Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

INTERPRETASI DATA KLINIK

MAGNESIUM

Dosen Pengampu:

Apt.Mida Pratiwi., M.Farm

Disusun Oleh:

1. Agus Jumari (190106079)


2. Alvin Sukron (190106076)
3. Nindia Putri Sari (190106077)
4. Windy Marezka Putri (190106075)

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS AISYAH PRINGSEWU


DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ...................................................................................................................... 2

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................... 3

1.1 Latar Belakang........................................................................................................... 3


1.2 Rumusan Masalah...................................................................................................... 3
1.3 Tujuan Penulisan Makalah......................................................................................... 3

BAB II ISI .......................................................................................................................... 4

2.1 Pengertian Magnesium.............................................................................................. 4


2.2 Mekanisme Homeostasis Magnesium....................................................................... 6
2.3 Hipomagnesemia....................................................................................................... 7
2.4 Hipermagnesemia....................................................................................................... 10

BAB III PENUTUP ............................................................................................................ 13

3.1 Kesimpulan ...............................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................................14

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mineral merupakan bagian dari tubuh dan memegang peranan penting dalam
pemeliharaan fungsi tubuh, baik dalam tingkat sel, jaringan, organ maupun fungsi
tubuh keseluruhan. Disamping itu, mineral berperan dalam berbagai tahap
metabolisme, terutama sebagai koraktor dalam aktivitas enzim. Unsur mineral
hanya kurang lebih 3% dari keseluruhan berat badan tubuh.
Mineral digolongkan dalam mineral makro dan mineral mikro. Mineral makro
adalah mineral yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah lebih dari 100 mg sehari.
Salah satu jenis mineral makro adalah MAGNESIUM. Untuk itu makalah ini akan
membahas lebih dalam mengenai Magnesium.

1.2 Rumusan Masalah


a. Apakah pengertian dari magnesium?
b. Apa sajakah fungsi magnesium dalam tubuh?
c. Bagaimanakah mekanisme homeostasis magnesium?
d. Bagaimana bisa terjadi keadaan hipo dan hiper?
e. Bagaimana terapi atau pengobatan pada keadaan hipo dan hiper?

1.3 Tujuan Penulisan Makalah


a. Untuk mengetahui pengertian magnesium.
b. Untuk mengetahui fungsi magnesium dalam tubuh.
c. Untuk mengetahui mekanisme homeostasis magnesium.
d. Untuk mengetahui terjadinya keadaan hipo dan hiper.
e. Untuk mengetahui terapi atau pengobatan bila terjadi hipo dan hiper.

3
BAB II

ISI

2.1 Pengertian Magnesium

Magnesium adalah unsur ke delapan yang paling melimpah di kerak bumi.


Magnesium merupakan mineral esensial yang dibutuhkan dalam jumlah besar oleh
makhluk hidup untuk proses fisiologis (mineral makro). Magnesium adalah mineral
utama yang perlu dikonsumsi lebih dari 100 miligram per hari.

Sekitar 60 sampai 65 persen dari semua magnesium bertempat di tulang dan gigi.
Sedangkan untuk sisanya 35 sampai 40 persen ditemukan di seluruh tubuh, termasuk otot,
sel-sel jaringan, dan cairan tubuh. Suplemen magnesium dapat mengurangi gejala nyeri
sindrom pramenstruasi (painful symptoms of premenstrual syndrome (PMS) pada wanita.
di Magnesium alam merupakan bagian klorofil daun. Peran Magnesium dalam tumbuhan
sama dengan peran zat besi dalam ikatan hemoglobin didalam darah manusia yaitu untuk
pernafasan. Magnesium terlibat dalam berbagai proses metabolisme, karena kurang lebih
60% dari 20-28 mg magnesium di dalam tulang dan gigi, 26% dalam otot dan sisanya di
dalam jaringan lunak lainnya seperti cairan tubuh Konsentrasi magnesium rata-rata di
dalam plasma sebanyak 0,75-1,0 mmol/L (1,5-1,2 mEq/L). Konsentrasi ini di pertahankan
tubuh pada nilai yang konstan pada orang sehat. Magnesium dalam tulang lebih banyak,
dan magnesium tersebut merupakan cadangan yang siap dikeluarkan bila bagian lain
dalam tubuh memerlukan.

