Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH ANTROPOLOGI KESEHATAN DAN MASYARAKAT

TEMPAT TINGGALKU

Di Susun Untuk Memenuhi Tugas Individu Pada Mata Kuliah Antropologi


Kesehatan
Dosen Pengampu: Zurriyatun Toyyibah, Ners., M.Kep.

Di Susun Oleh:

Nama : Gunawan
NIM : 022SYE23
Prodi : D3 Keperawatan

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN JENJANG D3
TAHUN AKADEMIK 2023/202
A. Pembahasan
1.1 Definisi Antropologi Kesehatan
Antropologi Kesehatan (medical anthropology) adalah ilmu yang
mempelajari perilaku atau budaya Masyarakat dalam bidang Kesehatan.
Antropologi menggunakan perspektif ekologis dalam memahami pola
penyakit yang memandang manusia Sebagian dari biologi dan budaya
(Yesi Arisandi, 2023:1)
Antropologi merupakan bagian dari ilmu sosial. Antropologi
lahir atau muncul berawal dari ketertarikan orang Eropa yang
melihat ciri fisik, adat istiadat dan budaya yang berbeda. Pada
saat itu kajian antropologi lebih memusatkan pada penduduk yang
merupakan masyarakat tunggal, tunggal dalam arti kesatuan
masyarakat yang
tinggal di suatu kawasan geografis yang sama, memiliki ciri fisik
dan bahasa yang digunakan serupa, serta cara hidup yang sama (Saiful
Anwar, 2023).

1.2 Teori Antropologi Kesehan


a. Menurut hasan dan prasad
Pada awal pendefinisian antropologi Kesehatan keduanya
mengusulkan bahwa antropologi Kesehatan adalah cabang ilmu
mengenai manusia yang mempelajari aspek-aspek biologi dan
kebudayaan manusia, termasuk sejarahnya. Semua itu di gunakan
sebagai titik-tolak pandangan untuk memahami ilmu kedokteran, dan
masalah-masalah Kesehatan manusia.
b. Hoschstrasser dan Tapp
Dalam penjelasannya, kedua tokoh ini lebih mengaitkan
antropologi dengan ddimensi bidang biobudaya. Mereka mengartikan
antropologi Kesehatan sebagai ilmu yang berknaan dengan
pemahaman biobudaya manusia dan karya-karyanya, termasuk
hubungannya dengan Kesehatan dan pengobatann
c. Definisi oleh Richard W. Lieban
Antropolog asal Amerika Serikat ini menyatakan antropologi
Kesehatan mencakup studi tentang fenomena medis yang dipengaruhi
oleh aspek sosial dan budaya.
d. Horacio Fabrega
Ia mendefinisikan istilah antropologi Kesehatan berdasarkan isi
dari studi yang di hasilkannya. Fabrega juga merumuskan pernyataan
antropologi Kesehatan sebagai suatu (a) penjelasan dari berbagai
factor, mekanisme, dan proses yang memainkan peranan dalam
pandang kesehata, atau mempengaruhi cara-cara individu dan
kelompok merespon sakit dan penyakit, serta (b) penekanan terhadap
pola-pola tingjah laku.

Dari definisi yang di berikan beberapa ahli tersebut sangat jelas


bahwa antropologi Kesehatan tidak hanya menekankan pada
pentingnya aspek biologi saja. Aspek sosisal dan budaya juga di
anggap memegang peranan penting dalam mempelajari fenomena
sehat dan sakit.

1.3 Sejarah Antropologi Kesehatan


Rudolf Virchow, ahli patologi Jerman (1849) terkemuka menulis
apabila kedokteran adalah ilmu mengenai manusia yang sehat maupun
sakit, maka pa pula ilmu yang merumuskan hukum-hukum sebagai dasar
struktur sosial, untuk menjadikan lebih efektif hal-hal yang inheren
dalam manusia itu sendiri sehingga kedokteran dapat melihat struktur
sosial, yang mempengaruhi Kesehatan dan penyakit, maka kedokteran
dapat di tetapkan sebagai antropologi. Namun demikian tidak dapat
dikatakan bahwa Vichrow berperan dalam pembentukan asal-usul bidang
Antropologi Kesehatan tersebut, munculnya bidang baru memerlukan
lebih dari sekedar cetusan inspirasi yang cemerlang (Yesi Arisandi,
2023:1)

1.4 Analisis Antropologi Kesehatan Di Tempat Tinggalku


Masyarakat Indonesia selalu sadar akan tradisi-tradisi yang ada saat
ini, yang diturunkan dari nenek moyang mereka. Namun, tidak hanya
untuk tujuan budaya tetapi juga untuk tujuan kesehatan, sosial, praktik
keagamaan, dan lain-lain. Cara orang dahulu menyebarkan ilmu
pengetahuan dari mulut ke mulut sulit dijelaskan secara ilmiah. Standar
hidup masyarakat tradisional tercermin dalam pengetahuan tradisional
tentang bagaimana memandu kehidupan sehari-hari. Salah satunya
kebanyakan masyarakat masih menggunakan pengobatan tradisional
untuk mengobati penyakitnya. Pengobatan ini seringkali di gunakan
masyarakat untuk memenuhi apa yang di inginkannya.
Kebiasaan yang sering dilakukan menjadi sebuah tradisi budaya
sebagai gaya hidup masyarakat dalam keseharian, berbagai kelompok
masyarakat melakukan komunikasi dengan suatu perilaku hingga tingkah
yang ingin ditunjukkan. Hidup dengan kebudayaan dalam keseharian
menjadi sebuah makna yang berarti melestarikan dan menjaga
kebudayaan itu sendiri agar tidak menghilangkan sejarah yang telah
terbentuk dari nenek moyang hingga saat ini. Melakukan kebiasaan dari
budaya menjadi bentuk mempertahankan dan lebih baik
memperkenalkan kebudayaan yang dimiliki pada setiap orang Saputri,
E.D.R., Hasanah, Batuallo,I.D. (2023).
Desa Lendang Ara merupakan tempat saya tinggal yang dimana desa
ini terletak di bagian Tengah pulau Lombok tepatnya di Kecamatan
Kopang Kabupaten Lombok Tengah. Di desa saya ini tidak ada memiliki
perbedaan yang begitu akurat dalam hal budaya. Tempat tinggal saya
juga memiliki etnis pada Masyarakat dan kebudyaan. Perbedaan
kebiasaan menjadi satu pengetahuan baru untuk menjadi sebuah tradisi
yang akan timbul. Salah satu kebiasaan masyarakat tempat tinggal saya
adalah kebiasaan melakukan kerokan pada bagian badan tertentu.
Masyarakat di lingkungan saya memanfaatkan pengobatan
tradisional sebagai andalan kehidupannya melalui berbagai metode yang
diturunkan dari nenek moyang. Salah satu metode pengobatan yang di
terdapat atau yang di gunakan masyarakat di desa saya adalah
metode pengobatan kerokan yang sudah menjadi hal yang lumrah di
lingkungan saya. Tujuan dari masyarakat melakukan kerokan ini tidak
hanya untuk melestarikan atau menjaga tradisi murni yang diturunkan
dari nenek moyang melainkan Masyarakat di lingkungan saya melakukan
pengobatan kerokan juga untuk menghilangkan rasa pegal-pegal di badan
mereka yang di sebabkan oleh bekerja seharian penuh di sawah atau
tempat kerja lainnya.
Alat dan bahan yang digunakan Masyarakat tempat tinggal saya masih
mudah untuk didapatkan hingga tak perlu mengeluarkan biaya yang
banyak untuk melakukan pengobatan kerokan itu sendiri. Biasanya
masyarakat tempat tinggal saya melakukan kerokan menggunakan alat
seperti balsem geliga, minyak kayu putih, uang logam, koin, dan
potongan bawang. Bahan yang digunakan pada setiap etnis umumnya
sama saja yakni minyak yang membuat badan licin dan panas. Alat dan
bahan tersebut dipercayai bahwa dapat menghilangkan rasa pegal-pegal
yang ada di badan merekan karena adanya rasa panas yang di hasilkan
dari bahan-bahan tersebut.
Gambar 1. Ilustrasi alat dan bahan kerokan
Sumber: Google, 2024

Saya mewawancarai salah seorang warga sekaligus bapak saya


tentang pengobatan kerokan mengatakan “Saya melakukan kerokan ini
hampir dua kali dalam seminggu di karenakan aktivitas sehari-hari saya
yang lumayan berat sehingga menimbulkan pegal-pegal di bagian badan
saya. Salah satu manfaat yang saya rasakan dari hasil kerokan ini bisa
membuat pegal-pegal di badan saya hilang”.

Hasil kerokan Bagi Tubuh Jika masuk angin akan terlihat garis-
garis merah, dan jika masuk angin sangat parah hingga tidak enak badan
atau pegal-pegal akan berubah menjadi merah tua.
Gambar 2. Ilustrasi hasil Kerokan

Sumber: Google, 2024

Masyarakat yang bertujuan agar kebudayaan tentang pengobatan


tradisional ini dapat tetap terjaga keasliannya dan agar masyarakat dapat
mudah menyumbuhkan penyakit dengan harga yang terjangkau sehingga
tidak perlu ke rumah sakit yang mengeluarkan biaya yang cukup besar.
Pengetahuan masyarakat zaman dahulu lebih minim dibandingkan
masyarakat zaman sekarang, jadi masyarakat zaman dahulu menerapkan
pengetahuan yang mereka miliki Saputri, E.D.R., Hasanah, Batuallo,I.D.
(2023).

B. Penutup
a. Kesimpulan
Cara pengobatan kerokan merupakan tradisi budaya yang
diturunkan secara turun temurun, terbukti dari nenek moyang hingga
saat ini. Kerokan juga bisa menyebabkan seseorang menjadi
kecanduan. Kerokan kini sudah umum dan digunakan oleh semua
kalangan di semua daerah. metode pengobatan kerokan ini didasarkan
pada teori etnomedis yang berfokus pada masyarakat yang terus
menggunakan pengobatan tradisional di zaman yang semakin
maju dari segi sosial dan medis.
Beragamnya alat, bahan dan teknik yang digunakan merupakan
suatu inovasi yang mendorong proses pengolahan kerokan itu sendiri.
Menggaruk dan menggosokkan benda tumpul pada bagian tubuh yang
terasa tidak enak seperti punggung, dada, leher, lengan dan bahu, serta
menggaruk dari atas ke bawah secara merata pada kulit, setelah
digaruk timbul efek panas dan kemerahan pada bagian yang tergores.
Nilai tambah dari metode pengobatan kerokan adalah terjangkau
untuk semua kalangan dan mudah digunakan pada usia berapa pun.
Berbagai alat dan bahan pengobatan kerokan mudah didapatkan
dengan harga terjangkau, teknik yang sama juga digunakan untuk
menggosok bagian tubuh yang nyeri dengan benda tumpul sehingga
timbul warna merah. Jadi, Kerokan merupakan salah satu bentuk
pengobatan tradisional yang dikembangkan untuk memulihkan
kesehatan.
Daftar Pustaka

Arisandi ,Yesi 2023. Antropologi Kesehatan: Dalam Konteks Keperawatan


Penerbit NEM
Anwar, Saiful. (2020). Pengobatan Tradisional Perspektif Antropologi
Kesehatan Jurnal Tawshiyah Vol. 15, No. 1
Irma Muslimin, Selviana, Linda Suwarni, Khariri, Ramli Bidullah, Masnaeni
Ahmad, Sukfitrianty Syahrir, Hairil Akbar, Miftah Chairani, Otik
Widyastutik, Juariah (2022). Teori Antropologi Kesehatan Yayasan
penerbit Muhammad Zaini
Saputri, E.D.R., Hasanah, Batuallo,I.D. (2023). Kerokan sebagai Pengobatan
Masuk Angin pada Etnis Melayu di Kubu Raya. Balale’: Jurnal
Antropologi, 4(1), 120-133.

Anda mungkin juga menyukai