Anda di halaman 1dari 4

ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM KONDUKSI JANTUNG

Jantung adalah salah satu organ vital tubuh yang bertugas memompa darah agar sampai ke
seluruh jaringan. Jantung berbentuk seperti kerucut yang terdiri dari 4 ruang. Ventrikel kiri
dan kanan adalah bagian janntung yeng bertugas untuk memompa darah. Atrium kiri dan
kanan, yang memiliki otot yang lebih tipis bertugas untuk menerima darah dan
mengalirkannya ke ventrikel.
Otot jantung terdiri dari sel otot kontraktil dan sel autoritmik. Sel autoritmik adalah
sel yang mempunyai kemampuan untuk berdepolarisasi sendiri sampai mencapai ambang
listrik untuk menghasilkan aksi potensial. Meskipun sel otot (miosit) atrium dan ventrikel
tidak dapat melakukan tugas ini, namun jantung memiliki sel khusus yang bertugas dalam
sistem konduksi ini,yitu sel autoritmik jantung yang dikenal dengan sel pacemaker. Sistem
konduksi jantung ini terdiri dari nodus SA, nodus atrioventrikular, dan sistem konduksi
ventrikel.
Potensial pemacu disebabkan oleh adanya interaksi kompleks beberapa mekanisme
ion yang berbeda. Perubahan tepenting dalam perpindahan ion yang menimbulkan potensial
pemcau adalah (1) peningkatan arus Na yang masuk, (2) penurunan arus K keluar, (3)
peningkatan arus Ca masuk.
Fase awal depolarisasi lambat ke ambang disebabkan oleh masuknya Na ke dalam
kanal berpintu listrik yang hanya ditemukan pada sel pemacu jantung. Pada umumnya kanal
berpintu listrik terbuka ketika membran menjadi kurang negatif (terdepolarisasi), tetapi kanal
khusus ini terbuka ketika membran menjadi lebih negatif (hiperpolarisasi) pada akhir
repolarisasi dari potensial aksi sebelumnya. Karena sifatnya yang tidak biasa, saluran ini
disebut kanal I funnny atau If. Ketika satu potensial aksi berakhir dan kanal If terbuka,
masuknya arus Na pendepolarisasi yang terjadi melalui kanal yang terbuka ini mulai
menggerakkan potensial membran potensial membran sel pemacu dengan segera menuju
ambangnya sekali lagi.
Mekanisme ion kedua yang berperan serta terhadap potensial pemacu ini adalah
pengurangan progresif fluks pasif K keluar. Didalam sel autoritmik jantung, permeabilitas
terhadap K tidak konstan di antara potensial aksi seperti halnya pada sel saraf dan sel otot
rangka kanal K yang terbuka selama fase menurunnya potensial aksi sebelumnya perlahan-
lahan menutup pada potensial negatif. Penutupan yang lambat ini secara bertahap
mengurangi aliran keluar K positif menuruni gradien konsentrasinya. Akibatnya, terjadi
kebocoran Na ke dalam secara perlahan bersama dengan penurunan perlahan kecepatan
efluks K melalui kanal If yang terbuka,menggeser membran menuju ambang.
Peran ion ketiga terhadap potensial pemaccu adalah meningkatnya masukan Ca. Pada
paruh kedua potensial pemacu, kanal If menutup dan kanal Ca transien yang berpintu listrik,
terbuka sebelum membran mencapai ambng. Influks Ca segera yang terjadi semakin
mendepolarisasi membran, membawanya ke ambang, saat ketika kanal Ca tertutup.
Jika ambang telah tercapai, terbentuk fase naik potensial aksi sebagai respon terhadap
pengaktifan kanal Ca berpintu listrik yang bertahan lama dan diikuti influks Ca dalam
jumlah yang besar. Fase naik yang diinduksi Ca pada sel pemacu jantung berbeda dengan
yang terjadi di sel saraf dan sel otot rangka, yaitu ketika yang mengubah potensial ke arah
positif adalah influks Na bukan influks Ca.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa terjadinya potensial aksi
pada otot jantung terbagi menjadi 5 fase, yaitu:
a. Fase 0 adalah fase dimana terjadi pembukaan kanal Natrium berpintu listrik
b. Fase 1 adalah fase dimana penurunan perlahan kecepatan K melalui kanal If yang
terbuka sehingga menggeser membran menuju ambang
c. Fase 2 terjadi karena peningkatan masukan Ca sehingga membran semakin
terdepolarisasi. Influks Ca dalam jumlah yang besar karena aktivasi kanal Ca berpintu
listrik (kanal Ca tipe L)
d. Fase 3 terjadi ketika efluks K yang terjadi karena penutupan kanal K berpintu listrik
e. Fase 4 depolarisasi adalah fase dimana terjadi aktivasi kanal If dan inaktivasi kanal
Na yang mengindikasikan adanya aktivitas sel pacemaker
Nodus sinoatrial (SA) adalah sel khusus pada serat otot jantung yang berada dalam
dinding atrium kanan. Nodus ini terletak di sebelah kanan pintu masuk vena cava inferior.
Dalam keadaan nomal, nodus SA akan mengawali impuls listrik untuk menghasilkan
kontraksi yang terkoordinasi. Nodus SA memiliki karakteristik yaitu terjadinya fase 4
depolarisasi yang menunjukkan aktivitas pacemaker yang menghasilkan potensial aksi
tertinggi. Potensial aksi yang berasal dari nodus SA mula-mula menyebar ke kedua atrium,
terutama dari sel ke sel melalui taut celah. Taut celah ini akan menghantarkan potensial aksi
dari nodus SA ke ujung jalur di atrium kiri, dan pada saat yang sama menyeberang dan
menyebar ke seluruh atium kanan. Hal ini memastikan bahwa kedua atrium terdepolarisasi
untuk berkontraksi secara bersamaan. Durasi potensial aksi ini terhitung singkat dan
frekuensi terciptanya potensial aksi ini dipengaruhi oleh aktivitas saraf simpatis dan
parasimpatis yang mempengaruhi kerja kanal If. Frekuensi normal dari nodus sinus jika tidak
mendapat rangsang dari luar adalah 70 – 80 kali per menit. Pengaruh saraf otonom bekerja
dengan beberapa mekanisme, seperti : (1)perubahan slope fase 4; (2) mengganggu ambang
potensial aksi pada fase ;(3) mengganggu hiperpolarisasi pada fase 3.
Dalam hal ini, aktivitas simpatis pada nodus Sanadalah dengan meningkatkan slope
pada fase 4, menurunkan threshold atau ambang yang harus dicapai untuk menghasilkan
potensial aksi sehingga depolarisasi spontan dari potensial aksi lebih mudah tercapai. Pada
mekanisme ini norepinephrin berikatan dengan reseptor beta 1- adrenoreseptor, berpasangan
dengan protein G yang akan mengaktivasi adenylil cyclase dan meningkatkan cyclic
adenosine monophosphate (cAMP). Efek ini akan meingkatkan pembukaan kanal Ca tipe L
dan meningkatkan depolarisasi. Aktivasi saraf parasimpatis akan menurunkan kecepatan
konduksi melalui aktivitas asetilkolin (Ach) pada reseptor M2. Aktivitas asetilkolin ini akan
mengirimkan sinyal transduksi yang mengakibatkan M2 akan berikatan pada reseptor beta 1-
adrenoseptor. Aktivitas asetilkolin sangat meningkatkan permeabilitas membran serabut
terhadap ion kalium, sehingga akan mempermudah terjadinya kebocoran kalium. Hal ini
menyebabkan peningkatan kenegativan di dalam serabut, dan pengaruh ini disebut juga
sebagai hiperpolarisasi, yang membuat nodus ini membutuhkan waktu yang lama untuk
mencapai potensial aksi.
Nodus AV terletak pada sel endokardium pada bagian inferoposterior pada septum
intrartrial. Nodus AV adalah satu-satunya titik kontak antara atrium dan ventrikel; dengan
kata lain, karena atrium dan ventrikel secara struktural dihubungkan oleh jaringan fibrosa
yang tidak menghantarkan arus listrik, satu-satunya cara bagi potensial aksi di atrium untuk
dapat menyebar ke ventrikel adalah dengan melalui nodus AV. Jalur penghantar antar nodus
mengarahkan penyebaran potensial aksi yang berasal dari nodus SA ke nodus AV untuk
menjamin kontraksi sekuensial ventrikel berlangsung setelah kontraksi atrium. Potensial aksi
ini akan dihantarkan secara relatif lambat . Penundaan ini menguntungkan karena memberi
waktu bagi ventrikel untuk teisi penuh. Impuls tertunda sekitar 100 mdet yang
memungkinkan atrium terdepolarisasi sempurna dan berkontraksi, mengosongkan isinya
kedalam ventrikel, sebelum ventrikel berdepolarisasi dan berkontraksi.
Di bagian bawah nodus AV terdapat bundle of His, yang berjalan di dalam disepanjang
interartrial bagian posterior. Di sepanjang septum bundle of His akan terbagi dua mejadi
serat-serat halus yang akan berjalan di septum bagian kiri, disebut juga bundle of branch, dan
yang berjalan di sebelah kanan disebut bundle of branch kanan. Bundle branch kanan lebih
tebal dan berjalan lebih dalam pada otot septum interventrikular dan berlanjut sampai apeks.
Di dekat hubungan antar septum interventrikular dan dinding anterior ventrikel kanan,
bundle of branch kanan dan memasuki subendokardial dan akan terbagi lagi.
Serat bundle of branch yang berjalan di subendokardial kedua ventrikel akan
terdistribusi ke otot ventrikel. Serat ini dikenal dengan nama serat Purkinje. Impuls yang
sampai pada sistem konduksi bundle of His-serat purkinje akan ditransmisikan ke otot
papilaris, dinding ventrikel, dan akan memicu kontraksi otot papilaris untuk mengawali
kontraksi ventrikel. Koordinasi ini akan mencegah terjadinya regurgitasi aliran darah yang
melewati katup atrioventrikular.
Kecepatan hantaran lisrik antar sel dipengaruhi oleh beberapa faktor intrinsik maupun
ekstrinsik. Faktor intrinsik meliputi resistensi atau hambatan listrik anta sel dan aksi
potensial, khususnya kecepatan awal saat depolarisasi (fase 0). Semakin cepat suatu sel
mengalami depolarisasi, semakin cepat
Persarafan Jantung

Jantung dipersarafi oleh sistemsaraf otonom, yakni saraf eferen dan aferen parasimpatis dan
simpatis. Neuron preganglionik simpatis
C

Anda mungkin juga menyukai