Anda di halaman 1dari 13

KEBUTUHAN KALSIUM, MAGNESIUM, DAN VITAMIN D

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Gizi Kerja

Oleh:
Kelompok 5
Rahfita Ferdinah

1112101000041

Atthina Ayu Mustika

1112101000065

Muh. Tsabit A.

1112101000068

Richard Wahyu Pratama

1112101000085

K3 2012

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2015

KEBUTUHAN KALSIUM, MAGNESIUM, DAN VITAMIN D


1. KALSIUM
a. Fungsi
Kalsium adalah zat pembentuk tulang dan gigi yang dibutuhkan oleh tubuh.
Menurut Adnamazida (2013), karena kalsium berperan dalam pembentukan tulang
dan gigi, kalsium dapat mencegah osteoporosis atau keroposnya tulang. Hal tersebut
didukung oleh Wirakusumah (2003), bahwa adanya kalsium dapat mengisi kepadatan
tulang karena fungsinya sebagai bagian integral dari struktur tulang dan berperan
dalam pembentukan gigi karena mineral pembentuk dentin serta email gigi sama
dengan mineral yang membentuk tulang, yaitu kalsium. Selain itu, kalsium dapat
melangsingkan tubuh karena memaksimalkan pembakaran lemak, mengatasi nyeri
pada saat seorang perempuan haid, mampu melawan kanker usus besar, ovarium, dan
kanker payudara, serta menyehatkan jantung dan pembuluh darah.
b. Metabolisme
Metabolisme kalsium sangat terkait dengan hormon paratiroid (PTH) dan
kalsitonin (CT) dalam darah. Hormon-hormon tersebut beroperasi melalui jaringan
sasaran peka hormon kalsitropik (tulang, usus, ginjal). Misalnya, pada proses
peningkatan dan penurunan vitamin D, bergantung pada kadar fosfor, PTH, dan
mungkin CT dalam darah. Pada metabolisme kalsium sendiri, vitamin D dan hormon
kalsitonin mempengaruhi metabolisme kalsium karena vitamin D ada untuk menyerap
kalsium dari usus ke dalam darah dengan menahan kalsium, serta mengendalikan
mineralisasi matriks tulang dan kalsitonin berfungsi untuk memindahkan kalsium dari
peredaran darah kembali ke tulang.
Hormon paratiroid mempengaruhi tulang, ginjal, dan usus untuk meresorpsi
kalsium. Namun, fungsi hormon paratiroid terkait dengan kalsium utamanya adalah
meningkatkan kadar kalsium plasma, meningkatkan ekskresi fosfat dari urin yang
juga mengurangi ekskresi kalsium, meningkatkan remodeling kerangka dan kecepatan
resorpsi tulang, meningkatkan jumlah osteoblas dan osteoklas pada permukaan tulang,
meningkatkan awal pemasukan kalsium ke dalam sel-sel jaringan sasaran, dan
meningkatkan absorbsi kalsium dari usus.

c. Kebutuhan dan Sumber

Jumlah kalsium pada tubuh terdapat hanya 1,5-2% dari berat badan orang dewasa
(Wirakusumah, 2003). Namun, kebutuhan kalsium per hari untuk tubuh berkisar
antara 700-1300 mg/hari (Barlaman, 2012).
Kebutuhan kalsium untuk tubuh dapat diperoleh dari susu dan produk olahannya,
ikan sarden, sayur bayam, sayur brokoli, kacang-kacangan, seperti kacang hijau,
kacang tanah, kacang merah, oncom, tahu, jali, wijen, serealia, seperti beras giling,
nasi, ketan, beras merah, gaplek, jagung, beras katul, singkong, mie kering, tepung
beras, tepung jagung, dan tepung terigu (Tandra, 2009). Penyerapan kalsium di usus
dari susu sebesar 32% dan kalsium dari sayuran hingga 64% (Tandra, 2009).
Sumber kalsium dari 100 ikan sarden setara dengan 370 mg kalsium, dari segelas
susu setara dengan 290 mg kalsium, segenggam bayam rebus setara dengan 30 mg
kalsium, brokoli setara dengan 43 mg kalsium, segenggam kacang-kacangan setara
dengan 62 mg kalsium, satu sendok makan biji wijen setara dengan 176 mg kalsium
(Pitakasari, 2013).
Makanan kaya akan lemak dianjurkan untuk tidak dikonsumsi bersamaan dengan
makanan yang kaya akan kalsium, karena dapat menghambat penyerapan kalsium.
Selain itu, konsumsi suplemen Fe atau zat besi pun tidak dianjurkan bersamaan
dengan konsumsi kalsium karena akan menghambat penyerapan kedua zat terebut
(Tandra, 2009).
d. Kelebihan dan Kekurangan
Dalam Almatsier (2010), kelebihan dan kekurangan kalsium dapat menyebabkan
sebagai berikut.
Kelebihan:
1) Gangguan ginjal
2) Konstipasi atau susah buang air besar
3) Gangguan absorpsi mineral lain
Kekurangan:
1)
2)
3)
4)
5)

Struktur tulang yang tidak sempurna, kurang kuat, mudah bengkok dan rapuh
Osteoporosis
Riketsia pada anak-anak
Osteomalasia pada orang dewasa
Tetani atau kejang

e. Masalah pada Pekerja


Masalah kalsium dapat terjadi pada semua orang. Pada seorang Ibu yang bekerja
dan sedang hamil jika kalsium yang ada di tubuhnya tidak cukup, maka sewaktu
pembentukan janin, kalsium yang akan diambil dari tulang ibunya (Prawira, 2013).
Gejala kekurangan kalsium jika sangat kekurangan akan menyebabkan kerusakan

memori yang menyebabkan sulit untuk konsentrasi dan ingatan yang lemah, kejang
otot yang sering menyebabkan beberapa bagian tubuh seperti kesemutan, dan
halusinasi berlebihan sehingga sering terlihat seperti gejala penyakit mental
(Endarwati, 2015). Hal tersebut dapat menyebabkan kurangnya produktivitas dan
hasil kerja yang tidak sempurna.
2. MAGNESIUM
a. Fungsi
Magnesium adalah kation nomor dua paling banyak setelah natrium di dalam
cairan interseluler. Magnesium di dalam alam merupakan bagian dari klorofil daun.
Peranan magnesium dalam tumbuh-tumbuhan sama dengan peranan zat besi dalam
ikatan hemoglobin di dalam darah pada manusia yaitu pernapasan. Magnesium
terlibat dalam berbagai proses metabolisme.
Kurang lebih 60% dari 20-28 mg magnesium di dalam tubuh terdapat di dalam
tulang dan gigi,26% di dalam otot dan selebihnya di dalam jaringan lunak lainnya
serta cairan tubuh. Konsentrasi magnesium rata-rata di dalam plasma sebanyak 0,751,0 mmoI/I (1,5-2,1 mEq/I). Konsentrasi ini dipertahankan tubuh pada nilai yang
konstan pada orang sehat. Megnesium di dalam tulang lebih banyak merupakan
cadangan yang siap dikeluarkan bila bagian lain dari tubuh membutuhkan.
Magnesium memegang peranan penting dalam lebih dari tiga ratus jenis sistem
enzim di dalam tubuh. Magnesium bertindak di dalam semua sel jaringan lunak
sebagai katalisator dalam reaksi-reaksi biologik termasuk reaksi-reaksi yang yang
berkaitan dengan metabolisme energi,karbohidrat,lipida,protein,dan asam nukleat
serta dalam sintesis,degradasi,dan stabilitas bahan gen DNA. Sebagian besar reaksi ini
terjadi dalam mitokondria sel.
Di dalam cairan sel ekstraselular magnesium berperan dalam transmisi
saraf,kontraksi otot dan pembekuan darah. Dalam hal ini peranan magnesium
berlawanan dengan kalsium. Kalsium merangsang konstraksi otot,sedangkan
magnesium mengendorkan otot. Kalsium mendorong penggumpalan darah sedangkan
magnesium

mencegah.