Secara keseluruhan, magnesium membantu mengubah gula darah menjadi energy,


selain itu juga diperlukan untuk fungsi saraf yang efektif dan otot. Magnesium juga sering
disebut sebagai mineral anti-stres. Banyak orang kekurangan mineral ini karena
ketergantungan pada makanan instan. Magnesium sangat mudah terkuras oleh stres,
beberapa penyakit, obat-obatan, dan aktivitas fisik yang intens. Peminum alkohol
biasanya juga kekurangan mineral ini, karena mineral magnesium ini sangat kontra
dengan Alkohol.

4
Fungsi Dan Peranan Magnesium dalam Tubuh

Salah satu fungsi magnesium yang paling kritis adalah produksi energi. Sel tubuh
membutuhkan magnesium untuk mengaktifkan ATP (adenosine triphosphate), yang
merupakan sumber energi utama yang digunakan tubuh. Selain produksi energi,
magnesium secara langsung diperlukan untuk enzim pemecah glukosa (gula darah), ia
mengendalikan produksi kolesterol, membuat asam nukleat seperti DNA.

Selain mineral kalsium yang berperan dalam membangun dan memperkuat tulang,
tulang juga masih membutuhkan mineral dan vitamin lain, yaitu magnesium. Magnesium
membantu tulang lebih fleksibel, dengan demikian tulang menjadi tidak rentan terhadap
resiko kepatahan tulang. Kalsium kebanyakan ditemukan dalam tulang dan memberi
banyak kekerasan pada tulang, sedangkan magnesium ditemukan terutama dalam struktur
lembut seperti tulang matriks dan memberikan beberapa fleksibilitas tulang serta tahan
terhadap kerapuhan.

Magnesium terlibat dalam lebih dari 300 reaksi metabolisme penting, beberapa di
antaranya yaitu:

o Membantu enzim yang terlibat dalam pembentukan ATP


Glikolisis adalah serangkaian reaksi biokimia dimana glukosa dioksidasi menjadi
molekul asam piruvat. Proses glikolisis sendiri menghasilkan lebih sedikit energi per
molekul glukosa dibandingkan dengan oksidasi aerobik yang sempurna. Energi yang
dihasilkan disimpan dalam senyawa organik berupa adenosine triphosphate atau yang
lebih umum dikenal dengan istilah ATP dan NADH.

Tahap pertama pada proses glikolisis adalah pengubahan glukosa menjadi glukosa
6-fosfat dengan reaksi fosforilasi. Gugus fosfat diterima dari ATP dalam reaksi dengan
katalis Enzim heksokinase dan dibantu oleh ion Mg++ sebagai kofaktor .

o Sintesis Molekul Penting


Magnesium diperlukan untuk sejumlah langkah selama sintesis asam
deoksiribonukleat (DNA), asam ribonukleat (RNA ) , dan protein . Beberapa enzim
yang berpartisipasi dalam sintesis karbohidrat dan lipid membutuhkan magnesium

5
untuk aktivitas mereka. Glutathione adalah antioksidan penting yang juga
membutuhkan magnesium untuk sintesis.

o Peran Struktural
Magnesium memainkan peran struktural dalam tulang , membran sel , dan
kromosom.

o Ion transportasi melintasi membran sel


Magnesium diperlukan untuk transpor aktif ion kalium dan kalsium seperti
melintasi membran sel. Melalui perannya dalam sistem transportasi ion, magnesium
mempengaruhi konduksi impuls saraf, kontraksi otot, dan irama jantung yang normal.

o sel signaling
Sel sinyal membutuhkan MgATP untuk fosforilasi protein dan pembentukan
molekul sel sinyal adenosin monofosfat siklik (cAMP). cAMP terlibat dalam banyak
proses, termasuk sekresi hormon paratiroid ( PTH ) dari kelenjar paratiroid.

o Migrasi sel
Tingkat kalsium dan magnesium di sel sekitarnya cairan mempengaruhi migrasi
beberapa jenis sel yang berbeda. Efek tersebut pada migrasi sel penting dalam
penyembuhan luka.

2.2 Mekanisme Homeostasis Magnesium

Magnesium merupakan kation terbanyak keempat di dalam tubuh dan kation


terbanyak kedua didalam intraseluler setelah kalium. Magnesium (Mg) mempunyai peranan
penting dalam struktur dan fungsi tubuh manusia. Magnesium dalam tubuh kurang lebih 0,33
mg/kg (1,32 mmol/kg), atau untuk dewasa rata rata 24 gram. Orang dewasa sehat
memerlukan 200-350 mg/hari. Distribusi magnesium dalam tubuh diperkirakan 66% didalam
tulang, 33% di dalam otot dan jaringan lunak seperti otot jantung, otot rangka dan hati, dann
kurang lebih 1% dalam darah. Di dalam darah 55% magnesium dalam keadaan bebas (dalam
bentuk ion) dan secara fisiologi aktif, 30% berikatan dengan protein (terutama albumin), dan
15% dalam bentuk anion kompleks.

6
Homeostasis magnesium tergantung asupan diet. Sistem regulasi magnesium pada
fungsi mobilisai tulang dan sirkulasi tidak diketahui. Beberapa faktor yang menyebabkan
berunahnya rasio magnesium intraseluler dan ekstraseluler antara lain asidosis dan iskemia,
dan stimulasi reseptor alfa dan beta yang menyebabkan magnesium keluar dari sel.
Pergeseran akut magnesium di dalam sel dapat terjadi pada perawatan di ICU, seperti pada
sindrom refeeding, penggunaan insulin, infus glukosa, dan asam amino.

Magnesium sangat diperlukan dalam tubuh terutama terlibat dalam lebih 300 reaksi
metabolik esensial. Hal tersebut diperlukan untuk metabolisme energi, penggunaan glukosa,
sintesis protein, sintesis dan pemecahan asam lemak, kontaksi otot, seluruh fungsi ATPase,
hampir seluruh reaksi hormonal dan menjaga keseimbangan ionik seluler. Magnesium
diperlukan untuk fungsi pompa Na/K-ATPase. Defisiensi magnesium menyebabkan
peningkatan natrium intraseluler dan kalium banyak keluar dan masuk ekstraseluler. Hal
tersebut mengakibatkan sel mengalami hipokalemia dimana hanya dapat ditangani dengan
pemberian magnesium.

Magnesium juga mempengaruhi homeostasis kalsium dalam dua mekanisme, yaitu:

1. Sebagian kalsium channel bergantung pada magnesium, ketika konsentrasi


magnesium intraseluler tinggi, kalsium di transpor ke dalam sel dan dari retikulum
sarkoplasmik dihambat, sedangkan saat defisiensi magnesium kebalikan terjadi
dan akibatnya konsentrasi intraseluler kalsium meningkat.
2. Magnesium diperlukan untuk pelepasan dan aksi hormon paratiroid. Magnesium
berhubungan dengan rata rata kalsium dimana pasien dengan hipomagnesemia
mempunyai plasma kalsium yang rendah yang dapat dikembalikan normal dengan
pemberian suplementasi kalsium setelah defisiensi magnesium diperbaiki.

2.3 Hipomagnesemia

Hipomagnesemia adalah kondisi dimana kadar magnesium dalam tubuh rendah.


