KIMIA KLINIK 1
(MAGNESIUM DAN KALSIUM)
Dosen Pengampuh:
Amirah,S.Si.,M.Kes
Disusun oleh :
Kelas D 2022
UNIVERSITAS MEGAREZKY
MAKASSAR
2023/2024
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dari 300 reaksi biokimia, termasuk metabolisme energi, fungsi otot dan saraf,
gigi, kontraksi otot, pengaturan detak jantung, pembekuan darah, dan fungsi
seperti hiperparatiroidisme.
B. Tujuan Pemeriksaan
C. Metode Pemeriksaan
D. Prinsip Reaksi
pH 11,5
pH 6,5
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
mempunyai peran yang penting dalam mengkatalisis lebih dari 300 reaksi
aldosteronisme, stres).
suatu aktivitas fisik, dapat terjadi perubahan pada kadar mineral tubuh sesuai
dalam bentuk apa saja. Aktivitas fisik terdiri dari aktivitas selama bekerja,
tidur, dan pada waktu senggang. Setiap orang melakukan aktivitas fisik, dan
bervariasi antara individu satu dengan yang lain tergantung gaya hidup
perorangan dan faktor lainnya seperti jenis kelamin, umur, pekerjaan, dan
lain-lain. Mengonsumsi makanan sehat bergizi disertai dengan aktivitas fisik
pesan melalui sistem syaraf, membuat otot-otot tetap lentur dan rileks serta
memelihara kekuatan tulang dan gigi. Fungsi penting lainnya adalah menjaga
dalam otot dan darah. Jumlahnya yang cukup dalam tubuh sangat penting
kadarnya dalam tubuh tetap ideal. Asupan magnesium dapat diupayakan baik
direkomendasikan (DRI) berbeda untuk jenis kelamin dan periode usia. Pria
sekitar 400 miligram per hari, sedangkan wanita 19-30 tahun 310 mg per hari.
Ada sejumlah zat makanan yang memiliki kadar magnesium tinggi seperti
kedelai seperti tahu, tempe dan susu kedelai juga kaya akan magnesium.
Magnesium juga dapat ditambahkan melalui suplemen. Suplemen dapat
melebihi 600 mg- dapat berisiko terkena diare. Perlu pula diperhatikan pula
berbahaya. Pilihan yang tersedia juga beragam mulai dari magnesium oksida,
glisinat, atau magnesium sitrat. Magnesium aspartat, glisinat dan sitrat lebih
sulit ditoleransi tubuh. Magnesium berperan vital bagi kesehatan jantung. Dari
jantung khususnya pada pasien yang tak punya sejarah sakit jantung. Fakta
untuk pasien gawat jantung. Magnesium juga penting dalam melindungi tubuh
sebagai ion penghubung untuk ATP dan asam nuklir yang kaya energi.
kelompok metil dan banyak proses lainnya, dan gangguan pada metabolisme
magnesium juga mempengaruhi fungsi ini. Dengan demikian, kita harus ingat
Magnesium adalah kofaktor untuk lebih dari 300 reaksi enzimatik, termasuk
yang terlibat dalam sintesis DNA/ RNA, sintesis protein, pertumbuhan sel, dan
ekstraseluler dan termasuk keempat yang terbanyak dan penting bagi tubuh.
intraselular terbanyak kedua setelah kalium, dan memiliki peranan vital pada
fungsi selular normal.2 Kadar normal magnesium serum dalam tubuh yaitu
oleh beberapa faktor yaitu usia yang tua, absorpsi di usus yang menurun dan
tremor, agitasi, hipokalemia, bahkan bisa terjadi aritmia jantung. Jika kadar
sakit, dengan prevalensi sekitar 10%. Magnesium serum dan tes toleransi
2022)
Magnesium merupakan kation keempat yang paling banyak dalam
mempunyai peran yang penting dalam mengkatalisis lebih dari 300 reaksi
sedang melakukan suatu aktivitas fisik, dapat terjadi perubahan pada kadar
mineral tubuh sesuai dengan intensitas dan durasi latihan. (Rompas & Kaligis,
2015)
dikombinasi dengan fosfor untuk membentuk garam mineral dari tulang dan
gigi. Selain itu, kalsium mengeluarkan efek sedatif pada sel-sel saraf dan
jantung dan kontraksi otot. Kurang dari 1% dari kalsium tubuh dikandung
dalam cairan ekstraselular (CES), konsentrasi ini diatur secara cermat oleh
absorpsi usus terhadap diet kalsium dan resorpsi tulang. Kalsium hilang dari
CES melalui sekresi ke dalam saluran ginjal, ekskresi urine, dan deposisi
dalam tulang; dan jumlah sedi- kit hilang dalam keringat. Kalium terdapat
dalam tiga bentuk yang berbeda dalam plasma: ter- ionisasi, berikatan, dan
dengan protein, terutama albumin. Sisanya diikat de- ngan anion nonprotein,
seperti fosfat, sitrat, dan karbonat. Hanya kalsium terisonisasi yang penting
serum total tanpa mengubah kadar kal- sium bebas. Pada hipoalbunemia
lebih sedikit protein tersedia untuk berikatan dengan kalsium, dan kadar
kalsium total turun; namun, kadar kalsium terionisasi takberubah. (Horne &
Swearigen, 2001)
Kalsium adalah salah satu mineral yang paling melimpah dalam tubuh
impuls saraf, kontraksi otot pembekuan darah, dan banyak proses biokimia
lainnya. Kalsium adalah elemen kimia dengan simbol Ca dan nomor atom 20
berbagai bentuk, mulai dari batuan kapur hingga berbagai jenis makanan.
memadai melalui diet sangat penting. Kalsium adalah elemen penting yang
untuk berkontraksi.
jantung yang normal. Itu mempengaruhi aliran listrik dalam jantung dan
tubuh.
pendarahan.
impuls saraf. Saat sel saraf menerima sinyal, ion kalsium masuk ke
dalam tubuh, yang terlibat dalam aktivasi berbagai enzim dalam tubuh,
dan metabolisme.
dosis 1,5-2,0 gr/hari, dari usia kehamilan 20 minggu hingga akhir kehamilan.
diperlukan tambahan asupan kalsium sebesar 200 mg/hari pada trimester I, II,
dan III. Kalsium umumnya dapat ditoleransi dengan baik dalam tubuh.
Beberapa efek samping ringan seperti sakit kepala, sembelit, mual, muntah,
anoreksia, sakit perut, perut kembung dapat terjadi 1-10% saat pemberian
suplemen kalsium, namun pada beberapa kajian literature efek samping dari
yang paling ditakuti dari peningkatan asupan kalsium adalah batu ginjal. Data
yang dilaporkan dari dua penelitian besar pada kejadian urolitiasis dan kolik
1,75 [95% CI 0.51-5.99], Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada peningkatan
risiko batu ginjal pada kelompok yang diberi kalsium dibandingkan dengan
seperti besi atau seng, dan dengan obat-obatan seperti bifosfonat dan
suplementasi kalsium dari yang obat atau mineral lain dengan jarak konsumsi
yaitu sejumlah 1,5% sampai dengan 2% dari berat badan. 99% kalsium yang
serum darah dan sel-sel tubuh . Kalsium juga banyak berperan dalam proses
fisiologis. Umumnya kadar kalsium dalam darah terus dikontrol agar kadarnya
normalnya. Sementara saat terjadi keadaan kalsium dalam darah yang tinggi
atau dikeluarkan dari tubuh melalui air seni dan feses (Amran, 2018). Kadar
kalsium serum normal yaitu 8- 10 mg/dl (2-2,5 mmol/L) dan kadar ion kalsium
normal yaitu 4-5,6 mg/Dl (1-1,4 mmol/L) (Mutia, 2018)(Li et al., 2013). Meski
ada banyak variasi asupan, penyerapan dan ekskresi kalsium, konsentrasinya
dalam darah tetap sangat konstan. Hal ini terjadi karena ada mekanisme tatist
bahwa proses ini berjalan secara terus menerus. Di dalam sel eritrosit
manusia kalsium total konsentrasinya tat bervariasi dari 0,8mg/L dan akan
menjadi > 200mg/L pada sel otot atau trombosit. Lebih dari 99,9% dari
kalsium intraselular ini terikat pada struktur sel termasuk tatist, mitokondria
serum dengan metode Arsenazo III secara kimia stabil dan memiliki afinitas
yang sangat tinggi terhadap kalsium pada kisaran pH netral. Gangguan yang
et al., 2023)
BAB III
METODE KERJA
Cara Kerja:
MAGNESIUM
PRA ANALITIK
meminum air putih dan tidak boleh melakukan aktivitas berat selama puasa.
plaster
Sampel - 10μL -
4. Baca serapan (A) sampel dan standar pada 520 nm terhadap blanko reagen
PASCA ANALITIK
Nilai Rujukan:
Interpretasi Hasil:
Peningkatan kadar
KALSIUM
PRA ANALITIK
meminum air putih dan tidak boleh melakukan aktivitas berat selama puasa.
plaster
ANALITIK
Reagen - 10μL
4. baca absorbansi (A) sampel dan standar pada 650 nm terhadap blanko
reagen
PASCA ANALITIK
Nilai Rujukan
Interpretasi Hasil:
Peningkatan kadar
Penurunan Kadar
BAB IV
HASIL PEMERIKSAAN
Magnesium:
Adapun hasil yang didapatkan pada praktikum kali ini yaitu 1.8 mg/dL. Pada
sampel yang digunakan yaitu sampel wanita dewasa, yang dimana nilai
normal.
Kalsium:
Adapun hasil yang didapatkan pada praktikum kali ini yaitu 8,5 mg/dL. Pada
sampel yang digunakan yaitu sampel wanita dewasa, yang dimana nilai
normal.
BAB V
PEMBAHASAN
Kumpulkan sampel yang akan diperiksa. Ini bisa berupa darah, air,
13. Pengukuran:
dipilih.
16. Verifikasi:
dan keakuratan.
tergantung pada jenis sampel dan kebutuhan pemeriksaan yang spesifik. Jika
baik dalam darah maupun dalam berbagai jenis sampel lainnya. Berikut
hasil akhir.
tidak akurat.
3. Obat-obatan:
4. Kondisi Medis:
6. Metode Analisis:
8. Diet:
Pola makan dan asupan magnesium melalui makanan atau suplemen
dapat berpengaruh.
pemeriksaan kalsium:
2. Persiapan Sampel:
kalsium dapat dilakukan pada darah (serum atau plasma) atau urine.
3. Metode Pemeriksaan:
elektrokimia.
4. Kalibrasi Instrumen:
pengukuran.
5. Pengukuran:
6. Interpretasi Hasil:
7. Pelaporan Hasil:
8. Verifikasi:
dan keakuratan.
sampel darah atau urine. Berikut adalah beberapa faktor yang perlu
diperhatikan:
kalsium.
3. Kondisi Medis:
4. Obat-obatan:
hasil pemeriksaan.
7. Ketidakstabilan Sampel:
8. Metode Analisis:
karakteristik sampel.
9. Hormon Vitamin D:
Hormon vitamin D berperan penting dalam penyerapan kalsium.
kalsium.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, F. F. R. (2021). Konsentrasi Kalsium Serum dengan Fungsi Paru Penderita Penyakit
Paru Obstruksi Kronik (PPOK) (H. Shofa (ed.); 1st ed.). CV. Azka
Pustaka.https://books.google.co.id/books?
id=IzZZEAAAQBAJ&pg=PA27&dq=kalsium&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sourc
e=gb_mobile_search&sa=X&ved=2ahUKEwjz2aziwoeDAxVg1TgGHepZCBMQ6AF6BAg
HEAM#v=onepage&q=kalsium&f=false
Amir, A. Y., & Sulastri, D. (2019). Hubungan Kadar Magnesium Dalam Asi Dan Asupan Energi
Ibu Dengan Penambahan Berat Badan Bayi Usia 0-6 Bulan Dipuskesmas Lubuk Buaya
Padang. Jurnal Ilmu Keperawatan Dan Kebidanan, 10(1), 41.
https://doi.org/10.26751/jikk.v10i1.655
Harhap, N., & Ningsih, N. S. (2022). Manfaat Suplemen Kalsium Untuk Ibu Hamil denga
id=psCoEAAAQBAJ&pg=PA16&dq=kalsium&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sour
ce=gb_mobile_search&sa=X&ved=2ahUKEwjz2aziwoeDAxVg1TgGHepZCBMQ6AF6BA
gFEAM#v=onepage&q=kalsium&f=false
Horne, M. M., & Swearigen, P. L. (2001). Keseimbangan Cairan Elektrolit & Asam Basa (Y. Asih
id=AQsm1lRShhwC&pg=PA102&dq=kalsium&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sou
rce=gb_mobile_search&sa=X&ved=2ahUKEwjz2aziwoeDAxVg1TgGHepZCBMQ6AF6B
AgLEAM#v=onepage&q=kalsium&f=false
Lendawati, Udani, G., & Sugiarti, M. (2022). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kadar
Mudeng, G. N. L., Paruntu, M. E., & Assa, Y. A. (2016). Gambaran magnesium serum pada
https://doi.org/10.35790/ebm.4.2.2016.14630
Rompas, G. R., & Kaligis, S. H. M. (2015). Perbandingan Kadar Magnesium Serum Sebelum
Dan. 3.
Salsabila, S., Prabandari, A. S., & Junita, D. (2023). Biokimia Gizi (Oktavianis (ed.); 1st ed.).
id=Uu_UEAAAQBAJ&pg=PA159&dq=pemeriksaan+kalsium+darah&hl=id&newbks=1
&newbks_redir=0&source=gb_mobile_search&sa=X&ved=2ahUKEwjdmqbQxIeDAxX
Saras, T. (2023). Kalsium: Tulang Kuat dan Kesehatan yang Optimal (Hanita (ed.); 1st ed.).
id=6OLcEAAAQBAJ&pg=PP7&dq=kalsium&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sourc
e=gb_mobile_search&sa=X&ved=2ahUKEwjz2aziwoeDAxVg1TgGHepZCBMQ6AF6BAg
GEAM#v=onepage&q=kalsium&f=false
Rompas, G. R., & Kaligis, S. H. M. (2015). Perbandingan Kadar Magnesium Serum Sebelum Dan. 3.