Anda di halaman 1dari 36

PENANGGULANGAN DAMPAK KECANDUAN MEDIA SOSIAL DI KALANGAN

MAHASISWA TPB FMIPA ITB 2020

LAPORAN PENELITIAN

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Tata Tulis Karya Ilmiah pada Semester I
Tahun Akademik 2020-2021

Oleh

Jonathan Tanzi 16020184

Denays Violina Oktivani 16020234

Fauzia Savitri 16020344

Claresta Hara Theresia 16020349

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

2020
ABSTRAK

Saat ini pada era globalisasi, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
semakin canggih. Selain itu, penyebaran informasi serta akses telekomunikasi dan
transportasi semakin cepat dan mudah. Internet merupakan salah satu hasil dari
kecanggihan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi buatan manusia. Tidak
menutup kemungkinan semua generasi terpengaruh dengan adanya internet terutama bagi
remaja. Dalam karya tulis ini, kami mengangkat judul penelitian yaitu “Penanggulangan
dampak kecanduan media sosial di kalangan mahasiswa TPB FMIPA ITB 2020”.
Rumusan masalah yang kami ajukan antara lain Bagaimana penggunaan media sosial di
kalangan mahasiswa TPB FMIPA ITB 2020, apakah dampak dari kecanduan media sosial
bagi mahasiswa TPB FMIPA ITB 2020, dan bagaimana cara mengatasi kecanduan media
sosial di kalangan mahasiswa TPB FMIPA ITB 2020. Adapun tujuan dari penulisan karya
tulis ini antara lain untuk mengetahui penggunaan media sosial di kalangan mahasiswa
TPB FMIPA ITB 2020, menentukan dampak dari kecanduan media sosial bagi mahasiswa
TPB FMIPA ITB 2020, dan untuk menemukan cara efektif mengatasi kecanduan media
sosial dikalangan mahasiswa TPB FMIPA ITB 2020. Metode yang kami gunakan dalam
penelitian ini bersifat deskriptif analitis, yaitu mendeskripsikan data baik dari literatur
maupun sumber-sumber lain kemudian data yang didapat dari responden dianalisis serta
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengumpulan data berupa
penyebaran angket melalui grup Line FMIPA 20. Seorang mahasiswa TPB FMIPA ITB
2020 kecanduan media sosial pasti akan terganggu proses belajarnya. Waktu untuk
belajar mandiri akan berkurang karena sibuk bermain media sosial. Selain itu,
konsentrasinya juga bisa terganggu saat ia sedang kuliah. Kata kunci:internet,
remaja, media sosial
PRAKATA

Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan nikmat dan rahmat-Nya
sehingga karya tulis ilmiah yang berjudul “Penanggulangan dampak kecanduan media
sosial di kalangan Mmahasiswa TPB FMIPA ITB 2020” dapat diselesaikan dengan baik.

Tidak lupa juga penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Ibu Dra. Anniar Samanudi, M.Hum. sekalu Dosen Tata Tulis Karya Ilmiah yang
telah meluangkan waktunya untuk mengarahkan, membimbing, dan
memotivasi penulis saat pengerjaan hingga penyelesaian karya tulis ilmiah ini.
2. Orang tua yang telah mendukung dan memfasilitasi dalam penulisan karya tulis
ilmiah ini.
3. Teman-teman Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut
Teknologi Bandung dan terutama keluarga besar Kelas 4 Tata Tulis Karya
Ilmiah yang telah membantu dan mendukung dalam penulisan karya tulis ilmiah
ini.
4. Pihak-pihak lain yang tidak dapat ditulis satu per satu.

Dalam kesempatan ini, penulis berharap bahwa karya tulis ilmiah ini bermanfaat
dan dapat menambah ilmu dan wawasan kepada para pembaca yang membaca
karya tulis ilmiah ini.

Bandung, 22 Desember 2020


SANWACANA

Terima kasih kami sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa, orang tua . dan

Dra, Anniar Samanhudi, M.Hum. selaku dosen TTKI, semua mahasiswa TPB

FMIPA ITB 2020 selaku responden, dan semua pihak yang telah mendukung

terselesaikannya laporan penelitian ini.


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..............................................................................................i
ABSTRAK.............................................................................................................ii
PRAKARTA..........................................................................................................iii
SANWACANA......................................................................................................vi
DAFTAR ISI..........................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................vi

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang dan Rumusan Masalah..................................................1
1.1.1 Latar Belakang Masalah...................................................................1
1.1.2 Rumusan Masalah............................................................................2
1.2 Tujuan dan Manfaat Penulisan...............................................................3
1.2.1 Tujuan Penulisan..............................................................................3
1.2.2 Manfaat Penulisan............................................................................3
1.3 Ruang Lingkup Kajian...........................................................................4
1.4 Anggapan Dasar.....................................................................................4
1.5 Hipotesis.................................................................................................5
1.6 Metode dan Teknik Pengumpulan Data.................................................5
1.6.1 Metode.............................................................................................5
1.6.2 Teknik Pengumpulan Data...............................................................5
1.7 Sistematika Penulisan............................................................................5

BAB II TEORI DASAR..........................................................................................7


2.1 Internet...................................................................................................7
2.2 Media Sosial.........................................................................................11
2.2.1 Karakteristik Media Sosial.............................................................12
2.2.2 Jenis-Jenis Media Sosial................................................................12
2.2.3 Penggunaan Media Sosial Dimasyarakat.......................................
2.2.4 Kecanduan Media Sosial................................................................
2.3 Remaja.................................................................................................13
2.3.1 Pengertian Remaja.........................................................................13
2.3.2 Ciri-Ciri Remaja.............................................................................14

BAB III ANALISIS PENANGGULANGAN DAMPAK KECANDUAN


MEDIA SOSIAL DI KALANGAN MAHASISWA TPB FMIPA ITB 2020.......
3.1 Lama Waktu Penggunaan platform Media Sosial yang Paling Sering
Dingunakan Dikalangan Mahasiswa TPB FMIPA ITB 2020..............4
3.2 Koten yang Paling Banyak Dicari Mahasiswa TPB FMIPA ITB 2020
Saat Menggunakan Media Sosial ........................................................7
3.3 Dampak Penggunaan Media Sosial Dikalangan Mahasiswa TPB
FMIPA ITB 2020.................................................................................9
3.4 Cara Penanggulangan Kecanduan Media Sosial Dikalangan Mahasiswa
TPB FMIPA ITB 2020.........................................................................2
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN...............................................................40
4.1 Kesimpulan..........................................................................................40
4.2 Saran.....................................................................................................41
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................
RIWAYAT HIDUP...............................................................................................
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Facebook...............................................................................................

Gambar 2 Wordpress.............................................................................................

Gambar 3 Twitter..................................................................................................

Gambar 4 Snapfish................................................................................................

Gambar 5 Lintas ME.............................................................................................

Gambar 6 Wikipedia..............................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang dan Rumusan Masalah

1.1.1 Latar belakang masalah

Pada zaman ini, ilmu pengetahuan dan teknologi sudah berkembang


dengan begitu pesat. Dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, masyarakat Indonesia mulai mengenal internet. Dengan hadirnya
internet, hampir semua kebutuhan manusia dapat diselesaikan, mulai dari
pemenuhan kebutuhan sehari-hari, bersosialisasi, mencari informasi sampai
kepada pemenuhan kebutuhan hiburan. Kehadiran internet oleh masyarakat
lebih dimanfaatkan sebagai media sosial karena dengan media sosial
masyarakat bisa dengan bebas berkelana ke berbagai belahan dunia untuk
berbagi dan mencari informasi serta berkomunikasi dengan orang banyak
tanpa banyak hambatan dalam hal biaya, jarak dan waktu (Soliha, 2015).

