Anda di halaman 1dari 6

DEFINISI

Acute visual loss adalah keluhan yang sering muncul berhubungan dengan
penyakit pada pasien dengan berbagaii usia.Visual loss monokular banyak
disebabkan permasalahan okular sedangkan visual loss binokular banyak
disebabkan permasalahan dari serebral.

Cerebral blidness adalah hilangnya penglihatan binokular yang berat


disebabkan kerusakan posterior dari korpus genikulatum laterale. Sedangkan
Cortical Blindness adalah hilangnya penglihatan disebabkan lesi bilateral pada
korteks visual(Brodman’s area) yang merupakan bagian dari cerebral blindness.

EPDEMIOLOGI
WHO memperkirakan bahwa terdapat lebih dari 39 juta orang buta di
seluruh dunia, dan sedikinya 285 juta orang yang mengalami disabilitas
penglihatan yang signifikan. Sebanyak 82% orang buta di dunia berusia ≥ 50
tahun. Sembilan puluh persen orang buta hidup di negara-negara yang sedang
berkembang, umumnya di Asia (sekitar 20 juta) dan Afrika (sekitar 6 juta).
Acute visual loss jarang terjadi. Insidensi banyak terjadi pada laki-laki
(2:1) berkulit putih dengan penyebab arterisklerosis arteri karotis interna. Penyakit
oklusif merupakan penyebab terbanyak pada suku negro, Cina, dan Jepang.
Transient monocular visual loss (TMVL) pada usia muda < 45 tahun merupakan
penyakit jinak yang banyak disebakan oleh migrain(vasospastik). Transient
bilateral visual loss (TBVL) sering berhubungan dengan penyakit seperti oklusif
pada arteri karotis interna atau iskemik lubus oksipital bilateral. Pasien dengan
keterlibatan arteri karotis interna sering disertai gejala sistemik aterosklerosis di
arteri koroner atapun vaskular perifer. Penyebab okular tersering kebutaan di
negara berkembang adalah katarak (22 juta kasus), glaukoma (6 juta kasus),
xeroftalmia.
ETIOLOGI1
Etiologi gangguan penglihatan akut berasal dari retina sampai korteks
visual. Penurunan penglihatan pada salah satu mata (monokular) behubungan
dengan gangguan lokal pada mata seperti glaukoma, uveitis, retinitis, atau
gangguan saraf seperti neuritis optik, dan meuropati optik iskemik anterior.
Sedangkan peurunan penglihatan pada kedua mata (binokular) biasanya
berhubungan dengan lesi pada struktur khiasma optikum, korpus genikulatum
laterale, radiasio optika, dan korteks visual.
Penyebab hilangnya penglihatan secara mendadak yang unilateral
disebabkan oleh:
a. Gangguan vaskular
1. Atropi optik iskemik yang disebabkan aterosklerosis
2. Kebutaan monokular sementara atau amaorosis fugax
3. Temporal arteritis
b. Acute retrobulbar neuritis
Terjadinya reaksi inflamasi pada nervus optikus sebagai akibat dari
penyakit multipel sklerosis, rangsangan metabolik atau zat toksik, dan pil
kontrasepsi
Etiologi hilangnya penglihatan secara mendadak yang bilateral disebabkan
oleh kortikal, neuropati optik, okular dan psikogenik.
a. Cortical Blidness
Cortical blindness merupakan hilangnya penglihatan dengan gambaran
pemeriksaan refleks cahaya dan oftalmoskopi normal. Penyebab kebutaan
kortikal dapat bersifat sementara ataupun menetap. Penyebab buta sementara
pada trauma kepala ringan, migrain, hipoglikemi dan hipotensi.
Sedangkan buta secara permanent disebabkan adanya anoksia pada korteks
serebri yang disebakan pendarahan atau infark akibat trauma. Tumor
metastasis yang multifocal ataupun tumor otak primer (glioma) terutama pada
lobus oksipital dapat menyebabkan kebutaan bilateral. Penyebab lainnya
adalah abses multifokal pada lobus oksipital.
b. Neuropati optik
Merupakan inflamasi nervus optikus karena proses demielinisasi atau
infeksi, faktor imunitas dan infiltratif. Neuropati optik disesbakan oleh:
1. Neuropai iskemik
misalnya pada bagian anterior nervus optikus oleh penyakit sistemik atau
hipotensi.
2. Neuropati traumatik
misalnya pada cedera kepala berat denengan kerusakan saraf tidak
langsung (membengkak, putus atau pendarahan).
3. Neuropati nutrisional toksik
Disebakan obat-obatan (barbiturat,streptomisin, kloramphenikol,
isoniazid,sulfonamid). Penyebab lainnya adalah alkohol rokok dan
defisiensi vitamin B1,B12, dan asam folat.
4. Neuropati demielinating terutama pada anak-anak

c. Okular
Retina yang abnormal dapat disebabkan pendarahan intravitreal(vitreous
hemorrhage banyak pada pasien diabetes mellitus) dan preretinal. Penyakit
pada retina lainnya adalah oklusi arteri retina, ablasio retina yang besar, oklusi
vena retina sentral, penyakit degeratif pada retina yang menyebabkan iskemik
pada retina. Penyebab okular lainnya adalah trauma.

d. Psychogenic Blindness
Pada pemeriksaan refleks cahaya normal dan funduskopi tidak dijumpai
kelainan. Pasien dengan keluhan buta yang mendadak tanpa disertai penyebab
dari kebutaan, dapat disertai faktor stress.

Mekanisme kompresif/infiltratif disebabkan penekanan akut pada nervus


optikus atau khiasma optikum oleh masa di hipofisis (pituitary apoplexy),
kraniofaringioma, aneurisma arteri karotis interna, dan massa intrakranial lainnya
yang meneekan jalur anterior visual.
Pituitary apoplexy adalah serangan mendadak yang mengancam jiwa yang
disebabkan oleh infark iskeik atau pedarahan akur dari kelenjar hipofisis.
Biasanya berhubungan dengan adenoma atau lesi normal terutama pada orang
hamil. Struktur hipofisis berdekatan dengan kiasma optikum, hipotalamus dan
sinus kavernosus. Pituitary apoplexy mendesak kiasmaoptikum, nervus
optikus,traktur optikus menyebaabkan hilangnya pandangan secara lain.gejala
lainnya adalah nyeri kepala, kelumpuhan nervus kranialis lainnya (N III,IV,VI
menyebabkan diplopia), dangangguan hormon seperti ACTH.
Infark pada arteri serebri posterior dapat menyebabkan hemianopia
homonim kontralateral dan unilateral cortical blindness, banyak disebabkan oleh
infark pada penyakit stroke. Aliran darah tidak dapat sampai ke mata karena
adanya emboli (contohnya pada pasien endokarditis) atau trombosis
(aterosklerosis), menyumbat pada arteri retina. Sumbatan pada arteri retina yang
jarang terjadi disebabkan oleh giant cell arteritis. Sumbatan pada vena retina
sentral yang disebabkan karena hipertensi atau diabetes mellitus dapat disertai
dengan peningkatan tekanan intrakranial. Mekanisme lain yang menyebabkan
gagguan penglihatan akut adalah emboli pada artro ophtalmika atau arteri retina
sentral, dari hipoperfusinya mata dan jarang disebabkan oleh spasme.
PATOFISILOGIS

Hemianopsia Binasal

Hemianopsia Bitemporal

Hemianopsia Homonim
kontralateral
Hemianopsia Homonim kontra-
lateral dengan macular sparing

Kuadrantanopsia homonim
atas

Kuadrantanopsia homonim
bawah

Nervus optikus dapat mengalami kerusakan pada papilla, pada segmen


anterior, atau segmen retrobulbar(belakang mata). Lesi papilla berupa papiledema
yang disebabkan oleh hipertensi intrakranial dan gangguan metabolik sedangkan
Lesi di segmen anterior nervus optikus, sering disebakan oleh vaskulitis (misalnya
arteritis temporalis). Lesi retrobulbar adalah temuan utama pada skerosis
multipel(neuritis retrobulbar). Lesi pada salah satu lokasi tersebut dapat
meyebabkan gangguan penglihatan jangka panjang atau kebutaan pada mata yang
terkena. Gangguan penglihatan dalam episodesingkat pada satu mata,yang
erlansung dari beberapa detik hingga beberapa menit (transient monocular
blindness), disebut amaurosis fugax dan biasanya disebabkan oleh mkroemboli di
retina. Sumber mikroemboli tersering berasal dari arteri karotis interna.2
Lesi pada khiasma optikum seperti yang disebabkan oleh tumor
hipofisis, kraniofaringioma, atau meningioma tuberkulum sellae, umumnya
mengenai serabut yang menyilang di bagian sentral khiasma. Akibatnya adalah
buta parsial untuk objek yang berada di separuh bagian temporal lapangan
pandang pada masing-masing mata dan disebut hemianopsia bitemporal (blinker
phenomenon). Gejala awal dapat dijumpai kuadrantanopsia bitemporal yang
disebabkan lesi mengenai serabut saraf dibawah khiasma terlebih dahulu. Hanya
penglihatan warna yang terganggu pada awalnya. Lesi pada khiasma optikum dapt
menyebabkan hemianopsia binasal, misalnya tumor sekitar khiasma dan menekan
dari kedua sisi. Penyebab lainnya adalah aneurisma arteri karotis interna dan
meningitis basilaris, tetapi jarang besifat murni. Hemianopsia bitemporal dan
hemianopsia binasal kefuanya disebut heteronimus, karena mengenai setengah
bagian lapangan pandang kontralateral pada kedua mata. 2
Lesi pada traktus optikus menyebabkan hemianopsia homonim(separuh
lapangan pandang sisi yang sama terkena pada masing masing mata). Lesi pada
traktus optikus disebabkan oleh tumor atau meningitis basilaris, jarang oleh
trauma. Ketika traktus optikus kanan terputus,maka impuls visual dari sisi kanan
maka menyebabkan kebutaan pada separuh bagian kiri setiap mata. Gangguan
pada traktus optikus dapat mengenai serabut nervus optikus yang berjalan ke
kolikulis superior dan area pretektalis. Menyebabkan gangguan refleks cahaya
pupil pada retina ipsilateral lesi. 2
Lesi pada radiasio optika bagian proksimal menyebakan hemianopsia

homonim yang bersifat total atau parsial(serabut-serabut radiasio optika tersebar

di area yang luas). Kuadrantanopsia homonim atas menunjukkan lesi di lobus

temporalis anterior pada lengkung Meyer. 2

1. Tsementzis SA, Differential Diagnosis in Neurology and Neurosurgery ©


2000 Thieme . newyork p 99-102
2. Baehr M, Fritscher M, Duus' Topical Diagnosis in Neurology © 2005
Thieme 9ed. German p130-136

Anda mungkin juga menyukai