PROPOSAL PENELITIAN
MEI 2023
1
PROPOSAL PENELITIAN
Pembimbing
i
DAFTAR ISI
DAFTAR BAGAN......................................................................................................iv
DAFTAR TABEL........................................................................................................v
DAFTAR SINGKATAN............................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................3
C. Tujuan Penelitian.................................................................................................3
D. Manfaat Penelitian...............................................................................................4
E. Keaslian Penelitian..............................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................8
A. Telaah Pustaka.....................................................................................................8
1. Kontrol Diri.....................................................................................................8
2. Fear of Missing Out.......................................................................................10
3. Gangguan Kecemasan...................................................................................12
4. Hubungan Kontrol Diri dengan Fear of Missing Out...................................14
B. Kerangka Teori..................................................................................................16
C. Kerangka Kosep................................................................................................17
D. Landasan Teori..................................................................................................17
E. Hipotesis............................................................................................................18
BAB III METODE PENELITIAN...........................................................................19
A. Jenis Penelitian..................................................................................................19
B. Lokasi dan Waktu Penelitian.............................................................................19
C. Populasi dan Sampel Penelitian.........................................................................19
D. Ukuran Sampel..................................................................................................20
E. Variabel dan Definisi Operasional....................................................................21
F. Instrumen Penelitian..........................................................................................22
G. Alur Penelitian...................................................................................................24
ii
H. Pengolahan Data................................................................................................24
I. Analisis Data.....................................................................................................25
J. Etika Penelitian..................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................vi
iii
DAFTAR BAGAN
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR SINGKATAN
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada era tahun 2000 sebagai puncak dalam kemajuan bidang teknologi yang
perkembangannya sangat pesat, teknologi bidang komunikasi dan informasi
menjadi trend dalam bersosial. Kemajuan teknologi ini memberikan dan
menawarkan kemudahan dari komunikasi, mendapatkan informasi, edukasi,
hiburan sampai pada kebutuhan yang pribadi dapat dilayani dengan adanya
teknologi ini. Pemanfaatan teknologi bidang infomasi dan telekomunikasi
menjadi tujuan utama mendapatkan pengetahuan baru dan menciptakan
1
hubungan baru antara manusia dengan mesin dan antara dunia nyata dengan
maya. Manfaat perkembangan teknologi ini menciptakan kehidupan yang lebih
baik dalam komunikasi antar individu hingga bermasyarakat (Danuri, 2019).
Salah satu kemajuan teknologi bidang komunikasi adalah dengan adanya
internet. Internet merupakan bentuk komunikasi modern masyarakat yang daya
tariknya luar biasa. Internet tidak hanya memberikan hiburan dan pengetahuan
saja, tetapi internet memberikan fasilitas dalam rangka penyampaian informasi
kepada individu atau sekolompok orang tertentu (Yuliana, 2022). Sebagian besar
masyarakat Indonesia berbagai usia memiliki dan menggunakan media sosial
untuk berkomunikasi kepada publik atau hanya sekedar menyampaikan informasi
semata. Akibat munculnya media sosial adalah perubahan perilaku masyarakat
dri budaya, etika hingga norma yang berlaku (Kustiawan, 2022).
Media sosial merupakan media yang paling banyak diminati, survey yang
telah dilakukan oleh APJII pada 2500 responden pengguna internet ditemukan
bahwa sekitar 87,13% masyarakat Indonesia memiliki media sosial. Banyak
individu menggunakan media sosial untuk berinteraksi dan berkomunikasi,
khususnya pada individu berusia 19—34 tahun. Usia 19—34 tahun merupakan
masa transisi dari remaja menuju dewasa biasa disebut dengan emerging
adulthood yang mencakup usia 18—25 tahun. Masa transisi adalah masa dimana
individu mulai mengeksplor jati diri tetapi belum mencapai taraf stabil. Pada
umumnya masa ini merupakan usia mahasiswa yang menempuh S1 (Shodiq,
2020). Dengan seiring berkembangnya teknologi sehingga sebagian individu
pada masa transisi bertumpu pada media sosial. Pengguna media soosial
memiliki efek yang dapat berisiko mengalami gangguan mental seperti halnya
kecemasan apabila ketinggalan informasi (Trikandini, 2021).
Kecemasan dan ketakutan ini biasa disebut dengan fear of missing out atau
disingkat dengan FoMO. Fear of missing out merupakan rasa takut yang muncul
2
akibat tertinggalnya informasi, gossip atau tren yang beredar pada lingkungan
sosial. Individu yang mengalami FoMO memiliki keinginan untuk terus
mengikuti apa yang dilakukan oleh individu lain di media sosial (Shodiq, 2020).
Departement of physicology, school of social science, Nottingham Tren
University, di inggris, menyatakan bahwa Fear of Missing Out merupakan suatu
kondisi yang menyebabkan seseorang berperilaku di luar batas kewajaran di
media sosial mereka. Bukan hanya merasa cemas karena ketinggalan suatu
informasi, terkadang mereka akan melakukan sesuatu seperti mempromosikan
diri atau memajang foto maupun tulisan agar mereka terlihat sangat update yang
jatuhnya seperti sedang mencari sensasi (Aisafitri, 2020). Seperti yang dikatakan
(McGinnis; xii). Fear of missing out bukan merupakan fenomena untuk lucu-
lucuan. Fenomena ini dapat menyebabkan rasa tertekan, minder, iri, bahkan
sampai membuat seseorang itu depresi (McGinnis, 2020).
Mengontrol diri untuk bijak bermain media sosial mencegah kecanduan dari
media sosial. Hal ini diperkuat hasil penelitian Karnadi (2019) bahwa kontrol diri
dapat mempengaruhi kecanduaan dalam bermain media sosial, jika semakin
3
rendah rendah indeks kontrol diri akan meningkatkan indeks dari kecanduan
media sosial begitu juga sebaliknya, semakin tinggi indeks kontrol diri maka
indeks kecanduan media sosial rendah.
B. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas maka rumusan masalah di dalam penelitian
ini adalah Hubungan antara Kontrol Diri dengan Fear of Missing Out
Syndrome Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Tadulako
Angkatan 2022
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan antara kontrol diri dengan fear of missing
out syndrome pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Tadulako
angkatan 2022.
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Institusi
4
Diharapkan dapat bermanfaat dan sebagai bahan referensi untuk
penelitian berikutnya yang berkaitan dengan topik penelitian yaitu: korelasi
antara kontrol diri dengan fear of missing out syndrome pada mahasiswa
Fakultas Kedokteran Universitas Tadulako angkatan 2022.
2. Bagi Peneliti
a. Diharapkan dapat menambah pengalaman, wawasan, dan pengetahuan
peneliti mengenai hubungan antara kontrol diri dengan fear of missing out
syndrome.
b. Menjadi suatu proses pembelajaran bagi peneliti dalam menerapkan
disiplin ilmu kedokteran yang telah dipelajari di Fakultas Kedokteran
Universitas Tadulako.
3. Bagi Masyarakat
a. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan masyarakat mengenai
fear of missing out syndrome dan cara mengontrol diri.
b. Meningkatkan kesadaran masyarakat dalam hal kontrol diri yang baik
mengenai kecenderungan fear of missing out syndrome.
5
E. Keaslian Penelitian
6
Fear of Missing Out korelasional responden yang menjadi waktu penelitian
(FoMO) pada sampel penelian ternyata subjek penelitian dan
Remaja Pengguna Teknik sampling: teknik terdapat kontribusi lokasi penelitian
Aktif Media Sosial pengambilan sampel non variabel neurotisme
probability sampling terhadap FoMO sebesar
berupa purposive 21,5%. Semakin tinggi
sampling kecenderungan remaja
untuk mengalami dan
berperilaku berdasarkan
emosi-emosi negatif maka
semakin tinggi pula
kekhawatiran bahwa
orang lain sedang
mengalami peristiwa yang
lebih berharga atau
menyenangkan dan ia
merasa kehilangan
kesempatan untuk dapat
terlibat dalam peristiwa
7
tersebut.
Siddik (2020) Peran Harga Diri Metode: Penelitian Hasil penelitian yang Variabel bebas,
terhadap Fear of kuantitatif dilakukan terhadap 349 Teknik sampling,
Missing Out pada responden didapatkan waktu penelitian
remaja Pengguna Teknik sampling: teknik 11,3% harga diri memiliki subjek penelitian dan
Situs Jejaring Sosial pengambilan sampel non peran signifikan terhadap lokasi penelitian
probability sampling FoMO pada remaja yang
berupa accidental menggunakan SNS.
sampling FoMO pada remaja
dimana semakin tinggi
apabila harga diri yang
dimiliki juga tinggi
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka
1. Kontrol Diri
a. Definisi
9
terdapat di lingkungan sekitarnya. Para ahli berpendapat bahwa
kontrol diri dapat digunakan sebagai suatu intervensi yang bersifat
preventif dan dapat mereduksi efek – efek negatif dari lingkungan
sekitar (Tripambudi, 2020).
11
atau keinginan yang tidak dapat dikontrol untuk terhubung
aktivitas yang dilakukan individu lain (Siddik, 2020). Penelitian
Przybylski (dalam Christina, 2019) menyebutkan bahwa Self
Determination Theory (SDT) adalah pendekatan yang
mengemukakan jika tercapainya kontrol diri atau regulasi diri
yang efektif itu bergantung pada kepuasan dalam pemenuhan tiga
kebutuhan psikologis, yaitu kebutuhan kompetensi, otonomi dan
keterhubungan. Serta FoMO dapat dipahami sebagai akibat
kurangnya pemuasan ketiga kebutuhan.
b. Aspek-aspek Fear of Missing Out
Berdasarkan definisi yang telah dijabarkan maka aspek-
aspek dari Fear of Missing Out (FoMO) adalah sebagai berikut,
Ketakutan akan kehilangan momen yang berharga dari individu,
Ketakutan akan kehilangan momen yang berharga dari kelompok
lain. Keinginan agar tetap terhubung dengan yang orang lain
lakukan. Aspek lainnya seperti ketakutan, kekhawatiran, dan
kecemasan yang berhubungan dengan indikator FoMO (Azizah,
2021). Menurut Przybylski (dalam Salinding, 2022) FoMO
memiliki aspek-aspek, yaitu aspek self yang merupakan hubungan
antara kompetisi dengan autonomi. Ketika aspek self tidak dapat
terpenuhi maka individu akan mengupayakan untuk mendapatkan
berbagai macam informasi sekaligus berinteraksi pada individu
lain di dunia maya dengan mengekspresikannya melalui perantara
media sosial. Selanjutnya, aspek relatedness yang merupakan
kebutuhan individu akan terhubungnya dengan individu yang lain.
Ketika aspek relatedness tidak dapat terpenuhi, individu
cenderung akan merasa khawatir serta mencari tahu dan mencoba
aktivitas yang dilakukan individu lain dengan bantuan media
sosial.
c. Faktor-faktor yang memengaruhi Fear of Missing Out
12
diartikan dalam bentuk krisis kontrol diri sebagai akibat dari tidak
terpenuhinya ketiga kebutuhan dasar tersebut. Dapat disimpulkan
bahwa ada tiga faktor yang dapat menyebabkan individu
mengalami FoMO, yaitu:
3. Gangguan Kecemasan
13
Kecemasan adalah sebutan untuk sejumlah sensasi fisik
bervariasi dan dialami oleh individu ketika merasa dalam bahaya atau
terancam. Bila individu mengalami kecemasan gejala yang timbul
seperti jantung yang berdebar kencang, pernapasan yang cepat,
berkeringat, muka memerah dan yang paling umum individu akan
merasa gelisah. Semua itu merupakan cara tubuh untuk
mempersiapkan diri untuk bertindak jika dalam keadaan bahaya
(Robichaud, 2015). Individu sering mengalami gangguan cemas yang
merupakan akibat dari faktor psikososial. Individu merespons secara
tidak tepat terhadap stressor misalnya terhadap situasi lingkungan
yang baru. Selain itu, dapat disebabkan oleh perhatian yang selektif
terhadap perincian negatif di lingkungan, distorsi mengelolah
informasi dan pandangan negatif terhadap mengatasi stressor tersebut
(Oktamarina, 2022). Kecemasan patologis dipicu saat ada perkiraan
ancaman yang dirasakan secara berlebihan atau terdapat bahaya dari
suatu situasi yang mengarah pada respons yang berlebihan dan tidak
pantas (Chand, 2021). Gangguan kecemasan dapat mengganggu
proses belajar mengajar pada remaja karena pada gangguan ini
individu akan mengalami distorsi mengelolah informasi yang dapat
mengganggu individu dalam pemusatan perhatian, menurunkan daya
ingat dan lain-lain. Sehingga individu lebih sering mencari
pengobatan untuk mengatasi rasa cemasnya tersebut (Oktamarina,
2022).
Gangguan Kecemasan dapat didefinisikan dalam Diagnostic
and Statistical Manual of Mental Disorders, 5th ed (DSM V), yaitu :
1) Selektif mutisme merupakan kegagalan konsisten berbicara
pada situasi sosial. Ada harapan untuk berbicara meskipun
individu berbicara dalam keadaan lain, dapat berbicara dan
memahami bahasa lisan. Gangguan banyak terlihat pada anak-
anak daripada pada remaja dan orang dewasa.
2) Fobia spesifik ditandai dengan individu memiliki perasaan
14
takut atau cemas tentang objek atau situasi tertentu yang
mereka hindari atau tahan dengan ketakutan atau kecemasan
yang intens.
3) Gangguan kecemasan sosial merupakan gangguan yang
ditandai dengan ketakutan atau kecemasan secara nyata atau
intens terhadap situasi sosial. Peran individu sebagai subjek
pengawasan. Individu akan merasa dievaluasi secara negatif
dalam situasi sosial. Induvidu juga akan takut merasa malu,
ditolak, dipermalukan atau menyinggung individu lain.
Biasanya dapat disebut dengan fobia sosial.
4) Gangguan panik ditandai dengan individu yang mengalami
serangan panik berulang, tidak terduga dan mengalami
kekhawatiran yang terus menerus tentang serangan panik
lainnya. Individu juga mengalami perubahan perilaku terkait
serangan panik yang bersifat maladaptif, seperti menghindari
aktivitas dan situasi untuk mencegah terjadinya serangan panik.
15
tidur.
7) Gangguan Kecemasan yang diinduksi zat atau Obat merupakan
gangguan yang melibatkan gejala kecemasan karena keracunan
zat atau penarikan atau perawatan medis.
8) Gangguan kecemasan karena kondisi medis lainnya merupakan
gejala kecemasan adalah hasil fisiologis dari kondisi medis
lain. Contohnya termasuk penyakit endokrin, gangguan
kardiovaskular dan lain-lain (Chand, 2021).
16
2019).
17
B. Kerangka Teori
Mahasiswa Kedokteran
angkatan 2022
Baik
Kontrol diri
Buruk
Gangguan cemas
menyeluruh
Gangguan
cemas
Gangguan cemas
sosial
Fear of
Missing Out
Keterangan:
: variable yang diteliti
: variable yang tidak diteliti
18
C. Kerangka Kosep
D. Landasan Teori
Salah satu faktor Fear of Missing Out, yaitu banyak stimulus atau
19
dorongan untuk mendapatkan banyak informasi dari media sosial, hal ini
dapat menyebabkan individu selalu ingin mengetahui perkembangan
informasi terkini pada setiap saat, stimulus dalam mendapatkan informasi
yaitu salah satunya bermain media sosial. Pemakaian tidak bijak dalam
bermain media sosial akan berdampak negatif apabila individu tidak memiliki
kontrol diri untuk dapat mengatur waktu serta membatasi informasi melalui
media sosial (Maza, 2022).
E. Hipotesis
𝐻0:Tidak ada hubungan antara kontrol diri dengan sindrom FoMO pada
mahasiswa FK Universitas Tadulako angkatan 2022
𝐻1: Ada hubungan antara kontrol diri dengan sindrom FoMO pada mahasiswa
FK Universitas Tadulako angkatan 2022
20
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
1. Populasi Penelitian
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Tadulako
Angkatan 2022 yang berjumlah 159 orang dengan rincian 115 orang
merupakan perempuan dan 44 orang merupakan laki-laki. Diperoleh
jumlah keseluruhan Mahasiswa FK Untad angkatan 2022, yaitu 159
orang.
2. Sampel Penelitian
Pengambilan sampel dilakukan menggunakan salah satu jenis
teknik non probability sampling, yaitu purposive sampling. Dimana
teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Alasan
menggunakan purposive sampling ini karena sesuai untuk digunakan
untuk penelitian kuantitatif. Sampel dalam penelitian ini adalah
Mahasiswa Fakultas Kedokteran angkatan 2022 Universitas Tadulako
dengan melakukan pengisian skala terstruktur.
Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian
dari suatu populasi target yang dapat dijangkau dan yang akan di teliti.
21
Kriteria Inklusi dalam penelitian ini adalah :
C. Ukuran Sampel
Keterangan :
n = jumlah sampel
N = jumlah populasi
159
𝑛 = 1+159 (0,1)2
159
𝑛 = 1+159(0,01)
159
𝑛 = 2,59 = 61,389 = 61
22
Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan rumus slovin didapatkan
sampel minimal yaitu 61 mahasiswa. Data mahasiswa yang diambil pada
penelitian ini adalah Mahasiswa FK Untad angkatan 2022, dengan rincian 115
orang merupakan perempuan dan 44 orang merupakan laki-laki. Diperoleh
jumlah keseluruhan Mahasiswa FK Untad angkatan 2022, yaitu 159 orang.
E. Instrumen Penelitian
Fear of missing out (FoMO) dalam penelitian ini disusun oleh peneliti
berdasarkan aspek dikemukakan oleh Przybylski, Murayama, DeHaan dan
Gladwell (2013) yaitu ketakutan, kekhawatiran, dan kecemasan.
F. Alur Penelitian
G. Pengolahan Data
H. Analisis Data
I. Etika Penelitian
28
BAB IV
A. Hasil Penelitian
2. Analisis Univariat
a. Karakteristik Responden
xxi
x
(Sumber: Data Primer, 2023)
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa responden dengan jenis
kelamin perempuan lebih banyak dibandingkan responden dengan jenis
kelamin laki-laki. Dimana responden perempuan berjumlah 71 orang (76,3%)
sedangkan laki-laki berjumlah 22 orang (23,7%).
b) Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Analisis data yang menjelaskan mengenai karakteristik responden
berdasarkan usia, dapat dilihat pada tabel di bawah:
xx
x
Tingkat Kontrol Diri di kalangan mahasiswa Fakultas Kedokteran
Universitas Tadulako angkatan 2022 dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Pada tabel di atas, diketahui bahwa tingkat kontrol diri pada mahasiswa
FK Untad angkatan 2022 terbanyak pada tingkat tinggi sebanyak 65 dari 93
orang (69,9%), selanjutnya pada tingkat sedang sebanyak 28 orang (30,1%).
Sedangkan pada tingkat kontrol diri rendah adalah 0 orang atau tidak ada
sama sekali orang yang memiliki kontrol diri yang rendah.
Bisa disimpulkan dari tabel di atas bahwa tingkat Fear of Missing Out
pada mahasiswa kedokteran angkatan 2022 didominasi oleh mahasiswa
dengan tingkat FoMO yang rendah sebanyak 75 orang dengan persentase
80,6% dari jumlah sampel. Sedangkan pada kategori tinggi hanya terdapat 18
orang (19,4%). Kemudian kategori tinggi memiliki persentase 0% atau bisa
xx
xi
disimpulkan tidak terdapat mahasiswa dengan kategori FoMO tersebut.
3. Analisis Bivariat
a. Uji Korelasi Hubungan Kontrol Diri dengan Tingkat Fear of Missing Out
Tabel 10. Tingkat Kontrol Diri dengan Tingkat Fear of Missing Out crosstab
FoMO Total
rendah sedang
Tingkat sedang Count 10 18 28
Kontrol % of 10,8% 19,4% 30,1%
diri Total
tinggi Count 65 0 65
% of 69,9% 0,0% 69,9%
Total
Total Count 75 18 93
% of 80,6% 19,4% 100,0
Total %
(Sumber: Data Primer, 2023)
Tabel 11.
