Anda di halaman 1dari 8

Nama: CATERINE NADINE MARGARETTA S.

MELIALA
No. Stambuk: N 101 19 078
Tanggal Praktikum: 30 September 2019
Kelompok: 6 (Enam)

LAPORAN PRAKTIKUM BESI

I. PENDAHULUAN

1. Sebutkan dan jelaskan fungsi mineral makro!


Jawab : Gizi makro terdiri atas protein, lemak, dan karbohidrat, mineral makro, yaitu
natrium, klorida, kalium, kalsium, fosfor, magnesium, dan sulfur dan beberapa mineral
yang dibutuhkan tubuh setiap hari dalam jumlah yang besar. Gizi makro mempunyai
peranan penting untuk menghasilkan energy yang bermanfaat untuk pertumbuhan dan
pemeliharaan tubuh. ( Sudargo, 2018)
Fungsi Mineral Makro :

1. Memelihara Keseimbangan PH dan Asam

Fungsi mineral makro yang pertama adalah untuk memelihara keseimbangan PH dan
asam. Hal ini akan memungkinkan anda untuk dapat beraktivitas dengan baik. PH dan
asam yang stabil akan mengindarkan anda dari serangan penyakit hipertensi dan
penyakit berbahaya lainnya. Makanan yang mengandung mineral makro ini adalah
garam dapur, unggas, ikan, telur. Oleh karena itu anda disarankan untuk mengetahui
tentang bahaya kekurangan kalsium bagi tubuh.

2. Memelihara Keseimbangan Air dalam Sel Tubuh

Fungsi mineral makro selanjutnya adalah untuk memlihara keseimbangan air dalam
sel tubuh. Kondisi akan membuat seluruh sel dalam tubuh anda dapat bekerja dengan
baik. Selain itu, hal ini akan menghindarkan tubuh anda dari berbagai serangan
penyakit seperti kelemagan otot, denyut jantung tidak teratur. Makanan yang
mengandung mineral makro adalah daging, unggas, serelia, buah-buahan, dan
sayuran. Oleh karena itu anda disarankan untuk mengetahui tentang mineral makro ini
dalam tubuh anda. selain itu anda juga disarankan untuk mengetahui tentang akibat
kekurangan besi dan magnesium dalam tubuh.

3. Memelihara Keseimbangan Tubuh dan Nilai Osmotik

Fungsi mineral makro selanjutnya adalah untuk memelihara keseimbangan tubuh dan
nilai osmotik. Peran itu dapat dimainkan jika anda sering mengonsumsi makanan
yang mengandung mineral makro seperti dagung, buah, unggas, dan serelia. Kondisi
ini juga akan menghindarkan anda dari kelemahan otot, dan gangguan pernapasan,
serta serangan jantung. Selain itu anda juga disarankan untuk mengetahui tentang
gejala anemia.
Sumber : Sudargo,T,2018.Defisiensi Yodium, Zat Besi dan Kecerdasan,Yogyakarta ;
Gadjah Mada University Press
From : https://books.google.co.id/books?
id=9eBdDwAAQBAJ&pg=PA2&dq=mineral+makro+kedokteran+2018&hl=id&sa=
X&ved=0ahUKEwj_gKmoqf3kAhUKvY8KHW4PCn0Q6AEIKTAA#v=onepage&q=
mineral%20makro%20kedokteran%202018&f=false

2. Sebutkan dan jelaskan fungsi mineral mikro!


Jawab : Gizi mikro adalah zat gizi yang diperlukan tubuh dalam jumlah sangat sedikit
(hanya dalam ukuran milligram sampai microgram). Termasuk dalam gizi mikro ialah
vitamin dan mineral (Yodium, besi, selenium, kromium, tembaga, fluor). Mineral
mikro adalah kelompok mineral yang diperlukan oleh tubuh dalam jumlah yang relatif
kecil dibandingkan kelompok mineral yang lain, akan tetapi walaupun jumlahnya
sedikit, kekurangan unsur mineral ini akan menyebabakan terganggungya proses
fisiologis yang terjadi dalam tubuh.(Sudargo, 2018)
Fungsi mikro mineral :
a. Mangan 
Tepung gandum, kacang- kacangan, daging, ikan, ayam, sayuran berdaun
hijau. Mengaktifkan beberapa enzim, seperti fosfatase darah dan tulang,
arganise, karbosilase, dan kolinesterase. 

b. Tembaga 
Hati, tiram, daging, ikan, kacang- kacangan, da tepung gandum. 
Penting untuk sintesis hemoglobin dan untuk pekerjaan enzim- enzim tertentu
(misal sitokrom oksidase, tirosinase, katalase, urikase, asam askorbat oksidase,
monoamin oksidase). Berperan dalam pembentukan tulang dan
mempertahankan mielin. 

c. Seng 
Tiram, makanan laut, hati, lembaga gandum, ragi, daging, telur, daging
unggas, dan ikan. Berperan dalam bekerjanya lebih dari 200 jenis enzim.
Sebagai antioksidan dan berperan dalam fungsi membran. 

d. Iodium 
Garam beriodium dan makanan laut. 
Unsur teroksin

e. Selenium 
Ikan laut, kerang- kerangan, kadarnya dalam pangan nabati tergantung pada
kandungan selenium dalam tanah tempat tanaman tersebut tumbuh. 
Memperbaiki pertumbuhan dan mencegah penyakit tertentu. Faktor penting
dalam pernafasan jaringan. Sebagai antioksidan

f. Fluor 
Air minum yang cukup kandungan. 
Berperan terutama dalam tulang dan gigi.
 
Sumber : Sudargo,T,2018.Defisiensi Yodium, Zat Besi dan Kecerdasan,Yogyakarta ;
Gadjah Mada University Press
From : https://books.google.co.id/books?
id=9eBdDwAAQBAJ&pg=PA2&dq=mineral+makro+kedokteran+2018&hl=id&sa=
X&ved=0ahUKEwj_gKmoqf3kAhUKvY8KHW4PCn0Q6AEIKTAA#v=onepage&q=
mineral%20makro%20kedokteran%202018&f=false

3. Jelaskan peran besi dalam transport oksigen!


Jawab : Tubuh manusia membutuhkan zat besi untuk transportasi oksigen. Oksigen
(O 2 ) diperlukan untuk fungsi dan kelangsungan hidup hampir semua jenis sel.
Oksigen diangkut dari paru-paru ke seluruh tubuh terikat ke kelompok heme
hemoglobin dalam eritrosit. Dalam sel otot, zat besi mengikat mioglobin , yang
mengatur pelepasannya.Zat besi merupakan mineral esensial dan komponen penting
dari metalloprotein yang terlibat dalam transport oksigen dan metabolisme.
Hampirdua per tiga zat besi ditemukan dalam hemoglobin. Zat besi bertanggung
jawab untuk memproduksi hemoglobin pada eritroblas, jika zat besi yang disuplay ke
sumsum tulang belakang tidak cukup akan terjadi kegagalan produksi hemoglobin dan
jumlah sel darah merah dalam pembuluh darah berkurang, sehingga defisiensi zat besi
dapat menyebabkan anemia.Zat besi heme berasal dari hemoglobin dan mioglobin
pada daging, unggas dan ikan. Zat besi heme akan meningkatkan absorsi 15-35%
daripada besi non heme. Hal ini disebabkan karena besi heme memiliki tranporter
sendiri yaitu haem carrier protein1 (HCP1), sedangkan transporter besi non heme
yaitu divalent metal transporter1 (DMT1). DMT 1 adalah transporter pada duodenum
dan bukan hanya transport besi non heme saja melainkan transporter mineral lain
seperti seng, mangan, tembaga dan timbal, sehingga penyerapan zat besi non heme
juga dipengaruhi oleh beberapa mineral tersebut.Rerata asupan zat besipada penelitian
ini sebesar3,8±0,95mg/hari lebih rendah dibandingkan dengan kebutuhan zat besi
harian subyek sebesar 7-8 mg/hari. (Nuryanto,R,2016)

Sumber : Nuryanto,R,2016.HUBUNGAN ASUPAN PROTEIN, ZAT BESI,


VITAMIN C DAN SENG DENGAN KADAR HEMOGLOBIN PADA BALITA
STUNTING.Journal of Nutrition College,Vol 5(4), view on 02 Oktober 2019
From :
https://media.neliti.com/media/publications/95045-ID-hubungan-asupan-protein-zat-
besi-vitamin.pdf

4. Bagaimana mekanisme transport besi?

Jawab : Mekanisme yang terkait dengan gangguan pada zat besi yaitu adanya
penggunaan transferin untuk tujuan lain selama proses keganasan atau peradangan
kronis, yang mengurangi tersedianya untuk transportasi zat besi dari tempat
penyimpanannya dalam upaya meningkatkan eritrosit. (Tjokroprawiro,A,2015

a. Transferin Transferin adalah β1 globulin (protein fase akut negatif), merupakan


glikoprotein dengan berat molekul 79570 dalton, terdiri dari polypeptide rantai
tunggal dengan 679 asam amino dalam dua domain homolog. N-terminal dan C-
terminal masing-masing mempunyai satu tempat ikatan dengan Fe3+. Satu molekul
transferin mengikat 2 atom besi (Fe3+). Transferin akan berikatan dengan reseptor
transferin, setiap reseptor transferin mengikat 2 molekul transferin. Transferin
terutama disintesis oleh sel parenkim hati, sebagian kecil di otak, ovarium, dan
limfosit T helper. Transferin mempunyai waktu paruh 8-11 hari. Transferin
mempunyai 3 fungsi utama yaitu17,331. Solubilisasi Fe3+, mengikat besi dengan
afinitas tinggi2. Mengantar besi ke sel3. Berinteraksi dengan reseptor membran
Jumlah transferin dinyatakan dalam jumlah besi yang terikat disebut sebagai Total
Iron Binding Capacity (TIBC). Pada orang dewasa normal kadar besi plasma kira-kira
18 μmol/L setara dengan 100 μg/dL. TIBC 56 μmol setara dengan 300 μg/dL. Dengan
demikian hanya sepertiga bagian dari transferin yang berikatan dengan besi, sehingga
masih tersedia cadangan yang cukup banyak untuk berikatan dengan besi apabila
terjadi kelebihan besi. Hal ini penting dalam diagnosis gangguan metabolisme
besi.17,34,35 Besi (Fe3+) di dalam plasma yang berikatan dengan apotransferin(Tf),
Fe-Tf akan berikatan dengan reseptor transferin (TfR) pada permukaan sel. Kompleks
TfR dan Fe3+ -Tf bersama DMT 1 di clathin-coated pit, mengalami invaginasi
membentuk endosom. Pompa proton di dalam endosom akan menurunkan pH
menjadi asam (5,5) mengakibatkan ikatan antara Fe3+ dan apotransferin terlepas.
Apotransferin tetap berikatan dengan TfR di permukaan sel, sedangkan Fe3+ yang
dilepaskan akan keluar melalui DMT 1 mitokondria dan disimpan. Besi dengan
protoporfirin selanjutnya dipergunakan untuk pembentukan heme. Besi yang berlebih
akan disimpan sebagai feritin dan hemosiderin. Akibat pH ekstrasel 7,4 ikatan antara
apotransferin TfR di permukaan sel akan terlepas. Apotransferin akan dilepaskan
keluar dari sel menuju sirkulasi dan berfungsi kembali sebagai pengangkut besi,
sedangkan TfR akan menjadi Truncated Transferin Receptor atau Soluble Transferin
Receptor (sTfR)
b. Reseptor Transferin Reseptor Transferin merupakan protein transmembran
homodimer terdiri dari 2 molekul monomer yang identik, terikat pada 2 ikatan sulfide
pada residu sitein 89 dan 92, terletak ekstraseluler. Tiap monomer mempunyai berat
molekul 90 kD, terdiri dari 780 residu asam amino dengan 3 domain, yaitu protease-
like domain (A) berikatan dengan aminopeptidase, apical domain (B), dan helical
domain(C). Setiap monomer mengikat 1 molekul transferin yang telah mengikat 2
atom Fe3+. Setiap reseptor transferin mengikat 2 molekul transferin. Hampir semua
sel tubuh mengekspresikan reseptor transferin.
c. Soluble Transferin Receptor (sTfR)Dalam plasma STfR berada dalam bentuk
kompleks dengan transferin, memiliki berat molekul 320 kD. Kadar sTfR serum
berkorelasi dengan jumlah reseptor transferin yang diekspresikan pada permukaan sel.
Kadar sTfR tidak di pengaruhi oleh protein fase akut, kerusakan hati akut, dan
keganasan. Kadar sTfR menggambarkan aktivitas eritropoiesis. sehingga kadar sTfR
dapat digunakan monitoring aktivitas eritropoiesis.

Sumber : Tjokroprawiro,A,2015.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam,Surabaya;


Airlangga University Press
From :
https://books.google.co.id/books?
id=BICSDwAAQBAJ&pg=PA376&dq=mekanisme+transpor+besi+kedokteran&hl=i
d&sa=X&ved=0ahUKEwiy9f6Su_3kAhWF8XMBHfPTB3wQ6AEILTAA#v=onepa
ge&q=mekanisme%20transpor%20besi%20kedokteran&f=false
5. Bagaimana besi disimpan dalam tubuh?
Jawab : Besi dapat disimpan dalam tubuh yaitu di dalam eritrosit yaitu sebagai
penyusun di hemoglobin yaitu heme yang berarti zat besi (Fe) dan globin yang berarti
protein. Zat besi memiliki sifat yang tidak dapat diproduksi oleh tubuh, sehingga
kita harus mencukupi kebutuhan zat besi dari makanan. Zat besi merupakan unsur
yang sangat penting untuk membentuk hemoglobin (Hb). Dalam tubuh, zat
besi mempunyai fungsi yang berhubungan dengan pengangkutan, penyimpanan
dan pemanfaatan oksigen dan berada dalam bentuk hemoglobin, mioglibin atau
cytochrom. Untuk memenuhi kebutuhan guna pembentukan hemoglobin, sebagian
besar zat besi yang berasal dari pemecahan sel darah merah akan dimanfaatkan
kembali baru kekurangannya harus dipenuhi dan diperoleh melalui makanan.
(Qamariah, N, 2018)

6. Bagaiamana mekanisme ekskresi besi jika dibandingkan dengan eksresi natrium dan
kalium?

II. PROSEDUR PRAKTIKUM

Tuliskan prosedur praktikum Penentuan Kadar Besi Serum yang dilakukan dengan kalimat
pasif! (tidak perlu menyertakan ilustrasi gambar).

1. Pembuatan kurva standard besi

2. Ekstraksi besi bebas

3. Reaksi reduksi besi dan pembentukan warna

III. HASIL DAN PENGOLAHAN DATA

1. Kurva Standard Besi

Konsentrasi awal standard besi = 400 g/100 mL


Volume akhir reaksi = 5 mL

Volume Standard Besi KonsentrasiBesi (g/100 mL) Absorbansi


(mL)
0 0 0
0,5 40 0,017
2 160 0,073
4 320 0,119
Kurva Standard Besi
0.14

0.12 f(x) = 0 x + 0
R² = 0.99
0.1
Absorbansi

0.08

0.06

0.04

0.02

0
0 50 100 150 200 250 300 350
Konsentrasi Standard Besi (g/100 mL)

