Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN KASUS

Astigmatisma Miopia
Compositus ODS
+
Presbiopia ODS
Nico Michael Muliawan

Identitas
Nama

Ny.WM

Umur

52 tahun

Alamat

Pondok aren, jalan bali no.165

Pendidikan

S1

Pekerjaan

Guru

Tanggal

13 / 10 / 2015

Pemeriksaan

Keluhan Utama
Melihat jauh terasa buram

Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang dengan keluhan buram saat melihat jauh


sejak 1 bulan SMRS.Buram perlahan, tidak mendadak.
Pusing juga dirasa, saat melihat benda tidak lurus seperti
seharusnya. Sejak 1 bulan yang lalu pasien mengeluhkan
kacamata baca yang ia gunakan sudah tidak nyaman lagi.
Pasien sudah menggunakan kaca mata baca sejak 3 tahun
yang lalu. Kacamata yang pasien pakai, ia beli sendiri di
optik dengan ukuran S+1.00 kanan kiri. Pasien belum
pernah memeriksakan matanya ke dokter mata. Selain itu
pasien juga mengeluhkan matanya terkadang berair saat
membaca. Keluhan mata terasa gatal, ada kotoran , dan
pandangan kabur disangkal oleh pasien. Pasien juga
menyangkal adanya riwayat trauma pada mata dan riwayat
alergi. Pasien menyangkal mempunyai penyakit jantung,
hipertensi, diabetes mellitus dan asma

Riwayat Penyakit Dahulu


Umum
o
o
o
o
o

Hipertensi
(-)
Diabetes Melitus (-)
Asma
(-)
Jantung
(-)
Alergi
(-)

Mata
o
o
o
o

Riwayat
Riwayat
Riwayat
Riwayat

sakit mata sebelumnya : Tidak ada


penggunaan kaca mata
: Ada ( 3 tahun)
operasi mata
: Tidak ada
trauma mata sebelumnya : Tidak ada

Riwayat Penyakit Keluarga:


o
o
o
o

Penyakit mata serupa : tidak ada


Penyakit mata lainnya : tidak ada
Asthma
: tidak ada
Alergi
: tidak ada

Status Generalis
Keadaan umum : Tampak sakit ringan
Kesadaran
: Compos mentis
Vital sign
: T : 120/80mmHg
P : 86 x/menit
R : 20 x/menit
S : 36 C
Leher
: Pembesaran KGB (-)
Thorak
: Simetris statis dinamis
Abdomen
: BU ( + )
Ekstremitas
: Akral hangat, edema (-)

Status Opthalmologis
OD

0.25

PEMERIKSA
AN
Visus

PH 0.8
S 1.50 , C 0.75 Ax 90
1.0
Gerak bola mata normal
Enopthalmus (-)
Exopthalmus (-)
Strabismus (-)

OS

0.25
PH 0.8

Koreksi

Bulbus Oculi

S - 1.25 , C 0.75 Ax 100


1.0
Gerak bola mata normal
Enopthalmus (-)
Exopthalmus (-)
Strabismus (-)

Edema (-),

Edema (-),

Hiperemis (-),

Hiperemis (-),

Nyeri tekan (-),

Palpebra

Nyeri tekan (-),

Blefarospasme (-),

Blefarospasme (-),

Lagophtalmus (-)

Lagophtalmus (-)

Status
Opthalmologis
OD
Edema (-)
Injeksi konjungtiva
(-)
Injeksi siliar (-)
Infiltrat (-)
Normal, warna
putih
Bulat, jernih
Edem (-)
Infiltrat (-)
Sikatrik (-)

PEMERIKSAAN
Conjuctiva

Sclera

Kornea

OS
Edema (-)
Injeksi konjungtiva
(-)
Injeksi siliar (-)
Infiltrat (-)
Normal, warna
putih
Bulat, jernih
Edem (-)
Infiltrat (-)
Sikatrik (-)

Status Opthalmologis
OD

Kedalaman : normal
Hipopion (-)
Hifema (-)
Kripta (-)
Warna coklat
Edema (-)
Sinekia (-)
Atrofi (-)
Bulat, diameter
3mm,
Letak sentral, jernih
Refleks pupil
langsung (+)
Refleks pupil tak
langsung (+)

PEMERIKSA
AN
Camera Oculi
Anterior
Iris

Pupil

OS

Kedalaman : normal
Hipopion (-)
Hifema (-)
Kripta (-)
Warna coklat
Edema (-)
Sinekia (-)
Atrofi (-)
Bulat, diameter
3mm,
Letak sentral, jernih
Refleks pupil
langsung (+)
Refleks pupil tak
langsung (+)

Status Opthalmologis
OD

PEMERIKSAAN

OS

Jernih

Lensa

Jernih

Jernih

Vitreus

Jernih

Positif cemerlang
Normal
Normal

Fundus Refleks
Tekanan Intra
Okuler
Sistem Lakrimasi

Positif cemerlang
Normal
Normal

Pemeriksaan Penunjang
Refraktometri
VOD : S 1.00 , C 0.50 Ax 112
VOS : S 0.75 , C 0,75 Ax 89

Working Diagnosis
Berdasarkan anamnesis didapatkan
keluhan pandangan buram secara
perlahan dan pada pemeriksaan
oftalmologis didapatkan penurunan
visus namun masih membaik saat
diberikan pinhole dan dikoreksi, maka
pasien didiagnosis astigmatismat
miopia compositum ODS + presbiop
ODS , karena tidak didapatkan kelainan
pada media refraksi serta didapatkan
sferis lebih tinggi dibandingkan dengan
astigmat dan umur pasien lebih dari 40
tahun

Penatalaksanaan
Non-medikamentosa:
Kacamata : OD: S -1.50 C-0.75x90 add+2.251.0
OS: S -1.25 C-0.75x90 add+2.251.0

Edukasi
Hindari mengucek mata dengan tangan
Gunakan kacamata setiap saat kecuali saat
mandi dan tidur

Prognosis
OCCULI DEXTRA (OD)
Ad Vitam
ad bonam
Ad Fungsionam
:ad bonam
Ad Sanationam
ad bonam

OCCULI SINISTRA (OS)


ad bonam
ad bonam
ad bonam

Resume
Anamnesis
Seorang pasien perempuan berusia 52 tahun
datang ke poli klinik mata RS FMC dengan keluhan
buram saat melihat jauh 1 bulan SMRS. Pasien juga
mengeluh pusing. Kacamata baca yang ia gunakan
sudah tidak nyaman sejak 1 bulan SMRS.
Sebelumnya pasien memakai kacamata dengan
S+1.00 tanpa Sferis negatif. Pasien belum pernah
memeriksakan matanya ke dokter mata. Selain itu
pasien juga mengeluhkan matanya sering berair
saat membaca

Status oftamologi

OD
0.25 ph 0.8
S -1.50 C-0.75x90
add+2.251.0

OS
Visus

0.25 ph 0.8
S -1.25 C-0.75x100
add+2.251.0

TINJAUAN PUSTAKA
Mata merupakan salah satu organ indra manusia
yang mempunyai fungsi yang sangat besar.
Penyakit mata seperti kelainan-kelainan refraksi
sangat membatasi fungsi tersebut. Ada empat
kelainan refraksi, yaitu: miopia, hipermetropia,
astigmatisme,
presbiopi
atau
campuran
kelainan-kelainan tersebut. Diantara kelainan
refraksi tresebut, miopia adalah yang paling
sering dijumpai, kedua adalah hipermetropia,
dan yang ketiga adalah astigmatisma

ANATOMI MATA
Bola mata berbentuk bulat dengan panjang
maksimal 24 mm. Bola mata di bagian depan
(kornea) mempunyai kelengkungan yang lebih
tajam sehingga terdapat bentuk dengan 2
kelengkungan yang berbeda.
Bola mata dibungkus oleh 3 lapisan jaringan,
yaitu:
o Sklera
o Jarigan uvea
o Retina

REFRAKSI MATA

Refraksi Mata adalah perubahan jalannya cahaya,


akibat media refrakta mata, dimana mata dalam
keadaan istirahat. Mata dalam keadaan istirahat berarti
mata dalam keadaan tidak berakomodasi.
Hasil pembiasan sinar pada mata ditentukan oleh
media penglihatan yang terdiri atas :
Kornea
Humour aquous
Lensa
Vitreus humour
Panjangnya bola mata.

ASTIGMATISME
Astigmatisme adalah suatu kelainan refraksi dimana sinar
sejajar dengan garis pandang oleh mata tanpa akomodasi
dibiaskan tidak pada satu titik tetapi lebih dari satu titik.
Astigmatisme dapat terjadi akibat jaringan parut pada
kornea atau setelah pembedahan mata. Jahitan yang
terlalu kuat pada bedah mata dapat mengakibatkan
perubahan pada permukaan kornea. Bila dilakukan
pengencangan dan pengenduran jahitan pada kornea
maka dapat terjadi astigmatisme akibat terjadi perubahan
kelengkungan kornea.

Klasifikasi
Menurut letak fokusnya terhadap retina,
astigmatisme regular dibedakan dalam 5 jenis,
yaitu :
Astigmatismus Myopicus Simplex.
Astigmatisme jenis ini, titik A berada di depan
retina, sedangkan titik B berada tepat pada
retina

Astigmatismus Hypermetropicus
Simplex. Astigmatisme jenis ini, titik A
berada tepat pada retina, sedangkan titik B
berada di belakang retina.

Astigmatismus Myopicus Compositus.


Astigmatisme jenis ini, titik A berada di depan
retina, sedangkan titik B berada di antara titik A
dan retina

Astigmatismus Hypermetropicus
Compositus Astigmatisme jenis ini, titik B
berada di belakang retina, sedangkan titik A
berada di antara titik B dan retina.

Astigmatismus Mixtus.
Astigmatisme jenis ini, titik A berada
di depan retina, sedangkan titik B
berada di belakang retina.

Jika ditinjau dari arah axis lensa koreksinya,


astigmatisme regular ini juga dibedakan menjadi 3
jenis, yaitu:
Astigmatisme Simetris.
Astigmatisme ini, kedua bolamata memiliki
meredian utama yang deviasinya simetris terhadap
garis medial. Ciri yang mudah dikenali adalah axis
cylindris mata kanan dan kiri yang bila dijumlahkan
akan bernilai 180 (toleransi sampai 15), misalnya
kanan Cyl -0,50X45 dan kiri Cyl -0,75X135.

Astigmatisme Asimetris.
Jenis astigmatisme ini meredian utama kedua bolamatanya
tidak memiliki hubungan yang simetris terhadap garis medial.
Contohnya, kanan Cyl -0,50X45 dan kiri Cyl -0,75X100.
Astigmatisme Oblique.
Adalah
astigmatisme
yang
meredian
utama
kedua
bolamatanya cenderung searah dan sama-sama memiliki
deviasi lebih dari 20 terhadap meredian horisontal atau
vertikal. Misalnya, kanan Cyl -0,50X55 dan kiri Cyl -0,75X55.

Berdasarkan tingkat kekuatan Dioptri astigmatisma dibagi


menjadi:
Astigmatismus Rendah Astigmatismus yang ukuran powernya
< 0,50 Dioptri. Biasanya astigmatis-mus rendah tidak perlu
menggunakan koreksi kacamata. Akan tetapi jika timbul keluhan
pada penderita maka koreksi kacamata sangat perlu diberikan.
Astigmatismus Sedang Astigmatismus yang ukuran powernya
berada pada 0,75 Dioptri s/d 2,75 Dioptri. Pada astigmatismus
ini pasien sangat mutlak diberikan kacamata koreksi.
Astigmatismus Tinggi. Astigmatismus yang ukuran powernya
>3,00 Dioptri. Astigmatismus ini sangat mutlak diberikan
kacamata koreksi.

Gejala Klinis

Pada umunya, seseorang yang menderita astigmatisme tinggi


menyebabkan gejala-gejala sebagai berikut :
Memiringkan kepala atau disebut dengan titling his head,
pada umunya keluhan ini sering terjadi pada penderita
astigmatismus oblique yang tinggi.
Memutarkan kepala agar dapat melihat benda dengan jelas.
Menyipitkan mata seperti halnya penderita myopia, hal ini
dilakukan untuk mendapatkan efek pinhole atau stenopaic
slite. Penderita astigmatismus juga menyipitkan mata pada
saat bekerja dekat seperti membaca.
Pada saat membaca, penderita astigmatismus ini memegang
bacaan mendekati mata, seperti pada penderita myopia. Hal
ini dilakukan untuk memperbesar bayangan, meskipun
bayangan di retina tampak buram.

Presbiopia
Pada usia muda, lensa mata masih lunak dan
lentur, sehingga bentuknya bisa berubah-ubah
guna memfokuskan objek dekat dan objek jauh.
Setelah berusia 40 tahun, lensa menjadi lebih
kaku. Lensa tidak dapat dengan mudah merubah
bentuknya sehingga lebih sulit untuk membaca
pada jarak dekat. Hal ini merupakan suatu
keadaan yang normal, yang disebut dengan
presbiopia. Presbiopia bisa terjadi bersamaan
dengan miopia, hiperopia maupun astigmatisma

Anda mungkin juga menyukai