1. ANTROPOLOGI KESEHATAN
Antropologi kesehatan tidak asing lagi dengan konsep illness, diseas, dan sicknes.
Illnes merupakan suatu penyakit yang dilihat dari kacamata sosial atau kutural,
dalam Illnes penyembuhan penyakit dilakukan dengan ritual-ritual tertentu yang
mengikutsertakan nenek moyang atau roh-roh makhluk halus yang sudah
dilakukan secara turun-temurun dan menjadi kebiasaan masyarakat. Diseas adalah
suatu penyakit yang dilihat dari kacamata medis secara klinis dengan didukung
diagnose dari dokter sebagai penyembuh. Diseas hanya dianggap penting secara
sosiokultur apabila juga mengandung unsur illness di masyarakat. Sedangkan
Sicknes merupakan penyakit yang timbul dari persepsi masyarakat yang tidak
didukung dengan diagnose dokter dan dalam penyembuhannya tidak melibatkan
roh-roh makhluk halus dan tidak memerlukan ritual atau upacara penyembuhan.
Dengan kemajuan iptek yang semakin canggih, budaya kesehatan di masa lalu
berbeda dengan kebudayaan kesehatan di masa sekarang dan mendatang. Salah
satu contoh budaya kesehatan adalah tentang cara menjaga kesehatan secara
individu, seperti mandi, keramas, atau sikat gigi. Pada zaman dahulu sebelum
ditemukannya sabun, manusia berbagai daerah memiliki cara yang berbeda dalam
membersihkan badan. Yang lazim digunakan diantaranya adalah minyak, abu, atau
batu apung sesuai dengan kebudayaan masing-masing daerah. Masyarakat Mesir
Kuno melakukan ritual mandi dengan menggunakan kombinasi minyak hewani
dan nabati ditambah garam. Bahan-bahan tersebut adalah pengganti sabun yang
juga berfungsi untuk menyembuhkan penyakit kulit. Orang Yunani Kuno mandi
untuk alasan kecantikan dan tidak menggunakan sabun. Mereka membersihkan
tubuh dengan menggunakan balok lilin, pasir, batu apung dan abu. Mereka juga
mengoleskan tubuh dengan minyak dan kadang dicampur abu. Sedangkan orang
Sunda kuno biasa menggunakan tanaman wangi liar sebagai alat mandi mereka.
Bukan hanya cara mandi yang berbeda dari zaman dahulu dan sekarang, tetapi juga
budaya gosok gigi. Pada zaman dahulu masyarakat Arab menggunakan kayu siwak
untuk menggosok gigi. Orang Roma menggunakan pecahan kaca halus sebagai
bagian dari pembersih mulut mereka. Sedangkan masyarakat Indonesia
menggunakan halusan genting dan bata. Namun saat ini manusia beralih
menggunakan pasta gigi untuk menggosok gigi. Begitu juga dengan shampoo yang
secara luas digunakan. Dahulu, masyarakat menggunakan merang untuk keramas
dan merawat rambut mereka.
Tidak hanya tentang budaya kesehatan individu atau personal yang mengalami
perubahan. Budaya kesehatan masyarakat pun saat ini telah mengalami perubahan
jika dibandingkan dengan masa lalu. Dahulu masyarakat lebih ke arah paradigma
sakit. Namun saat ini seiring dengan perkembangan zaman, masyarakat cenderung
berparadigma sehat dalam memaknai kesehatan mereka. Penilaian individu
terhadap status kesehatan merupakan salah satu faktor yang menentukan
perilakunya, yaitu perilaku sakit jika mereka merasa sakit dan perilaku sehat jika
mereka menganggap sehat.
Perilaku sakit yaitu segala bentuk tindakan yang dilakukan oleh individu yang
sedang sakit agar memperoleh kesembuhan, contohnya mereka akan pergi ke pusat
layanan kesehatan jika sakit saja, karena mereka ingin sakitnya menjadi sembuh.
Sedangkan perilaku sehat adalah tindakan yang dilakukan individu untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatannya, misalnya: pencegahan penyakit,
penjagaan kebugaran dan mengkonsumsi makanan yang bergizi. Masyarakat akan
selalu menjaga kesehatannya agar tidak menjadi sakit. Masyarakat menjadi rajin
berolah raga, fitness, chek up ke pusat layanan kesehatan, membudayakan cuci
tangan menggunakan sabun, menghindari makanan berkolesterol tinggi dan lain-
lain.
Tahun1849
Rudolf Virchow, ahli patologi Jerman terkemuka, yang pada tahun 1849 menulis
apabila kedokteran adalah ilmu mengenai manusia yang sehat maupun yang sakit,
maka apa pula ilmu yang merumuskan hukum-hukum sebagai dasar struktur sosial,
untuk menjadikan efektif hal-hal yang inheren dalam manusia itu sendiri sehingga
kedokteran dapat melihat struktur sosial yang mempengaruhi kesehatan dan
penyakit, maka kedokteran dapat ditetapkan sebagai antropologi. Namun demikian
tidak dapat dikatakan bahwa Vichrow berperan dalam pembentukan asal-usul
bidang Antropologi Kesehatan tersebut., munculnya bidang baru memerlukan lebih
dari sekedar cetusan inspirasi yang cemerlang.
Tahun1953
Sejarah pertama tentang timbulnya perhatian Antropologi Kesehatan terdapat pada
tulisan yang ditulis Caudill berjudul “Applied Anthropology in Medicine”. Tulisan
ini merupakan tour the force yang cemerlang , tetapi meskipun telah menimbulkan
antusiasme, tulisan itu tidaklah menciptakan suatu subdisiplin baru.
Tahun1963
Sepuluh tahun kemudian, Scoth memberi judul “Antropologi Kesehatan” dan Paul
membicarakan “Ahli Antropologi Kesehatan” dalam suatu artikel mengenai
kedokteran dan kesehatan masyarakat. Setelah itu baru ahli-ahli antropologi
Amerika benar-benar menghargai implikasi dari penelitian-penelitian tentang
kesehatan dan penyakit bagi ilmu antropologi.
Pengesahan lebih lanjut atas subdisiplin Antropologi Kesehatan ini adalah dengan
munculnya tulisan yang dibuat Pearsall (1963) yang berjudul Medical Behaviour
Science yang berorientasi antropologi, sejumlah besar (3000 judul) dari yang
terdaftar dalam bibliografi tersebut tak diragukan lagi menampakan pentingnya
sistem medis bagi Antropologi.
Aliran/Mazhab Dalam Antropologi Kesehatan
file:///C:/Users/ACER/Downloads/AdeHeryana_PengantarSosiologidanAntropolog
iKesehatan.pdf
https://environmentalsanitation.wordpress.com/2012/08/12/sejarah-perkembangan-
antropologi-kesehatan/
https://blog.unnes.ac.id/amalia/2015/11/15/antropologi-kesehatan-dan-
perkembangannya/