Di Indonesia, perubahan dalam tatanan kehidupan masyarakat juga


telah dirasakan akibat masuknya pengaruh internet. Teknologi ini sudah
dapat diakses oleh berbagai kalangan masyarakat. Remaja sebagai salah satu
pengguna fasilitas internet belum mampu memilah aktivitas internet yang
bermanfaat. Mereka juga cenderung mudah terpengaruh oleh lingkungan
sosial tanpa mempertimbangkan terlebih dahulu efek positif atau negatif
yang akan diterima saat melakukan aktivitas internet (Ekasari &
Dharmawan, 2012).

Di Indonesia, pengguna internet terbesar adalah remaja dengan


rentang usia 15-24 tahun dengan kisaran rentang prosentase 26,7% - 30%.
Kemudahan akses internet ini tidak selamanya berdampak positif. Hampir
80% remaja berusia 10-19 tahun yang tersebar di 11 provinsi di Indonesia
kecanduan internet, dan sebagian besar remaja menggunakan internet untuk
hal-hal yang tidak semestinya. 24% mengaku menggunakan internet untuk
berinteraksi dengan orang yang tidak dikenal, 14% mengakses konten
pornografi, dan sisanya untuk game online dan kepentingan lainnya
(Hapsari & Ariana, 2015; Adiarsi, Stellarosa & Silaban, 2015).

Saat ini, mayoritas dari penduduk Indonesia mulai dari anak sekolah
dasar sampai mahasiswa mempunyai akun media sosial, seperti facebook,
instagram, youtube, dan twitter. Mereka dapat mengakses media sosial
sewaktu-waktu dengan mudah. Banyak hal negatif yang dapat timbul dari
hal tersebut. Hal negatif tersebut di antaranya menghabiskan banyak waktu
untuk mengakses media sosial, individu menjadi tidak produktif, dan
cenderung menjadi pribadi yang malas. Selain itu, remaja juga akan
mengalami penurunan prestasi belajar. Jika banyak mahasiswa yang
mengalami kecanduan media sosial ini akan berdampak pada kualitas
pendidikan di Indonesia serta kualitas sumber daya manusia dari tahun ke
tahun akan makin menurun.

Banyaknya anak yang kecanduan media sosial menyebabkan


keprihatinan sehingga kita harus mencari jalan keluar. Ini semua dilakukan
untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang ada di Indonesia. Bagi
mahasiswa yang tidak kecanduan media sosial sangat penting untuk
mengetahui hal-hal yang menyebabkan kecanduan sosial sedangkan bagi
mahasiswa yang telah kecanduan kita harus tahu cara untuk meminimalisir
hal tersebut.

Kualitas sumber daya manusia di Indonesia memang tergolong


rendah. Salah satu penyebab dari hal tersebut adalah kecanduan media
sosial. Oleh sebab itu, pada penelitian kali ini akan mengidentifikasi
dampak-dampak yang dialami remaja akibat kecanduan media sosial serta
mencari cara efektif untuk mengatasi masalah tersebut.

1.1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana penggunaan media sosial di kalangan mahasiswa TPB FMIPA ITB 2020 ?

2. Apakah dampak dari kecanduan media sosial bagi mahasiswa TPB FMIPA ITB 2020?

3. Bagaimana cara mengatasi kecanduan media sosial di kalangan mahasiswa TPB FMIPA
ITB 2020?

1.2 Tujuan dan Manfaat Penulisan

1.2.1 Tujuan Penulisan

Penelitian ini mempunyai tujuan sebagai berikut :

1. Mengetahui penggunaan media sosial di kalangan mahasiswa TPB FMIPA ITB 2020

2. Menentukan dampak dari kecanduan media sosial bagi mahasiswa TPB FMIPA ITB
2020

3. Menemukan cara efektif mengatasi kecanduan media sosial dikalangan mahasiswa


TPB FMIPA ITB 2020

1.2.2 Manfaat Penulisan


Manfaat yang diharapkan dapat dihasilkan dari dilakukannya
penelitian ini adalah memberikan pengetahuan kepada mahasiswa TPB
FMIPA ITB 2020 mengenai cara mengatasi kecanduan media sosial.

1.3 Ruang Lingkup :

Untuk menjawab rumusan masalah diatas, diperlukan pengkajian terhadap beberapa


ruang lingkup, di antaranya :

1. Mengetahui apa saja dampak kecanduan media sosial pada kalangan mahasiswa TPB
FMIPA ITB 2020

2. Mencari cara untuk mengatasi kecanduan media sosial untuk kalangan mahasiswa TPB
FMIPA ITB 2020

1.4 Anggapan Dasar

Turkle (2011) mengemukakan bahwa seberapa lama seseorang


menghabiskan waktu di media sosial akan terjadi proses pembandingan
sosial yang bisa mengakibatkan efek depresif akibat munculnya reaksi
“alone together”. Penelitian lain yang mendukung hasil penelitian tersebut
menjabarkan bahwa semakin sering seseorang mengakses Facebook maka
semakin tidak bahagia orang tersebut (Kross dkk, 2013).

1.5 Hipotesis

Berdasarkan pendapat kami, seorang mahasiswa TPB FMIPA ITB


2020 yang kecanduan media sosial pasti akan terganggu proses belajarnya.
Waktu untuk belajar mandiri akan berkurang karena sibuk bermain media
sosial. Selain itu, konsentrasinya juga bisa terganggu saat ia sedang kuliah.
Di masa kuliah online ini, mahasiswa TPB FMIPA ITB 2020 mungkin akan
bermain sosial media di gadget dan mendengarkan penjelasan dosen di
media lain dalam waktu bersamaan sehingga dapat memecah konsentrasi
dari mahasiswa tersebut. Itu semua akan berdampak pada ilmu yang diserap
tidak akan maksimal dan akan merugikan dirinya sendiri karena
melewatkan penjelasan dari dosen.

1.6 Metode dan Teknik Pengumpulan Data

1.6.1 Metode

Penelitian ini bersifat deskriptif analitis, yaitu mendeskripsikan data


baik dari literatur maupun sumber-sumber lain kemudian data yang didapat
dari responden dianalisis.

1.6.2 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini


adalah pengumpulan data berupa penyebaran angket melalui grup Line
FMIPA 20. Angket adalah teknik pengumpulan data dengan menyerahkan
atau mengirimkan daftar pertanyaan untuk diisi sendiri oleh responden.
Responden adalah orang yang memberikan tanggapan atas angket yang
diajukan.

1.7 Sistematika Penulisan

Laporan penelitian ini terbagi menjadi empat bab, yaitu


pendahuluan, teori dasar, analisis, serta simpulan dan saran. Bab satu
membahas yang melatarbelakangi pembuatan laporan penelitian seperti latar
belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
ruang lingkup kajian, anggapan dasar, hipotesis, metode penelitian, teknik
pengumpulan data, serta sistematika penulisan. Bab dua berisi tentang
landasan-landasan teori dan deskripsi masalah yang berkaitan dengan
media sosial. Bab tiga menjelaskan dan menganalisis penggunaan media
sosial bagi mahasiswa TPB FMIPA ITB 2020 dengan data mahasiswa TPB
FMIPA ITB 2020. Bab empat berisi tentang kesimpulan yang akan
menjawab rumusan masalah dan saran dari para penulis mengenai
keseluruhan topik, baik berdasarkan data yang didapat maupun berdasarkan
analisis.

BAB II

TEORI DASAR

2.1 Internet
Internet (interconnected networking) merupakan susunan komputer yang
saling terhubung di dalam beberapa susunan jaringan. Internet merupakan sebutan
bagi kumpulan jaringan komputer yang dapat mengoneksikan beragam situs, seperti
situs pendidikan, pemerintahan, perdagangan, sekelompok orang, hingga
perseorangan. Internet juga dapat memberikan akses untuk fasilitas telekomunikasi
dan bergam informasi yang tersebar secara global. Internet memiliki bermacam-
macam layanan, seperti komunikasi secara langsung melalui email, dan chatting,
diskusi, contohnya Usebet News dan milis serta berbagai informasi yang terdistribusi
(World Wide Web, Gopher), remote login, dan lalu lintas file (Telnet, FTP).
Dalam bahasa, internet ialah jaringan komputer yang berkumpul dan
terhubung menjadi sebuah sistem. Secara khusus internet adalah jaringan komputer
yang sangat besar karena dapat mengoneksikan semua jaringan komputer di dunia.
Jaringan adalah cara untuk mengoneksikan beberapa komputer sehingga setiap
komputer yang memiliki jaringan dapat saling terhubung.
Terdapat berbagai layanan komputer yang popular di internet, contohnya
email/surat elektronik, Usenet, Newsgroup, berbagi berkas (file sharing), WWW
(World Wide Web), MUSH, WAIS, finger, IRC, MUD, akses sesi (session access),
dan Gopher. Di antara layanan tersebut, email/surat elektronik dan World Wide Web
lebih sering dipakai dan lebih banyak layanan yang diciptakan berdasarkannya,
seperti milis (mailing list) dan Weblog. Di dalam internet bisa saja terdapat layanan
terkini (Real-time service), seperti webcast, dan webradio yang dapat dijangkau
semua orang di dunia. Selain itu, internet juga dapat digunakan untuk berkomunikasi
secara langsung antar dua orang atau lebih.
2.2 Media sosial

Pengertian media
Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata
medium yang berarti “perantara”. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),
media adalah alat komunikasi, seperti radio,spanduk , televisi, poster, film, dan
koran (Departemen Pendidikan Nasional, 2005:461). Selain itu, media juga dapat
diartikan sebagai alat atau sarana yang dipergunakan untuk mengirimkan pesan
dari komunikator kepada khalayak (Cangara, 2006:119).
Pengertian sosial
Sosial dapat diartikan sebagai kenyataan sosial bahwa setiap orang dapat
melakukan tindakan yang memberikan kontribusi kepada masyarakat. Hal
tersebut memberikan penegasan bahwa kenyataanya media dan seluruh
perangkat lunak (softwere) adalah sosial dalam arti keduanya ialah produk dari
proses sosial (Nasrullah, 2017:7). Jadi, sosial dapat diartikan sebagai tindakan
dan interaksi antar orang dengan cara bekerja sama untuk mencapai sebuah
tujuan.

Pengertian media sosial


Media sosial merupakan sekumpulan perangkat lunak yang dapat
menjadikan seseorang atau sebuah kelompok untuk berkumpul, berkomunikasi ,
berbagi, dan saling berkolaborasi. Media sosial mempunyai kemampuan pada
user-genereted (USG) dengan ini konten dihasilkan oleh pengguna media social,
bukan oleh editor seperti di dalam instansi media massa. Jadi dapat disimpulkan,
media social ialah sarana berupa medium berbasis teknologi yang dapat
menjadikan seseorang dapat berinteraksi, berkerja sama dan berkomunikasi,
serta berbagi. Pengguna juga dapat dengan mudah berpartisipasi di dalamnya
untuk saling mengirim pesan.

2.2.1 Karakteristik media sosial

Media sosial ialah sebuah platform yang terdapat dalam media siber. Oleh
karena itu, karakteristik media sosial tidak jauh beda dengan media siber.
Karakteristik media sosial yaitu:
1. Jaringan
Dalam terminologi bidang ilmu komputer, jaringan ialah infrastruktur
yang mengoneksikan antar komputer atau perangkat keras (hardwere) yang
lain. Media sosial mempunyai karakter jaringan sosial. Media sosial dibangun
dari struktur sosial yang ada dalam jaringan internet. Namun, struktur atau
organisasi sosial yang dibentuk dalam internet berdasarkan teknologi
informasi dalam mikro elektronik. Jaringan yang terbentuk antara pengguna
satu sama lain ialah jaringan yang dimediasi secara teknologi, seperti
komputer, tablet dan gawai. Karakteristik media sosial ialah membangun
jaringan antar pengguna dalam dunia maya. Walaupun para pengguna pada
kenyataanya tidak saling mengenal satu sama lain.
2. Informasi
Ada bagian entitas yang paling penting di dalam media sosial yaitu
informasi karena tidak seperti media lain yang ada di internet. Pengguna
media sosial melakukan interaksi berdasarkan informasi, membuat
representasi identitasnya, serta memproduksi konten. Informasi juga menjadi
seperti komoditas dalam information society. Informasi dipertukarkan,
dikonsumsi, dan dipredikasi yang dapat memebuat informasi menjadi
komoditas bernilai sebagai bentuk yang baru dari kapitalisme. Ada lima
karakteristik dasar teknologi informasi menurut Castells, yaitu:
a) Teknologi individu sudah menjadi suatu system yang terpadu
b) Teknologi informasi memiliki pengaruh luas pada masyarakat maupun
perseorangan.
c) Teknologi informasi dan logika jaringan memungkinkan fleksibelitas
yang jauh lebih besar dengan konsekuensi bahwa proses, organisasi
dan Lembaga dapat dengan mudah untuk diubah dan beebagai bentuk
baru terus diciptakan
d) Informasi adalah bahan baku ekonomi
e) Teknologi informasi memberi kemampuan atau kemudahan dalam
pengolahan informasi yang mungkin dapat menjadikan logika jaringan
diterapkan pada sebuah organisasi dan proses ekonomi
3. Arsip
Arsip menjadi sebuah karaker yang memaparkan informasi telah tersimpan dan
bisa diakses kapan pun dan melalui media apa pun bagi pengguna media
sosial. Setiap informasi apa saja yang diunggah sebuah platfrom tidak akan
hilang, meskipun hari telah berganti. Informasi itu akan tersimpan dan akan
hilang saat pengguna ingin menghapunya, contohnya ketika kita menerima
permintaan pertemanan di instagarm, saat itu juga semua akses terhadap
informasi dari pengguna sosial milik orang tersebut dapat kita ketahui.
Munculnya media sosial memberi akses yang memudahkan dalam
penyimpanan datanya. Saat mengakses media sosial dan mempunyai akunya,
secara langsung pengguna telah menciptakan ruangan data. Ruangan tersebut
nanti akan diisi oleh pengguna dan data yang telah diunggah pengguna
nantinya dapat diakses oleh siapa pun (Nasrullah, 2015:23).
4. Interaksi

Karakter yang paling dasar dari media sosial adalah jaringan yang
terbentuk antara pengguna. Jaringan ini tidak sekadar memperluas hubungan
pertemanan di media sosial, tetapi juga harus menciptakan interaksi antara
para pengguna. Contoh interaksi yang diciptakan adalah saling mengomentari
satu sama lain (Nasrullah, 2015:25).
5. Simulasi
Gagasan dari simulasi adalah kesadaran yang riil di benak masyarakat
makin berkurang dan digantikan dengan realitas semu. Penyebab dari kondisi
ini adalah imaji yang disajikan media secara terus-menerus. Masyarakat seolah
tidak dapat berada di antara kenyataan dan ilusi karena tanda yang ada di
media sepertinya telah terputus dari kenyataan (Nasrullah, 2015). Media tidak
lagi menampilkan kenyataan, tetapi sudah menjadi kenyatan tersendiri, bahkan
apa yang di media lebih riil dari kenyataan itu sendiri. Realitas media adalah
hasil dari proses simulasi. Representasi yang ada di media ini terkadang
direpresentasikan berbeda, bahkan bertolak belakang.
6. Konten pengguna (user generated content)
Karakteristik yang terakhir dari media sosial ialah konten oleh
pengguna atau biasanya disebut dengan user generated content (UGC). Hal ini
menunjukkan bahwa konten yang ada di media sosial sepenuhnya milik dan
berasal dari kontribusi pemilik akun. Konten pengguna ini menandakan bahwa
pengguna tidak hanya mengunggah konten miliknya sendiri, tetapi juga dapat
menikmati konten milik pengguna lain.

2.2.2 Jenis-jenis media sosial


Menurut Nasrullah (2015) setidaknya terdapat enam kategori untuk pembagian
media sosial, yakni:

Media jejaring sosial

Gambar 1 Facebook
(sumber: biskom.web.id)
Saat ini, media jejaring sosial adalah medium yang paling sering digunakan.
Media ini adalah sarana yang biasa digunakan untuk berkomunikasi,
termasuk konsekuensi atau dampak dari hubungan sosial di dunia maya.
Karakter yang paling utama dari situs jejaring sosial adalah setiap pengguna
membangun jaringan pertemanan, baik terhadap pengguna yang sudah saling
mengenal maupun dengan pengguna yang belum kenal sama sekali. Contoh
dari media jejaring sosial yang sering digunakan adalah Facebook dan
LinkedIn.

Jurnal online (blog)

Gambar 2 Wordpress
(sumber: internetsehat.id)
Blog adalah media sosial yang memberikan akses para
penggunanya untuk menggunggah aktivitasnya sehari-hari, saling
mengomentari dan berbagi tautan web ataupun informasi lainnya.
Awalnya blog ialah bentuk situs pribadi yang di dalamnya terdapat
kumpulan tautan ke situs lainnya yang unik dan terbaru setiap harinya.
Selanjutnya, blog berkembang menjadi jurnal (tulisan keseharian
pribadi) pemilik medium dan terdapat kolom komentar yang dapat diisi
oleh pengguna yang lain. Secara mekanis, jenis media sosial dibagi
menjadi dua. Pertama adalah personal homepage, pemilik dapat
menggunakan nama domain sendiri seperti .net atau .com. Kedua dengan
menggunakan fasilitas penyedia weblog gratis, seperti Blogspot atau
Wordpress.
Jurnal online sederhana atau microblog

Gambar 3 Twitter
(sumber: business.twitter.com)
Tidak jauh berbeda dengan blog, microblogging adalah jenis media sosial
yang memberikan fasilitas penggunanya untuk menulis dan mengunggah
aktifitas dan argumennya. Contoh dari microblogging adalah Twitter.
Media berbagi

Gambar 4 Snapfish
(sumber: support.snapfish.com)
Media berbagi adalah salah satu dari jenis media sosial yang memberikan
penggunanya layanan untuk berbagi. Para pengguna dapat berbagi
dokumen, video, audio, dan gambar. Contoh dari media berbaggi adalah
Youtube, Flickr, Photo-bucket, dan Snapfish

Social bookmarking
Gambar 5 Lintas Me
(sumber: idearik.com)
Social bookmarking adalah media sosial yang bekerja untuk menyimpan,
mengatur, mencari informasi, dan mengelola berita tertentu secara
online. Contoh dari social bookmarking adalah Delicious.com,
SumbleUpon.com, Digg.com, Redit.com, dan yang ada di Indonesia
adalah LintasMe.

Media konten Bersama atau wiki

Gambar 6 Wikipedia
(sumber: seeklogo.com)
Media konten adalah situs yang kontenya berupa hasil gabungan dari para
penggunanya. Mirip dengan kamus atau ensiklopedia, wiki memberikan
pengertian pada penggunanya berupa sejarah hingga rujukan buku atau
tautan tentang satu kata. Dalam praktiknya, penjelasan-penjelasan
tersebut dikerjakan oleh pengunjung wiki. Dalam artian, adanya kerja
sama antara pengunjung untuk mengisi konten dalam situs ini
2.2.3 Penggunaan media sosial di masyarakat
Saat ini, perkembangan teknologi komunikasi dan informasi sudah
menjangkau semua kalangan, termasuk masyarakat umum, bisnis dan
pemerintah. Data statistic global pada tahun 2016 menyatakan pengguna internet
yang aktif di Indonesia bsebesar 88,1 juta pengguna dan sebesar 79 pengguna
tersebut merupakan orang yang aktif di media social. Dibandingkan dengan
tahun sebelumnya ternyata penggunaan media sosial tumbuh sebesar 10%.
Beberapa media sosial yang paling sering digunakan di Indonesia, yaitu
Facebook, Whatsapp, Tik Tok, Pinterest, WeChat, Instagram, Telegram, line,
danTwitter. Contoh tersebut merupakan media social yang paling sering
digunakan masyarakat Indonesia untuk salaing berkomunikasi.
Survei yang dilakukan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet (APJII)
memberikan hasil berapa lam para pengguna bermain media sosial. Ternyata
sebesar 97,4% merupakan pengguna media social dari seluruh pengguna
internet. Durasi mereka dalam bermain media social sebesar 2,9 jam per hari.
Data statistik di Indonesia membedakan rata-rata lamanya bermain para
pengguna media social berdasarkan jenis alat yang digunakan saat mengakses
media sosial. Berdasarkan penggolongan tersebut ternyata terdapat perbedaab
durasi antara para pengguna media sosial. Pengguna dengan media computer
personal atau table (4 jam 42 menit), mobile phone (3 jam 30 menit), televisi (2
jam 51 menit), dan melaui semua alat (2 jam 22 menit).
2.2.4 Kecanduan media sosial
Definisi kecanduan
Dalam bahasa Indonesia, kecanduan adalah suatu keadaan saat
seseorang mengalami ketergantungan kepada objek candu. Dalam bahasa
Inggris kecandduan memiliki padanan kata dengan kata dependence artinya
menggambarkan kondisi saat seseorang dependensi terhadap zat-zat lainnya
(Soetjipto, 2005:74-91). Hal ini sejalan dengan Rachlin (1990) dan Walker
(1989), menyatakn istilah kecanduan digunakan untuk kasus yang
melibatkan obat (Young, 2004:402-405).
Berbeda dengan pendapat sebelumnya kecanduan juga di definisikan
dilihat berdasarkan medis dan neurologis (Perdew, 2014:27-28). Dalam
istilah medis, kecanduan merupakan suatu dorongan untuk terlibat dalam
suatu hal atau memanfaatkan suatu zat yang memiliki efek buruk terhadap
spiritual, fisik, dan ekonomi. Dari prespektif neurologi, dasar dari
kecanduan adalah kecepatan otak dalam menerima rangsang. Selama hal
yang dilakukan menyenangkan, opengguna akan mengalami luapan
dopamine neurotransmitter yang mengaktifkan pusat kesenangan otak
(Perdew, 2014:27-28).
Kecanduan apapun juga dikaitkan dengandorongan yang tidak
terkendali. Biasanya akan dibarengi dengan keasyikan, hilangnya kontrol
dan akan terus menggunakan, meskipun menimbulkan gejalang yang tidak
baik seperti mabuk. Gangguan perilaku tersebut mmenyebabkan gejala
memabukkan, seperti perjudian kompulsif, bermain game, bermain internet,
bermain media sosial, makan yang berlebih, olahraga, percintaan, dan
menonton televisi (Young dkk, 2010:3-17).

Definisi kecanduan media sosial


Seorang pecandu tidak dapat mengontrol dirinya sendidi sehingga
melewatkan kegiatan yang lain. Pada umumnya, remaja yang mengalami
kecanduan media social asyik sendiri sehingga lupa waktu, kewajiban-
kewajibanya, dan keadaan yang ada di lingkungannya. Konsep kecanduan
yang telah dipaparkan sebelumnya sebenarnya dapat diterapkan untuk
perilaku secara luas termasuk kecanduan teknologi dan informasi.
Kecanduan internet sebagai gambaran patologi, merupakan gangguan
yang terlalu sering menggunakan internet, termasuk berbagai perilaku dan
kurangnya kontrol. Kecanduan dengan internet dapat dilihat dari durasi
waktu yang digunakan para penggunaya. Seseorang yang sudah candu
biasanya akan terpaku dengan computer atau media yang lain. Akibatnya,
banyak waktu luang terbuang yang digunakan bermain media sosial.
Sebenarnya kecanduan internet hamper tidak dapat dibedakan dengan
kecanduan media sosial. Perangkat seluler menyediakan fasilitas yang
mudah ke internet yang dapat digunakan kapan pun. Jadi, dapat
disimpulkan kecanduan media sosial adalah seperangkat aplikasi dalam
jaringan internet yang memudahkan penggunanya untuk berpartisispasi
dalam membagi berita, informasi, dan konten kepada pengguna lain dengan
menghabiskan sangat banyak dan tidak mampu untuk mengontorol
penggunaanya saat sedang bermain. Seseorang yang telah kecanduan
biasanya akan merasa bersalah apabila tidak memenuhi hasratnya.

Aspek- aspek kecanduan media sosial


Aspek kecanduan media sosia yang digunakan dalam tolok ukur ini
merupakan hasil dari IAT (Internet Adiction Test) disesuaikan dengan
konteks kecanduan media sosial yang mengacu pada dimensi kecanduan
internet:
a. Time displacement (pengalihan waktu)
Pengalihan waktu adalah cerminan waktu yang digunakan oleh
pengguna media sosial, seperti mengabaikan tugas yang
dilaksanakan, meningkatkan waktu yang digunakan dalam
bermedia sosial, dan menggunakan media sosial secara berlebihan.
b. Compulsive feeling (perasaan kompulsif)
Perasaan kompulsif adalah kecenderungan yang menunjukkan
perasaan dari para pengguna media sosial. Contohnya perasaan
bosan yang muncul saat tidak bermain media sosial serta adanya
perasaan yang mendorong untuk bermain media sosial secara terus-
menerus.
c. Social consequences (konsekuensi sosial)
Konsekuensi sosial adalah dampak dari penggunaan media
sosial berlebihan yang berdampak dalam hubungan bermasyarakat.
Contohnya mengabaikan tema, akademik memburuk, dan tidak
peduli dengan lingkungannya.
Faktor-faktor kecanduan media sosial
Beberapa faktor- faktor yang memengaruhi kecanduan media sosial yaitu:
a) Kondisi psikolog
Kecanduan media sosial ternyata dapat timbul akibat
banyaknya masalah emosional seseorang, seperti perasaan cemas
dan depresi yang mengakibatkan orang tersebut untuk bermain di
dunia fana sebagai pelarian secara psikologis terhadap perasaan
yang menimbulkan stress. Berdasarkan hasil survei ternyata
diperoleh 75% individu yang kecanduan media sosial disebabkan
adanya masalah dengan orang lain. Orang yamg mempunyai
masalah nantinya akan menggunakan aplikasi-aplikasi online
bersifat interaktif, seperti chat room dan media lain sebagai cara
untuk melupakan masalah yang ada.
b) Tujuan dan waktu penggunaan internet
Tujuan menggunakan media sosial akan menentukan seseorang
menjadi seorang pejandu ataupun tidak. Banyaknya waktu yang
dihabiskan untuk bermain gawai ataupun laptop juga menjadi salah
satu faktor bahwa orang tersebut dapat dikatakan sebagai pecandu
media sosial atau tidak. Ternyata lamanya pemakaian gawai juga
berhubungan erat dengan tujuan pengguna yang hanyadigunakan
untuk bersenang-senang.
c) Respon biokimia otak
Terkadang saat kita melakukan suatu hal yang menyenangkan akan
timbul perasaan nikmat saat dapat bermain di dunia maya. Perasaan
tersebut mungkin berkaitan dengan hormone endhorpin yang
dikeluarkan oleh hipotalamus otak. Hormone ini keluar jika
seseorang merasa Bahagia, sepert saat memainkan media sosial.
2.3 Remaja
2.3.1 Pengertian remaja
Masa remaja merupakan masa peralihan yang melibatkan perubahan fisik,
psikologi, kompentensi sosial, self-esteem, dan kognitif mulai dari anak-anak ke
dewasa. Sarwono (2011) memberikan Batasan usia 11-24 tahun dan belum
menikah merupakan definisi remaja Indonesia, sedangkan Monks dkk. (2001)
membedakan remaja awal dengan Batasan usia 12-14 tahun, remaja tengah
untuk usia 15-18, dan remaja akhir Batasan usianya adalah 19-24.
Menuurut sarwono (2001), remaja Indonesia tidak ada yang mempunyai profil
sama dan berlaku secara nasional. Walaupun demikian definisi remaja Indonesia
dibatasi menurut pertimbangan-pertimbangan berikut:
a. Usia 11 tahun merupakan usia saat tanda-tanda seksual sekunder mulai
tampak (kriteria fisik)
b. Di masyarakat, usia 11 tahun sudah dianggap akil balig, baik menurut
adat maupun agama sehingga masyarakat tidak lagi memperlakukan
mereka sebagai anak-anak (kriteria sosial)
c. Pada usia tersebut ada tanda-tanda penyempurna perkembangan jiwa,
seperti tercapainya identitas diri (ego identity), tercapainya puncak
perkembangan kognitif, dan tercapainya puncak perkembangan
kognitif maupun moral (kriteria psikologik).
d. Batas usia 24 tahun merupakan batas maksimal untuk memberi
peluang bagi mereka yang sampai batas usia tersebut masih
menggantungkan diri pada orang tuanya, belum mempunyai hak-hak
penuh sebagai orang dewasa (secara adat/tradisi), belum bisa
memberikan pendapat sendiri dan sebagainya. Dengan kata lain, orang-
orang yang sampai batas usia 24 tahun belum dapat memenuhi
persyaratan kedewasaan secara social maupun psikologik, masih dapat
digolongkan remaja. Golongan ini cukup banyak terdapat di Indonesia,
terutama dari kalngan massyarakat kelas menengah ke atass yang
mempersyaratkan berbagai hal (terutama Pendidikan setinggi-
tingginya) untuk mencapai kedewasaan. Namun, cukup banyak orang
yang mencapai kedewassaanya sebelum usia terssebut.

