Pembimbing :
DISUSUN OLEH :
NABILA SYAFIRA
1814401066
TINGKAT 2 REGULER 2
2. Tingkat ansietas
a. Ansietas ringan
Ansietas ringan berhubungan dengan ketegangan dalam hidup
sehari-hari sehingga menyebabkan seseorang menjadi waspada dan
meningkatkan lahan persepsinya. Ansietas menumbuhkan motivasi
belajar serta menghasilkan pertumbuhan dan kreativitas.
b. Ansietas sedang
Ansietas sedang dapat membuat seseorang untuk memusatkan
perhatian pada hal penting dan mengesampingkan yang lain, sehingga
seseorang mengalami perhatianyang selektif, tetapi dapat melakukan
sesuatu yang lebih terarah.
c. Ansietas berat
Ansietas ini sangat mengurangi lahan persepsi seseorang.
Adanya kecendrungan untuk memusatkan pada sesuatu yang terinci
dan spesifik serta tidak dapat berfikir tentanhhal lain. Semuaprilaku
ditujukan untuk mengurangi ketegangan. Orang tersebut memerlukan
banyak pengarahan untuk dapat memusatkan pada suatu hal lain.
d. Tingkat panic
Ansietas berhubungan dengan ketakutan dan merasa diteror,
serta tidak mampu melakukan apapun walaupun dengan pengarahan.
Panic meningkatkan aktivitas motorik, menurunkan kemampuan
berhubungan dengan orang lain,persepsi menyimpang, serta
kehilangan pemikiran rasional.
Adaptif Maladaptif
2. Factor predisposisi
Stuart dan laraia (2005) menyatakan fator penyebab terjadinya
ansietas. Adapun teori yang dapat menjelaskan ansietas, antara lain :
a. Fakor biologis
Teori biologis menunjukan bahwa otak mengandung reseptor
khusus yang dapat meningkatkan neuro regulator inhibisi (GABA)
yang berperan penting dalam mekanisme biologis yang berkaitan
dengan ansietas (stuart, 2013). Reseptr benzodiazepine yang terdapat
diotak, dapat membantu mengatur ansietas. Penghambat GABA juga
berperan penting dalam mekanisme biologis berhubungan dengan
ansietas sebagaimana halnya dengan endorphin. Ansietas mungkin
disertaidengan gangguan fisik dan selanjutnya menurunkan kapasitas
seseorang untuk mengatasi stressor.
b. Faktor psikologis
Factor psikologis dapat dilihat dari pandangan psikoanalitik,
pandangan interpersonal, dan pandangan prilaku
1. Pandangan psikoanalitik
Ansietas adalah konflik emosional yang terjadi antara dua elemen
kepribaian ( id seserang dan superego). Id mewakili dorongan
insting dan implus primitive, sedangkan superego mencerminkan
hati nurani seseorang dan dikendalikan oleh norma-norma budaya
seseorang. Ego berfungsi menengahi tuntunan dari dua elemen
yang bertentangan dan fungsi ansietas adalah mengingatkan ego
bahwa ada bahaya.
2. Pandangan interpersonal
Ansietas timbul akibat persaan takut tidak adanya penerimaan dan
penolakan interpersonal. Ansietas berhubungan dengan
perkembangan trauma, seperti perpisahan dan kehilangan, yang
menimbulkan kelemahan spesifik. Orang yang mengalami harga
diri rendah terutama mudah mudah mengalami perkembanga
ansietas berat.
3. Pandangan prilaku
Ansietas menjadi produk frustasi, yaitu segala Sesuatu yang
mengganggu kemampuan seseorang untuk mencapai tujuan yang
diinginkan. Pakar prilaku menganggap sebagai dorongan belajar
berdasarkan keinginan dari dalam untuk meghindari kepedihan .
individu ang terbiasa dengan kehidupan dini dihadapkan pada
ketakutan berlebihan, sering menunjukkan ansietas dalam
kehidupan selanjutnya.
c. Social budaya
Ansietas dapat ditemukan dengan mudah dalam kelurga.ada
ketumpang tindihan antara gangguan ansietas dengan depresi.faktor
ekonomi dan latar belakang pendidikan berpengaruh terhadap
terjadinya ansietas.
3. faktor presipitasi
factor presipitasi dibedakan menjadi berikut.
a. Ancaman integritas seseorang meliputi ketidakmampuan fisiologis
yang akan datang atau menurunnya kapasitas untuk melakukan
aktivitas hidup sehari-hari
b. Ancaman terhadap sitem diri seseorang dapat membahayan indentitas,
harga diri, dan fungsi social yang terintegrasi seseorang.
6. Mekanisme koping
Tingkat ansietas seda danberat menimbulkan dua jenis mekanisme koping,
yaitu:
a. Reaksi yan berorientasi pada tugas yaitu upaya disadari dan
berorientasi pada tindakan untuk memenuhi secara realistic tuntutan
situasi stress, misalnya prilaku menyerang untuk mengubah atau
mengatasi hambatan pemenuhan kebuuhan menarikdiri untuk
memindahkan dari sumber stress. Kompromi untuk mengganti tujuan
atau mngrbankan kebutuhan personal
b. Mekansme pertahanan ego dapat membantu mengatai ansietas ringan
dan sedang, serta melibatkan penipuan diri, distorsi realitas, dan
bersifat maladaftif. Menurut Nurhaliah (2016), meanism pertahanan
ego yang digunakan adalah:
1. Kompensasi
Proses dmana seseorang memperbaiki penurunan citra diri dengan
secara tegas menonjolkan kelebihan yang dimilikinya
2. Penyangkalan
Klien menyatakan ketidaksetujuan terhadap ralitas dengan
mengingkari realitas tersebut. Mekasme pertahanan ini paling
sederhana dan primiif
3. Pemindahan
Pmindahan merupakan pengalihan emosi yang semula ditujukan
pada seseorang/benda tertentu yang biasanya netral atau kuang
mengancam terhadap dirinya.
4. Disosiasi
Pemisahan dari setiap proses mental atau prilau dari kesadaran atau
identitasnya.
5. Identifikasi
Proses dimana seseorang mencoba menjadi orang yang ia kagumi
dengan mengambl/menirukan pikiran-pikiran, prilaku, dan selera
orang tersebut.
6. Intelektualisasi
Klien menggunakan logika dan alasan yang berlebihan untuk
menghindari pengalaman yang mengganggu perasaannya.
7. Introjeksi
Klien mengikuti norma-norma dari luar sehingga ego tidaklagi
terganggu oleh ancaman dari luar (pembentuakan superego)
8. Fiksasi
Klien berhenti pada tingkat perkembangan salah satu aspek
tertentu (emosi atau tingkah laku atau pikiran), sehingga
perkembangan selanjutnya terhalang.
9. Proyeksi
Pengalihan buah pikiran atau impuls pada diri sendiri kepada oang
lain terutama keinginan, terutama keinginan. Perasaan emosional
dan motivasi tidak dapat ditolerasi.
10. Rasionalisasi
Klien member keterangan bahwa sikap atau tingkah lakunya
berdasarkan pada alasan yang seolah olahrasional, sehingga tidak
menjatuhkan harga diri.
11. Reaksi formal
Klien bertingkah lakuyang berlebihan yang langsung bertentangan
dengan keinginan-keinginan atau perasaan yang sebenarnya.
12. Regresi
Klien kembali ketingkat perkembangan terdahulu (tingkah laku
yang primitive)
13. Represi
Klien secara tidak sadar mengesampingkan pikiran, impuls, atau
ingatan yang menyakitkan atau bertentangan. Hal ini merupakan
pertahanan ego yang primer dan cenderung diperkuat oleh
mekanisme ego yang lainnya.
14. Acting out
Klien langsung mencetuskan perasaan bila keinginannya terhalang.
15. Sublimasi
Penerimaan suatu sasaran pengganti yang mulia
16. Supresi
Suatu proses yang digolongkan sebagai mekanisme pertahanan,
tetapi sebetulnya merupakan represi yang disadari.
17. Undoing
Tindakan atau prilaku atau komunikasi yang menghapuskan
sebagian dari tindakan, prilaku atau komunikasi sebelumnya yang
merupakan mekanisme pertahanan primitive.
DS: - klien
Akumulasi stressor
mengatakan
bahwa klien
cemas dan
bingung Koping maladaptive
stressor
1). DO: perubahan Gang.Pola Tidur Gang.Pola Tidur
TTV
Ansietas
Akumulasi stressor
Koping maladaptive
stressor
DO: afek dan HDR Harga Diri Rendah
emosinya sedih,
merasa tidak berguna
Menarik diri dari
DS: klien mengeluh lingkungan
merasa dirinya
tidak berarti,
menjadi seorang Ansietas
Akumulasi stressor
Koping maladaptive
stressor
DO:terlihat menangis Koping maladaptive Ketidakefektifan koping
individu
DS: Klien mudah sedih
dan muah
stressor
menangis, merasa
lemah
C. Pohon masalah
Ansietas
Akumulasi stressor
Koping maladapatif
Stressor
D. Diagnosis keperawatan
1) Ansietas
2) Gangguan pola tidur
3) Harga diri rendah
4) Ketidakefektifan koping individu
DAFTAR PUSTAKA