Anda di halaman 1dari 46

Laporan Kasus

Neglected Fracture
Femur Dextra
1/3 middle
Oleh :
Zulfa Khairunnisa Ishan

Pembimbing:
dr. Ganda M.R.H. Purba, Sp.OT
Femur merupakan bagian tulang terbesar dari tubuh
dan merupakan tulang utama dalam mengangkat
beban, yang terdapat pada bagian ekstremitas bawah.
Sehingga jika terjadi gangguan pada bagian tubuh
yaitu femur maka tentunya akan mengganggu aktivitas
sehari-hari karena fungsi daripada ekstremitas bawah
Pendahuluan akan berkurang. Masalah yang dapat terjadi
diantaranya adalah fraktur.
Femoral shaft fracture merupakan fraktur yang paling
sering ditemukan pada kasus ortopedi.
Di negara maju, pasien biasanya datang pada awal
keluhan sehingga kasus neglected fraktur femur
jarang ditemukan. Namun kasus neglected fracture
masih menjadi masalah pada negara berkembang
dikarenakan masih luasnya praktik perdukunan
didukung akibat rendahnya status sosial ekonomi.
Akibatnya kasus neglected dengan morbiditas yang
signifikan ini ditemukan pada praktik ortopedi untuk
tata laksana berikutnya.
Penyajian Kasus
Identitas Pasien
Nama Pasien : Tn. IB
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Tanggal Lahir/ Usia : 23/08/2000/ 18 tahun
Pekerjaan : Pelajar
Alamat : Jl. Parwasal Gg. Keluarga
Status Pernikahan : Belum Menikah
Suku : Melayu
Agama : Islam
Tanggal Masuk Perawatan : 19 Agustus 2019
Riwayat Penyakit Sekarang

Anamnesis Pasien datang ke Poli Orthopedi


RSKH dengan keluhan panjang kaki
kanan dan kiri berbeda sejak 1 bulan
yang lalu. Keluhan dirasakan sejak
pasien terjatuh dari tangga dengan
ketinggian 2 meter saat pasien
memasang lampu. Setelah itu pasien
Keluhan Utama
mengaku mengalami bengkak pada
Panjang kaki kanan dan kiri berbeda
kaki kanan dan pergi ke tukang urut
namun tidak mengalami perbaikan
sehingga kemudian berobat ke poli
orthopedi 1 bulan kemudian. Pasien
juga mengeluh sulit untuk
menggerakkan kakinya sehingga
mengganggu aktivitas sehari-hari
pasien dan pasien harus dibantu
dalam berjalan. Terdapat juga
keluhan berupa kaki terasa nyeri dan
bengkak yang tidak berkurang
semenjak awal keluhan.
Anamnesis

Riwayat Penyakit Dahulu Riwayat Penyakit Keluarga


Pasien belum pernah mengalami Tidak ada keluarga yang mengalami
keluhan serupa. Penyakit berupa keluhan serupa
hipertensi, diabetes mellitus, penyakit
jantung, dan asma disangkal oleh
pasien.

Riwayat Pengobatan Riwayat Sosial


Pasien sempat membawa keluhan yang Pasien menyangkal memiliki
dialami ke tukang urut sebanyak 1 kali. kebiasaan merokok, minum alkohol
atau menggunakan obat-obatan rutin.
Pemeriksaan Fisik
Status Generalis

Keadaan Umum Kesadaran Tanda-Tanda Vital


Tampak Sakit Compos Mentis TD: 120/60 mmHg
Sedang GCS 15 RR: 20x/menit
Skala Nyeri : 6/10 E4V5M6 Nadi : 80x/menit
Suhu: 36,6oC
SpO2: 98 %
Pemeriksaan Fisik
Status Generalis

Telinga
Normotia, sekret (-), Tenggorokan
Kepala serumen -/-, liang Faring hiperemis (-),
Normocephal telinga lapang tonsil T1-T1
Mata Hidung Leher
Konjungtiva anemis (-), Septum deviasi (-), KGB tidak teraba,
sklera ikterik (-), mukosa normal, kelenjar tiroid tidak
pupil isokor hipertrofi konka (-), teraba, JVP 5+2 cm
3mm/3mm, RCL/RCTL +/+ sekret (-)
Pemeriksaan Fisik
Status Generalis

Jantung Paru Abdomen


I : Iktus kordis tidak I: simetris kanan-kiri I: Datar
tampak P: Taktil vokal fremitus A : Bising usus (+)
P : Iktus kordis teraba teraba simetris 8x/menit
P : Batas jantung kesan P: Sonor di seluruh
tidak melebar
P: Nyeri tekan (-)
lapang paru
A : BJ S1S2 reguler, A : Suara nafas P : Timpani di seluruh
murmur (-), gallop (-) vesikuler +/+, wheezing lapang abdomen
-/-, rhonki -/-
Status Lokalis
a/r femur dextra

• Look (L) :
Swelling (+), deformitas (+), wound
(-), bleeding (-)
• Feel (F) : :
Hangat, Nyeri tekan (+),
Neurovaskular distal (+)
• Move (M) :
ROM aktif-pasif terbatas nyeri.
True Leg Length : Sinistra =91 cm; Dextra= 86 cm
Apparent Leg Length : Sinistra=94 cm; Dextra=89 cm
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium

PEMERIKSAAN HEMATOLOGI
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal
Hemoglobin 12.7 g/dL 11.5 – 16.5
Hematokrit 39.3 % 35.0 – 55.0
Leukosit 13.2 /mm3 3.5 – 10.0
Trombosit 253 /mm3 150 – 400
Eritrosit 5.01 /uL 3.50 – 5.50
Bleeding Time 2’30” Menit 1 – 3 menit
Clotting Time 3’30” Menit 2 – 6 menit
PEMERIKSAAN KIMIA DARAH
Gula Darah Sewaktu 111 mg/dL 100 – 180
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Rontgen Femur AP/Lateral
You can simply impress your audience and
add a unique zing and appeal to your
Presentations. Easy to change colors,
photos and Text. Get a modern
PowerPoint Presentation that is beautifully
designed. You can simply impress your
audience and add a unique zing and
appeal to your Presentations. Easy to
change colors, photos and Text. Get a
modern PowerPoint Presentation that is
beautifully designed.
Kesan :
Modern Fraktur transversal 1/3 middle femur dextra

Portfolio
Presentation
Resume
Pasien datang ke Poli Orthopedi RS Kartika Husada dengan
keluhan panjang kaki kanan dan kiri berbeda sejak 1 bulan
yang lalu, akibat pasien terjatuh dari tangga dengan
ketinggian 2 meter saat pasien memasang lampu. Pasien
mengalami bengkak pada kaki kanan dan pergi ke tukang
urut namun tidak mengalami perbaikan sehingga berobat ke
poli orthopedi 1 bulan kemudian. Pasien sulit menggerakkan
kakinya sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari pasien
dan pasien harus dibantu dalam berjalan. Terdapat juga
keluhan berupa kaki terasa nyeri dan bengkak yang tidak
berkurang semenjak awal keluhan. Pada pemeriksaan
ditemukan terdapat deformity (+), swelling (+), wound (-),
bleeding (-), nyeri tekan (+) serta terdapat keterbatasan gerak
pada kaki kanan. Pada pemeriksaan penunjang rontgen
femur AP/lateral ditemukan terdapat fraktur pada bagian 1/3
middle femur dextra.
Non-Medikamentosa
 Edukasi pasien dan keluarga tentang
Neglected Fracture penyakit pasien dan rencana
tatalaksana.
1/3 Middle Femur  Informed consent tindakan pembedahan
Dextra ke pasien maupun keluarga.
 Puasa sebelum operasi.

Medikamentosa
Prognosis  IVFD RL 20 tpm
Ad vitam : ad bonam  Inj. Cefoperazone 1 gr / 12 jam IV
Ad functionam : ad bonam
Ad sanationam : ad bonam Tindakan
 Rencana Orif
Laporan Operasi
ORIF/rekonstruksi a/i neglected fracture 1/3
(20 Agustus 2019).
• Pasien supine diYou can simply impress your audience and
atas meja operasi di bawah
add a unique zing and appeal to your
pengaruh spinalPresentations.
anestesi.Easy to change colors,
photos and Text. Get a modern
• Prosedur desinfektan
PowerPointdan drapping
Presentation femur
that is beautifully
designed. You can simply impress your
dextra. audience and add a unique zing and
• Insisi lateral approach femur
appeal to your dextra.
Presentations. Easy to
change colors, photos and Text. Get a
• Lakukan rekonstruksi fracture
modern PowerPoint site dengan
Presentation that is
beautifully designed.
cara refresh fracture site, membuang kalus
• Lakukan orif dengan menggunakan plate dan
Modern screw
• Cucikan dengan NaCl 0,9%
Portfolio • Kontrol perdarahan
• Pasang drain
• Jahit luka lapis demi lapis
Presentation • Tutup luka dengan kasa steril dan imobilisasi
• Waktu operasi lama (+), perdarahan banyak
dan akral dingin.
• Diputuskan lakukan transfusi intraoperasi.
• Operasi selesai.
Follow Up
Tanggal Subjektive Objektive Assesment Planning
20/8/19 Nyeri pada KU : Baik Neglected Fracture  IVFD RL 20 tpm
paha kanan, sulit TD : 120/60 mmHg 1/3 middle femur  Inj. Cefoperazone 1
menggerakkan N : 80 x/menit RR : dextra gr/IV/1 jam pre op
kaki kanan 20 x/menit T : 36.60  Rencana ORIF
C hari ini
 Puasa
Status Lokalis regio  Persiapan alkes :
femur dextra: elastic verban 6”
L: swelling (+),  Persiapan darah
deformity (+), wound (-), (PRC) 1000 cc
bleeding (-).
F: Nyeri tekan (+), NVD
(+) baik
M: ROM Aktif Pasif
terbatas nyeri
Follow Up
Tanggal Subjektive Objektive Assesment Planning
21/8/19 Nyeri post op KU : Baik Post ORIF Neglected  IVFD RL 20 tpm
pada TD : 116/63 mmHg Fracture 1/3 middle  Inj. Cefoperazone 1
paha kanan, dapat N : 96 x/menit RR : 20 femur dextra gr/12 jam IV
menggerakkan kaki x/menit T : 36.80 C  Inj. Ketorolac 1 amp /8
sedikit jam IV
Status Lokalis regio femur  Inj. Ranitidin 1 amp /8
dextra: jam IV
L: swelling (-), deformity  Elevasikan femur
(-), wound (-), bleeding (-), dextra
elastic verban (+)  Diet bubur
F: Nyeri tekan (+), NVD  Persiapan 2 buah
(+) baik tongkat
M: ROM Aktif Pasif
terbatas nyeri

Pemeriksaan
laboratorium:
Hb : 12,7 g/dL
Follow Up
Tanggal Subjektive Objektive Assesment Planning
22/8/19 Nyeri post op KU : Baik Post ORIF  IVFD RL 20 tpm
pada TD : 120/60 mmHg Neglected Fracture  Inj. Cefoperazone 1
paha kanan, N : 92 x/menit RR : 1/3 middle femur gr/12 jam IV
demam (+) 19 x/menit T : 37.90 dextra  Inj. Ketorolac 1 amp
C /8 jam IV
 Inj. Ranitidin 1 amp
Status Lokalis regio /8 jam IV
femur dextra:  Inf. Paracetamol 1
L: swelling (-), deformity gr/8 jam IV
(-), wound (-), bleeding  Duduk di tepi tempat
(-), elastic verban (+) tidur
F: Nyeri tekan (+), NVD  GV
(+) baik  Diet bebas
M: ROM Aktif Pasif
terbatas nyeri
Follow Up
Tanggal Subjektive Objektive Assesment Planning
23/8/19 Nyeri post op KU : Baik Post ORIF  IVFD RL 20 tpm
pada TD : 100/60 mmHg Neglected Fracture  Inj. Cefoperazone 1
paha kanan, N : 92 x/menit RR : 1/3 middle femur gr/12 jam IV
demam (+) 19 x/menit T : 39.90 dextra  Inj. Ketorolac 1 amp
C /8 jam IV
 Inj. Ranitidin 1 amp
Status Lokalis regio /8 jam IV
femur dextra:  Inf. Paracetamol 1
L: swelling (-), deformity gr/8 jam IV
(-), wound (-), bleeding  Diet bebas
(-), elastic verban (+)
F: Nyeri tekan (-), NVD
(+) baik
M: ROM Aktif Pasif
terbatas nyeri
Follow Up
Tanggal Subjektive Objektive Assesment Planning
24/8/19 Nyeri post op KU : Baik Post ORIF  IVFD RL 20 tpm
pada TD : 100/60 mmHg Neglected Fracture  Inj. Cefoperazone 1
paha kanan, N : 120 x/menit RR : 1/3 middle femur gr/12 jam IV
demam (+) 20 x/menit T : 400 C dextra  Inj. Ketorolac 1 amp
/8 jam IV
Status Lokalis regio  Inj. Ranitidin 1 amp
femur dextra: /8 jam IV
L: swelling (-), deformity  Inf. Paracetamol 1
(-), wound (-), bleeding gr/8 jam IV
(-), elastic verban (+)  Diet bebas
F: Nyeri tekan (-), NVD  GV
(+) baik
M: ROM Aktif Pasif
terbatas nyeri
Follow Up
Tanggal Subjektive Objektive Assesment Planning
25/8/19 Nyeri post op KU : Baik Post ORIF  IVFD RL 20 tpm
(-), demam (+), TD : 110/60 mmHg Neglected Fracture  Inj. Cefoperazone 1
nyeri kepala (+), N : 67 x/menit RR : 1/3 middle femur gr/12 jam IV
mual (+) 20 x/menit T : 38.20 dextra  Inj. Ketorolac 1 amp
C /8 jam IV
 Inj. Ranitidin 1 amp
Status Lokalis regio /8 jam IV
femur dextra:  Inf. Paracetamol 1
L: swelling (-), deformity gr/8 jam IV
(-), wound (-), bleeding  Diet bebas
(-), elastic verban (+)  Mobilisasi jalan
F: Nyeri tekan (-), NVD dengan 2 buah
(+) baik tongkat
M: ROM Aktif Pasif
terbatas nyeri
Follow Up
Tanggal Subjektive Objektive Assesment Planning
26/8/19 Nyeri post op KU : Baik Post ORIF  Aff infus, drain
(-), demam (+), TD : 100/60 mmHg Neglected Fracture  Diet bebas
nyeri kepala (+), N : 84 x/menit RR : 1/3 middle femur  Mobilisasi jalan
20 x/menit T : 38.80 dextra dengan 2 buah
C tongkat
 Pasien diperbolehkan
Status Lokalis regio pulang, kontrol
femur dextra: tanggal 2/9/2019
L: swelling (-), deformity  PO Cefixime 2x200
(-), wound (-), bleeding mg
(-), elastic verban (+)  PO Meloxicam 2x7,5
F: Nyeri tekan (-), NVD mg
(+) baik  PO Paracetamol
M: ROM Aktif Pasif 3x500 mg
terbatas nyeri  PO Hi bone 2x600
mg
Tinjauan Pustaka
Anatomi Femur
You can simply impress your audience and
add a unique zing and appeal to your
Presentations. Easy to change colors,
photos and Text. Get a modern
PowerPoint Presentation that is beautifully
designed. You can simply impress your
audience and add a unique zing and
appeal to your Presentations. Easy to
change colors, photos and Text. Get a
modern PowerPoint Presentation that is
beautifully designed.

Modern
Portfolio
Presentation
Anatomi Femur

Modern
Portfolio
Presentation
Anatomi Hip Joint
Anatomi Persarafan
Lumbar Plexus
Anatomi Persarafan
Lumbar Plexus
Anatomi Persarafan
Sacral Plexus
Femoral Shaft Fracture
Definisi
Diskontuinitas struktur tulang femur yang
mengenai bagian shaft atau diafisis (yaitu
bagian mulai dari daerah subtrochanterica
hingga supracondylar.

Epidemiologi
Insidens dari terjadinya fraktur femur
mencapai angka 0.1-0.3% pada insidens
rata-rata tahunan (mencapai 37 per 100.000
pasien per tahunnya) dengan puncak
insidensi pada laki-laki dewasa muda. Hal ini
berhubungan dengan kejadian trauma dan
mekanisme trauma energi tinggi pada
kelompok umur ini.
Klasifikasi Fraktur Femur
Klasifikasi Fraktur Femur
Mekanisme Trauma Trauma energi tinggi
mekanisme tersering dari cedera
merupakan

Fraktur Spiral
Fraktur
Disebabkan akibat jatuh Transversal dan
dengan kaki bertopang Oblique
sementara terdapat gaya
berputar ditransimiskan Disebabkan karena
pada femur angulasi atau trauma
langsung dan juga sering
terjadi pada kecelakaan
lalu lintas
Fraktur
Comminutif/
Segmental
Trauma yang berat
(biasanya merupakan
kombinasi dari gaya
direk dan indirek)
Penegakan Diagnosis
Pemeriksaan Fisik
Inspeksi (Look), Palpasi (Feel),
Anamnesis Pergerakan (Move) disertai
 Gejala yang menjadi dengan pemeriksaan neurologis
keluhan (nyeri, dan neurovascular.
bengkak, deformitas)
 Mekanisme trauma
 Riwayat penyakit
dahulu
 Riwayat pengobatan
sebelumnya
 Waktu terakhir makan Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan radiologi foto polos:
X-Ray Femur posisi
Anteroposterior (AP) dan Lateral
Penatalaksanaan
Kegawatdaruratan
Traksi dengan splint wajib pada
pasien fraktur sebelum pasien
dipindahkan
Stabilisasi digunakan untuk
mengontrol nyeri, mengurangi
perdarahan dan memudahkan
transfer pasien.
Mengatasi syok (apabila disertai
syok), mempertahaknan volume
darah dengan resusitasi cairan
(produk darah atau kristaloid dapat
dipertimbangkan untuk diberikan).
Analgesik (baik secara oral,
intravena, ataupun blok saraf
regional)
Fiksasi Plate and Screw
Merupakan cara yang mudah untuk melakukan reduksi
dan fiksasi yang kuat.

Plate fixation dulu Plate fixation sekarang


Rasio komplikasi tinggi, terdapat risiko Menggunakan screw lebih sedikit yang
kerusakan yang besar pada jaringan lunak biasanya digunakan pada ujung plate
akibat operasi disertai risiko penyatuan tulang menyebabkan kurangnya kekakuan dalam
yang lambat dan implant yang gagal. menahan fraktur

Indikasi utama dari penggunaan plate antara lain:


 Fraktur pada salah satu ujung corpus femoris, terutama dengan adanya ekstensi
pada area supracondylar atau peritrochanteric.
 Femoral shaft fracture pada anak usia pertumbuhan.
 Fraktur dengan cedera vascular yang memerlukan open repair.
Merupakan fraktur dengan
penanganan yang terlambat Kasus neglected fracture sering terjadi
(terlantar) karena tidak ditangani pada usia dewasa muda (antara 21-
dengan baik (proper treatment) 30 tahun), sedangkan jika dilihat dari
dan jika terjadi fraktur dengan produktifitas berdasarkan usianya
penanganan lebih dari 72 jam. maka kejadian terbanyak yaitu pada
usia produktif atau (antara 15 hingga
64 tahun) disebabkan orang-orang
Neglected dengan usia produktif memiliki tingkat
mobilitas yang lebih tinggi

Umumnya terjadi pada masyarakat


dengan pendidikan rendah dan kondisi Fracture
sosial ekonomi yang rendah. Sebagian
besar pasien neglected fracture
sebelumnya telah mendapatkan
perawatan terlebih dahulu oleh dukun
patah (bone setter) sebelum ke rumah
sakit.
Klasifikasi Neglected Fracture
Berdasarkan pada beratnya kasus akibat dari penanganan fraktur
sebelumnya

Neglected Derajat 1
Apabila pasien datang saat awal kejadian maupun
sekarang, penanganannya tidak memerlukan tindakan
1 operasi dan hasilnya sama baik.
Neglected Derajat 2
Keadaan apabila pasien datang saat awal kejadian,

2 penanganannya tidak memerlukan tindakan operasi, sedangkan


saat ini kasusnya menjadi lebih sulit dan memerlukan tindakan
operasi. Setelah pengobatan akan didapatkan hasil yang baik.
Neglected Derajat 3
3 Keterlambatan menyebabkan kecacatan yang menetap
bahkan setelah dilakukan operasi sehingga pasien datang
saat awal maupun sekarang tetap memerlukan tindakan
operasi dan hasilnya kurang baik.
4 Neglected Derajat 4
Keterlambatan mengancam nyawa atau bahkan menyebabkan
kematian pasien. Pada kasus ini penanganannya memerlukan
tindakan amputasi.
Klasifikasi Neglected Fracture
Berdasarkan waktu neglected

Neglected Derajat 1
1 fraktur yang telah terjadi antara 3 hari sampai dengan 3
minggu
Neglected Derajat 2
2 fraktur yang telah terjadi antara 3 minggu sampai dengan
3 bulan
Neglected Derajat 3
3 fraktur yang telah terjadi antara 3 bulan sampai
dengan 1 tahun

4 Neglected Derajat 4
fraktur yang telah terjadi lebih dari 1 tahun
Pembahasan
Pemeriksaan Pasien Tn. IB usia 18 tahun datang dengan
Fisik keluhan panjang kaki kanan dan kaki kiri
Selisih true leg berbeda dirasakan sejak 1 bulan yang lalu.
length dan Keluhan dirasakan sejak pasien terjatuh
apparent leg dari tangga dari ketinggian 2 meter dengan
length >1 cm Kasus Neglected
kaki menghantam lantai. Setelah itu pasien
mengalami pembengkakan pada kaki
kanan dan pergi ke tukang urut namun
Mekanisme tidak mengalami perbaikan sehingga
Trauma
kemudian berobat ke poli orthopedi 1 bulan
kemudian. Pasien juga mengeluh sulit
untuk menggerakkan kakinya sehingga
mengganggu aktivitas sehari-hari pasien
dan pasien harus dibantu dalam berjalan.
Terdapat juga keluhan berupa kaki terasa
nyeri dan bengkak yang tidak berkurang
semenjak awal keluhan.
Berdasarkan pemeriksaan fisik yang
dilakukan pada region femur dextra
ditemukan adanya deformity (+), swelling
(+), wound (-), bleeding (-), nyeri tekan (+)
Pemeriksaan serta keterbatasan gerak dikarenakan nyeri
Fisik pada paha kaki kanan. Sehingga
berikutnya pemeriksaan dilanjutkan dengan
pemeriksaan penunjang.
Penegakan Adapun untuk menegakkan diagnosis
Diagnosis Fraktur fraktur maka dilakukan pemeriksaan
penunjang berupa rontgen femur dengan
dua posisi yaitu AP dan lateral sehingga
kemudian didapatkan adanya fraktur
Pemeriksaan transversal femur dextra 1/3 middle disertai
Penunjang dengan adanya angulasi dan displaced.
Tindakan ORIF dengan plate
dan screw Pemberian Profilaksis
Merupakan cara yang mudah untuk dan Antinyeri
melakukan reduksi dan fiksasi yang
kuat. Teknik ini dilakukan dengan
mereposisi fragmen fraktur pada Latihan Ambulasi dan
posisi anatomi kemudian memasukan Non-Weight Bearing
plate dan screw pada permukaan
Approach
tulang guna menahan fraktur.
Bertujuan untuk
memulihkan fungsi tubuh
bukan saja pada bagian
yang mengalami cedera
Pemberian profilaksis tetapi juga pada
antibiotik dalam rangka keseluruhan anggota
untuk mencegah terjadinya tubuh. Adapun Non-
surgical site infections Weight Bearing Approach
(SSIs) dan pemberian yaitu pembatasan yang
anti nyeri untuk mengurangi ditempatkan segera
rasa sakit setelah operasi.
Kesimpulan
Pasien Tn. IB usia 18 tahun datang dengan keluhan panjang kaki kanan dan kaki kiri
berbeda dirasakan sejak 1 bulan yang lalu yaitu setelah pasien terjatuh dari tangga dari
ketinggian 2 meter dengan kaki menghantam lantai. Pasien mengalami pembengkakan
pada kaki kanan dan pergi ke tukang urut namun tidak mengalami perbaikan dan juga
mengeluh sulit untuk menggerakkan kakinya sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari.
Berdasarkan pemeriksaan fisik yang dilakukan pada region femur dextra ditemukan
adanya deformity (+), swelling (+), wound (-), bleeding (-), nyeri tekan (+) dan perbedaan
panjang kaki baik serta keterbatasan gerak dikarenakan nyeri pada paha kaki kanan. Pada
pasien ini dilakukan pemeriksaan penunjang berupa rontgen femur dengan dua posisi
yaitu AP dan lateral sehingga kemudian didapatkan adanya fraktur transversal femur
dextra 1/3 middle disertai dengan adanya angulasi dan displaced. Sehingga dilakukan
penanganan operatif berupa tindakan ORIF (Open Reduction Interna Fixation) yaitu
dengan plate dan screw, yaitu dengan mereposisi fragmen fraktur pada posisi anatomi
kemudian memasukan plate dan screw pada permukaan tulang guna menahan fraktur.
Untuk mengembalikan fungsi berjalan dan menopang tubuhnya maka pasien diterapkan
latihan ambulasi dan non-weight bearing approach dengan menggunakan dua buah
tongkat.
Daftar Pustaka
1. Tortora GJ, Derrickson B. Principles of Anatomy and Physiology. New York: John Wiley & Sons, Inc; 2017.
2. Jan WF et al. A Study on Management of Neglected Shaft Femur Fractures by Open Intramedullary Nailing.
International Journal of Research in Orthopaedics. 2018; 4(4):667-71.
3. Paulsen, Waschke. Sobotta: Atlas of Human Anatomy Latin Nomenclature (General Anatomy and
Musculoskeletal System). Philadelphia: Elsvier; 2015.
4. Thompson JC. Netter’s Concise Orthopaedic Anatomy. Philadelphia: Elsevier; 2010.
5. Trompeter A, Newman K. Orthiopaedics and Trauma: Femoral Shaft Fractures in Adults. Chertsey: Elsevier;
2013.
6. Armstrong A, Hubbard MC. AAOS Essentials of Musculoskeletal Care. American Acadey of Orthopaedic
Surgeon; 2016.
7. Blom A, Warwick D, Whitehouse MR. Apley & Solomon’s: System of Orthopaedic and Trauma. Bristol: CRC
Press; 2018.
8. Ayu O. Karakteristik Penderita Neglected Fracture yang Dirawat di RSUP H. Adam Malik Medan Periode
Januari 2009-Desember 2010. Majalah Kedokteran Nusantara. 2014; 47(2): 68-71.
9. Gans I, Jain A, Sirisreetreerux N, Haut ER, Hasenboehler EA. Current practice of antibiotic prophylaxis for
surgical fixation of closed long bone fractures: a survey of 297 members of the Orthopaedic Trauma
Association. Patient Safety in Surgery. 2017; 11(2).
10. Rustianawati Y, Karyati S, Himawan R. Efektivitas Ambulasi Dini terhadap Penurunan Intensitas Nyeri pada
Pasien Post Operasi Laparatomi di RSUD Kudus. Portal Garuda. 2013; 4(2). 4-5.
11. Scamell BE, Nyary T. Principels Of Bone and Joint Injuries and Their Healing. Orthopaedics I: general
principles. 2017; 36(1). 7-14.
Thank You

Anda mungkin juga menyukai