Anda di halaman 1dari 45

Laporan Kasus

NEGLECTED
DISLOCATION
POSTERIOR HIP
SINISTRA
Oleh :
Muhammad Sukri

Pembimbing:
dr. Ganda M.R.H. Purba, Sp.OT
Dislokasi panggul adalah suatu keadaan dimana
terjadinya perpindahan permukaan caput femoris
terhadap acetabulum. Dislokasi terjadi ketika caput
femoris keluar dari acetabulum. Kondisi ini dapat
kongenital atau didapat (acquired). Namun yang
paling sering terjadi adalah akibat trauma, salah satu
Pendahuluan nya kasus dislokasi panggul posterior yang terjadi
sebanyak 90% dari setiap kasus yang ada.

Selain itu, kasus dengan neglected trauma masih


sangat sering terjadi di negara berkembang
dikarenakan masih luasnya praktik perdukunan
didukung akibat rendahnya status sosial ekonomi.
Akibatnya kasus neglected dengan morbiditas yang
signifikan ini ditemukan pada praktik ortopedi untuk
tata laksana selanjutnya.
Penyajian Kasus
Identitas Pasien
Nama Pasien : An. G
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 11 tahun
Pekerjaan : Pelajar
Status Pernikahan : Belum Menikah
Tanggal Masuk Perawatan : 18 Agustus 2019
Riwayat Penyakit Sekarang

Anamnesis Pasien datang dengan keluhan pemendekan


pada kaki kiri, 1 bulan yang lalu pasien Pasien
mengalami kecelakaan lalu lintas dengan
berkendara bergoncengan menggunakan sepeda
motor bersama kakek nya. ataupun keluarga
tidak ingat secara jelas bagaimana posisi pasien
Keluhan Utama saat kecelakaan, namun pasien sempat di bawa
Pemendekan pada kaki kiri
ke puskesmas terdekat untuk medapatkan
pertolongan pertama. Pihak keluarga menolak
untuk pasien segera dirujuk ke Rumah sakit
karena keterbatasan biaya dan memilih untuk
dilakukan sinsang ke tukang urut.Setelah 1 bulan
kejadian, pasien mengeluhkan kaki kiri nya
mengalami pemendekan dan merasa terganggu
saat berjalan, sehingga keluarga memutuskan
untuk di bawa ke RSKH untuk berobat.
Anamnesis

Riwayat Penyakit Dahulu Riwayat Penyakit Keluarga


Pasien belum pernah mengalami Tidak ada keluarga yang mengalami
keluhan serupa. Penyakit berupa keluhan serupa
hipertensi, diabetes mellitus,
penyakit jantung, dan asma disangkal
oleh pasien.

Riwayat Pengobatan Riwayat Sosial


Pasien sempat membawa keluhan yang Pasien menyangkal memiliki
dialami ke tukang urut sebanyak 1 kali. kebiasaan merokok, minum alkohol
atau menggunakan obat-obatan rutin.
Pemeriksaan Fisik
Status Generalis

Keadaan Umum Kesadaran Tanda-Tanda Vital


Tampak Sakit Compos Mentis TD: 110/80 mmHg
Sedang GCS 15 RR: 20x/menit
E4V5M6 Nadi : 90x/menit
Suhu: 36,6oC
SpO2: 99 %
Pemeriksaan Fisik
Status Generalis

Telinga
Normotia, sekret (-), Tenggorokan
Kepala serumen -/-, liang Faring hiperemis (-),
Normocephal telinga lapang tonsil T1-T1
Mata Hidung Leher
Konjungtiva anemis (-), Septum deviasi (-), KGB tidak teraba,
sklera ikterik (-), mukosa normal, kelenjar tiroid tidak
pupil isokor hipertrofi konka (-), teraba, JVP 5+2 cm
3mm/3mm, RCL/RCTL +/+ sekret (-)
Pemeriksaan Fisik
Status Generalis

Jantung Paru Abdomen


I : Iktus kordis tidak I: simetris kanan-kiri I: Datar
tampak P: Taktil vokal fremitus A : Bising usus (+)
P : Iktus kordis teraba teraba simetris 8x/menit
P : Batas jantung kesan P: Sonor di seluruh
tidak melebar
P: Nyeri tekan (-)
lapang paru
A : BJ S1S2 reguler, A : Suara nafas vesikuler P : Timpani di seluruh
murmur (-), gallop (-) +/+, wheezing -/-, lapang abdomen
rhonki -/-
Status Lokalis
a/r pelvis sinistra

• Look (L) :
Swelling (-), deformitas (+) tampak
adduksi, rotasi internal dan fleksi,
wound (-), bleeding (-)
• Feel (F) : :
Hangat, Nyeri tekan (-),
Neurovaskular distal (+) normal.
• Move (M) :
ROM aktif-pasif terbatas True leg legth dekstra/sinistra : 69 cm/65 cm
Apparent leg length dekstra/sinistra : 76 cm/72 cm
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium
PEMERIKSAAN HEMATOLOGI
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal
Hemoglobin 10,9 g/dL 11.5 – 16.5
Hematokrit 34,3 % 35.0 – 55.0
Leukosit 6.3 /mm3 3.5 – 10.0
Trombosit 274 /mm3 150 – 400
Eritrosit 5.53 /uL 3.50 – 5.50
Bleeding Time 2.00” Menit 1 – 3 menit
Clotting Time 4.00” Menit 2 – 6 menit
HBS Ag Non reaktif
Golongan darah O (+)
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Rontgen Pelvis sinistra AP/Lateral
You can simply impress your audience and
add a unique zing and appeal to your
Presentations. Easy to change colors,
photos and Text. Get a modern
PowerPoint Presentation that is
beautifully designed. You can simply
impress your audience and add a unique
zing and appeal to your Presentations.
Easy to change colors, photos and Text.
Get a modern PowerPoint Presentation
that is beautifully designed.
Kesan :
Modern Dislokasi caput femur sinistra ke

Portfolio superolateral fossa acetabulum


sinistra
Presentation
Resume
Pasien datang dengan keluhan pemendekan pada kaki kiri, 1
bulan yang lalu pasien mengalami kecelakaan lalu lintas dengan
berkendara bergoncengan menggunakan sepeda motor bersama
kakek nya. Pasien ataupun keluarga tidak ingat secara jelas
bagaimana posisi pasien saat kecelakaan, namun pasien sempat
di bawa ke puskesmas terdekat untuk medapatkan pertolongan
pertama. Pihak keluarga menolak untuk pasien segera dirujuk
ke Rumah sakit karena keterbatasan biaya dan memilih untuk
dilakukan sinsang ke tukang urut. Setelah 1 bulan kejadian,
pasien mengeluhkan kaki kiri nya mengalami pemendekan dan
merasa terganggu saat berjalan, sehingga keluarga
memutuskan untuk di bawa ke RSKH untuk berobat. Pada
pemeriksaan fisik ditemukan terdapat deformitas (+), swelling
(-), wound (-), bleeding (-), nyeri tekan (-), serta terdapat
keterbatasan gerak pada kaki kiri. Pada pemeriksaan
penunjang rontgen hip sinistra AP/lateral ditemukan dislokasi
caput femur sinistra ke superolateral fossa acetabulum sinistra.
Non-Medikamentosa
 Edukasi pasien dan keluarga tentang
Neglected dislokasi penyakit pasien dan rencana
tatalaksana.
posterior Hip  Informed consent tindakan pembedahan
sinistra ke pasien maupun keluarga.
 Puasa sebelum operasi.

Medikamentosa
Prognosis  IVFD RL 20 tpm
Ad vitam : ad bonam  Inj. Bioxon 500mg (iv) / 1 jam Pre
Ad functionam : ad bonam OP
Ad sanationam : ad bonam Tindakan
 Rencana Open reduction
Laporan Operasi
Rekonstruksi a/i neglected posterior
dislocation hip sinistra (19/8/19):
 Pasien posisi You lateral decubitus dextra
can simply impress your audience and
add a unique zing and appeal to your
dibawah pengaruh spinalEasy
Presentations. anastesia.
to change colors,
photos and Text. Get a modern
 Prosedur disinfektan + drapping
PowerPoint Presentation that is hip joint
sinistra. beautifully designed. You can simply
impress your audience and add a unique
 Evaluasi acetabulum : shallow
zing and appeal (+), jaringan
to your Presentations.
Easy to change colors, photos and Text.
fibrosis (+) Get a modern PowerPoint Presentation
 Bersihkan acetabulum
that is beautifully designed.

 Lakukan open-reduction
Modern  Evaluasi stabilitan
 Cucui luka dengan NaCl 0,9%
Portfolio  Kontrol perdarahan
 Jahit luka lapis demi lapis

Presentation
Rontgen Hip AP/Lat Post OP  Tutup luka dengan kassa steril
 Waktu operasi lama, perdarahan (+), akral
dingin, diputuskan dikukan transfusi
intraoperasi.
 Operasi selesai
Follow Up
Tanggal Subjective Objective Assesmet Planning
19/8/19 Kelainan KU: Baik Neglected • IVFD RL 10 tpm
bentuk pada TD: 110/80 mmHg posterior • Inj. Bioxon 500mg iv
panggul HR: 99 x/menit dislocation hip pre OP/1 jam
sebelah kiri RR: 22 x/menit sinistra • Rencana OP hari ini.
T: 36,5 °C • Puasa
Status lokalis a/r • Persiapkan alkes:
pelvis sinistra: elastic verban 4”
L: Deformitas (+), • Persiapkan PRC
swelling (-), wound (- 1000cc
), bleeding (-).
F: NT (-), NVD (+)
baik.
M: ROM aktif pasif
terbatas
Follow Up
20/8/19 Nyeri post OP KU: Baik Neglected • IVFD RL 10 tpm
TD: 100/90 mmHg posterior • Inj. Ceftriaxon
HR: 90 x/menit dislocation hip 2x500mg
RR: 19 x/menit sinistra • Inf PCT 3x500mg
T: 37,2°C • Posisi mengangkang
Status lokalis a/r • Diet bebas
pelvis sinistra: • Latihan gerak sendi
L: Deformitas (-), panggul, lutut,
swelling (-), wound (- pergelangan kaki, jari-
), bleeding (-). jari kaki sebelah kiri.
F: NT (-), NVD (+)
baik.
M: ROM aktif pasif
terbatas
Lab: Hb 11,1 g/dL
post transfusi
Follow Up
21/8/19 Nyeri post OP KU: Baik Neglected • IVFD RL 10 tpm
TD: 100/80 mmHg posterior • Inj. Ceftriaxon 2x500mg
HR: 88 x/menit dislocation hip • Inf PCT 3x500mg
RR: 20 x/menit sinistra • Posisi mengangkang
T: 37,7°C • Diet bebas
Status lokalis a/r pelvis • Latihan gerak sendi
sinistra: panggul, lutut,
L: Deformitas (-), pergelangan kaki, jari-
swelling (-), wound (-), jari kaki sebelah kiri.
bleeding (-).
F: NT (-), NVD (+)
baik.
M: ROM aktif pasif
terbatas
Follow Up
22/8/19 Nyeri post OP KU: Baik Neglected • BLPL
TD: 110/80 mmHg posterior • Po: PCT 3x500mg tab
HR: 82 x/menit dislocation hip • Po. Cefixime 2x200mg
RR: 20 x/menit sinistra • Mobilisai jalan dengan
T: 36,7°C menggunakan 2 tongkat
Status lokalis a/r pelvis
sinistra:
L: Deformitas (-),
swelling (-), wound (-),
bleeding (-).
F: NT (-), NVD (+)
baik.
M: ROM aktif pasif
terbatas
Tinjauan Pustaka
Anatomi Hip Joint
Anatomi Persarafan
Lumbar Plexus
Anatomi Persarafan
Lumbar Plexus
Anatomi Persarafan
Sacral Plexus
Merupakan trauma dengan
penanganan yang terlambat Kasus neglected trauma sering terjadi
(terlantar) karena tidak ditangani pada usia dewasa muda (antara 21-30
dengan baik (proper treatment) tahun), sedangkan jika dilihat dari
dan jika terjadi fraktur dengan produktifitas berdasarkan usianya
penanganan lebih dari 72 jam. maka kejadian terbanyak yaitu pada
usia produktif atau (antara 15 hingga
64 tahun) disebabkan orang-orang
Neglected dengan usia produktif memiliki
tingkat mobilitas yang lebih tinggi

Umumnya terjadi pada masyarakat


dengan pendidikan rendah dan kondisi Trauma
sosial ekonomi yang rendah. Sebagian
besar pasien neglected trauma
sebelumnya telah mendapatkan
perawatan terlebih dahulu oleh dukun
patah (bone setter) sebelum ke rumah
sakit.
Klasifikasi Neglected Trauma
Berdasarkan pada beratnya kasus akibat dari penanganan trauma
sebelumnya

Neglected Derajat 1
Apabila pasien datang saat awal kejadian maupun

1
sekarang, penanganannya tidak memerlukan tindakan
operasi dan hasilnya sama baik.
Neglected Derajat 2
Keadaan apabila pasien datang saat awal kejadian,

2 penanganannya tidak memerlukan tindakan operasi, sedangkan


saat ini kasusnya menjadi lebih sulit dan memerlukan tindakan
operasi. Setelah pengobatan akan didapatkan hasil yang baik.
Neglected Derajat 3
3 Keterlambatan menyebabkan kecacatan yang menetap
bahkan setelah dilakukan operasi sehingga pasien datang
saat awal maupun sekarang tetap memerlukan tindakan

4
operasi dan hasilnya kurang baik.
Neglected Derajat 4
Keterlambatan mengancam nyawa atau bahkan menyebabkan
kematian pasien. Pada kasus ini penanganannya memerlukan
tindakan amputasi.
Klasifikasi Neglected Trauma
Berdasarkan waktu neglected

Neglected Derajat 1
fraktur yang telah terjadi antara 3 hari sampai dengan 3
minggu
Neglected Derajat 2
fraktur yang telah terjadi antara 3 minggu sampai
dengan 3 bulan
Neglected Derajat 3
fraktur yang telah terjadi antara 3 bulan sampai
dengan 1 tahun

Neglected Derajat 4
fraktur yang telah terjadi lebih dari 1 tahun
Pembahasan
Pemeriksaan Pasien An. Gea usia 11 tahun, datang dengan keluhan
Fisik pemendekan pada kaki kiri. 1 bulan yang lalu pasien
Selisih true leg mengalami kecelakaan lalu lintas dengan berkendara Mekanisme trauma
length dan bergoncengan menggunakan sepeda motor bersama
apparent leg kakek nya. Pasien ataupun keluarga tidak ingat secara
length 4 cm jelas bagaimana posisi pasien saat kecelakaan, namun
pasien sempat di bawa ke puskesmas terdekat untuk
medapatkan pertolongan pertama. Pihak keluarga
menolak untuk pasien segera dirujuk ke Rumah sakit
karena keterbatasan biaya dan memilih untuk dilakukan
Kasus Neglected sinsang ke tukang urut. Setelah 1 bulan kejadian, pasien
mengeluhkan kaki kiri nya mengalami pemendekan dan
merasa terganggu saat berjalan, sehingga keluarga
memutuskan untuk di bawa ke RSKH untuk berobat.
Berdasarkan pemeriksaan fisik yang
dilakukan pada region pelvis sinistra
ditemukan adanya deformity (+) (tampak
posisi adduksi, rotasi internal dan fleksi),
Pemeriksaan swelling (-), wound (-), bleeding (-), nyeri
Fisik tekan (-) serta keterbatasan gerak
dikarenakan pemendekan pada kaki kiri.
Sehingga berikutnya pemeriksaan
Penegakan dilanjutkan dengan pemeriksaan
Diagnosis Fraktur penunjang.
Adapun untuk menegakkan diagnosis
fraktur maka dilakukan pemeriksaan
penunjang berupa rontgen femur dengan
Pemeriksaan dua posisi yaitu AP dan lateral sehingga
Penunjang kemudian didapatkan adanya dislokasi
caput femur sinistra ke superolateral fossa
acetabulum sinistra.
Tindakan ORIF
Pemberian Profilaksis
Walaupun berdasarkan klasifikasinya
termasuk kedalam type 1 yakni
dengan dislokasi yang sederhana dan
tidak disertai dengan fraktur pada Latihan Ambulasi dan
bagian lain namun pada kasus ini juga Non-Weight Bearing
telah dilakukan tindakan Closed
Approach
Reduction Internal Fixation yakni
dengan metode Allis walaupun Bertujuan untuk
tindakan tersebut gagal. Sehingga memulihkan fungsi tubuh
tenaga medis memutuskan untuk bukan saja pada bagian
dilakukannya Open reduction yang mengalami cedera
Pemberian profilaksis tetapi juga pada
antibiotik dalam rangka keseluruhan anggota
untuk mencegah terjadinya tubuh. Adapun Non-
surgical site infections Weight Bearing Approach
(SSIs). yaitu pembatasan yang
ditempatkan segera
setelah operasi.
Kesimpulan
An. Gea usia 11 tahun, datang dengan keluhan pemendekan pada kaki kiri, 1 bulan yang
lalu pasien mengalami kecelakaan lalu lintas. Bagaimana posisi pasien saat kecelakaan
tidak diketahui. Pihak keluarga menolak untuk pasien segera dirujuk ke Rumah sakit
sehingga dilakukanlah sinsang ke tukang urut. Keluhan tidak membaik, sehingga pasien di
bawa ke RSKH. Berdasarkan pemeriksaan fisik yang dilakukan pada region pelvis sinistra
ditemukan adanya deformity (+)(pemendekan, tampak posisi adduksi, rotasi internal dan
fleksi), swelling (-), wound (-), bleeding (-), nyeri tekan (-) serta keterbatasan gerak
dikarenakan pemendekan pada kaki kiri. Adapun untuk menegakkan diagnosis maka
dilakukan pemeriksaan rontgen pelvis AP dan lateral yakni adanya dislokasi caput femur
sinistra. Maka berikutnya di-diagnosa dengan neglected dislokasi posterior hip sinistra.
Walaupun berdasarkan klasifikasinya termasuk kedalam type 1 yakni dengan dislokasi
yang sederhana dan tidak disertai dengan fraktur pada bagian lain namun pada kasus ini
juga telah dilakukan tindakan Closed Reduction Internal Fixation yakni dengan metode
Allis walaupun tindakan tersebut gagal. Sehingga tenaga medis memutuskan untuk
dilakukannya Open reduction.
Untuk mengembalikan fungsi berjalan dan menopang tubuhnya maka pasien diterapkan
latihan ambulasi dan non-weight bearing approach dengan menggunakan dua buah
tongkat.
Daftar Pustaka
1. Tortora GJ, Derrickson B. Principles of Anatomy and Physiology. New York: John Wiley & Sons, Inc; 2017.
2. Jan WF et al. A Study on Management of Neglected Shaft Femur Fractures by Open Intramedullary Nailing.
International Journal of Research in Orthopaedics. 2018; 4(4):667-71.
3. Paulsen, Waschke. Sobotta: Atlas of Human Anatomy Latin Nomenclature (General Anatomy and
Musculoskeletal System). Philadelphia: Elsvier; 2015.
4. Thompson JC. Netter’s Concise Orthopaedic Anatomy. Philadelphia: Elsevier; 2010.
5. Trompeter A, Newman K. Orthiopaedics and Trauma: Femoral Shaft Fractures in Adults. Chertsey: Elsevier;
2013.
6. Armstrong A, Hubbard MC. AAOS Essentials of Musculoskeletal Care. American Acadey of Orthopaedic
Surgeon; 2016.
7. Blom A, Warwick D, Whitehouse MR. Apley & Solomon’s: System of Orthopaedic and Trauma. Bristol: CRC
Press; 2018.
8. Ayu O. Karakteristik Penderita Neglected Fracture yang Dirawat di RSUP H. Adam Malik Medan Periode
Januari 2009-Desember 2010. Majalah Kedokteran Nusantara. 2014; 47(2): 68-71.
9. Miller Mark D, Thompson Stephen R, Hart Jennifer H. Review of Orthopaedics. 6th Edition. USA: Elsevier
Saunders. 2012.
10.Cleland Joshua, Koppenhaver Shane. Netter’s Orthopaedic Clinical Examination. 2nd Edition. Philadelphia:
Elsevier Saunders. 2011.
11.Steelei, Joseph R., Edwards, John R. Traumatic Posterior Dislocation of the Hip : Spectrum of Plain Film
and CT Findings. Journal 2007. http://www.ajronline.org
Thank You

Anda mungkin juga menyukai