2.3.2 Ciri-ciri remaja


Adapun ciri-ciri remaja menurut Bruth & Robinson III (1987) yaitu:
1. Canggung karena perubahan fisik yang cepat cemas tentang perubahan yang
terjadi baik berupa perubahan fisik maupun emosi
2. Meragukan diri sendiri dan sering mempunyai kompleks interferioritas dan
membutuhkan dukungan
3. Mencemaskan hal-hal yang belum waktunya untuk diketahui
4. Suka berorientasi pada teman sebaya dan butuh banyak energi dari teman-
temannya
5. Gelisah mempunyai banyak energi tak terkendali
6. Moody, memikirkan kesalahan dan seringkali berkhayal
7. Tidak menyukai saran atau arahan orang lain
8. Cenderung berkelompok
9. Loyang kepda teman
10. Suka bergosip
11. Bosan dengan rutinitas yang ada
BAB III

ANALISIS PENANGGULANGAN DAMPAK KECANDUAN MEDIA SOSIAL DI


KALANGAN MAHASISWA TPB FMIPA ITB 2020

3.1 Lama waktu penggunaan dan platform media sosial yang paling sering digunakan di
kalangan mahasiswa TPB FMIPA ITB 2020

Berdasarkan survey yang dilakukan terhadap 121 mahasiswa TPB


FMIPA ITB 2020 diketahui ada 40 responden (33,1%) paling banyak
menghabiskan waktu selama lebih dari 6 jam per hari saat menggunakan
media sosial. Selain itu, mahasiswa TPB FMIPA ITB sebanyak 70
responden (57.9 %) mengganggap diri mereka kecanduan media sosial.
Menurut pengamatan penulis, lamanya waktu yang dihabiskan saat
menggunakan media sosial akan mempengaruhi tingkat kecanduan
seseorang terhadap media sosial. Ini bisa dibuktikan dari hasil survey yang
berbanding lurus antara lamanya waktu penggunaan media sosial dan
tingkat kecanduan akan media sosial.

Platform media sosial yang paling sering digunakan berdasarkan


survey adalah Instagram, jumlahnya mencapai 45,5% responden. Sementara
itu, sebagian besar mahasiswa TPB FMIPA ITB 2020 memanfaatkan lebih
dari satu jenis platform media sosial. Oleh karena itu, YouTube dan Tiktok
menjadi platform media sosial selanjutnya yang juga sering digunakan oleh
mahasiswa TPB FMIPA ITB 2020 denga persentase sebesar 23,1% dan
11,6% responden.
Instagram sering digunakan oleh responden karena di Instagram
mereka dapat mengunggah baik foto, video, maupun melihat dan menyukai
unggahan teman-temannya. Instagram juga menjadi tempat untuk mencari
informasi. Informasi yang mereka cari beragam, tergantung hobi dan
kesukaan terhadap suatu bidang. Instagram menyediakan berbagai macam
informasi kepada penggunanya. Para pengguna memiliki kebebasan penuh
dalam mencari dan mendapatkan informasi yang dibutuhkan.

Alasan lain menggunakan Instagram adalah untuk menambah teman.


Banyaknya teman atau pengikut di Instagram, maka unggahan mereka akan
semakin banyak disukai atau diberi tanda hati. Semakin banyak pengikut
dan tanda suka di postingan mereka, maka semakin terkenal pula mereka
dikalangan pengikut di akun Instagram mereka masing.masing. Motif
lainnya menggunakan Instagram adalah untuk menunjukkan diri mereka
kepada orang lain dengan cara memposting swafoto mereka dan kegiatan-
kegiatan yang sedang mereka lakukan Instagram mereka jadikan media
yang tepat untuk menjadi wadah menunjukkan citra diri mereka dan gaya
hidup yang mereka inginkan.

3.2 Konten yang paling banyak dicari mahasiswa TPB FMIPA ITB 2020 saat
menggunakan media sosial

Media sosial adalah sebuah media daring yang para penggunanya


bisa dengan mudah berpartisipasi,berbagi, dan menciptakan sesuatu. Dari
hasil survey yang dilakukan, jenis informasi yang paling banyak dicari oleh
mahasiswa TPB FMIPA ITB 2020 adalah sebagai berikut:

Komedi atau humor adalah konten yang paling banyak dicari oleh
mahasiswa FMIPA ITB 2020 dengan persentase sebesar 64,5%. Setelah
dilakukan analisis penulis menemukan bahwa konten komedi menarik bagi
mahasiswa TPB FMIPA ITB karena ini merupakan salah satu healing dari
banyaknya tugas perkuliahan yang sedang mereka jalani. Oleh karena itu,
mereka sering membuka media sosial untuk menonton video-video komedi
yang akan membuat mereka tertawa dan melupakan sejenak beban
perkuliahan.
Konten kedua yang paling banyak dicari adalah makanan atau
kuliner dengan persentase sebesar 56,2%. Sekarang ini, semakin banyak
konten-konten kuliner yang hadir dan di kemas menarik sehingga membuat
pengguna media sosial tertarik melihatnya. Selain itu konten mukbang
sedang naik daun dan banyak ditonton pengguna media sosial. Kata
mukbang sendiri berasal dari kata 'muk-ja' yang artinya makan dan 'bang-
song' yang artinya 'menyiarkan'. Jadi mukbang memang adegan makan yang
disiarkan secara bebas dan dapat ditonton banyak orang. Alasan mengapa
banyak orang suka menonton mukbang begitupun dengan mahasiswa TPB
FMIPA ITB 2020 adalah keintiman yang disuguhkan content creator.
Biasanya mereka melakukan mukbang di meja makan atau di ruang tamu
rumahnya yang nyaman. Hal ini secara tidak langsung membuat penonton
ikut berada di sana. Alasan lain, penonton yang makan sendiri bisa merasa
ditemani seseorang jika makan sambil menonton video mukbang atau
menjadikan video tersebut sebagai pelampiasan rasa lapar tanpa perlu
makan sungguhan.

Konten ketiga yang paling banyak dicari adalah edukasi dengan


persentase sebesar 46,3%. Sebagai seorang mahasiswa, sudah sepatutnya
menggunakan media sosial sebagai alat pembelajaran begitupun mahasiswa
TPB FMIPA ITB 2020. Tugas dan beban perkuliahan yang berat membuat
mereka sering mencari materi tambahan pembelajaran melalui internet,
seperti jurnal ataupun buku-buku daring.

Konten keempat yang paling banyak dicari adalah teknologi dengan


persentase sebesar 38,8%. Teknologi dan perangkatnya menjadi bagian
yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan kita sehari-hari. Handphone,
laptop, dan alat-alat elektronik yang lainnya merupakan buah dari
perkembangan teknologi. Konten teknologi menjadi menarik dan banyak
dicari oleh mahasiswa TPB FMIPA ITB 2020 disebabkan oleh era revolusi
yang sudah memasuki revolusi industri 4.0. Perkembangan teknologi
menjadi topik yang menarik untuk dicari tahu lebih dalam.

Konten kelima yang paling banyak dicari adalah KPOP dengan


persentase sebesar 33,9%. Kecintaan penggemar terhadap idolanya
membuat apapun berita terbaru tentang idola yang disebarkan di media
sosial akan selalu dipantau kapan saja tanpa mengenal waktu. Pengemar K-
Pop sering menghabiskan waktunya berjam-jam di depan komputer ataupun
ponsel pintar yang dimiliki hanya untuk mencari, berbagi, dan berdiskusi
tentang idola yang menjadi kesenangan, hingga ke perilaku obsesif yang
berlebihan yaitu stalking (menguntit) apa saja terkait idola penggemar K-
Pop. Tidak dapat dipungkiri keberadaan K-Pop memberi efek konsumtif
kepada para K-Popers. Sehingga penggemar rela menghabiskan waktu
berjamjam hanya untuk sekedar mencari tahu informasi seputar K-Pop. Hal
inilah yang memicu terjadinya kecanduan penggunaan media sosial di
kalangan mahasiswa TPB FMIPA ITB 2020

3.3 Dampak penggunaan media sosial di kalangan mahasiswa TPB FMIPA ITB 2020

Teknologi informasi dan komunikasi berkembang pesat, hal ini mencerminkan


perilaku sosial orang dalam kehidupan dunia maya. Dunia maya atau dalam hal ini media
sosial merupakan hal yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan masyarakat terutama remaja
di era milenial ini. Berkembangnya media sosial memberikan dampak baik positif maupun
negatif bagi penggunanya. Melalui angket yang telah dibagikan, penulis menganalisis bahwa
mahasiswa TPB FMIPA ITB 2020 merasa media sosial lebih banyak memberikan dampak
positif dibanding dampak negatif bagi kehidupan mereka.

Adapun pengaruh positif dari media sosial bagi mereka, seperti dapat menambah
wawasan dan informasi, mengetahui dunia luar dan perkembangannya, memiliki jejaring
pertemanan yang lebih luas, mendapatkan penghasilan (berjualan online), dan sebagainya.
Sedangkan mahasiswa TPB FMIPA ITB 2020 ketika ditanya mengenai apa yang merek
korbankan ketika menggunakan media sosial, kebanyakan dari mereka menjawab waktu
belajar mereka berkurang, tugas jadi tertunda, dan waktu tidur mereka berkurang.

Menghabiskan terlalu banyak waktu di media sosial akan membuat


seseorang menjadi kecanduan. Ketika sudah kecanduan biasanya mereka
akan sulit membagi waktu dan kadangkala akan mengabaikan tugas dan
tanggung jawab mereka yang utama dan akan lebih menyediakan lebih
banyak waktu di media sosial. Pada akhirnya hal ini akan mempengaruhi
prestasi belajar dan tingkat konsentrasi mereka di perkuliahan.
3.4 Cara penanggulangan kecanduan media sosial di kalangan mahasiswa TPB FMIPA
ITB 2020

Dari analisis sebelumnya, telah disebutkan bahwa banyak


mahasiswa TPB FMIPA ITB 2020 yang merasa diri mereka kecanduan
media sosial. Kecanduan sosmed harus diatasi dengan cepat dan tepat demi
menghindari berbagai masalah atau dampak kecanduan yang lebih akut dan
serius. Jika tidak bisa berubah drastis, seperti berhenti total, kamu bisa
melakukannya dengan bertahap.Oleh karena itu, penulis memberikan cara-
cara yang dapat dilakukan untuk menanggulangi kecanduan media sosial.
Berikut adalah cara-cara untuk mengurangi penggunaan media sosial.

Cara yang pertama adalah memahami dengan baik masalah


kecanduan yang sedang dialami. Hal ini penting untuk mengetahui secara
tepat berbagai dampak buruk yang telah dialami akibat kecanduan sosial
media ini. Setelah itu, harus punya tekad kuat untuk berubah dan
memperbaiki diri, termasuk tujuan yang jelas dalam proses perubahan ini.
Ini akan menjadi modal utama dalam mengatasi gangguan kecanduan sosial
media, sehingga proses tersebut menjadi lebih mudah dan tetap terarah.

Cara yang kedua adalah dengan membatasi penggunaan media sosial


setiap harinya. Kita dapat menggunakan alarm atau timer untuk mengontrol
penggunaan sosial media. Ketika kita terbiasa untuk membatasi waktu yang
digunakan di media sosial, kita telah mengatur diri sendiri untuk tidak
ketergantungan terhadap sosial media.

Cara yang ketiga adalah mecari kegiatan yang lebih bermanfaat.


Mencari kegiatan lain bisa mengurangi intensitas mengunjungi media sosial.
Semakin kita sibuk, tentu semakin tidak ada waktu banyak untuk terpaku
pada sosial media. Coba alihkan perhatian dengan melakukan kegiatan
bersama orang-orang terdekat. Banyak hal yang dapat dilakukan seperti
berinteraksi dengan anggota keluarga, bermain bersama teman, ataupun
menggunakan waktu luang untuk belajar.

Cara yang terakhir adalah dengan menggunakan media sosial dengan


bijak. Bagaimana media sosial memberikan manfaat tergantung bagaimana
kita menggunakannya. Tidak semua jenis media sosial harus kita miliki.
Cukup aktif di media sosial yang memang sering digunakan saja, jadi ketika
kita mengurangi penggunaan media sosial, akan ada lebih banyak aktivitas
yang dapat kita lakukan dan membuat kita semakin produktif.

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Dari analisis yang telah dijabarkan diatas, dapat disimpulkan bahwa hampir semua
responden dari mahasiswa FMIPA ITB memiliki sosial media yang dipakai sehari-
hari. Sebagian besar dari mereka menggunakan sosial media selama lebih dari 6 jam
serta mengakui mereka kecanduan media sosial. Hal tersebut juga terlihat dari hasil
survei yang berbanding lurus antara lamanya waktu penggunaan media sosial dan
tingkat kecanduan akan media sosial.
Meskipun banyak dampak positif yang dirasakan dari penggunaan media sosial, tidak
dapat dipungkiri bahwa ada dampak - dampak negatif yang merugikan bila
menggunakan media sosial tanpa batas yang teapat. Dampak positif dari sosial media
di antaranya menambah wawasan dan informasi, mengetahui dunia luar dan
perkembangannya, memiliki jejaring pertemanan yang lebih luas, mendapatkan
penghasilan (berjualan online), dan sebagainya. Namun, kebanyakan dari mereka
menjawab dampak negatif dari kecanduan media sosial adalah waktu belajar dan tidur
yang berkurang serta suka menunda tugas.

Dari dampak - dampak tersebut, ada cara untuk mengatasi kecanduan media sosial
menurut penulis yaitu memahami masalah kecanduan yang sedang dialami dan
melakukan tindakan untuk menanggulanignya. Contoh tindakan yang dapat dilakukan
adalah membatasi penggunaan media sosial, mencari kesibukan atau kegiatan lain
yang lebih bermanfaat, serta menerapkan sikap bijak dalam menggunakan media
sosial seperti mengendalikan diri.

4.2. Saran

Untuk para pembaca, penulis menyarankan untuk tetap bijak dalam menggunakan
media sosial karena ada dampak buruk bila menggunakan media sosial tanpa batasan.
Oleh karena itu, kemampuan pengandalian diri sangat penting agar media sosial dapat
menunjang kehidupan sehari-hari, bukan merugikan penggunanya.

Daftar Pustaka
Soliha, S. F. (2015). Tingkat ketergantungan pengguna media sosial dan kecemasan
sosial. Jurnal Interaksi, 1-10.

Ekasari, P., & Dharmawan, A. H. (2012). Dampak sosial-ekonomi masuknya pengaruh


internet dalam kehidupan remaja di pedesaan. Departemen Sains Komunikasi dan
Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, IPB.

Hapsari, A., & Ariana, A. D. (2015). Hubungan antara Kesepian dan Kecenderungan
Kecanduan Internet pada Remaja. Jurnal klinis dan kesehatan mental, 164-171.

https://lifestyle.kompas.com/read/2018/01/05/124110520/cara-mengendalikan-diri-agar-
tidak-kecanduan-media-sosial?page=all

Kumparan. (2017). Fanatisme Fans K-Pop: Candu dan Bumbu Remaja. Retrieved from
https://kumparan.com/@ kumparank-pop/fanatisme-fans-k-popcandu-dan-bumbu-
remaja

https://food.detik.com/info-kuliner/d-3901234/ini-alasan-kenapa-video-mukbang-disukai-
banyak-orang

RIWAYAT HIDUP

Claresta Hara Theresia lahir di Jakarta pada


tanggal 23 Maret 2002. Pendidikan SD, SMP,
dan SMA diselesaikannya di Jakarta, tepatnya
Jakarta Utara. Ia menyelesaikan SMA pada
tahun 2020 di SMA Negeri 13 Jakarta. Ia
kemudian melanjutkan studinya di Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Institut Teknologi
Bandung (ITB).

Sampai saat ini, ia masih mengenyam pendidikan di ITB sebagai mahasiswa FMIPA. Ia juga
sedang mengikuti kaderisasi unit Radio Kampus. Ia mengikuti unit tersebut untuk menambah
keterampilan berbicara di depan umum dan kesukaanya terhadap dunia penyiaran.

Mahasiswa alumni SMPK Santo Paulus Sunter ini mulai terjun


dalam penyusunan karya ilmiah sejak SMP. Ketika itu ia dan teman-
temannya mengikuti lomba karya tulis ilmiah intern di SMP-nya dan
berhasil mendapatkan juara pertama. Selain itu, hobinya dalam membaca
adalah hal yang memupuk kecintaanya akan karya tulis ilmiah.

Meskipun pengalaman penyusunan karya ilmiahnya dimulai sejak


kelas 2 SMP atau lebih tepatnya lima tahun yang lalu, ia kembali lagi
berkutik dalam hal penyusunan karya ilmiah pada semester pertama
perkuliahannya di ITB. Hal ini disebabkan adanya mata kuliah TTKI di
perkuliahan tersebut. Ia jadi mempelajari lebih dalam mengenai tata tulis
karya ilmiah. Selain itu, mata kuliah TTKI tentunya sangat bermanfaat
baginya, terutama untuk penulisan makalah ini dan juga bekal untuk
penulisan skripsi di semester akhir perkuliahan.
Fauzia Savitri lahir di Payakumbuh pada tanggal 7 Desember 2001. Pendidikan SD,
SMP, dan SMA diselesaikannya di Payakumbuh. Ia menyelesaikan SMA pada tahun 2020 di
SMAN 1 Payakumbuh. 1a kemudian melanjutkan studinya di Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Institut Teknologi
Bandung (ITB).

Sampai saat ini, ia masih mengenyam


pendidikan di ITB sebagai mahasiswa FMIPA. Ia
juga sedang mengikuti kaderisasi unit bulutangkis. Ia
mengikuti unit tersebut karena memiliki hobi
bulutangkis dan ingin mengasah skill bulutangkis.

Mahasiswa alumi SMAN 1 Payakumbuh ini mulai terjun dalam penyusunan karya tulis
ilmiah sejak SMA . tepatnya sejak ia duduk di kelas 2. Saat itu ia mendapatkan tugas bahasa
indonesia untuk membuat karya tulis ilmiah.

Meskipun pengalaman penyusunan karya ilmiahnya dimulai sejak kelas 2 SMA atau
lebih tepatnya dua tahun yang lalu, ia kembali lagi berkutik dalam hal penyusunan karya
ilmiah pada semester pertama perkuliahannya di ITB. Hal ini disebabkan adanya mata kuliah
TTKI di perkuliahan tersebut. Ia jadi mempelajari lebih dalam mengenai tata tulis karya
ilmiah. Selain itu, mata kuliah TTKI tentunya sangat bermanfaat baginya, terutama untuk
penulisan makalah ini dan juga bekal untuk penulisan skripsi di semester akhir perkuliahan.
- Denays Violina Oktivani lahir di Banyuwangi, Jawa Timur. Pendidikan SD, SMP,
dan SMA diselesaikannya di Banyuwangi. Ia menyelesaikan SMA pada tahun 2020 di
SMAN 1 Genteng. 1a kemudian melanjutkan studinya di
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
(FMIPA) Institut Teknologi Bandung (ITB).

Sampai saat ini, ia masih mengenyam pendidikan


di ITB sebagai mahasiswa FMIPA. Ia juga sedang
mengikuti kaderisasi unit Skhole. Ia mengikuti unit
tersebut untuk menyalurkan ilmu yang ia miliki agar ilmu
tersebut tidak terhenti pada dirinya saja, tetapi dapat bermanfaat bagi orang lain.

Mahasiswa alumni SMP Negeri 1 Genteng ini mulai terjun dalam penyusunan
karya ilmiah sejak SMP. Ketika itu ia dan teman-temannya mengikuti lomba karya
tulis ilmiah intern di SMP-nya, tetapi sayangnya ia tidak mendapatkan juara. Karena
merasa lomba karya tulis ilmiah bukan bidangnya, ia mencoba mengikuti lomba yang
lain di bangku SMA, seperti lomba olimpiade kedokteran dan lomba di bidang kimia.

Meskipun pengalamannya dalam bidang penyusunan karya tulis ilmiah tidak


berlangsung lama, ia kembali lagi terjun dalam hal penyusunan karya ilmiah pada
semester pertama perkuliahannya di ITB. Hal ini disebabkan karena adanya mata
kuliah TTKI di perkuliahan. Dengan adanya mata kuliah ini, ia sangat bersyukur
karena dapat menjadi bekal untuk penulisan skripsi di akhir perkuliahan.
Jonathan Tanzi lahir di Jakarta pada
tanggal 20 Juni 2002. Pendidikan SD, SMP,
dan SMA diselesaikannya di daerah Jakarta.
Ia menyelesaikan SMA pada tahun 2020 di
SMAK 5 PENABUR Jakarta. Ia kemudian
melanjutkan studinya diFakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA)
Institut Teknologi Bandung (ITB).

Sampai saat ini, ia masih mengejar ilmu di Institut Teknologi


Bandung sebagai Mahasiswa FMIPA. Ia juga mengikuti kaderisasi KSEP
ITB. Meski terkadang partisipasinya dalam unit tersebut menurun ketika
aktivitas perkuliahan semakin padat.

Mahasiswa alumni SMPK 4 PENABUR ini mulai terjun dalam


penyusunan karya ilmiah sejak ia masuk dalam SMP tersebut. Meski
pengalaman menulis dan mengarangnya sudah ia mulai jauh sebelum
mengenal kata tersebut. Meski begitu, ia lebih sering untuk mempraktikkan
kemampuan menulisnya dalam hal-hal di luar dunia seni.

Meskipun pengalaman penyusunan karya ilmiahnya dimulai pada


saat pertengahan masa SMP atau lebih tepatnya sekitar empat tahun lalu, ia
kembali lagi berkutik dalam dunia penyusunan karya ilmiah pada semester
pertamanya berkuliah di ITB. Hal ini dikarenakan adanya mata kuliah
TTKI. Di kuliah tersebut, ia mempelajari lebih dalam mengenai tata tulis
karya ilmiah. Menurutnya, kuliah ini sangat bermanfaat baginya karena
dapat menjadi bekal dalam menyusun skripsi di akhir perkuliahan.

Anda mungkin juga menyukai