2.PerhitunganKonsentrasiBesi pada serum

y = 0,0004x + 0,0035
y: nilaiabsorbansibesi serum – absorbansiblanko
x: konsentrasibesi serum (g/100 mL)
maka, Hitunglahkonsentrasibesi serum yang diukur pada praktikumini!
3. Nilai Absorbansi dan Konsentrasibesi serum
Absorbans KonsentrasiBesi (g/100 mL)
i
…….. ………

IV. PEMBAHASAN

1. Berapakah konsentrasi besi serum yang kelompok anda dapatkan? Bandingkan


dengan nilai rujukan besi serum! Apa saja faktor yang dapat menyebabkan kesalahan
pada percobaan ini?

2. Apakah alat yang digunakan untuk mengukur absorbansi larutan?

3. Apakah fungsi blanko dan standard besi pada praktikum ini?


Jawab : Larutan blanko merupakan larutan pereaksi yang digunakan tanpa
ditambahkan larutan Fe(II). Fungsi dari blanko sendiri adalah mengukur serapan
pereaksi yang digunakan untuk analisi kadar Fe (II) sehingga jumlah serapan Fe(II)
Sendiri adalah nilai absorbansi larutan standar atau sampel dikurangi serapan
preaksinya sehingga absorbansi yang didapat pada pengukuran ini adalah serapan
untuk Fe(II) dalam sampel (Tetha,A.,D,2016)

Sumber : Tetha,A.,D,2016. Pebandingan Metode Analisa Kadar Besi antara Serimetri


dan Spektrofotometer UV-Vis dengan Pengompleks 1,10-Fenantrolin.vol 1
(1).View on : 2 Oktober 2019. From : http://google.schoolar. ac.id.

4. Jelaskan prinsip ekstraksi atau pembebasan besi! Apakah tujuan dari ekstraksi atau
pembebasan besi?

5. Apakah fungsi hidrokuinon dan orthophenantrolin dalam praktikum ini?

6. Jelaskan kondisi klinis yang terjadi jika tubuh kelebihan dan kekurangan besi!

7. Jelaskan peran besi dalam respirasi oksidatif!


Jawab : Didalam tiap sel, besi bekerja sama dengan rantai protein-pengangkut-
elektron, yang berperan dalam langkah-langkah akhir metabolisme energi. Sebagian
besar besi berada di dalam hemoglobin, yaitu molekul protein mengandung besi dari
sel darah merah dan mioglobin didalam otot. Hemoglobin dalam darah membawa
oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh dan membawa kembali karbon dioksida dari
seluruh sel ke paru-paru untuk dikeluarkan dari tubuh . Rantai respirasi terdiri dari
serangkaian protein dengan gugus prostetik yang terikat kuat, dan mampu menerima
dan memberikan electron. Setiap anggota dapat menerima electron dari anggota
sebelumnya, dan memindahkan electron ke molekul anggota berikutnya, dalam uraian
reaksi yang spesifik. Elektron yang masuk ke dalam rantai transport electron yang
kaya akan energy, tetapi pada saat electron tersebut melalui rantai, menuju ke oksigen
dengan cara setahap demi setahap, electron tersebut kehilangan kandungan energi
bebasnya.Banyak dari energy tersebut yang disimpan dalam bentuk ATP oleh
mekanisme molekul pada membrane mitokondria sebelah dalam.( Festi,P,2018)

Sumber : Festi,P,2018.Buku Ajar Gizi dan Diet,Surabaya;UM Surabaya Publishing


From :
https://books.google.co.id/books?id=--
qvDwAAQBAJ&pg=PA23&dq=Peran+besi+dalam+respirasi+oksidatif+2018&hl=id
&sa=X&ved=0ahUKEwiF2oCKx_3kAhUXi3AKHcM4B5YQ6AEIKDAA#v=onepag
e&q=Peran%20besi%20dalam%20respirasi%20oksidatif%202018&f=false

V. DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai