Anda di halaman 1dari 12

Tita Menawati Liansyah, Malnutrisi Pada Anak...

MALNUTRISI PADA ANAK BALITA

Tita Menawati Liansyah1

Abstrak
Malnutrisi masih menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat yang utama di Indonesia.
Prevalensi malnutris pada balita di Indonesia masih cukup tinggi. Diagnosis malnutrisi dapat
diketahui melalui gejala klinis, antropometri dan pemeriksaan laboratorium. Malnutrisi pada balita
tidak hanya meningkatkan angka kesakitan dan angka kematian tetapi juga dapat menimbulkan
gangguan dalam pertumbuhan fisik, mental maupun kemampuan berpikir yang pada akhirnya akan
menurunkan produktivitas kerja. Keterlambatan dalam memberikan pelayanan gizi pada balita dengan
malnutrisi dapat mengakibatkan kerusakan yang sukar atau tidak dapat diperbaiki lagi.

Kata Kunci: Malnutrisi, Balita, Faktor Resiko Malnutrisi, Penatalaksanaan Malnutrisi

1
Tita Menawati Liansyah, Dosen Fakutas Kedokteran, Universitas Syiah Kuala

ISSN 2355-102X Volume II Nomor 1. Maret 2015 | 1


Tita Menawati Liansyah, Malnutrisi Pada Anak...

Pendahuluan Kasus kematian balita akibat gizi


buruk kembali berulang, terjadi secara masif
Peningkatan angka kematian balita
dengan wilayah sebaran yang hampir merata
merupakan salah satu permasalahan kesehatan
di seluruh tanah air. Sejauh pemantauan yang
di Indonesia. Adapun salah satu penyebabnya
telah dilakukan temuan kasus tersebut terjadi
adalah kebutuhan gizi yang tidak terpenuhi.
setelah anak-anak mengalami fase kritis.
Keadaan gizi balita akan mempengaruhi
Sementara itu, perawatan intensif baru
tingkat kesehatan dan harapan hidup yang
dilakukan setelah anak-anak itu benar-benar
merupakan salah satu unsur utama dalam
tidak berdaya. Berarti sebelum anak-anak itu
penentuan keberhasilan pembangunan negara
memasuki fase kritis, perhatian terhadap hak
atau yang sering disebut dengan istilah Human
hidup dan kepentingan terbaiknya terabaikan.3
Development Index (HDI).1 Malnutrisi pada
Kejadian gizi buruk perlu dideteksi
balita tidak hanya meningkatkan angka
secara dini melalui intensifikasi pemantauan
kesakitan dan angka kematian tetapi juga
pertumbuhan dan identifikasi faktor risiko
dapat menimbulkan gangguan dalam
yang erat dengan kejadian luar biasa gizi
pertumbuhan fisik, mental maupun
seperti campak dan diare melalui kegiatan
kemampuan berpikir yang pada akhirnya akan
surveilans. Prevalensi balita yang mengalami
menurunkan produktivitas kerja.2
gizi buruk di Indonesia masih tinggi. Hasil
Berbagai masalah yang timbul akibat
Riskesdas menunjukkan adanya peningkatan
malnutrisi atau gizi buruk antara lain tingginya
prevalensi balita gizi kurang dan buruk secara
angka kelahiran bayi dengan Berat Badan
nasional, prevalensi berat-kurang pada tahun
Lahir Rendah (BBLR) yang disebabkan jika
2013 adalah 19,6 persen, terdiri dari 5,7 persen
ibu hamil menderita KEP (Kurang Energi
gizi buruk dan 13,9 persen gizi kurang. Jika
Protein) akan berpengaruh pada gangguan
dibandingkan dengan angka prevalensi
fisik, mental dan kecerdasan anak, juga
nasional tahun 2007 (18,4 %) dan tahun 2010
meningkatkan resiko bayi yang dilahirkan
(17,9 %) terlihat meningkat. Perubahan
kurang zat besi. Bayi yang kurang zat besi
terutama pada prevalensi gizi buruk yaitu dari
dapat berdampak pada gangguan pertumbuhan
5,4 persen tahun 2007, 4,9 persen pada tahun
sel-sel otak, yang dikemudian hari dapat
2010, dan 5,7 persen tahun 2013. Sedangkan
mengurangi IQ anak hingga 10%. Selain itu,
prevalensi gizi kurang naik sebesar 0,9 persen
penyakit yang dapat diderita balita gizi buruk
dari 2007 dan 2013.4 Mencuatnya kembali
adalah diabetes dan penyakit jantung koroner.
pemberitaan di media massa akhir-akhir ini
Dampak paling buruk yang daiakibatkan oleh
mengenai balita gizi buruk yang ditemukan
malnutrisi ini adalah kematian pada umur yang
dan meninggal menunjukkan sistem surveilans
sangat dini.1
dan penanggulangan dari berbagai instansi

ISSN 2355-102X Volume II Nomor 1. Maret 2015 | 2


Tita Menawati Liansyah, Malnutrisi Pada Anak...

terkait belum optimal.5 Pasienpasien yang faktor kesehatan, tetapi juga merupakan
masuk ke rumah sakit dalam kondisi status masalah utama gizi buruk adalah kemiskinan,
gizi buruk juga semakin meningkat. Umumnya pendidikan rendah, ketersediaan pangan dan
pasienpasien tersebut adalah balita. Salah kesempatan kerja. Oleh karena itu, untuk
satu tanda gizi buruk balita adalah berat badan mengatasi gizi buruk dibutuhkan kerjasama
balita di bawah garis merah dalam Kartu dari berbagai pihak yang terkait.7
Menuju Sehat (KMS) balita. Masalah gizi Diagnosis
buruk balita merupakan masalah yang sangat Diagnosis malnutrisi dapat diketahui
serius, apabila tidak ditangani secara cepat dan melalui gejala klinis, antropometri dan
cermat dapat berakhir pada kematian. Gizi pemeriksaan laboratorium. Gejala klinis
buruk lebih rentan pada penyakit akibat malnutrisi berbeda-beda tergantung dari
menurunnya daya tahan tubuh, pertumbuhan derajat dan lamanya deplesi protein dan
dan perkembangan yang tidak optimal, sampai energi, umur penderita, modifikasi disebabkan
pada kematian yang akan menurunkan kualitas oleh karena adanya kekurangan vitamin dan
generasi muda mendatang. Hal ini telah mineral yang menyertainya. Gejala klinis gizi
membukakan mata kita bahwa anak balita buruk ringan dan sedang tidak terlalu jelas,
sebagai sumber daya untuk masa depan yang ditemukan hanya pertumbuhan yang
mempunyai masalah yang sangat besar.5 kurang seperti berat badan yang kurang
Apalagi penyakit penyerta yang sering pada dibandingkan dengan anak yang sehat. Gizi
gizi buruk seperti lingkaran setan, yaitu buruk ringan sering ditemukan pada anak-anak
penyakit-penyakit penyerta justru menambah dari 9 bulan sampai 2 tahun, akan tetapi dapat
rendahnya status gizi anak. Penyakit-penyakit dijumpai pula pada anak yang lebih besar.
penyerta yang sering terjadi adalah Infeksi Pertumbuhan yang terganggu dapat dilihat dari
Saluran Pernafasan Akut (ISPA), diare pertumbuhan linier mengurang atau terhenti,
persisten, cacingan, tuberculosis, malaria dan kenaikan berat badan berkurang, terhenti dan
HIV/AIDS.6 adakalanya beratnya menurun, ukuran lingkar
Faktor penyebab gizi buruk terdiri atas lengan atas menurun, maturasi tulang
penyebab tak langsung dan langsung. Adapun terlambat, rasio berat terhadap tinggi normal
penyebab tak langsung seperti kurangnya atau menurun, tebal lipat kulit normal atau
jumlah dan kualitas makanan yang mengurang, anemia ringan, aktivitas dan
dikonsumsi, menderita penyakit infeksi, cacat perhatian berkurang jika dibandingkan dengan
bawaan, menderita penyakit kanker dan anak sehat, adakalanya dijumpai kelainan kulit
penyebab langsung yaitu ketersediaan pangan dan rambut. Gizi buruk berat memberi gejala
rumah tangga, perilaku dan pelayanan yang kadang-kadang berlainan, tergantung dari
kesehatan. Sedangkan faktor-faktor lain selain

ISSN 2355-102X Volume II Nomor 1. Maret 2015 | 3


Tita Menawati Liansyah, Malnutrisi Pada Anak...

dietnya, fluktuasi musim, keadaan sanitasi dan metabolik pada organ-organ seperti ginjal, otot
7
kepadatan penduduk. dan pankreas. Dalam sel otot kadar natrium
Pengukuran antropometrik lebih dan fosfor anorganik meninggi dan kadar
ditujukan untuk menemukan gizi buruk ringan magnesium menurun.8
dan sedang. Pada pemeriksaan antropometrik, Klasifikasi Gizi Buruk
dilakukan pengukuran-pengukuran fisik anak Gizi buruk berdasarkan gejala
(berat, tinggi, lingkar lengan, dan lain-lain) klinisnya dapat dibagi menjadi 3, yaitu :
dan dibandingkan dengan angka standar (anak a. Marasmus
normal). Untuk anak, terdapat tiga parameter Marasmus merupakan salah satu
yang biasa digunakan, yaitu berat bentuk gizi buruk yang paling sering
dibandingkan dengan umur anak, tinggi ditemukan pada balita.9 Hal ini merupakan
dibandingkan dengan umur anak dan berat hasil akhir dari tingkat keparahan gizi buruk.
dibandingkan dengan tinggi/panjang anak. Tipe marasmus ditandai dengan gejala tampak
Parameter tersebut lalu dibandingkan dengan sangat kurus, wajah seperti orang tua, cengeng
tabel standar yang ada. Untuk membandingkan dan rewel meskipun setelah makan, kulit
berat dengan umur anak, dapat pula digunakan keriput yang disebabkan karena lemak di
8
grafik pertumbuhan yang terdapat pada KMS. bawah kulit berkurang, perut cekung, rambut
Adapun pemeriksaan laboratorium tipis, jarang dan kusam, tulang iga tampak
yang dilakukan adalah pemeriksaan kadar jelas, pantat kendur dan keriput (baggy pant)
hemoglobin darah merah dan kadar protein serta iga gambang.8,10
(albumin/globulin) darah. Dengan Pada marasmus awalnya pertumbuhan
pemeriksaan laboratorium yang lebih rinci, yang kurang dan atrofi otot serta
dapat pula lebih jelas diketahui penyebab menghilangnya lemak di bawah kulit
malnutrisi dan komplikasi-komplikasi yang merupakan proses fisiologis. Tubuh
terjadi pada anak tersebut. Pada gizi buruk membutuhkan energi yang dapat dipenuhi oleh
terdapat perubahan nyata dari komposisi asupan makanan untuk kelangsungan hidup
tubuhnya seperti jumlah dan distribusi cairan, jaringan. Untuk memenuhi kebutuhan energi
lemak, mineral, dan protein terutama protein cadangan protein juga digunakan.
otot. Tubuh mengandung lebih banyak cairan. Penghancuran jaringan pada defisiensi kalori
Keadaan ini merupakan akibat hilangnya tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan energi
lemak, otot dan jaringan lain. Cairan ekstra sel tetapi juga untuk sistesis glukosa.11
terutama pada anak-anak dengan edema b. Kwashiorkor
terdapat lebih banyak dibandingkan tanpa Kwashiorkor adalah salah satu bentuk
edema. Kalium total tubuh menurun terutama malnutrisi protein yang berat disebabkan oleh
dalam sel sehingga menimbulkan gangguan

ISSN 2355-102X Volume II Nomor 1. Maret 2015 | 4


Tita Menawati Liansyah, Malnutrisi Pada Anak...

asupan karbohidrat yang normal atau tinggi c. Marasmiks-Kwashiorkor


12,13
namun asupan protein yang inadekuat. Tipe marasmik-kwashiorkor
Seperti halnya marasmus, kwashiorkor merupakan gabungan beberapa gejala klinik
juga merupakan hasil akhir dari tingkat kwashiorkor dan marasmus dengan Berat
9
keparahan gizi buruk. Tipe kwashiorkor Badan (BB) menurut umur (U) < 60% baku
ditandai dengan gejala tampak sangat kurus median WHO-NCHS yang disertai oedema
dan atau edema pada kedua punggung kaki yang tidak mencolok.8,15
sampai seluruh, pertumbuhan terganggu, Faktor risiko
perubahan status mental, gejala Faktor risiko terjadinya malnutrisi antara
gastrointestinal, rambut tipis kemerahan lain :
seperti warna rambut jagung, mudah dicabut a. Asupan makanan
tanpa rasa sakit, rontok, wajah membulat dan Kurangnya asupan makanan
sembab, kulit penderita biasanya kering disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain
dengan menunjukkan garis-garis kulit yang yaitu pola makan yang salah, tidak tersedianya
lebih mendalam dan lebar, sering ditemukan makanan secara cukup, dan anak tidak cukup
hiperpigmentasi dan persikan kulit, atau salah mendapat makanan bergizi
8,14 16
pembesaran hati serta anemia ringan. seimbang. Kebutuhan nutrisi pada balita
Gangguan metabolik dan perubahan meliputi air, energi, protein, lemak,
sel dapat menyebabkan perlemakan hati dan karbohidrat, vitamin dan mineral. Setiap gram
oedema. Pada penderita defisiensi protein protein menghasilkan 4 kalori, lemak 9 kalori,
tidak terjadi proses katabolisme jaringan yang dan karbohidrat 4 kalori. Distribusi kalori
sangat berlebihan karena persediaan energi dalam makanan balita dalam keseimbangan
dapat dipenuhi dengan jumlah kalori yang diet adalah 15% dari protein, 35% dari lemak,
cukup dalam asupan makanan. Kekurangan dan 50% dari karbohidrat. Maka jika terjadi
protein dalam diet akan menimbulkan kelebihan kalori yang menetap setiap hari
kekurangan asam amino esensial yang sekitar 500 kalori dapat menyebabkan
dibutuhkan untuk sintesis. Asupan makanan kenaikan berat badan 500 gram dalam
yang terdapat cukup karbohidrat menyebabkan seminggu.17
produksi insulin meningkat dan sebagian asam Terdapat perbedaan asupan makanan
amino dari dalam serum yang jumlahnya pada setiap kelompok umur, misalnya pada
sudah kurang akan disalurkan ke otot. kelompok umur 1-2 tahun masih diperlukan
Kurangnya pembentukan albumin oleh hepar pemberian nasi tim meskipun tidak perlu
disebabkan oleh berkurangnya asam amino disaring. Hal ini dikarenakan pertumbuhan
dalam serum yang kemudian menimbulkan gigi susu telah lengkap apabila anak sudah
oedema.11 berumur 2-2,5 tahun. Kemudian pada usia 3-5

ISSN 2355-102X Volume II Nomor 1. Maret 2015 | 5


Tita Menawati Liansyah, Malnutrisi Pada Anak...

tahun balita sudah dapat memilih makanan Ibu yang bekerja baik dari sektor
sendiri sehingga asupan makanan harus diatur formal atau informal yang dilakukan secara
dengan sebaik mungkin. Memilih makanan reguler di luar rumah yang akan berpengaruh
yang tepat untuk balita harus menentukan terhadap waktu yang dimiliki oleh ibu untuk
jumlah kebutuhan dari setiap nutrien, memberikan pelayanan terhadap anaknya.
menentukan jenis bahan makanan yang dipilih, Pekerjaan tetap ibu yang mengharuskan ibu
dan menentukan jenis makanan yang akan meninggalkan anaknya dari pagi sampai sore
diolah sesuai dengan hidangan yang menyebabkan pemberian ASI tidak dilakukan
17
dikehendaki. dengan sebagaimana mestinya.20
Balita dengan gizi buruk sebagian c. ASI
besar memiliki pola makan yang kurang Hanya 14% ibu di Indonesia yang
beragam, artinya mereka mengkonsumsi memberikan air susu ibu (ASI) eksklusif
hidangan dengan komposisi yang tidak kepada bayinya sampai enam bulan. Rata-rata
memenuhi gizi seimbang. Berdasarkan dari bayi di Indonesia hanya menerima ASI
keseragaman susunan hidangan pangan, eksklusif kurang dari dua bulan.27 Sebanyak
dikatakan pola makanan dengan gizi seimbang 86% bayi mendapatkan makanan berupa susu
jika mengandung unsur zat tenaga yaitu formula, makanan padat, atau campuran antara
makanan pokok, zat pembangun dan ASI dan susu formula.9 Berdasarkan riset yang
pemelihara jaringan yaitu lauk pauk dan zat sudah dibuktikan di seluruh dunia, ASI
18
pengatur yaitu sayur dan buah. merupakan makanan terbaik bagi bayi sampai
b. Status sosial ekonomi enam bulan, dan disempurnakan sampai umur
Balita dengan gizi buruk pada dua tahun.18 Memberi ASI kepada bayi
umumnya hidup dengan makanan yang kurang merupakan hal yang sangat bermanfaat antara
18
bergizi. Hal ini dapat disebabkan oleh karena lain oleh karena praktis, mudah, murah, sedikit
rendahnya ekonomi keluarga sehingga pada kemungkinan untuk terjadi kontaminasi,dan
akhirnya akan berdampak dengan rendahnya menjalin hubungan psikologis yang erat antara
daya beli pada keluarga tersebut. Selain itu bayi dan ibu yang penting dalam
rendahnya kualitas dan kuantitas konsumsi perkembangan psikologi anak tersebut.
pangan, merupakan penyebab langsung dari Beberapa sifat pada ASI yaitu merupakan
kekurangan gizi pada anak balita. Keadaan makanan alam atau natural, ideal, fisiologis,
sosial ekonomi yang rendah berkaitan dengan nutrien yang diberikan selalu dalam keadaan
masalah kesehatan yang dihadapi karena segar dengan suhu yang optimal dan
ketidaktahuan dan ketidakmampuan untuk mengandung nutrien yang lengkap dengan
mengatasi berbagai masalah tersebut.19 komposisi yang sesuai kebutuhan
pertumbuhan bayi.11

ISSN 2355-102X Volume II Nomor 1. Maret 2015 | 6


Tita Menawati Liansyah, Malnutrisi Pada Anak...

Selain ASI mengandung gizi yang yang tinggi kemungkinan akan meningkatkan
cukup lengkap, ASI juga mengandung pendapatan dan dapat meningkatkan daya beli
antibodi atau zat kekebalan yang akan makanan. Pendidikan diperlukan untuk
melindungi balita terhadap infeksi. Hal ini memperoleh informasi yang dapat
21
yang menyebabkan balita yang diberi ASI, meningkatkan kualitas hidup seseorang.
tidak rentan terhadap penyakit dan dapat e. Pengetahuan ibu
berperan langsung terhadap status gizi balita. Pengetahuan yang dimiliki ibu
Selain itu, ASI disesuaikan dengan sistem berpengaruh terhadap pola konsumsi makanan
pencernaan bayi sehingga zat gizi cepat keluarga khususnya pada anak balita.
terserap. Berbeda dengan susu formula atau Kurangnya pengetahuan ibu tentang gizi
makanan tambahan yang diberikan secara dini menyebabkan keanekaragaman makanan yang
pada bayi. Susu formula sangat susah diserap berkurang. Keluarga akan lebih banyak
usus bayi. Pada akhirnya, bayi sulit buang air membeli barang karena pengaruh kebiasaan,
besar. Apabila pembuatan susu formula tidak iklan, dan lingkungan. Selain itu, gangguan
steril, bayi akan rawan diare.18 gizi juga disebabkan karena kurangnya
d. Pendidikan ibu kemampuan ibu menerapkan informasi tentang
Salah satu faktor penyebab timbulnya gizi dalam kehidupan sehari-hari.21
kemiskinan adalah pendidikan yang rendah f. Penyakit penyerta
sehingga menyebabkan seseorang kurang Balita yang berada dalam status gizi
mempunyai keterampilan tertentu yang buruk, umumnya sangat rentan terhadap
diperlukan dalam kehidupan. Rendahnya penyakit penyakit seperti tuberculosis
pendidikan dapat mempengaruhi ketersediaan (TBC), diare persisten (berlanjutnya episode
pangan dalam keluarga, yang selanjutnya diare selama 14 hari atau lebih dan dimulai
mempengaruhi kuantitas dan kualitas dari suatu diare cair akut atau
konsumsi pangan yang merupakan penyebab berdarah/disentri) dan HIV/AIDS. Penyakit
langsung dari kekurangan gizi pada anak tersebut dapat memperjelek keadaan gizi
balita.21,22 melalui gangguan masukan makanan dan
Tingkat pendidikan terutama tingkat meningkatnya kehilangan zat-zat gizi esensial
pendidikan ibu dapat mempengaruhi derajat tubuh. Terdapat hubungan timbal balik antara
kesehatan karena pendidikan ibu berpengaruh kejadian penyakit dan gizi kurang maupun gizi
terhadap kualitas pengasuhan anak. Tingkat buruk. Anak yang menderita gizi kurang dan
pendidikan yang tinggi membuat seseorang gizi buruk akan mengalami penurunan daya
mudah untuk menyerap informasi dan tahan, sehingga rentan terhadap penyakit. Di
mengimplementasikannya dalam perilaku sisi lain anak yang menderita sakit akan
sehari-hari.22 Selain itu tingkat pendidikan cenderung menderita gizi buruk.17

ISSN 2355-102X Volume II Nomor 1. Maret 2015 | 7


Tita Menawati Liansyah, Malnutrisi Pada Anak...

g. Berat Badan Lahir Rendah makan sehingga asupan makanan yang masuk
Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah kedalam tubuh menjadi berkurang dan dapat
bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram menyebabkan gizi buruk.23
tanpa memandang masa gestasi.23 Penyebab h. Kelengkapan imunisasi
terbanyak terjadinya BBLR adalah kelahiran Infeksi pada balita dapat dicegah
prematur. Bayi yang lahir pada umur dengan imunisasi. Imunisasi terhadap suatu
kehamilan kurang dari 37 minggu ini pada penyakit hanya dapat memberi kekebalan
umumnya disebabkan oleh karena ibu tidak terhadap penyakit tersebut sehingga bila balita
mempunyai uterus yang dapat menahan janin, kelak terpajan antigen yang sama, balita
gangguan selama kehamilan, dan lepasnya tersebut tidak akan sakit dan untuk
plasenta yang lebih cepat dari waktunya. Bayi menghindari penyakit lain diperlukan
25
prematur mempunyai organ dan alat tubuh imunisasi yang lain. Imunisasi merupakan
yang belum berfungsi normal untuk bertahan suatu cara untuk meningkatkan kekebalan
hidup di luar rahim sehingga semakin muda terhadap suatu antigen yang dapat dibagi
umur kehamilan, fungsi organ menjadi menjadi imunisasi aktif dan imunisasi pasif.
semakin kurang berfungsi dan prognosanya Imunisasi aktif adalah pemberian kuman atau
juga semakin kurang baik. Kelompok BBLR racun kuman yang sudah dilemahkan atau
sering mendapatkan komplikasi akibat kurang dimatikan untuk merangsang tubuh
matangnya organ karena prematur.24 memproduksi antibodi sendiri sedangkan
Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) imunisasi pasif adalah penyuntikan sejumlah
juga dapat disebabkan oleh bayi lahir kecil antibodi sehingga kadar antibodi dalam tubuh
untuk masa kehamilan yaitu bayi yang meningkat.26
mengalami hambatan pertumbuhan saat berada Kelompok yang paling penting untuk
di dalam kandungan. Hal ini disebabkan oleh mendapatkan imunisasi adalah bayi dan balita
keadaan ibu atau gizi ibu yang kurang baik. karena meraka yang paling peka terhadap
Kondisi bayi lahir kecil ini sangat tergantung penyakit dan sistem kekebalan tubuh balita
pada usia kehamilan saat dilahirkan. masih belum sebaik dengan orang dewasa.25
Peningkatan mortalitas, morbiditas, dan Sistem kekebalan tersebut yang menyebabkan
disabilitas neonatus, bayi, dan anak merupakan balita menjadi tidak terjangkit sakit. Apabila
faktor utama yang disebabkan oleh BBLR.24 balita tidak melakukan imunisasi, maka
Gizi buruk dapat terjadi apabila BBLR jangka kekebalan tubuh balita akan berkurang dan
panjang. Pada BBLR zat anti kekebalan akan rentan terkena penyakit. Hal ini
kurang sempurna sehingga lebih mudah mempunyai dampak yang tidak langsung
terkena penyakit terutama penyakit infeksi. dengan kejadian gizi. Imunisasi tidak cukup
Penyakit ini menyebabkan balita kurang nafsu hanya dilakukan satu kali tetapi dilakukan

ISSN 2355-102X Volume II Nomor 1. Maret 2015 | 8


Tita Menawati Liansyah, Malnutrisi Pada Anak...

secara bertahap dan lengkap terhadap berbagai (metode kanguru), cepat diganti jika popok
penyakit untuk mempertahankan agar basah. Dilakukan pengukuran suhu rectal tiap
kekebalan dapat tetap melindungi terhadap 2 jam sampai suhu > 36,5oC, pastikan anak
paparan bibit penyakit.26 Menurut Riskesdas memakai pakaian, tutup kepala dan kaos kaki.
2013, propinsi Aceh berada di peringkat ke 8 (3). Mencegah dan mengatasi dehidrasi
dari 33 propinsi di Indonesia dengan jumlah Pengelolaannya diberikan cairan
balita yang tidak mendapatkan imunisasi Resomal (Rehydration Solution for
secara lengkap. Hal ini dapat dihubungkan Malnutrition) 70-100 ml/kgBB dalam 12 jam
dengan kasus malnutrisi di Aceh yang hingga atau mulai dengan 5 ml/kgBB setiap 30 menit
saat ini masih memprihatinkan. secara oral dalam 2 jam pertama. Selanjutnya
Penatalaksanaan Malnutrisi 5-10 ml/kgBB untuk 4-10 jam berikutnya,
Penatalaksanaan balita dengan jumlahnya disesuaikan seberapa banyak anak
malnutrisi dapat dilakukan dengan cara mau, feses yang keluar dan muntah.
sebagai berikut ini: Penggantian jumlah Resomal pada jam
(1). Mencegah dan mengatasi hipoglikemi 4,6,8,10 dengan F75 jika rehidrasi masih
Hipoglikemi terjadi apabila kadar gula dilanjutkan pada saat itu. Monitoring tanda
darah < 54 mg/dl atau ditandai lemah, kejang, vital, diuresis, frekuensi berak dan muntah,
suhu tubuh sangat rendah, kesadaran menurun, pemberian cairan dievaluasi jika kecepatan
keluar keringat dingin dan pucat. Dapat pernafasan dan nadi menjadi cepat, tekanan
diterapi dengan memberikan segera cairan vena jugularis meningkat, atau jika anak
gula 50 ml dekstrosa 10% atau gula 1 sendok dengan oedem maka oedemnya bertambah.
teh dicampurkan ke air 3,5 sendok makan, (4). Koreksi gangguan elektrolit
penderita diberi makan tiap 2 jam, antibotik, Berikan ekstra Kalium 150-
jika penderita tidak sadar dapat diberikan 300mg/kgBB/hari, ekstra Mg 0,4-0,6
lewat sonde. Kemudian dilakukan evaluasi mmol/kgBB/hari dan rehidrasi cairan rendah
setelah 30 menit, jika masih dijumpai tanda- garam (Resomal).
tanda hipoglikemi maka pemberian cairan gula (5). Mencegah dan mengatasi infeksi
tersebut diulangi. Jika tidak ada komplikasi maka dapat
(2). Mencegah dan mengatasi hipotermi diberikan kotrimoksazol selama 5 hari, namun
Dikatakan hipotermi jika suhu tubuh bila ada komplikasi dapat diberikan
anak < 35oC. Dapat ditatalaksana dengan amoksisilin 15 mg/kgBB tiap 8 jam selama 5
ruang anak harus hangat, tidak ada lubang hari. Dan hendaknya dilakukan monitoring
angin, sering diberi makan, anak diberi terhadap komplikasi infeksi seperti
pakaian, tutup kepala, sarung tangan dan kaos hipoglikemia atau hipotermi.
kaki, anak dihangatkan dalam dekapan ibunya (6). Mulai pemberian makan

ISSN 2355-102X Volume II Nomor 1. Maret 2015 | 9


Tita Menawati Liansyah, Malnutrisi Pada Anak...

Segera setelah dirawat, untuk Mainan digunakan sebagai stimulasi,


mencegah hipoglikemi, hipotermi dan macamnya tergantung kondisi, umur dan
mencukupi kebutuhan energi dan protein. perkembangan anak sebelumnya. Diharapkan
Prinsip pemberian makanan fase stabilisasi dapat terjadi stimulasi psikologis, baik mental,
yaitu porsi kecil, sering, secara oral atau motorik dan kognitif.
sonde, energy 100 kkal/kgBB/hari, protein 1- (10). Mempersiapkan untuk tindak lanjut di
1,5 g/kgBB/hari, cairan 130 ml/kgBB/hari rumah
untuk penderita marasmus, marasmik Setelah BB/PB mencapai -1SD
kwashiorkor atau kwashiorkor dengan edem dikatakan sembuh, tunjukkan kepada orang tua
derajat 1,2, jika derajat 3 berikan cairan 100 frekuensi dan jumlah makanan, berikan terapi
ml/kgBB/hari. bermain anak, pastikan pemberian imunisasi
(7). Koreksi kekurangan zat gizi mikro boster dan vitamin A tiap 6 bulan.28
Berikan setiap hari minimal 2 minggu Kesimpulan
suplemen multivitamin, asam folat (5mg hari Malnutrisi pada balita tidak hanya
1, selanjutnya 1 mg), zinc 2 mg/kgBB/hari, meningkatkan angka kesakitan dan angka
cooper 0,3 mg/kgBB/hari, besi 1-3 Fe kematian tetapi juga dapat menimbulkan
elemental/kgBB/hari sesudah 2 minggu gangguan dalam pertumbuhan fisik, mental
perawatan, vitamin A hari 1 (<6 bulan 50.000 maupun kemampuan berpikir yang pada
IU, 6-12 bulan 100.000 IU, >1 tahun 200.000 akhirnya akan menurunkan produktivitas
IU) kerja. Kejadian gizi buruk perlu dideteksi
(8). Memberikan makanan untuk tumbuh kejar secara dini melalui intensifikasi pemantauan
Satu minggu perawatan fase pertumbuhan dan identifikasi faktor risiko
rehabilitasi, berikan F100 yang mengandung serta harus segera ditangani dengan cepat dan
100 kkal dan 2,9 g protein/100ml, modifikasi cermat. Masalah gizi buruk dapat ditatalaksana
makanan keluarga dengan energi dan protein dengan pemberian asupan gizi yang seimbang
sebanding, porsi kecil, sering dan padat gizi, secara bertahap sesuai dengan kebutuhan pada
cukup minyak dan protein. tahap tersebut.
(9). Memberikan stimulasi untuk tumbuh
kembang

ISSN 2355-102X Volume II Nomor 1. Maret 2015 | 10


Tita Menawati Liansyah, Malnutrisi Pada Anak...

DAFTAR PUSTAKA
Abu A.Ilmu Sosial Dasar.Jakarta:Rineka Cipta;1997.

Anonim-1. Early Detection and Referral of Children with Malnutrition. British Medical Bulletin.
2008.

Anonim-2. Deteksi Dini Anak Gizi Buruk Dan Tindak Lanjutnya. 2009, Available
www.ypha.or.id/files/Lingkaran_setan.pdf

Anonim-3. Gizi Buruk. Available www.malukuprov.go.id/index.php?option=


com_content&view=article&id=66:giziburuk&catid=47:kesehatan&Itemid

Departemen Kesehatan RI. Analisis Situasi dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta:Depkes RI;2004.

Departemen Kesehatan RI. Pemantauan Pertumbuhan Balita. Jakarta: Direktorat Gizi Departemen
Kesehatan RI;2002.

Departemen Kesehatan RI.Program Gizi Makro.Jakarta:Depkes RI;2002

Dewi RK, Budiantara IN. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Angka Gizi Buruk Di Jawa Timur
dengan Pendekatan Regresi Nonparametrik Spline. Jurnal Sains Dan Seni ITS. 2012.1(1):177-
182.

Dini L.Konsumsi Pangan Tingkat Rumah Tangga Sebelum dan Selama Krisis Ekonomi.Jakarta:PT
Gramedia Pustaka;2000.

Effendi.Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC; 1998.

Hidayat AAA.Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan Kebidanan.Jakarta:Salemba


Medika;2008.

Kementerian Kesehatan RI. Riset Kesehatan Dasar 2013. Badan penelitian dan pengembangan
kesehatan Kemenkes RI. Jakarta:Kemenkes RI;2013

Kliegman R.Nelson Textbook of Pediatrics. USA: Saunders Elsevier;2007.

Kosim, Sholeh M.Buku Ajar Neonatologi Edisi I.Jakarta: Badan Penerbit IDAI;2008.

ISSN 2355-102X Volume II Nomor 1. Maret 2015 | 11


Tita Menawati Liansyah, Malnutrisi Pada Anak...

Krisnansari D. Nutrisi Dan Gizi Buruk. Jurnal Mandala of Health. 2010.4(1):60-68.

Kumar S. Global Database on Child Growth and Malnutrition [Internet]. 2007 [cited 2015 Desember
3]. Available from: http://Who.int//nutgrowthdb>.2007

Pelatihan TOT Fasilitator PKD Bagi Fasilitator Gizi Kabupaten. Managemen Gizi Buruk.2005.

Pudjiadi S. Ilmu Gizi Klinis Pada Anak. Jakarta: Gaya Baru; 2005.

Soekirman.Ilmu Gizi dan Aplikasinya untuk Keluarga dan Masyarakat.Jakarta:EGC;2000.

Solihin Pudjiadi. Ilmu Gizi Klinis Pada Anak. Edisi keempat. 2000. FKUI. Jakarta

Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FK Universitas Indonesia.Buku Kuliah Ilmu Kesehatan
Anak.Jakarta:Infomedika;2007.

Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FK Universitas Indonesia.Buku Kuliah Ilmu Kesehatan
Anak.Jakarta:Infomedika;2007.

Supartini Y.Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak.Jakarta:EGC; 2002.

Tim Paket Pelatihan Klinik PONED.Buku Acuan Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergensi Dasar
(PONED).Jakarta:EGC;2008.

Tropical Medicine Central Resource.Kwashiorkor (Protein Calorie Malnutrition)


[Internet].2008[cited 2015 Desember 3]. Available from:
http://tmcr.Usuhs.mil/tmcr/chapter16/Kwashiorkor.htm

Walker,Allan.Pediatric Gastrointertinal Disease.USA:DC Decker;2004.

World Health Organisation.Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit.Jakarta: WHO Indonesia ;


2009

Yayasan Pemantau Hak Anak (YPHA). Lingkaran Setan Gizi Buruk: Ketika Negara Kembali Gagal
Menjamin Hak Hidup Anakanak, 2009, Available www.ypha.go.id

ISSN 2355-102X Volume II Nomor 1. Maret 2015 | 12

Anda mungkin juga menyukai