HERNIA
Pembimbing:
dr. Hj. Yanti Daryanti, Sp.B-KBD
Disusun oleh:
Urwatul Wutsqo (2014730093)
Hernia merupakan penonjolan isi rongga melalui defek atau bagian lemah dari
dinding rongga bersangkutan. Hernia terdiri atas cincin, kantong, dan isi hernia. Berdasarkan
terjadinya, hernia dibagi atas hernia bawaan atau kongenital dan hernia dapatan atau akuisita.
Berdasarkan letaknya, hernia diberi nama sesuai dengan lokasi anatominya, seperti hernia
diafragma, inguinal, umbilikalis, femoralis, dll. Sekitar 75% hernia terjadi di sekitar lipat
paha, berupa hernia inguinal direk, indirek, serta hernia femoralis.
Menurut sifatnya, hernia disebut hernia reponibel bila isi hernia dapat keluar-masuk.
Usus keluar saat berdiri atau mengedan, dan masuk lagi ketika berbaring atau bila didorong
masuk perut. Selama hernia masih reponibel, tidak ada keluhan nyeri atau gejala obstruksi
usus. Bila isi kantong tidak dapat direposisi kembali ke dalam rongga perut, hernia disebut
hernia ireponibel.
Hernia inguinalis dibagi menjadi hernia ingunalis lateralis dan hernia ingunalis
medialis dimana hernia ingunalis lateralis ditemukan lebih banyak dua pertiga dari hernia
ingunalis medialis. Sepertiga sisanya adalah hernia inguinalis medialis. Hernia ingunalis lebih
banyak ditemukan pada pria daripada wanita. Perbandingan antara pria dan wanita untuk
hernia ingunalis 7 : 1.
Hernia inguinalis indirek disebut juga hernia inguinalis lateralis karena keluar dari
rongga peritoneum melalui anulus inguinalis internus yang teletak lateral dari pembuluh
epigastrika inferior. Hernia kemudian masuk ke dalam kanalis inguinalis (kanalis inguinalis
berisi funikulus spermatikus pada laki-laki dan ligamentum rotundum pada perempuan) dan
jika cukup panjang, menonjol keluar dari anulus inguinalis eksternus. Apabila hernia ini
berlanjut, tonjolan akan sampai ke skrotum sehingga disebut hernia skrotalis.
Hernia inguinalis direk, disebut juga hernia inguinalis medialis, menonjol langsung ke
depan melalui segitiga Hesselbach (Hesselbach, Franz K. 1788-1856, ahli ilmu anatomi,
Jerman). Hernia inguinalis medialis karena tidak keluar keluar melalui kanalis inguinalis dan
tidak ke skrotum, umumnya tidak disertai strangulasi karena cincin hernia longgar.
1
BAB II
LANDASAN TEORI
I. EMBRIOLOGI
Pada pria, ligamentum gubernaculum turun pada tiap sisi abdomen dari pole inferior
gonad ke permukaan interna skrotum. Gubernaculum . Processus vaginalis adalah evaginasi
diverticular peritoneum yang membentuk bagian ventral gubernaculums bilateral. Testis
awalnya retroperitoneal dan dengan processus vaginalis testis akan turun melewati canalis
inguinalis ke scrotum dikarenakan kontraksi gubernaculum. Pada sisi sebelah kiri terjadi
penurunan terlebih dahulu sehingga ,yang tersering hernia inguinalis lateralis angka
kejadiannya lebih banyak pada laki-laki dan yang paling sering adalah yang sebelah kanan.
Testis turun melalui anulus inguinalis dan melintasi tepi atas os pubikum ke dalam
tonjolan skrotum pada saat lahir. Testis kemudian dibungkus oleh suatu lipatan refleksi
prosesus vaginalis. Lapisan peritoneum yang membungkus testis dikenal sebagai tunika
vaginalis testis lamina viseralis, bagian lain kantong peritoneum membentuk tunika vaginalis
testis lamina parietalis. Saluran sempit yang menghubungkan lumen prosesus vaginalis
dengan rongga peritoneum, menutup pada saat lahir atauu segera sesudahnya. Disamping
dibungkus oleh lapisan-lapisan peritoneum yang berasal dari prosesus vaginalis, testis juga
terbungkus di dalam lapisan-lapisan yang berasal dari dinding abdomen anterior yang
dilewatinya.
Lapisan prosesus vaginalis secara normal berfusi bersama dan berobliterasi masuk
kedalam saluran inguinal disekitar cincin interna. Kegagalan obliterasi processus vaginalis
oleh tunika vaginalis mengakibatkan berbagai anomaly inguinal.
2
Gambar 2.1.1 Proses Desensus testis
Pada wanita ovarium turun ke pelvis dan gubernaculum bagian inferior menjadi
ligamentum rotundum yang mana melewati cincin interna ke labia majus.
Processus vaginalis normalnya menutup, menghapuskan perluasan rongga peritoneal yang
melewati cincin interna.
3
II. ANATOMI
1. Kulit
4. Fascia transversalis
5. Lemak extraperitoneal
6. Peritoneum parietale
4
Penjelasan:
1. Kulit
Garis-garis lipatan kulit alami berjalan konstan dan hampir horizontal di sekitar
tubuh. Secara klinis hal ini penting karena insisi sepanjang garis lipatan ini akan
sembuh dengan sedikit jaringan parut sedangkan insisi yang menyilang garis-garis
ini akan sembuh dengan jaringan parut yang menonjol
2. Fascia superficialis:
Merupakan lembaran otot yang lebar dan tipis, dibentuk oleh dua lapisan:
superfisial dan profunda menjadi aponeurosis obliquus externus. Bersama
dengan aponeurosis otot obliqus internus dan transversus abdominis, mereka
membentuk sarung rektus dan akhirnya linea alba. Aponeurosis obliqus
eksternus menjadi batas superfisial dari kanalis inguinalis. Ligamentum
inguinal terletak dari spina iliaca anterior superior ke tuberculum pubicum.
Ligamentum inguinale (Poupart) merupakan penebalan bagian bawah
aponeurosis muskulus obliqus eksternus. Terletak mulai dari SIAS sampai ke
ramus superior tulang pubis. Lakunare (Gimbernati) merupakan paling bawah
dari ligamentum inguinale dan dibentuk dari serabut tendon obliqus eksternus
yang berasal dari daerah Sias.
5
b. Muskulus obliquus internus abdominis
Merupakan lembaran otot yang lebar dan tipis yang terletak di profunda
muskulus obliquus externus abdominis. Serabut tendon yang terbawah
bergabung dengan serabut-serabut yang sama dari muskulus transversus
abdominis membentuk conjoined tendon.
4. Fascia transversalis
5. Lemak extraperitoneal
Merupakan selapis tipis jaringan ikat yang mengandung lemak dalam jumlah yang
bervariasi dan terletak diantara fascia transversalis dan peritoneum parietale.
6. Peritoneum parietale
Merupakan membrana serosa tipis (pelapis dinding abdomen) dan melanjutkan diri ke
bawah dengan peritoneum parietale yang melapisi rongga pelvis.
CANALIS INGUINALIS
6
Gambar 2.2.2 Canalis Inguinalis
Canalis inguinalis panjangnya sekitar 1.5 inci (4cm) pada orang dewasa dan
terbentang dari anulus inguinalis profundus (lubang berbentuk oval terletak sekitar
1.3cm diatas ligamentum inguinale pada pertengahan antara sias dan symphisis
pubica) pada fascia transversalis, berjalan ke bawah dan medial sampai anulus
inguinalis superficialis (lubang berbentuk segitiga) pada aponeurosis obliquus
externus abdominis. Canalis inguinalis terletak sejajar dan tepat diatas ligamentum
inguinale.
7
Gambar 2.2.3 Canalis inguinalis
Adanya canalis inguinalis pada bagian bawah dinding anterior abdomen pada
laki-laki dan perempuan merupakan suatu tempat lemah. Tataletak canalis inguinalis
untuk mengatasi kelemahan ini:
8
1. Dinding anterior canalis inguinalis diperkuat oleh serabut-serabut
muskulus obliquus internus abdominis tepat di depan anulus inguinalis
profundus
3. Pada waktu batuk dan mengedan (miksi, defekasi, dan partus), serabut-
serabut paling bawah muskulus obliquus internus abdominis dan muskulus
transversus abdominis yang melengkung berkontraksi sehingga atap yang
melengkung menjadi datar dan turun mendekati lantai. Atap mungkin
menekan isi canalis inguinalis ke arah dasar sehingga sebenarnya canalis
inguinalis menutup.
Bila diperlukan mengedan dengan kuat, seperti pada defekasi dan partus, secara
alamiah orang cenderung dalam posisi jongkok, articulatio coxae fleksi, dan permukaan
anterior tungkai atas mendekati permukaan anterior dinding abdomen. Dengan cara ini,
bagian bawah dinding anterior abdomen dilindungi oleh tungkai atas.
TRIGONUM HESSELBACH
9
Gambar 2.2.4 Trigonum hesselbach
10
BAB III
HERNIA INGUINALIS
I. DEFINISI
Hernia berasal dari kata latin yang berarti rupture. Hernia didefinisikan adalah suatu
penonjolan abnormal organ atau jaringan melalui daerah yang lemah (defek) yang diliputi
oleh dinding. Meskipun hernia dapat terjadi di berbagai tempat dari tubuh kebanyakan defek
melibatkan dinding abdomen pada umumnya daerah inguinal.
Hernia ingunalis dibagi menjadi dua yaitu Hernia Ingunalis Lateralis (HIL) dan
Hernia Ingunalis Medialis. Hernia inguinalis lateralis mempunyai nama lain yaitu hernia
indirecta yang artinya keluarnya tidak langsung menembus dinding abdomen. Selain hernia
indirek nama yang lain adalah hernia oblique yang artinya kanal yang berjalan miring dari
lateral atas ke medial bawah. Hernia ingunalis lateralis sendiri mempunyai arti pintu
keluarnya terletak disebelah lateral vasa epigastrica inferior. Hernia inguinalis lateralis (HIL)
dikarenakan kelainan kongenital meskipun ada yang didapat. Hernia inguinalis medialis
(HIM) atau hernia direk hampir selalu disebabkan oleh peninggian tekanan intraabdomen
kronik dan kelemahan otot dinding di trigonum Hesselbach.
II. KLASIFIKASI
1. Menurut waktu
a. Hernia kongenital
b. Hernia akuisita/didapat
2. Menurut lokasi/letaknya
a. Hernia inguinalis
b. Hernia diafragmatik
c. Hernia umbilikalis
d. Hernia femoralis
e. Hernia lumbalis
11
3. Secara klinis
a. Hernia reponibilis: bila isi hernia dapat keluar masuk. Keluar saat berdiri atau
mengedan, masuk ketika berbaring atau bila didorong masuk perut
b. Hernia ireponibilis: bila isi kantong tidak dapat direposisi kembali ke dalam
rongga perut. Ini biasanya disebabkan oleh pelekatan isi kantong kepada
peritoneum kantong hernia.
c. Hernia strangulasi: hernia ireponibel yang disertai gangguan vaskularisasi
d. Hernia inkarserata: hernia ireponibel yang disertai gangguan pasasse
III. ETIOLOGI
Hernia inguinalis dapat terjadi karena anomali kongenital atau didapat. Hernia dapat
dijumpai pada segala usia, dan lebih banyak pada laki-laki daripada perempuan. Berbagai
faktor penyebab berperan pada pembentukan pintu masuk hernia di anulus internus yang
cukup lebar sehingga dapat dilalui oleh kantong dan isi hernia. Selain itu diperlukan pula
faktor yang dapat mendorong isi hernia melewati pintu yang sudah terbuka cukup lebar itu.
Faktor yang dipandang berperan dalam terjadinya hernia ingunalis antara lain:
1. Prosesus vaginalis yang terbuka
Hernia kongenital, yang membuat mayoritas hernia pediatrik, dapat
dipertimbangkansebuah impedansi dari perkembangan normal, bukan yang didapat.
Selama perkembangan normal, testis turun dari ruang intra-abdominal ke dalam
skrotum di trimester ketiga. Keturunan mereka didahului oleh gubernaculum dan
divertikulum peritoneum, yang menonjol melalui kanal inguinalis dan menjadi
processus vaginalis. Antara 36 dan 40 minggu kehamilan, prosesus vaginalis ditutup
dan menghilangkan pembukaan peritoneum di inguinalis interna.
2. Peninggian tekanan intra abdomen yang berulang.
Mengangkat barang yang berat yang tidak sesuai dengan ukuran badan
Sering mengedan karena adanya gangguan konstipasi atau gangguan saluran
kencing (hipertrofi prostat)
Batuk yang kronis dikarenakan bronkitis kronik, TBC, PPOK
Partus
2. Kelemahan otot dinding perut karena usia, partus, riwayat insisi pada abdomen
kuadran bawah sebelumnya.
12
Hernia terdiri atas tiga bagian:
a. Kantong hernia, merupakan kantong (divertikulum) peritonei dan mempunyai leher
dan badan (corpus)
b. Isi hernia dapat terdiri atas setiap struktur yang ditemukan di dalam cavitas
abdominalis dan dapat bervariasi dari sebagian kecil omentum sampai organ besar
seperti ren
c. Pelapis hernia dibentuk dari lapisan-lapisan dinding abdomen yang dilalui oleh
kantong hernia
13
ingunalis langsung
medialis menembus fascia
dinding abdomen
Tabel 3.4.1 perbandingan antara HIL dan HIM
Terjadi bila processus vaginalis peritonei pada waktu bayi dilahirkan sama sekali tidak
menutup. Sehingga kavum peritonei tetap berhubungan dengan rongga tunika vaginalis
propria testis. Dengan demikian isi perut dengan mudah masuk ke dalam kantong peritoneum
tersebut.
Terjadi bila penutupan processus vaginalis peritonei hanya pada suatu bagian saja. Sehingga
masih ada kantong peritoneum yang berasal dari processus vaginalis yang tidak menutup
pada waktu bayi dilahirkan. Sewaktu-waktu kantung peritonei ini dapat terisi dalaman perut
(misalkan pada saat tekanan intra abdomen meningkat)
14
Hernia Inguinalis Medialis
Hernia inguinalis direk disebut juga hernia inguinalis medialis, menonjol langsung ke
depan melalui segitiga Hasselbach, daerah yang dibatasi ligamentum inguinale di bagian
inferior, pembuluh epigastrika inferior di bagian lateral dan tepi otot rektus di bagian medial.
Dasar segitiga Hasselbach dibentuk oleh fasia transversal yang diperkuat oleh serat
aponeurosis muskulus transversus abdominis yang kadang-kadang tidak sempurna sehingga
daerah ini potensial untuk menjadi lemah. Hernia medialis, karena tidak keluar melalui
kanalis inguinalis dan tidak ke skrotum, umumnya tidak disertai strangulasi karena cincin
hernia longgar.
15
Namun karena daerah ini merupakan locus minoris resistance, maka pada keadaan yang
menyebabkan tekanan intra abdominal meningkat seperti batuk – batuk kronik, bersin yang
kuat dan mengangkat barang – barang berat, mengejan. Prosesus yang sudah tertutup dapat
terbuka kembali dan timbul hernia inguinalis lateralis karena terdorongnya sesuatu jaringan
tubuh dan keluar melalui defek tersebut. Akhirnya menekan dinding rongga yang telah
melemas akibat trauma, hipertropi protat, asites, kehamilan, obesitas, dan kelainan kongenital
dan dapat terjadi pada semua.
Pria lebih banyak dari wanita, karena adanya perbedaan proses perkembangan alat
reproduksi pria dan wanita semasa janin.
VII. DIAGNOSA
Diagnosis hernia dapat ditegakkan berdasarkan pemeriksaan fisik, gejala klinis
maupun pemeriksaan khusus. Bila benjolan tidak tampak, pasien dapat disuruh
16
mengejan dengan menutup mulut dalam keadaan berdiri. Bila hernia maka akan
tampak benjolan, atau pasien diminta berbaring, bernafas dengan mulut untuk
mengurangi tekanan intraabdominal.
PEMERIKSAAN
Hernia reponibel terdapat benjolan dilipat paha yang muncul pada waktu berdiri,
batuk, bersin atau mengedan dan menghilang saat berbaring atau saat direposisi.
Hernia ireponibel terdapat benjolan dilipat paha yag muncul pada waktu berdiri,
batuk, bersin atau mengedan dan tidak menghilang saat berbaring atau saat direposisi
Inspeksi
Tes visible:
Palpasi
- Teraba massa, fluktuasi (+), batas tegas
- Teraba berisi usus, omentum (seperti karet), ovarium
- Silk sign : pada kantong hernia yang kosong mungkin ditemukan sensaso
gesekan dua permukaan sutera.
17
Gambar 7.3.1 Finger Test
18
Gambar 7.3.3. Thumb Test
1. Hidrokel
Tidak dapat dimasukkan kembali. Testis pada pasien hidrokel tidak dapat diraba.
Pada hidrokel, pemeriksaan transiluminasi akan memberi hasil positif. Hidrokel
19
dapat dikosongkan dengan pungsi, tetapi sering kambuh kembali. Pada pungsi
didapatkan cairan jernih
2. Varikokel
Peninggian tekanan di dalam pleksus pampiniformis dapat diraba sebagai struktur
yang terdiri atas varises pleksus pampiniformis yang memberikan kesan raba
seperti kumpulan cacing. Permukaan testis normal licin tanpa tonjolan dengan
konsistensi elastis.
IX. KOMPLIKASI
1. Hernia inkarserasi :
Isi hernia yang tercekik oleh cincin hernia yang menimbulkan gejala obstruksi usus
yang sederhana, menyebabkan gangguan dari pasase usus, mual, dan muntah. Hernia
yang membesar mengakibatkan nyeri dan tegang. Pada hernia inkarserasi, hernia tidak
dapat direposisi.
2. Hernia strangulasi :
Jepitan cincin hernia akan menyebabkan gangguan perfusi jaringan isi hernia. Pada
permulaan, terjadi bendungan vena sehingga terjadi oedem organ atau struktur di
dalam hernia dan transudasi ke dalam kantong hernia. Timbulnya oedem
menyebabkan jepitan pada cincin hernia makin bertambah sehingga akhirnya
peredaran darah jaringan terganggu. Isi hernia menjadi nekrosis dan kantong hernia
akan berisi transudat berupa cairan serosanguinus.
X. PENATALAKSANAAN
Konservatif :
- Reposisi bimanual : tangan kiri memegang isi hernia membentuk corong
sedangkan tangan kanan mendorongnya ke arah cincin hernia dengan tekanan
lambat dan menetap sampai terjadi reposisi
- Reposisi spontan pada anak : menidurkan anak dengan posisi Trendelenburg,
pemberian sedatif parenteral, kompres es di atas hernia, kemudian bila berhasil,
anak boleh menjalani operasi pada hari berikutnya.
Operatif:
Prinsip dasar operasi hernia terdiri dari herniotomi dan hernioplasti.
20
Pada herniotomi dilakukan pembebasan kantong hernia sampai ke lehernya,
kantong dibuka dan isi hernia dibebaskan kalau ada perlengketan, kemudian
direposisi. Kantong hernia dijahit ikat setinggi mungkin kemudian dipotong.
Pada hernioplasti dilakukan tindakan memperkecil anulus inguinalis internus
dan memperkuat dinding belakang kanalis inguinalis. Hernioplasti lebih penting
artinya dalam mencegah terjadinya residif dibandingkan herniotomi.
Pada anak-anak dilakukan herniotomi tanpa hernioraphy karena masalahnya
pada kantong hernia sedangkan keadaan otot-otot abdomen masih kuat (tidak lemah),
maka dilakukan pembebasan kantong hernia sampai dengan lehernya, dibuka dan
dibebaskan isi hernia, jika ada perlekatan lakukan reposisi, kemudian kantong hernia
dijahit setinggi-tinggi mungkin lalu dipotong.
Karena herniotomi pada anak-anak sangat cepat dan mudah, maka kedua sisi
dapat direparasi sekaligus jika hernia terjadi bilateral
Teknik Operasi;
Adapun teknik-teknik operasi hernia ada beberapa cara, yaitu
Bassini, dahulu merupakan metode yang sering digunakan, dengan cara conjoint
tendon didekatkan dengan ligamentum Poupart’s dan spermatic cord diposisikan
seanatomis mungkin di bawah aponeurosis muskulus oblikuus eksterna. Menjait
conjoint tendon dengan ligamentum inguinale.
Shouldice : seperti bassini ditambah jahitan fascia transversa dengan lig. Cooper.
Lichtenstein : menggunakan propilene (bahan sintetik) menutup segitiga Hasselbach
dan mempersempit anulus internus.
Halsted, menempatkan muskulus oblikuus eksterna diantara cord kebalikannya cara
Bassini. seperti Bassini tetapi funikulus spermatikus berada diluar Apponeurosis
M.O.E.
Mc Vay, dikenal dengan metode ligamentum Cooper, meletakkan conjoint tendon
lebih posterior dan inferior terhadap ligamentum Cooper.₉‚₁₄
21
Kel. 1 operasi hernia (teknik Bassini, McVay dan Shouldice) melibatkan pembukaan
aponeurosis otot obliquus abdominis eksternus dan membebaskan funnikulus
spermatikus. Fascia transversalis kemudian dibuka, dilakukan inspeksi kanalis spinalis,
celah direct dan indirect. Kantung hernia diligasi dan dasar kanalis spinalis di
rekonstruksi.
Teknik Bassini
Komponen utama dari teknik ini adalah :
- Membelah aponeurosis otot obliquus abdominis eksternus dikanalis inguinalis
hingga ke cincin eksternal.
- Memisahkan otot kremaster dengan cara reseksi untuk mencari hernia indirect
sekaligus menginspeksi dasar dari kanalis inguinal untuk mencari hernia direct.
- Memisahkan bagian dasar atau dinding posterior kanalis inguinalis (fascia
transversalis)
- Melakukan ligasi kantong hernia seproksimal mungkin.
- Rekonstruksi dinding posterior dengan menjahit fascia transversalis, otot
transversalis abdominis dan otot abdominis internus ke ligamentum inguinalis
lateral.
Teknik kelompok ini berbeda dalam pendekatan mereka dalam rekonstruksi, tetapi
semuanya menggunakan jahitan permanen untuk mengikat fascia disekitarnya dan
memperbaiki dasar dari kanalis inguinalis. Kelemahannya adalah tegangan yang terjadi
akibat jahitan tersebut, selain dapat menimbulkan nyeri juga dapat terjadi nekrosis otot yang
akan menyebabkan jahitan terlepas dan mengakibatkan kekambuhan.
22
c. Kelompok 3: Tension-free repair with Mesh
Kelompok 3 operasi hernia (teknik Lichtenstein dan Rutkow) menggunakan pendekatan awal
yang sama dengan teknik open anterior. Akan tetapi tidak menjahit lapisan fascia untuk
memperbaiki defek, tetapi menempatkan sebuah prostesis, yaitu Mesh yang tidak diserap.
Mesh ini dapat memperbaiki defek hernia tanpa menimbulkan tegangan dan ditempatkan di
sekitar fascia. Hasil yang baik diperoleh dengan teknik ini dan angka kekambuhan dilaporkan
kurang dari 1 persen. Beberapa ahli bedah meragukan keamanan jangka panjang penggunaan
implant prosthesis, khususnya kemungkinan infeksi atau penolakan. Akan tetapi pengalaman
yang luas dengan mesh telah mulai menghilangkan anggapan ini, dan teknik ini terus populer.
Teknik ini dapat dilakukan dengan anastesi lokal, regional atau general.
d. Kelompok 4 : Laparoscopic
Operasi hernia laparoscopic makin populer dalam beberapa tahun terakhir, tetapi juga
menimbulkan kontroversi. Pada awal pengembangan teknik ini, hernia diperbaiki dengan
menempatkan potongan mesh yang besar di regio inguinal diatas peritoneum. Teknik ini
ditinggalkan karena potensi obstruksi usus halus dan pembentukan fistel karena paparan usus
terhadap mesh. Saat ini kebanyakan teknik laparoscopic herniorhappies dilakukan
menggunakan salah satu pendekatan transabdominal preperitoneal (TAPP) atau total
extraperitoneal (TEP). Pendekatan TAPP dilakukan dengan meletakkan trokar laparoskopik
dalam cavum abdomen dan memperbaiki regio inguinal dari dalam. Ini memungkinkan mesh
diletakkan dan kemudian ditutupi dengan peritoneum. Sedangkan pendekatan TEP adalah
prosedur laparokopik langsung yang mengharuskan masuk ke cavum peritoneal untuk
diseksi. Konsekuensinya, usus atau pembuluh darah bisa cedera selama operasi.
23
BAB IV
KESIMPULAN
Hernia didefinisikan adalah suatu penonjolan abnormal organ atau jaringan melalui
daerah yang lemah (defek) yang diliputi oleh dinding. Meskipun hernia dapat terjadi di
berbagai tempat dari tubuh kebanyakan defek melibatkan dinding abdomen pada umumnya
daerah inguinal.
Hernia inguinalis dibagi dua jenis hernia inguinalis medialis/hernia inguinalis
directa/hernia inguinalis horisontal dan hernia ingunalis lateralis/ hernia indirecta/hernia
obliqua. Yang tersering hernia inguinalis lateralis angka kejadiannya lebih banyak pada laki-
laki dan yang paling sering adalah yang sebelah kanan.
Etiologi dari hernia inguinalis antara lain prosesus vaginalis persisten, tekanan intra
abdominal yang meninggi, kelemahan otot-otot abdomen.
Komplikasi yang terjadi yaitu inkarserasi dan strangulasi. Jika sudah terjadi
strangulasi penanganan segera adalah dengan operasi.
24
DAFTAR PUSTAKA
25