Spearman’s Kontrol diri Sig. 2-tailed α C
rho
0,000 0,05 -0,746
B. Pembahasan
Dalam buku yang ditulis oleh Patrick J. McGinnis dengan judul “Fear of
Missing Out: tepat mengambil keputusan di dunia yang menyajikan terlalu banyak
pilihan”, fear of missing out (FoMO) ialah kata benda yang memiliki dua makna. Makna
yang pertama ialah, FoMO merupakan rasa cemas yang tidak diinginkan dan timbul
sebab adanya persepsi terhadap pengalaman orang lain yang lebih memuaskan daripada
milik sendiri, biasanya melalui terpaan media sosial. Kemudian yang kedua, FoMO ialah
tekanan sosial yang timbul karena adanya perasaan akan tertinggal suatu kejadian
maupun suatu peristiwa, atau tersisih dari pengalaman kolektif yang positif maupun
berkesan.
Sesuai dengan penelitian yang saya telah dilakukan pada mahasiswa Fakultas
Kedokteran Universitas Tadulako angakatan 2022 dengan jumlah responden sebanyak
93 orang yang masuk dalam kriteria inklusi, hasil didominasi oleh mahasiswa dengan
tingkat kontrol diri kategori tinggi. Terdapat 65 responden dengan persentase 69,9%
dengan kategori fear of missing out rendah 65 (69,9%) orang dan kategori fear of
missing out sedang terdapat 0 (0,0%) orang. Dapat dilihat jawaban dari responden pada
Self Control Scale (SCS) dimana mayoritas dari responden mengetahui dan sadar akan
xx
xiii
kontrol dirinya agar tidak bermain media sosial saat berlangsungnya proses pembelajaran
ataupun perkuliahan. Kemudian, jawaban pada Fear of Missing Out Scale (FoMOS),
mayoritas mahasiswa tidak begitu peduli terhadap apa yang sedang dilakukan teman-
teman mereka di luar sana dan mayoritas dari mereka juga tidak begitu peduli pada
trending topik di media sosial.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kontrol diri dengan
fear of missing out pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Tadulako
Angkatan 2022. Setelah dilakukan uji korelasi dari Spearman’s rho, maka diperoleh
koefesien korelasi sebesar -0,746 dengan didapatkan Sig. 2-tailed sebesar 0,000 lebih
kecil dari nilai signifikan (α) atau Sig. 2-tailed < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa
hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diterima, yaitu terdapat hubungan negatif
yang signifikan antara kontrol diri dengan fear of missing out pada Mahasiswa Fakultas
Kedokteran Universitas Tadulako Angkatan 2022. Hal ini menunjukkan semakin tinggi
kontrol diri pada mahasiswa maka semakin rendah fear of missing out yang
dimunculkan, sebaliknya semakin rendah kontrol diri pada mahasiswa maka semakin
tinggi fear of missing out yang dimunculkan. Didukung penelitian yang dilakukan oleh
Sujarwo (2023) kontrol diri dapat mempengaruhi kejadian fear of missing out pada
pengguna media sosial yang mana ada hubungan negatif signifikan pada 195 responden,
sekitar 87 responden (54,8%) mengalami fear of missing out kategori sedang dan 108
responden (68,1%) mengalami fear of missing out kategori rendah.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Maza (2022) dan Wulandari (2020)
yang menyatakan bahwa adanya hubungan negatif secara signifikan dan kuat antara
variabel kontrol diri dengan variabel fear of missing out (FoMO) pada remaja pengguna
media sosial. Artinya semakin tinggi kontrol diri maka semakin rendah fear of missing
out (FoMO) yang dimiliki remaja pengguna media sosial tersebut dan apabila semakin
rendah kontrol diri remaja maka semakin tinggi tingkat fear of missing out (FoMO) yang
dimiliki. Penelitian Marina & Richard (2018) menemukan bahwa internet menjadi faktor
penting yang menyebabkan fear of missing out (FoMO). Hal ini menunjukkan bahwa
seseorang yang mempunyai kontrol diri tinggi akan mempunyai fear of missing out
(FoMO) yang rendah karena ia mampu mengontrol emosi, pikiran dan perasaannya saat
terkoneksi dengan orang lain di media sosial sehingga tidak menimbulkan perasaan
cemas, takut dan khawatir akan tertinggal dengan peristiwa atau pengalaman orang lain
xx
xiv
di media sosial atau yang disebut dengan fear of missing out (FoMO). Obsert (2017) juga
menyatakan bahwa fear of missing out yang menyebabkan adanya keinginan untuk terus
menerus terhubung dengan seseorang secara langsung yang kemudian menyebabkan
penggunaan media sosial meningkat.
Pada hasil penelitian ini responden terbanyak menduduki usia 19 tahun. Hal ini
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Kadri (2022) pada mahasiswa Universitas
Islam Riau, bahwa usia 18-25 mendominasi dalam perilaku fear of missing out hal ini
disebabkan usia tersebut memasuki usia belajar yaitu sebagai mahasiswa yang mana
banyak beban tugas kuliah maupun skripsi. Oleh karena itu untuk mencegah fear of
missing out diperlukan kontrol diri yang baik dalam diri individu.
xx
xv
DAFTAR PUSTAKA
Aisafitri, L., & Yusrifah, K. 2020. Sindrom Fear Of Missing Out Sebagai Gaya
Hidup Milenial Di Kota Depok. Jurnal Riset Mahasiswa Dakwah dan
Komunikasi. Vol 2(4). Viewed on 23 Maret 2023. From : http://ejournal.uin-
suska.ac.id/index.php/jrmdk/article/view/11177
Akbar, R. S., Aulya, A., Apsari, A., Sofia, L. 2018. Ketakutan Akan Kehilangan
Momen (FOMO) Pada Remaja Kota Samarinda. Psikostudia: Jurnal
Psikologi. Vol 7 (2). Viewed on 9 Juli 2023. From:
http://ejournal.uinsuska.ac.id/index.php/jrmdk/article/view/11177
Asriandi., Irwanto., Wardhna, A., et al. 2022. Psikologi Sosial Suatu Pengantar.
Azizah, E. 2021. Hubungan Antara Fear of Missing Out (Fomo) Dengan Kecanduan
Media Sosial Instagram Pada Remaja. Humanistik'45. Vol 9(1). Viewed on 9
Juli 2023. From:
https://univ45sby.ac.id/ejournal/index.php/humanistik/article/view/197
Chand, S.P., Marwaha, R. Anxiety. 2021. Anxiety. Treasure Island (FL): StatPearls
Publishing.
Christina, R., Yuniardi, M. S., & Prabowo, A. 2019. Hubungan Tingkat Neurotisme
Dengan Fear of Missing Out (FoMO) Pada Remaja Pengguna Aktif Media
Sosial. Indigenous: Jurnal Ilmiah Psikologi. Vol 4(2). Viewed on 14 Maret
2023. From:
https://journals.ums.ac.id/index.php/indigenous/article/view/8024
Gupta, M., & Sharma, A. 2021). Fear of missing out: A brief overview of origin,
theoretical underpinnings and relationship with mental health. World journal
xx
xvi
of clinical cases. Vol 9(19). Viewed on 26 Maret 2023. From
https://doi.org/10.12998/wjcc.v9.i19.4881
Karnadi, H., Zuhdiyah, Z., & Yudiani, E. 2019. Hubungan Antara Kontrol Diri
dengan Kecanduan Internet pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 16
Palembang. JIKSS. Vol 8(2). Viewed on 12 Maret 2023. From:
http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/intelektualita/article/view/65
Kustiawan, W., Nurlita, A., Siregar, A., Siregar, S. A., Ardianti, I., Hasibuan, M. R.,
& Agustina, S. 2022. Media Sosial dan Jejaring Sosial. Maktabatun: Jurnal
Perpustakaan dan Informasi. Vol 2(1). Viewed on 15 Maret 2023. From:
https://ummaspul.e-journal.id/RMH/article/view/4989
Marsela, R. D., & Supriatna, M. 2019. Konsep diri: Definisi dan Faktor. Journal of
Innovative Counseling: Theory, Practice, and Research. Vol 3(2). Viewed on
12 Maret 2023. From:
http://www.journal.umtas.ac.id/index.php/innovative_counseling/article/view/
567
Maza, S., & Aprianty, R. A. 2022. Hubungan Kontrol Diri Dengan Fear Of Missing
Out (Fomo) pada Remaja Pengguna Media Sosial. Jurnal Mahasiswa BK An-
Nur: Berbeda, Bermakna, Mulia. Vol 8(3) Viewed on 26 Maret 2023. From:
https://ojs.uniska-bjm.ac.id/index.php/AN-NUR/article/view/9139
Putri, L. S., Purnama, D. H., & Idi, A. 2019. Gaya Hidup Mahasiswa Pengidap Fear
Of Missing Out Di Kota Palembang. Jurnal Masyarakat & Budaya. Vol 21(2).
Viewed on 2 April 2023. From: https://Jmb.Lipi.Go.Id/Jmb/Article/View/8 67
Robichaud, M., Dugas, M. J. 2015. The generalized anxiety disorder. Canada: New
Harbinger Publication.
Salinding, J. M., & Soetjiningsih, C. H. 2022. Fear Of Missing Out pada Pengguna
Media Sosial dan Kaitannya dengan Loneliness Di Masa Pandemi Covid-
19. Psikoborneo: Jurnal Ilmiah Psikologi. Vol 10(4). Viewed on 21 Maret
2023. From: https://ocs.unmul.ac.id/index.php/psikoneo/article/view/9227
Setiadi, F., & Agus, D. 2020. Hubungan antara durasi penggunaan jejaring sosial
dan tingkat fear of missing out di kalangan mahasiswa kedokteran di Jakarta.
Damianus Journal of Medicine. Vol 19(1). Viewed on 9 Juli 2023. From
http://mx2.atmajaya.ac.id/index.php/damianus/article/view/1199
Shodiq, F., Kosasih, E., & Maslihah, S. 2020. Need To Belong Dan Of Missing Out
Mahasiswa Pengguna Media Sosial Instagram. Jurnal Psikologi Insight. Vol
4. Viewed on 12 Maret 2023. From:
https://pdfs.semanticscholar.org/1e80/1ba4483a9725db6f8afc87e5920624fcc
ce3.pdf
Sianipar, N. A., & Kaloeti, D. V. S. 2019. Hubungan antara regulasi diri dengan
fear of missing out (FoMO) pada mahasiswa tahun pertama Fakultas
Psikologi Universitas Diponegoro. Jurnal Empati. Vol 8(1). ). Viewed on 18
Maret 2023. From:
https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/empati/article/view/23587
xx
xvi
Siddik, S., Mafaza. 2020. Peran Harga Diri Terhadap Fear of Missing Out Pada
Remaja Pengguna Situs Jejaring Sosial. Jurnal psikologi teori dan terapan.
Vol 10(2). Viewed on 12 Maret 2023. From:
http://download.garuda.kemdikbud.go.id/article.php?article=2402881&val=1
0798&title=Peran%20Harga%20Diri%20terhadap%20Fear%20of%20Missin
g%20Out%20pada%20Remaja%20Pengguna%20Situs%20Jejaring%20Sosia
l
xx
xix
LAMPIRAN
xl
Lampiran 1 Skala Penelitian
Skala Hubungan Antara Kontrol Diri dengan Fear of Missing Out pada
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Tadulako Angkatan 2022.
A. Identitas
Nama/inisial :
Akhiran Stambuk (ex: 010) :
Umur :
Jenis Kelamin :
B. Keternagan Tambahan
I. Mengidap gangguan kecemasan: Ya/Tidak
II. Jika “Ya” , gangguan kecemasan seperti apa (jelaskan seperti apa
yang anda rasakan, ex: takut akan keramaian. Takut tertinggal
sesuatu yang baru, dll)
III. Sedang mengkonsumsi obat anticemas 3 bulan terakhir: Ya/Tidak
C. Inform Consent
1. Saya bersedia untuk menjadi responden dalam penelitian ini dan akan
mengisi dengan jujur dan apa adanya: Setuju/Tidak Setuju
Petunjuk:
Poin tanggapan:
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
TS : Tidak Setuju
Poin tanggapan:
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
TS : Tidak Setuju