Magnesium adalah mineral yang terkandung dalam aliran darah, jantung, otot, dam juga
tulang. Magnesium umumnya diperoleh tubuh dari makanan dan merupakan zat penting yang
berperan pada lebih dari 600 reaksi tubuh.

7
Dalam memeriksa kadar magnesium yang terkandung dalam tubuh, dapat dilakukan
serangkaian tes, salah satunya adalah tes darah. Tes tersebut akan menunjukkan besarnya
angka kandungan magnesium dalam darah. Seseorang dapat disebut menderita
hipomagnesemia jika kadar magnesium dalam darahnya kurang dari 1,8 – 2,2 mg/dl.

a. Penyebab hipomagnesemia

Menurunnya kemampuan usus dalam menyerap magnesium merupakan penyebab


umum hipomagnesemia. Namun, kadar magnesium yang rendah juga dapat disebabkan
oleh gangguan pembuangan di ginjal.

Ada pula faktor risiko lain yang dapat menyebabkan menurunnya kadar magnesium
dalam tubuh, yaitu:

1. Mengonsumsi alkohol
2. Hiperaldosteronisme atau tingginya kadar hormon aldosterone yang dapat
menyebabkan gejala berupa tekanan darah tinggi, mati rasa, dan lelah sepanjang
waktu.
3. Frekuensi buang air kecil berlebihan (poliuria).
4. Hiperkalsemia (kadar kalsium dalam darah tinggi).
5. Malnutrisi.

b. Gejala hipomagnesemia
Gejala hipomagnesemia terutama adalah peningkatan iritabilitas
neuromuskular, termasuk tetani, kejang berat dan tremor. Dapat juga dijumpai
perubahan kepribadian, nausea, anoreksia, irama jantung abnormal dan perubahan
elektrokardiografi.
Gejala hipomagnesemia yang muncul pada tiap orang berbeda beda, tergantung
seberapa parah kondisi yang ada. Gejala umum yang terjadi jika seseorang mengalami
kekurangan magnesium adalah mual, muntah, kelelahan, nafsu makan menurun, dan
kram otot.
Gejala lain dapat muncul jika kondisi hipomagnesemia semakin memburuk.
Gejala tersebut seperti mati rasa, kejang, gangguan irama jantung, dan kelainan
pergerakan mata (nistagmus).

8
c. Diagnosis hipomagnesemia
Dalam memeriksa kadar magnesium yang terkandung dalam tubuh, dapat
dilakukan serangkaian tes, salah satunya adalah tes darah. Tes tersebut akan
menunjukkan besarnya angka kandungan magnesium dalam darah. Seseorang dapat
disebut menderita hipomagnesemia jika kadar magnesium dalam darahnya kurang
dari 1,8 – 2,2 mg/dl. Jika angka yang ditunjukkan turun mencapai 1,25 mg/dl, maka
hipomagnesemia yang dialami tergolong berat.
Selain tes darah, ada beberapa tes lain yang mungkin dilakukan dokter untuk
mengukur kadar magnesium dalam tubuh yaitu:
- Tes urine, dengan mengukur jumlah magnesium yang dikeluarkan tubuh melalui
urine.
- Tes sel darah merah, untuk memeriksa kadar magnesium di dalam sel darah
merah.
- EXA test, untuk memeriksa kadar magnesium di dalam sel tubuh.

d. Terapi atau pengobatan hipomagnesemia


Mengatasi hipomagnesemia dapat dilakukan dengan mengubah gaya hidup
dan mengonsumsi obat atau suplemen. Jika kondisi pasien masih tergolong ringan
biasanya dokter akan memberikan obat minum (oral). Namun jika pasien mengalami
kesulitan dalam mengunyah dan kondisi hipomagnesemia sudah tergolong parah,
maka dokter dapat memberikan obat suntik.
Berikut adalah sejumlah obat yang umum digunakan untuk menangani
hipomagnesemia:
- Magnesium sulfat
- Magnesium gluconate
- Magnesium laktat

Bagi pasien yang menderita hipomagnesemia akibat ginjal terlalu banyak membuang
magnesium, obat yang digunakan untuk menahan magnesium agar tidak terlalu
banyak dibuang adalah Amiloride dan Sprinolactone.

Mengonsumsi air mineral dan makanan yang mengandung magnesium turut


membantu mengembalikan kadar magnesium menjadi normal. Makanan makanan
yang dapat meningkatkan kadar magnesium yaitu:

9
- Kacang tanah; Kacang almond; Kacang mete
- Susu kedelai
- Sereal gandum utuh
- Alpukat; pisang
- Ikan salmon
- Bayam
- Kentang panggang utuh.

Adapun pencegahan hipomagnesemia yang dapat dilakukan, yaitu:

1. Mengubah gaya hidup


Menjaga kesehatan tubuh dengan menerapkan gaya hidup dan pola makan yang
sehat, serta menjalani perawatan sesuai anjuran dokter untuk kondisi medis dan
pemeriksaan rutin jika mengalami kondisi gagal jantung, diabetes, dan diare
kronis yang hal tersebut merupakan dapat meningkatkan risiko hipomagnesemia.
2. Perhatikan asupan
Konsumsilah makanan yang mengandung magnesium setiap harinya. Kemudian
konsultasikan kepada dokter terkait seberapa besar asupan magnesium harian
yang dibutuhkan.
3. Konsumsi suplemen
Hipomagnesemia dapat diatasi dengan mengonsumsi suplemen magnesium.
Namun, penggunaan suplemen ini harus dengan anjuran dokter.
4. Hindari mengonsumsi alkohol
Alkohol dapat mencegah tubuh menyerap magnesium dan alkohol juga dapat
meningkatkan pembuangan magnesium melalui urine.

2.4 Hipermagnesemia

Hipermagnesemia adalah kondisi dimana kadar magnesium dalam darah terlalu


tinggi. Hipermagnesemia tergolong salah satu penyakit yang jarang terjadi. Biasanya terjadi
karena ginjal tidak mampu membuang magnesium yang berlebih dalam darah, sehingga
tubuh mengalami kelebihan magnesium atau hipermagnesemia.

10
a. Penyebab hipermagnesemia
Sebagian besar hipermagnesemia disebabkan karena penyakit gagal ginjal.
Terutama saat penderita gagal ginjal minum obat atau suplemen yang mengandung
magnesium, seperti obat maag jenis antasida (berisi magnesium hidroksida) atau obat
pencahar. Penderita penyakit jantung dan gangguan pencernaan juga beresiko
menderita hipermagnesemia.
Selain itu, ada beberapa kondisi lain yang dapat menyebabkan hipermagnesemia
diantaranya adalah penderita luka bakar, hipotiroidisme, penyakit addisson, depresi,
dan milk alkali syndrome ( kondisi dimana kadar kalsium tinggi dalam darah, akibat
asupan kalsium berlebihan).

b. Gejala hipermagnesemia
Ketika kadar magnesium dalam darah meningkat, gejala gejala yang dapat dirasakan,
yaitu:
- Sakit kepala
- Wajah memerah
- Lesu
- Pusing dan pingsan
- Diare
- Mual dan muntah
- Otot lemah atau lumpuh
- Tekanan darah rendah
- Gangguaan irama jantung
- Gangguan pernapasan.

c. Diagnosis hipermagnesemia
Sebagai langkah awal diagnosis, dokter akan menanyakan kondisi medis
pasien, serta obat obatan dan suplemen apa saja yang dikonsumsi. Selanjutnya dokter
akan mengecek tes darah untuk mengecek kadar magnesium dalam darah. Kadar
magnesium normal dalam darah adalah 1,7-2,3 mg/dL. Bila kadar melebihi 2,3 mg/dL
orang tersebut mengalami hipermagnesemia.

11
d. Terapi atau pengobatan hipermagnesemia
Pengobatan hipermagnesemia disesuaikan dengan penyebabnya. Pengobatan yang
dapat dilakukan yaitu:
1. Obat diuretik
Bertujuan untuk meningkatkan produksi urine sehingga magnesium dapat
terbuang. Infus cairan garam dapat diberikan untuk mencegah terjadi dehidrasi
akibat meningkatnya produksi urine. Namun, perlu diingat pengobatan ini hanya
ditujukan untuk pasien yang produksi urinenya masih normal dan fungsi ginjal
masih baik.
2. Infus kalsium glukonat
Ditujukan kepada penderita hipermagnesemia yang disertai gangguan pernapasan
dan jantung. Kalsium dapat menetralkan efek dari magnesium.
3. Cuci darah atau dialisis
Jenis pengobatan ini dilakukan untuk pasien dengan gangguan ginjal, keluhan
jantung dan saraf yang berat, dan hipermagnesemia berat (>4 mmol/L).

Adapun beberapa tindakan pencegahan hipermagnesemia, yaitu:


1. Hindari mengonsumsi makanan bermagnesium tinggi secara berlebihan.
Dalam keadaan sehat, pria dewasa umumnya mengonsumsi 400-420 mg
magnesium per harinya. Sementara untuk wanita dewasa harus mengonsumsi
310-320 mg per hari, dan wanita hamil membutuhkan dosis magnesium yang
lebih tinggi.
2. Konsumsi suplemen atau obat obatan yang mengandung magnesium sesuai
aturan pakai atau petunjuk dokter.
Hindari mengonsumsi suplemen atau obat yang mengandung magnesium
seperti antasida dan obat pencahar, diluar dosis yang dianjurkan dokter atau
yang tertera pada aturan pakai, karena beresiko meningkatkan kadar
magnesium dalam darah, terutama untuk pasien gagal ginjal.

12
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Jadi, kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini adalah sebagai berikut:
a. Magnesium adalah unsur ke delapan yang paling melimpah di kerak bumi.
Magnesium merupakan mineral esensial yang dibutuhkan dalam jumlah besar
oleh makhluk hidup untuk proses fisiologis (mineral makro). Magnesium
adalah mineral utama yang perlu dikonsumsi lebih dari 100 miligram per hari.
b. Beberapa peranan magnesium dalam tubuh yaitu menghasilkan energi, sintesis
molekul penting, ion transportasi melintasi membran sel dan lain lain.
c. Hipomagnesemia adalah kondisi dimana kadar magnesium dalam tubuh
rendah. Sedangkan Hipermagnesemia adalah kondisi dimana kadar
magnesium dalam darah terlalu tinggi. Hipermagnesemia tergolong salah satu
penyakit yang jarang terjadi. Biasanya terjadi karena ginjal tidak mampu
membuang magnesium yang berlebih dalam darah, sehingga tubuh mengalami
kelebihan magnesium atau hipermagnesemia.

13
DAFTAR PUSTAKA

1. Admin. 2012. Jenis mineral penting dalam tubuh manusia. http://ridwanaz.com.


Diakses 10 oktober 2014.
2. Volpe, Stella.2014. magnesium.
http://lpi.oregonstate.edu/infocenter/mineral/magnesium/. Diakses 11 oktober 2014
pukul 19.00 WIB.
3. Sylvienia, Nia. 2013. Homeostasis mg. http://id.scribd.com. Diakses 7 januari 2013.
4. Admin. 2018. Hipermagnesemia. http://www.alodokter.com/hipermagnesemia.
Diakses 16 maret 2018.
5. Admin. 2018. Hipomagnesemia. http://www.alodokter.com/hipomagnesemia. Diakses
5 juli 2018.

14

Anda mungkin juga menyukai