuntasan belajar atau mengalami kesulitan belajar.

b. Pemberian bimbingan secara khusus, misalnya bimbingan perorangan. Dalam

hal pembelajaran klasikal peserta didik mengalami kesulitan, perlu dipilih

alternatif tindak lanjut berupa pemberian bimbingan secara individual. Pemberian

bimbingan perorangan merupakan implikasi peran pendidik sebagai tutor.

c. Pemberian tugas-tugas latihan secara khusus.

Dalam rangka menerapkan prinsip pengulangan, tugas-tugas latihan perlu

diperbanyak agar peserta didik tidak mengalami kesulitan dalam mengerjakan tes

akhir. Peserta didik perlu diberi latihan intensif (drill) untuk membantu menguasai

kompetensi yang ditetapkan.


22

d. Pemanfaatan tutor sebaya.

Tutor sebaya adalah teman sekelas yang memiliki kecepatan belajar lebih. Mereka

perlu dimanfaatkan untuk memberikan tutorial kepada rekannya yang mengalami

kelambatan belajar. Dengan teman sebaya diharapkan peserta didik yang

mengalami kesulitan belajar akan lebih terbuka dan akrab.

12. Waktu Pelaksanaan Pembelajaran Remedial

Pembelajaran remedial dilakukan ketika peserta didik teridentifikasi oleh

guru mengalami kesulitan terhadap penguasaan materi pada KD tertentu yang

sedang berlangsung. Guru dapat (segera) melakukan perbaikan pembelajaran

(remedial) sesuai dengan kesulitan peserta didik tersebut, tanpa mengganggu hasil

tes (ulangan harian). Program pembelajaran remedial dilaksanakan di luar jam

pelajaran efektif atau ketika proses pembelajaran berlangsung (bila

memungkinkan).

13. Perbedaan Pembelajaran Biasa dengan Pembelajaran Remedial

Pembelajaran remedial memiliki titik perbedaan jika dibandingkan dengan

pembelajaran biasa ditinjau dari sudut peserta, tujuan, metode, pelaksanaan, alat,

pendekatan, dan evaluasi (Sutikni, 2008: 167-168). Bagan di bawah ini

menunjukkan perbedaan tersebut.

Tes Ulang

Tes ulang diberikan kepada peserta didik yang telah mengikuti program

pembelajaran remedial agar dapat diketahui apakah peserta didik telah mencapai

ketuntasan dalam penguasaan kompetensi yang telah di tentukan.

15. Penilaian Pengajaran Remedial


23

Untuk mengetahui berhasil tidaknya kegiatan remedial yang telah

dilaksanakan, harus dilakukan penilaian. Penilaian ini dapat dilakukan dengan

cara mengkaji kemajuan belajar siswa. Apabila sisiwa mengalami kemauan

belajar sesuai yang diharapkan, berarti kegiatan remedial yang direncanakan dan

dilaksanakan cukup efektif membantu siswa mengalami kemajuan dalam

belajarnya berarti kegiatan remedial yang direncanakan dan dilaksanakan kurang

efektif. Untuk itu guru harus menganalisis setiap komponen pembelaran.

Kriteria-kriteria keberhasilan pengajaran remedial yaitu:

a. Berkembangnya pemahaman baru yang diperoleh peserta didik berkaitan dengan

masalah yang dibahas.

b. Perasaan posistif sebagai dampak dari proses dan materi yang dibawakan melaui

layanan.

c. Rencana kegiatan yang akan dilaksanakan oleh peserta didik sesudah

pelaksanaan remedial dalam rangka mewujudkan upaya lebih lanjut pengentasan

masalah belajar yang dialaminya.

Sementara itu, Robinson dalam Abin Syamsuddin Makmum (2003)

mengemukakan beberapa kriteria dari keberhasilan dan efektifitas remedial yang

telah diberikan, yaitu apabiala:

a. Peserta didik telah menyadari (to be aware or) atas adanya masalah yang

dihadapi

b. Peserta didik telah memahami (self insight) permasalahan yang dihadapi

c. Peserta didik telah mulai menunjukkan kesediaan untuk menerima kenyataan diri

dan masalahnya secara obyektif (self acceptance).


24

d. Peserta didik telah menurun ketegangan emosinya (amotion stress release)

e. Peserta didik telah menurun penentangan terhadap lingkungannya

f. Peserta didik mulai menunjukkan kemampuan dalam mempertimbangkan,

mengadakan pilihan dan mengambil keputusan secara sehat dan rasional

g. Peserta didik mulai menunjukkan kemampuan melakukan usaha-usaha

perbaikan dan penyesuaian diri terhadap lingkungannya, sesuai dengan dasar

pertimbanagan dan keputusan yang telah diambil.

C. Pengayaan

1. Pengertian pengayaan[6]

Pengayaan adalah kegiatan tambahan yang diberikan kepada siswa yang telah

mencapai ketentuan dalam belajar yang dimaksudkan untuk menambah wawasan

atau memperluas pengetahuannya dalam materi pelajaran yang telah dipelajarinya.

Di samping itu, pembelajaran pengayaan juga bisa diartikan memberikan

pemahaman yang lebih dalam dari pada sekedar standar kompetensi dalam

kurikulum. Pembelajaran pengayaan juga dilakukan untuk memberi kesetaraan

kesempatan bagi siswa yang belajar lebih cepat. Hal ini dilaksanakan tetap pada

suatu keyakinan bahwa pelajaran merupa

kan suatu yang menyenangkan dan sekaligus menantang.

Kegiatan pengayaan ini ada dua macam, yaitu:


25

1. Pengayaan horizontal, yaitu upaya memberikan tugas sampingan yang akan

memperkaya pengetahuan siswa mengetahui materi yang sama, karena dalam

suatu kelas, siswa dan teman-temannya yang memiliki perbedaan tingkat

pengetahuan, mungkin akan merasa bosan atau jenuh bila seseorang guru tetap

menerangkan bahan yang sudah dikuasainya.

2. Pengayaan vertikal, yaitu kegiatan pengayaan yang berupa peningkatan dari

tingkat pengetahuan yang sedang diajarkan ke tingkat yang lebih tinggi yang akan

diajarkan, sehingga siswa maju dari satuan pelajaran yang sedang diajarkan

kesatuan pelajaran berikutnya menurut kemampuan dan kecerdasannya sendiri.

2. Tujuan pengayaan

Adapun tujuan program pengayaan selain untuk meningkatkan pemahaman dan

wawasan tehadap materi yang sedang atau telah dipelajarinya juga agar siswa

dapat belajar secara optimal baik dalam hal pendayagunaan kemampuannya

maupun perolehan dari hasil belajar.

3. Prosedur pelaksanaan program pengayaan

Kegiatan program pengayaan diawali dari kegiatan pembelajaran atau penyajian

pelajaran terlebih dahulu dengan mengacu kepada kriteria belajar tuntas.

Pelaksaan program pengayaan didasarkan pada hasil tes formatif atau sumatif

yang fungsinya sebagai feedback bagi guru dalam rangka memperbaiki kegiatan

pembelajaran akan terdapat dua kemungkinan:


26

a. Bagi siswa yang taraf penguasaannya kurang dari 75% perlu diberikan

perbaikan ( remidial teaching).

b. Bagi siswa yang taraf penguasaannya lebih dari 75% perlu diberikan

pengayaan.

Pelaksanaan kegiatan pengayaan ini bisa dilakukan baik dari dalam atau di luar

jam tatap muka.[7]


27

BAB II

PEMBAHASAN
28

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
29

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai