Anda di halaman 1dari 68

ASTIGMATISME MIOPIA

COMPOSITUS ODS + PRESBIOPIA ODS


Oleh :
Yolanda Fitriyani, S.Ked
712021081

Pembimbing: dr. Septiani Nadra Indawaty, Sp. M.


01
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN

- Astigmatisme
Kelainan Refraksi - Miopia
- Hipermetropia
- Presbiopia
Anatomi
Mata
- Masuknya cahaya kedalam kornea
FISIOLOGI -
PENGLIHATAN Cahaya masuk kemata ditangkap oleh pupil yang diatur iris lalu di
biaskan oleh (aqueous humor, lensa, dan vitreous humor).

- Cahaya masuk lensa untuk memfokuskan bayangan agar jatuh


tepat di retina

Bayangan atau cahaya yang tertangkap oleh retina adalah


terbalik, nyata, lebih kecil

Persepsi otak terhadap benda sesuai dengan aslinya


Miopia
Definisi
Kelainan mata dimana sinar sejajar yang
datang dari jarak tidak terhingga akan
dibiaskan di depan retina.
Miopia
Epidemiologi

- Prevalensi di Asia 70-90%, Eropa 30-40%, dan Amerika 10-20%.


- Prevalensi di Indonesia 22,1%
- Prevalensi anak perempuan > laki-laki (1,4 : 1).
- Rentang usia 15- 24 tahun, 2,9% telah memakai kaca mata
Miopia
Etiologi

1. Jarak yang terlalu dekat dengan objek.


2. Genetik atau keturunan.
3. Terlalu lama beraktivitas pada jarak pandang yang sama
4. Kekurangan gizi (Vitamin A, betakaroten)
Miopia
Faktor Resiko
1. Internal
- Usia
- Genetik
2. Eksternal
- jarak pandang terlalu dekat
- intensitas Cahaya
- Ergonomi
Miopia
Klasifikasi

1. Miopia Stasioner
2. Miopia Progresif
3. Miopia Maligna
Miopia
Manifestasi Klinik

1. Pandangan kabur ( jarak jauh)


2. Sakit Kepala/pusing
3. Mata Amblyopia ( apabila minus terlalu tinggi)
4. Mata strabismus (apabila minus terlalu tinggi)
Miopia
Diagnosis

1. Anamnesis
- penglihatan kabur ( jarak jauh)
2. pemeriksaan fisik
- snelen chart (visus kurang dari 6/6)
Miopia
Tatalaksana

- Koreksi dengan kaca mata sferis

Komplikasi
- Starbismus
- Amblyopia
- Kebutaan
Hipermetropia
Definisi

Keadaan refraksi akibat gangguan kekuatan pembiasan mata dimana sinar


sejajar jauh tidak cukup dibiaskan sehingga titik fokusnya terletak di
belakang retina.

-
Hipermetropia
Etiologi

- Hipermetropia sumbu atau hipermetropia aksial


- Hipermetropia kurvatur
- Hipermetropia refraktif
Hipermetropia
Epidemiologi

- Usia ke 15 tahun atau kurang dan di usia > 30 tahun


- Remaja laki-laki > Perempuan
Hipermetropia
Manifestasi Klinis

- Penglihatan dekat kabur,


- Sakit kepala, silau, dan terkadang diplopia
- mengeluh mata- nya lelah dan sakit
Hipermetropia
Pemeriksaan Penunjang

- Koreksi virus dasar


- Pemeriksaan Pinhole
Hipermetropia
Komplikasi

1. Ambliopia
2. Neuropati iskemik anterior
3. Oklusi vena retina
4. Degenerasi maskular karena usia
5. Korioretinopati sentral serous
Hipermetropia
Prognosis

Dubia ad Bonam
Hipermetropia
Tatalaksana

Koreksi dengan kaca mata sferis positif


Astigmatisma
Definisi
Kelainan mata dimana sinar sejajar yang
datang dari jarak tidak terhingga akan
dibiaskan di depan retina.
Astigmatisma
Epidemiologi
- WHO : kelainan refraksi mata di dunia sekitar 43%.
- Populasi Asia sebesar 8,29%.
- Faktor usia
- Jenis kelamin
- Genetic (resesif autosomal)
- Lingkungan.
Astigmatisma
Etiologi
- Kelainan kornea ( kornea tidak teratur )
- Kelainan pada lensa (kekeruhan lensa).
- Intoleransi lensa pada post keratoplasty.
- Trauma pada kornea.
- Tumor.
Astigmatisma
Klasifikasi