Kalsium

menyebabkan

ketegangan

saraf,sedangkan

magnesium melemaskan otot. Magnesium mencegah kerusakan gigi dengan cara


menahan kalsium di dalam email gigi.
b. Metabolisme
Magnesium terutama di absorpsi di dalam usus halus,kemungkinan dengan
bantuan alat angkut aktif dan serta difusi pasif. Pada konsumsi magnesium yang

tinggi hanya sebanyak 30% magnesium di absorpsi,sedangkan pada konsumsi rendah


sebanyak 60%. Absorpsi magnesium di pengaruhi oleh faktor-faktor yang sama yang
mempengaruhi absorpsi kalsium kecuali vitamin D tidak berpengaruh. Bila kalsium
dalam makanan turun,absorpsi magnesium meningkat.
Di dalam darah sebagian besar magnesium terdapat dalam bentuk ion bebas,atau
dalam bentuk molekul kompleks hingga molekul kecil. Keseimbangan magnesium di
dalam tubuh terjadi melalui penyesuaian eksresi magnesium melalui urin. Seperti
halnya fosfor,ekskresi magnesium meningkat oleh hormon tiroid,asidosis,aldosteron
serta kekurangan fosfor dan kalsium. Ekskresi magnesium menurun karena pengaruh
kalsitonin,glukagon dan PTH terhadap resorpsi tubula ginjal. Demikian pula halnya
pada hiperkalsinema dan hipermagnemia. Karena cairan lambung banyak
mengandung magnesium,muntah berlebihan menyebabkan kekurangan magnesium
dalam jumlah besar.
c. Kebutuhan dan Sumber
Angka kecukupan magnesium yang dianjurkan berdasarakan jenis kelamin dan
golongan umur sesuai dengan tabel berikut ini.
Golongan umur
0-6 bln
7-11 bln
1-3 th
4-6 bln
7-9 th

AKM* (mg)
30
55
60
95
120

Pria :
10-12 th
13- 15 th
16-18 th
19-29 th
30-49 th
50-64 th
65-80 th
80 th

150
200
250
350
350
350
350
350

Sumber : Angka Kecukupan Gizi (AKG), 2012


*Angka Kecukupan Magnesium

Golongan umur
Wanita :
10-12th
13-15 th
16-18 th
19-29 th
30-49 th
50-64 th
65-80 th
80 th

AKM* (mg)
155
200
220
310
320
320
320
320

Hamil :
Trimester 1
Trimester 2
Trimester 3

+40
+40
+40

Menyusui :
6 bln pertama
6 bln kedua

+0
+0

Sumber utama magnesium adalah sayuran hijau,serealia tumbuk,biji-bijian dan


kacang-kacangan, daging,susu dan hasilnya serta coklat juga merupakan sumber
magnesium yang baik.
d. Kelebihan dan Kekurangan
Dalam Almatsier (2010), kelebihan dan kekurangan magnesium dapat menyebabkan
sebagai berikut.
Kelebihan:
1) Kelebihan magnesium belum dapat diketahui dengan pasti, namun biasanya terjadi
pada penyakit gagal ginjal.
Kekurangan:
1) Kekurangan magnesium jarang terjadi karena makanan. Kekurangan magnesium
bisa terjadi pada kekurangan protein dan energi serta sebagai komplikasi penyakitpenyakit yang menyebabkan gangguan absorpsi dan/atau penurunan fungsi ginjal,
endokrin, serta terlalu lama mendapat makanan melalui mulut (intravena). Penyakit
yang menyebabkan muntah-muntah, diare, penggunaan diuretika (perangsang
pengeluran urin) juga dapat menyebabkan kekurangan magnesium.
2) Kekurangan magnesium berat dapat menyebabkan terjadinya lemah, sukar
menelan, kurang nafsu makan, gangguan dalam pertumbuhan, mudah tersinggung,
gugup, kejang, gangguan sistem saraf pusat, halusinasi, koma, dan gagal jantung.
3. VITAMIN D
a. Fungsi
Vitamin D tergolong vitamin yang mudah larut dalam lemak dan merupakan
prahormon jenis sterol. Vitamin D merupakan kelompok senyawa sterol yang terdapat
di alam, terutama pada hewan, tetapi juga dapat ditemukan di tumbuhan maupun ragi.
Vitamin D terdiri dari dua jenis, yaitu vitamin D2 (ergokalsiferol) dan vitamin D3
(kholekalsiferol). Ergokalsiferol biasanya terdapat dalam steroid tanaman, sedangkan
kholekalsiferol terdapat pada hewan. Kedua jenis vitamin D tersebut memiliki
struktur kimia berbeda, namun fungsinya identik.
Vitamin D2 dan D3 memiliki nilai antirachitis yang sama untuk manusia, anjing,
babi, tikus dan ruminansia, namun pada unggas, D 3 lebih bermanfaat daripada D2.
Vitamin D berfungsi dalam homeostasis kalsium-fosfor bersama-sama dengan
parathormon dan kalsitonin. Kalsium darn fosfor sangat diperlukan pada prosesproses biologik. Kalsium penting untuk kontraksi otot, transmisi impul syaraf,
pembekuan darah dan struktur membran. Vitamin D juga berperan sebagai kofaktor

bagi enzim-enzim, seperti lipase dan ATP-ase. Fosfor memegang peranan penting
sebagai komponen DNA dan RNA, fosforilasi protein-protein untuk pengaturan jalurjalur metabolik. Kalsium dan fosfor serum pada kadar tertentu penting untuk
mineralisasi tulang secara normal .
b. Metabolisme
Vitamin D dari makanan diserap pada bagian proksimal usus halus. Baik anakanak maupun orang dewasa dapat menyerap sampai 80% dari jumlah vitamin D yang
dikonsumsi, tergantung faktor-faktor yang membantu atau menghambat penyerapan.
Setelah diserap, vitamin D digabungkan dengan kilomikron dan diangkut dalam
sistem limfatik. Dari sistem limfatik, vitamin D dilepaskan dari kilomikron dan masuk
ke saluran darah. Di dalam plasma darah, vitamin D diikat oleh suatu protein
pentrasport, yaitu vitamin D-binding protein (DBP) atau globulin. Melalui saluran
darah tersebut, vitamin D ditransportasikan ke hati dan oleh mikrosom/mitokondria
hati vitamin D3 dihidroksilasi pada posisi ke-25, menjadi kalsidiol (calcidiol, atau 25hidroksi-kolekalsiferol/ 25-hidroksi vitamin D3 / 25(OH)D) dengan bantuan enzim 25D3-hidroksilase. Selanjutnya 25-hidroksi vitamin D3 memasuki sirkulasi menuju
ginjal.

Sumber: Zhang dan Naughton, Nutrition Journal 9:65, 2010


Gambar 1. Sumber, jalur dan proses metabolisme vitamin D

Bila kadar kalsium darah rendah, kelenjar paratiroid mengeluarkan hormon


parathormon yang akan merubah kalsidiol menjadi kalsitriol. Proses ini terjadi di
mitokondria tubulus proksimalis ginjal, dimana 25-hidroksi vitamin D 3 mengalami
hidroksilasi pada posisi ke-1 menjadi 1-25-dihidroksi vitamin D3, dengan bantuan
enzim 1-hidroksilase. Senyawa 1-25-dihidroksi vitamin D3 inilah yang merupakan
metabolit vitamin D3 yang paling kuat dan berperan dalam meningkatkan absorbsi
kalsium dalam usus dan reabsorbsi kalsium dalam ginjal.
Bila kadar kalsium darah tinggi, kelenjar gondok (tiroid) mengeluarkan hormon
kalsitonin (calcitonin) yang akan mengubah kalsidiol menjadi 24,25-dihidroksi
vitamin D3 dengan adanya peran enzim 24-hidroksilase yang menghidrolisis 25hidroksi vitamin D3 pada posisi 24. Metabolit 24,25-dihidroksi vitamin D3 ini adalah
bentuk vitamin D inaktif, berkepentingan dalam peningkatan absorbsi kalsium dari
usus, tetapi menurunkan kalsium dan fosfor serum untuk meningkatkan mineralisasi
tulang.

Gambar 2. Homeostasis Kalsium

c. Kebutuhan dan Sumber


Angka kecukupan gizi (AKG) vitamin D sebesar 15 mcg atau sebesar 600 IU.
Adapun menurut RDA (1998), kebutuhan vitamin D sehari berbeda-beda, yaitu:
1. Bayi : 200 IU (5mcg)
2. Usia kurang dari 51 tahun : 400 IU (10mcg)
3. Usia 51-70 tahun : 600 IU (15 mcg)
4. Kehamilan dan menyusui : 200 IU
5. Suplementasi hingga konsentrasi 800 IU masih dianggap aman.
Akan tetapi, suplementasi oral atau injeksi lebih dari 1000 IU per hari akan
menyebabkan efek toksik. Meminum susu fortifikasi berlebihan juga dapat
menimbulkan efek toksik. Gangguan yang diimbulkan adalah hiperkalsemia,
hiperkalsiuria, anoreksia, nausea, muntah, haus, poliuria, kelemahan otot, nyeri pada

persendian, demineralisasi tulang difus, disorientasi umum, gangguan pada berbagai


sel dan terakhir kematian.
Vitamin D didapatkan dari minyak hati berbagai ikan, susu, mentega, kuning telur
dan tumbuh-tumbuhan yang telah disinari. Beberapa sumber makanan vitamin D
sebagai berikut:
Sumber
Alami

Sumber
Fortifikas
i

Sumber
Salmon liar segar (100 gr)
Salmon segar biakan (100 gr)
Salmon kaleng (100 gr)
Sarden kaleng (100 gr)
Makerel kaleng (100 gr)
Tuna kaleng (100 gr)
Minyak ikan Cod (1 sdt)
Jamur shitake segar (100 gr)
Jamur shitake dijemur kering (100
gr)
Kuning telur
Paparan sinar UVB (0,5 MED*)
Mentega fortifikasi
Susu fortifikasi
Jus jeruk fortifikasi
Yogurt fortifikasi
Susu formula bayi
Margarin fortifikasi
Keju fortifikasi
Sereal sarapan fortifikasi

Konten Vitamin D
600-1000 IU vitamin D
100-250 IU vitamin D3 atau D2
300-600 IU vitamin D3
300 IU vitamin D3
250 IU vitamin D3
230 IU vitamin D3
400-1000 IU vitamin D3
100 IU vitamin D2
1600 IU vitamin D2
20 IU vitamin D3 atau D2
3000 IU vitamin D3
50 IU/100 gr, biasanya vitamin D3
100 IU/225 gr, biasanya vitamin
D3
100 IU/225 gr vitamin D3
100 IU/225 gr, biasanya vitamin
D3
100 IU/225 gr vitamin D3
430 IU/100 gr, biasanya vitamin
D3
100 IU/100 gr, biasanya vitamin
D3
100
IU/penyajian,
biasanya
vitamin D3

*sekitar 0,5 MED (minimal erythermal dose) radiasi UVB akan diserap kulit
lengan dan kaki setelah 5-10 menit paparan sinar matahari langsung (tergantung lama
paparan sehari, musim, garis lintang, dan sensitivitas kulit).
d. Kelebihan dan Kekurangan
Dalam Almatsier (2010), kelebihan dan kekurangan vitamin D dapat menyebabkan
sebagai berikut.
Kelebihan:
1) Keracunan, gejalanya yaitu kalsifikasi berlebihan pada tulang dan jaringan tubuh
seperti ginjal, paru-paru, dan organ tubuh lainnya.

2) Hiperkalsemia, tanda-tanda yang khas yaitu lemah, sakit kepala, kurang nafsu
makan, diare, muntah-muntah, gangguan mental, dan pengeluaran urin berlebihan.
3) Pada bayi, dapat menunjukkan adanya gangguan saluran cerna, rapuh tulang,
ganggua pertumbuhan dan kelambatan perkembangan mental.
Kekurangan:
1) Riketsia pada anak-anak
2) Osteomalasia pada orang dewasa, tulang melemah dan berubah bentuk, patah, sakit
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)

pada tulang punggung dan tulang pinggul


Pertumbuhan terhambat dan gigi mudah rusak
Osteoporosis
Diabetes Melitus
Kanker (kolon, payudara, ovarium, prostat)
Penyakit autoimun (asma, artritis reumatoid)
Miopati proksimal
Penyakit kardiovaskular dan hipertensi

e. Masalah pada Pekerja


Untuk mengetahui kadar vitamin D dalam tubuh, kita mengukur kadar 25(OH)D
dalam darah. Dengan alat dari DiaSorin Inc, kita dapat menemukan empat kategori
25(OH)D dalam satuan nmol per liter (nmol/L). Kategori tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Defisiensi berat (kurang dari 25),
2. Kekurangan / defisiensi sedang sampai defisiensi ringan (25 sampai 50),
3. Cukup (51 sampai 125), dan
4. Toksik (lebih dari 250).
Wanita usia 45-55 tahun di Jakarta mengalami defisit vitamin D 50% (Oemardi,
2007), lansia usia 60-75 tahun mengalami defisit vitamin D 35,1% (Setiati, 2007), dan
dalam penelitian Briawan (2014) menyatakan bahwa 88,1% pekerja di Bogor
kekurangan vitamin D akibat kekurangan paparan sinar matahari dan kekurangan
konsumsi pangan sumber vitamin D seperti ikan, susu, dan telur. Dalam penelitian
Briawan juga menemukan bahwa sebagian besar pekerja menganggap paparan sinar
matahari pada jam 9-9.30 tidak baik padahal paparan sinar matahari pada jam tersebut
tiga kali seminggu selama 12 minggu dapat meningkatkan serum 25(OH)D sebesar
15,9% (Yosephin, 2014).
4. INTERAKSI ANTARA KALSIUM MAGNESIUM, DAN VITAMIN D

Vitamin D dalam bentuk aktif 1,25(OH)D3 merangsang absorpsi kalsium melalui


langkah-langkah kompleks, yaitu dengan meningkatkan absorpsi pada mukosa usus

dengan cara merangsang produksi protein pengikat kalsium.


Magnesium membantu penyerapan kalsium yang terjadi di usus halus.
Kalsium dan magnesium sama-sama memiliki peran dalam membangun dan
memperkuat tulang. Kalsium ditemukan dalam tulang dan memberi banyak kekerasan
pada tulang, sementara magnesium ditemukan terutama dalam struktur lembut seperti
tulang matriks dan memberikan beberapa fleksibilitas tulamg serta tahan terhadap
kerapuhan.

REFERENSI
Adnamazida, Rizqi. 2013. 5 Fungsi Utama Kalsium, Selain Menyehatkan Tulang. Jakarta:
Merdeka.com. Dikutip dari http://www.merdeka.com/sehat/5-fungsi-utama-kalsiumselain-menyehatkan-tulang.html.
Almatsier, Sunita. 2010. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia.
Angka Kecukupan Gizi (AKG). (2012).

Barlaman, Wasik. 2012. Penuhi Kebutuhan Kalsium Anda. Jakarta: Kompasiana. Dikutip dari
http://www.kompasiana.com/pikiranwasik/penuhi-kebutuhan-kalsium-hariananda_550dd8ff813311862cbc5fa7.
Briawan, Dodik, Dkk. 2014. Status Vitamin D pada Pekerja Wanita Pabrik Tekstil di Kota
Bogor. Temu Ilmiah Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI) XV November 2014.
Endarwati.

2015.

Bahaya

Kekurangan

Kalsium

Bagi

Tubuh.

Dikutip

dari

http://halosehat.com/gizi-nutrisi/panduan-gizi/bahaya-kekurangan-kalsium.
Pitakasari, Ajeng Ritzki. 2013. Sumber Kalsium Berharga yang Tak Pernah Anda Kira.
Jakarta: Republika. Dikutip dari http://www.republika.co.id/berita/gaya-hidup/infosehat/13/12/09/mxjayd-sumber-kalsium-berharga-yang-tak-pernah-anda-kira.
Prawira, Aditya Eka. 2013. Wanita Jangan Sampai Kekurangan Kalsium Ya, Bahaya!. Dikutip
dari http://health.liputan6.com/read/723613/wanita-jangan-sampai-kekurangan-kalsiumya-bahayaTandra, Hans. 2009. Sesuatu Yang Harus Anda Ketahui Tentang Osteoporosis:
Mengenal, Mengatasi, Dan Mencegah Tulang Keropos. Jakarta: Kompas Gramedia
Pustaka Utama.
Wirakusumah, Emma S. 2003. Mencegah Osteoporosis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Yosephin, Betty, dkk. 2014. Peranan Ultraviolet B Sinar Matahari terhadap Status Vitamin D
dan Tekanan Darah pada wanita Usia Subur. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol.
8 no. 6. Hal. 256-260.
Zhan, Ran dan Naughton, Declan P. 2010. Vitamin D in health and disesase: Current
Perspectives. Nutrition Journal 9:65.
.

Anda mungkin juga menyukai