MAGNESIUM
Dosen Pengampu:
Disusun Oleh:
FAKULTAS KESEHATAN
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................... 3
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
BAB II
ISI
Sekitar 60 sampai 65 persen dari semua magnesium bertempat di tulang dan gigi.
Sedangkan untuk sisanya 35 sampai 40 persen ditemukan di seluruh tubuh, termasuk otot,
sel-sel jaringan, dan cairan tubuh. Suplemen magnesium dapat mengurangi gejala nyeri
sindrom pramenstruasi (painful symptoms of premenstrual syndrome (PMS) pada wanita.
di Magnesium alam merupakan bagian klorofil daun. Peran Magnesium dalam tumbuhan
sama dengan peran zat besi dalam ikatan hemoglobin didalam darah manusia yaitu untuk
pernafasan. Magnesium terlibat dalam berbagai proses metabolisme, karena kurang lebih
60% dari 20-28 mg magnesium di dalam tulang dan gigi, 26% dalam otot dan sisanya di
dalam jaringan lunak lainnya seperti cairan tubuh Konsentrasi magnesium rata-rata di
dalam plasma sebanyak 0,75-1,0 mmol/L (1,5-1,2 mEq/L). Konsentrasi ini di pertahankan
tubuh pada nilai yang konstan pada orang sehat. Magnesium dalam tulang lebih banyak,
dan magnesium tersebut merupakan cadangan yang siap dikeluarkan bila bagian lain
dalam tubuh memerlukan.
4
Fungsi Dan Peranan Magnesium dalam Tubuh
Salah satu fungsi magnesium yang paling kritis adalah produksi energi. Sel tubuh
membutuhkan magnesium untuk mengaktifkan ATP (adenosine triphosphate), yang
merupakan sumber energi utama yang digunakan tubuh. Selain produksi energi,
magnesium secara langsung diperlukan untuk enzim pemecah glukosa (gula darah), ia
mengendalikan produksi kolesterol, membuat asam nukleat seperti DNA.
Selain mineral kalsium yang berperan dalam membangun dan memperkuat tulang,
tulang juga masih membutuhkan mineral dan vitamin lain, yaitu magnesium. Magnesium
membantu tulang lebih fleksibel, dengan demikian tulang menjadi tidak rentan terhadap
resiko kepatahan tulang. Kalsium kebanyakan ditemukan dalam tulang dan memberi
banyak kekerasan pada tulang, sedangkan magnesium ditemukan terutama dalam struktur
lembut seperti tulang matriks dan memberikan beberapa fleksibilitas tulang serta tahan
terhadap kerapuhan.
Magnesium terlibat dalam lebih dari 300 reaksi metabolisme penting, beberapa di
antaranya yaitu:
Tahap pertama pada proses glikolisis adalah pengubahan glukosa menjadi glukosa
6-fosfat dengan reaksi fosforilasi. Gugus fosfat diterima dari ATP dalam reaksi dengan
katalis Enzim heksokinase dan dibantu oleh ion Mg++ sebagai kofaktor .
5
untuk aktivitas mereka. Glutathione adalah antioksidan penting yang juga
membutuhkan magnesium untuk sintesis.
o Peran Struktural
Magnesium memainkan peran struktural dalam tulang , membran sel , dan
kromosom.
o sel signaling
Sel sinyal membutuhkan MgATP untuk fosforilasi protein dan pembentukan
molekul sel sinyal adenosin monofosfat siklik (cAMP). cAMP terlibat dalam banyak
proses, termasuk sekresi hormon paratiroid ( PTH ) dari kelenjar paratiroid.
o Migrasi sel
Tingkat kalsium dan magnesium di sel sekitarnya cairan mempengaruhi migrasi
beberapa jenis sel yang berbeda. Efek tersebut pada migrasi sel penting dalam
penyembuhan luka.
6
Homeostasis magnesium tergantung asupan diet. Sistem regulasi magnesium pada
fungsi mobilisai tulang dan sirkulasi tidak diketahui. Beberapa faktor yang menyebabkan
berunahnya rasio magnesium intraseluler dan ekstraseluler antara lain asidosis dan iskemia,
dan stimulasi reseptor alfa dan beta yang menyebabkan magnesium keluar dari sel.
Pergeseran akut magnesium di dalam sel dapat terjadi pada perawatan di ICU, seperti pada
sindrom refeeding, penggunaan insulin, infus glukosa, dan asam amino.
Magnesium sangat diperlukan dalam tubuh terutama terlibat dalam lebih 300 reaksi
metabolik esensial. Hal tersebut diperlukan untuk metabolisme energi, penggunaan glukosa,
sintesis protein, sintesis dan pemecahan asam lemak, kontaksi otot, seluruh fungsi ATPase,
hampir seluruh reaksi hormonal dan menjaga keseimbangan ionik seluler. Magnesium
diperlukan untuk fungsi pompa Na/K-ATPase. Defisiensi magnesium menyebabkan
peningkatan natrium intraseluler dan kalium banyak keluar dan masuk ekstraseluler. Hal
tersebut mengakibatkan sel mengalami hipokalemia dimana hanya dapat ditangani dengan
pemberian magnesium.
2.3 Hipomagnesemia
7
Dalam memeriksa kadar magnesium yang terkandung dalam tubuh, dapat dilakukan
serangkaian tes, salah satunya adalah tes darah. Tes tersebut akan menunjukkan besarnya
angka kandungan magnesium dalam darah. Seseorang dapat disebut menderita
hipomagnesemia jika kadar magnesium dalam darahnya kurang dari 1,8 – 2,2 mg/dl.
a. Penyebab hipomagnesemia
Ada pula faktor risiko lain yang dapat menyebabkan menurunnya kadar magnesium
dalam tubuh, yaitu:
1. Mengonsumsi alkohol
2. Hiperaldosteronisme atau tingginya kadar hormon aldosterone yang dapat
menyebabkan gejala berupa tekanan darah tinggi, mati rasa, dan lelah sepanjang
waktu.
3. Frekuensi buang air kecil berlebihan (poliuria).
4. Hiperkalsemia (kadar kalsium dalam darah tinggi).
5. Malnutrisi.
b. Gejala hipomagnesemia
Gejala hipomagnesemia terutama adalah peningkatan iritabilitas
neuromuskular, termasuk tetani, kejang berat dan tremor. Dapat juga dijumpai
perubahan kepribadian, nausea, anoreksia, irama jantung abnormal dan perubahan
elektrokardiografi.
Gejala hipomagnesemia yang muncul pada tiap orang berbeda beda, tergantung
seberapa parah kondisi yang ada. Gejala umum yang terjadi jika seseorang mengalami
kekurangan magnesium adalah mual, muntah, kelelahan, nafsu makan menurun, dan
kram otot.
Gejala lain dapat muncul jika kondisi hipomagnesemia semakin memburuk.
Gejala tersebut seperti mati rasa, kejang, gangguan irama jantung, dan kelainan
pergerakan mata (nistagmus).
8
c. Diagnosis hipomagnesemia
Dalam memeriksa kadar magnesium yang terkandung dalam tubuh, dapat
dilakukan serangkaian tes, salah satunya adalah tes darah. Tes tersebut akan
menunjukkan besarnya angka kandungan magnesium dalam darah. Seseorang dapat
disebut menderita hipomagnesemia jika kadar magnesium dalam darahnya kurang
dari 1,8 – 2,2 mg/dl. Jika angka yang ditunjukkan turun mencapai 1,25 mg/dl, maka
hipomagnesemia yang dialami tergolong berat.
Selain tes darah, ada beberapa tes lain yang mungkin dilakukan dokter untuk
mengukur kadar magnesium dalam tubuh yaitu:
- Tes urine, dengan mengukur jumlah magnesium yang dikeluarkan tubuh melalui
urine.
- Tes sel darah merah, untuk memeriksa kadar magnesium di dalam sel darah
merah.
- EXA test, untuk memeriksa kadar magnesium di dalam sel tubuh.
Bagi pasien yang menderita hipomagnesemia akibat ginjal terlalu banyak membuang
magnesium, obat yang digunakan untuk menahan magnesium agar tidak terlalu
banyak dibuang adalah Amiloride dan Sprinolactone.
9
- Kacang tanah; Kacang almond; Kacang mete
- Susu kedelai
- Sereal gandum utuh
- Alpukat; pisang
- Ikan salmon
- Bayam
- Kentang panggang utuh.
2.4 Hipermagnesemia
10
a. Penyebab hipermagnesemia
Sebagian besar hipermagnesemia disebabkan karena penyakit gagal ginjal.
Terutama saat penderita gagal ginjal minum obat atau suplemen yang mengandung
magnesium, seperti obat maag jenis antasida (berisi magnesium hidroksida) atau obat
pencahar. Penderita penyakit jantung dan gangguan pencernaan juga beresiko
menderita hipermagnesemia.
Selain itu, ada beberapa kondisi lain yang dapat menyebabkan hipermagnesemia
diantaranya adalah penderita luka bakar, hipotiroidisme, penyakit addisson, depresi,
dan milk alkali syndrome ( kondisi dimana kadar kalsium tinggi dalam darah, akibat
asupan kalsium berlebihan).
b. Gejala hipermagnesemia
Ketika kadar magnesium dalam darah meningkat, gejala gejala yang dapat dirasakan,
yaitu:
- Sakit kepala
- Wajah memerah
- Lesu
- Pusing dan pingsan
- Diare
- Mual dan muntah
- Otot lemah atau lumpuh
- Tekanan darah rendah
- Gangguaan irama jantung
- Gangguan pernapasan.
c. Diagnosis hipermagnesemia
Sebagai langkah awal diagnosis, dokter akan menanyakan kondisi medis
pasien, serta obat obatan dan suplemen apa saja yang dikonsumsi. Selanjutnya dokter
akan mengecek tes darah untuk mengecek kadar magnesium dalam darah. Kadar
magnesium normal dalam darah adalah 1,7-2,3 mg/dL. Bila kadar melebihi 2,3 mg/dL
orang tersebut mengalami hipermagnesemia.
11
d. Terapi atau pengobatan hipermagnesemia
Pengobatan hipermagnesemia disesuaikan dengan penyebabnya. Pengobatan yang
dapat dilakukan yaitu:
1. Obat diuretik
Bertujuan untuk meningkatkan produksi urine sehingga magnesium dapat
terbuang. Infus cairan garam dapat diberikan untuk mencegah terjadi dehidrasi
akibat meningkatnya produksi urine. Namun, perlu diingat pengobatan ini hanya
ditujukan untuk pasien yang produksi urinenya masih normal dan fungsi ginjal
masih baik.
2. Infus kalsium glukonat
Ditujukan kepada penderita hipermagnesemia yang disertai gangguan pernapasan
dan jantung. Kalsium dapat menetralkan efek dari magnesium.
3. Cuci darah atau dialisis
Jenis pengobatan ini dilakukan untuk pasien dengan gangguan ginjal, keluhan
jantung dan saraf yang berat, dan hipermagnesemia berat (>4 mmol/L).
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Jadi, kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini adalah sebagai berikut:
a. Magnesium adalah unsur ke delapan yang paling melimpah di kerak bumi.
Magnesium merupakan mineral esensial yang dibutuhkan dalam jumlah besar
oleh makhluk hidup untuk proses fisiologis (mineral makro). Magnesium
adalah mineral utama yang perlu dikonsumsi lebih dari 100 miligram per hari.
b. Beberapa peranan magnesium dalam tubuh yaitu menghasilkan energi, sintesis
molekul penting, ion transportasi melintasi membran sel dan lain lain.
c. Hipomagnesemia adalah kondisi dimana kadar magnesium dalam tubuh
rendah. Sedangkan Hipermagnesemia adalah kondisi dimana kadar
magnesium dalam darah terlalu tinggi. Hipermagnesemia tergolong salah satu
penyakit yang jarang terjadi. Biasanya terjadi karena ginjal tidak mampu
membuang magnesium yang berlebih dalam darah, sehingga tubuh mengalami
kelebihan magnesium atau hipermagnesemia.
13
DAFTAR PUSTAKA
14