1. Berdasarkan bentuk
- Astigmatisma regular
- Astigmatisme Irreguler
2. Berdasarkan Tipe
- Astigmatisma Hipermetrop Simpleks
- Astigmatisma Miopia Simpleks
- Astigmatisma Hipermetrop Kompositus
- Astigmatisma Miopi Kompositus
- Astigmatisma Mikstus
Astigmatisma
Manifestasi Klinik

- Pandangan kabur (kesegala arah)


- Sakit kepala atau kelelahan mata
Astigmatisma
Diagnosis

- Anamnesis
- Pemeriksaan Fisik
- Pemeriksaan Penunjang
Astigmatisma
Penatalaksanaan
- Koreksi Visus
- Pemberian kaca mata silindris

Komplikasi
- Strabismus
- Amblyopia
Presbiopia
Definisi

-
- Keadaan berkurangnya daya akomodasi pada
usia lanjut disebut presbiopia.
- Terjadi karena penurunan kapasitas akomodasi
pada lensa mata
Presbiopia

Etiologi

-
Gangguan akomodasi pada usia lanjut dapat
terjadi karena Kelemahan otot akomodasi dan
Lensa mata tidak kenyal atau berkurang
elastisitasnya akibat sklerosis lensa.
Presbiopia

Epidemiologi

- Terjadi di usia 40 tahun ke atas


- Pada negara berkembang > negara maju
Presbiopia
Manifestasi Klinis

- Mata lelah, berair dan sering terasa pedas


- Terlambat dalam memfokuskan objek dekat maupun jauh
- Mata mudah lelah
Presbiopia
Pemeriksaan Penunjang

Koreksi mata dengan snelen chart dan auto refkeratometer


Presbiopia
Tatalaksana
- S+ 1.00 D untuk usia 40 tahun
-
- S+ 1.50 D untuk usia 45 tahun

- S+ 2.00 D untuk usia 50 tahun

- S+2.50 D untuk usia 55 tahun

- S+ 3.00 D untuk usia 60 tahun


Presbiopia

Prognosis

-
Quo ad vitam : bonam
Quo ad fungsionam : bonam
Quo ad sanationam : bonam
03
LAPORAN
KASUS
LAPORAN KASUS

ANAMNESIS
Nama Lengkap : Ny. Tm
TTL :Palembang, 16 Oktober 1978
Umur :: 44 Tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat :Jl. Dipo Lr. Masjid RT. 13 RW 10, Kertapati
Jenis Kelamin :Perempuan
Pendidikan : SMA
LAPORAN KASUS

Tanggal Pemeriksaan : 11 September 2023

Keluhan Utama :

Kaca mata yang dipakai sudah tidak cocok lagi sehingga pandangan kabur dan
berbayang sejak 5 bulan yang lalu.

Keluhan Tambahan :

Pandangan mata seperti berbayang pada mata kanan dan kiri saat melihat objek,
kepala pusing.
LAPORAN KASUS

Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien datang ke Poli Mata RSUD Palembang Bari mengeluh kaca
mata yang dipakai sudah tidak cocok lagi sehingga penglihatan kabur
dan berbayang saat melihat objek pada mata kanan dan kiri sejak 5
bulan yang lalu. Pasien mengeluh pusing saat beraktivitas. keluhan
mata merah (-/-), seperti melihat asap (-/-), seperti ada yang mengganjal
(-/-), mata terasa gatal (-/-), halo sign (-/-), nyeri pada mata (-/-), secret
(-/-), lakrimasi (-/-), dan tidak mengalami mual muntah.
LAPORAN KASUS

Riwayat Penyakit Dahulu


Riwayat trauma pada mata (-)
Riwayat operasi mata (-)
Riwayat penggunaan kacamata (+), 7 tahun yang lalu pasien
menggunakan kacamata namun pasien jarang menggunakan
kacamata.
Riwayat penyakit diabetes melitus (-)
Riwayat penyakit hipertensi (-)
Riwayat alergi (-)
Riwayat penyakit mata lainnya (-)
Riwayat pemakaian obat-obatan (-)
LAPORAN KASUS

Riwayat Penyakit Keluarga


Riwayat katarak (-)
Riwayat hipertensi (+)
Riwayat DM (-)
Riwayat alergi (-)
LAPORAN KASUS

Status Generalis
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Kompos mentis

Tanda Vital :
-Tekanan Darah : 110/ 80 mmHg
-Nadi : 80 x/ menit
-Laju Napas : 20 x/ menit
-Suhu : 36,5 oC
LAPORAN KASUS
LAPORAN KASUS
LAPORAN KASUS
LAPORAN KASUS
LAPORAN KASUS
LAPORAN KASUS

Pemeriksaan Penunjang:
-Tonometri

Koreksi mata :

VOD :
3/60 : S: -6.00 Cyl : -1.00 Ax 85 Add S + 1.50
 20/20
VOS :
3/60 : : S – 8.00 C – 0,50 Ax 115 Add S + 1.50
 20/20
LAPORAN KASUS

Daftar Masalah:

1. Kaca mata lama tidak cocok lagi sehingga penglihatan kabur dan
berbayang pada mata kanan dan kiri.
2. Pusing saat beraktivitas
3. VOD : 3/60 Ph (+) 5/60
VOS : 3/60 Ph (+) 5/60

Kemungkinan Penyebab Masalah :


• Astigmatisma Miopia Kompositus ODS
• Presbiopia ODS
LAPORAN KASUS

Tatalaksana :

Promotif :
- Menjelaskan kepada pasien mengenai penyakit yang diderita
astigmatisma, myopia dan presbiopia).
- Edukasi kepada pasien, terkait dengan gangguan refraksi yang
dialami pasien mengharuskan pasien untuk menggunakan kacamata
setiap hari terutama saat membaca jarak dekat
- Edukasi untuk periksa mata atau kontrol rutin kesehatan mata
sebulan sekali.
LAPORAN KASUS

Tatalaksana :

- Gangguan refraksi astigmatisma dikoreksi dengan lensa silindris dan


presbyopia dengan lensa progresif
- VOD : 3/60 : S: -6.00 Cyl : -1.00 Ax 85 Add S + 1.50 20/20
VOS : 3/60 : : S – 8.00 Cyl – 0,50 Ax 115 Add S + 1.50  20/20
LAPORAN KASUS

Prognosis :

Quo Ad Vitam : dubia ad bonam


Quo Ad Fungsionam : dubia ad bonam
Quuo Ad Sanationam : dubia ad bonam
BAB IV
ANALISA KASUS
ANALISIS KASUS

Pasien, Ny.TM, usia 44 tahun seorang Ibu Rumah Tangga, datang ke Poli Mata RSUD
Palembang Bari dengan keluhan kaca mata yang dipakai sudah tidak cocok lagi sehingga
penglihatan kabur dan berbayang saat melihat objek pada mata kanan dan kiri sejak 5
bulan yang lalu. Pasien mengatakan sebelumnya sudah menggunakan kaca mata sejak 7
tahun yang lalu. Mata kabur yang terjadi ditandai sebagai penurunan visus dengan
perlahan. Pada tahun yang lalu pasien menggunakan kacamata namun pasien jarang
menggunakan kacamata.
ANALISIS KASUS

Mata kabur yang terjadi ditandai sebagai mata tenang dengan penurunan visus perlahan.
Pada 7 tahun yang lalu pasien menggunakan kacamata namun pasien jarang menggunakan
kacamata dan pasien merasa kaca mata lama sudah tidak cocok lagi. Hal inila yang
menajdi faktor resiko penambahan dioptri lensa negatif pada pasien ini.

Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi
terjadinya kelainan refraksi berupa miopia yaitu terlalu lama mata berada di balik media
transparan yang tidak cocok dengan mata dapat mengganggu kesehatan mata seperti terlalu
lama memakai helm, terlalu lama memakai kacamata/lensa kontak yang tidak sesuai
dengan mata normal kita, dan sebagainya.
ANALISIS KASUS
Pasien juga mengeluh pusing dan penglihatan berbayang.

Keluhan pusing dan penglihatan berbayang merupakan gejala tambahan pada kelainan
refraksi seperti miopia dan astigmatisme. Pada pasien ini terdapat faktor resiko terjadi
kelainan refraksi yaitu mengunakan lensa koreksi yang sudah tidak cocok lagi dan
dibiarkan dalam waktu yang lama sehingga mata menjadi tidak fokus, lelah dan akomodasi
dari mata melemah sehingga panjang axial bola mata bertambah. Hal ini memungkinkan
untuk terjadi peningkatakan dioptri lensa negatif pada pasien ini.

Apabila mata tidak dikoreksi dengan optimal maka akan terjadi ketidakseimbangan pada
sistem saraf pusat dalam menerima informasi sensorik dari mata sehingga timbul gejala
pusing.
ANALISIS KASUS

Tidak ada riwayat penyakit seperti riwayat hipertensi, diabetes melitus, trauma mata,
operasi mata, riwayat penyakit keluarga terdapat Riwayat hipertensi pada ayah. Hal ini
dapat menyingkirkan penyakit mata yang diakibatkan oleh masalah kelaianan sistemik dan
genetik, melainkan pada kasus ini terjadi kelianan refraksi yang terjadi akibat masalah
didapat.
ANALISIS KASUS

Penglihatan berbayang banyak dijumpai pada pasien dengan kelainan refraksi miopia dan
astigmatism menyebabkan gejala pusing karena kelainan refraksi tidak dikoreksi
(Uncorrected Refraction Error). Gangguan refraksi berupa miopia ditandai dengan
penglihatan kabur khususnya saat melihat jauh, dan astigmatisma ditandai dengan
penglihatan kabur dan berbayang disertai dengan sakit kepala dan kelelahan pada mata.
ANALISIS KASUS

- Tatalaksana pasien dengan gangguan miopia adalah dikoreksi menggunakan


lensa konkaf, memberikan kacamata spheris negatif terkecil yang memberikan
ketajaman penglihatan maksimal. Gangguan astigmatisma dikoreksi
menggunakan lensa silindris dengan pemberian kacamata, lensa kontak atau
dengan bedah refraktif pada pasien dengan miopia derajat berat. Pada kasus ini
pasien juga mengalami presbiopia sehingga sudah butuh kaca mata baca atau
addiksi sesuai usia. Presbiopia merupakan
ANALISA KASUS

Pada pasien ini mengalami kelaianan refraksi berupa Astigmatisma myopia kompositus
ODS dan presbyopia ODS

Miopia : kelainan refraksi mata yang menyebabkan sinar sejajar yang datang dari jarak
tak terhingga difokuskan di depan retina

Astigmatisma : kelainan refraksi dimana sinar sejajar dengan garis pandang oleh mata
tanpa akomodasi di biaskan tidak pada satu titik tetapi lebih dari satu titik.

Presbiopia : kelainan refraksi akibat keadaan berkurangnya daya akomodasi pada usia
lanjut.
ANALISA KASUS

Astigmatisma miopia kompositus didapatkan pada pasien dari hasil


pemeriksaan visus. Diagnosis astigmatisme dan miopia ditentukan
berdasarkan gejala-gejala dan tanda-tanda astigmatisme dan
pemeriksaan oftalmologi yaitu pemeriksaan visus, didapatkan visus
OD 3/60 dan OS 3/60
ANALISA KASUS

Tatalaksana pada kasus :

-Edukasi mengenai kelaianan refraksi

- Koreksi OD: S – 6.00 C – 1,00 Ax 85º Add S+1.50  20/20.

- Koreksi OS : S – 8.00 C – 0,50 Ax 115º Add S+1.50  20/20


ANALISIS KASUS

Selain itu pasien diberikan edukasi mengenani kelaianan refraksi dan cara
mengatasinya serta diberikan terpi medikametosa berupa dextran eye drop
tears tetes 4x1 ODS yang bertujuan memberikan cairan lubrikasi kepada
mata agar mata berkerja optimal dalam proses penglihatan dan menghindari
kejadian mata kering.
BAB V.
KESIMPULAN
KESIMPULAN
: dikoreksi :
- Astigmatisme OD : S – 6.00 C –
Miopia kompositus 1,00 Ax 85º-
ODS OS: S – 8.00 C – 0,50
Ax 115º

Kelainan refraksi

- Presbiopia ODS ODS : Add S+I.50


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai