2
Pendahuluan
3
Tujuan penelitian
4
Bahan dan metode
7
Rehabilitasi paru (PR)
Semua pasien menerima PR selama delapan minggu.
90 menit latihan tungkai bawah dan atas, tiga kali dalam seminggu.
• Pelatihan ekstremitas bawah ergometri kaki & treadmill
• Pelatihan ekstremitas atas ergometri lengan & angkat
beban.
• Pelatihan ekstremitas atas & bawah simultan senam seluruh
tubuh semi-recumbent.
Edukasi latihan pernapasan, konservasi energi, kesehatan paru,
pengobatan dan manajemen stres. 8
Variabel pengukuran
Outcome utama
• Perubahan dalam jarak enam menit berjalan kaki (6-MWD)
Outcome sekunder
• Perubahan penanda inflamasi hs-CRP dan TGF-β1
• Tes fungsi paru (PFT) FEV1, FVC, dan FEV1/FVC
• Luas penampang otot paha tengah dengan CT-scan
(MTCSACT)
• HRQL, MMRC dan kuesioner penyakit pernapasan kronis
(CRQ)
9
Hasil
13
Diskusi
Pemeriksaan histopatologi pada TB menunjukkan granuloma
kaseosa, likuifaksi dan pembentukan kavitas.
Perubahan struktural bronkial dan parenkim, seperti distorsi
bronko-vaskular, bronkiektasis, emfisema, dan fibrosis.
Perubahan tersebut menetap dan menjadi gangguan
fungsi paru residual.
TB paru merupakan kontributor penting pada sebagian
besar penyakit paru kronik, terutama PPOK dan
bronkiektasis.
14
Diskusi
PR adalah intervensi komprehensif yang mencakup pelatihan
olahraga, edukasi, dan perubahan perilaku.
16
Diskusi
17
Diskusi
Wasting pada TB terjadi akibat hilangnya lemak dan jaringan tanpa
lemak disertai penurunan massa otot yang berkontribusi pada
kelelahan.
Studi pada pasien PPOK menunjukkan bahwa MTCSACT menjadi
prediktor kematian yang lebih baik daripada BMI.
18
Diskusi
MMRC menunjukkan
MMRC dan CRQ adalah dua peningkatan yang tidak
metode yang paling banyak signifikan.
digunakan.
19
Diskusi
• Peningkatan skor dispnea (CRQ) dengan PR cukup relevan.
Mengurangi
Jika pasien
tidak
kecemasan Meningkatkan
merasakan saat HRQL
gejala melakukan pasien
saat aktivitas
beraktivitas sehari-hari
• Peningkatan skor dispnea dan 6-MWD membuat argumen yang
kuat untuk menggunakan PR pada pasien pasca-tuberkulosis.
20
Kesimpulan
Penelitian kami menunjukkan bahwa rehabilitasi paru
merupakan intervensi yang efektif pada pasien pasca-
tuberkulosis.
21
Terima kasih
22