P E N T I N G N YA P E N ATA L A K S A N A A N J A L A N N A FA S D A N P S I K O L O G I S
P E R AWATA N R E H A B I L I TA S I U N T U K PA S I E N C O V I D - 1 9
Dosen Pembimbing :
dr Eleazar Permana SpAn. MSc.
Nama Mahasiswa :
Terapi klinis untuk penderita penyakit coronavirus 2019 yang parah (yaitu, COVID-19) relatif menantang. Di sini,
proses yang melibatkan penyelamatan pasien COVID-19 kritis dianalisis secara retrospektif. Kondisi Penemuan
penderita COVID-19 kritis perempuan gemuk semakin memburuk pada periode awal setelah masuk rumah sakit.
Menurut gejala dan laporan pemeriksaannya, intubasi endotrakeal dan ventilasi mekanis dilakukan tepat waktu dan
sementara itu sedatif dan analgesik dosis tinggi diberikan. Di kemudian hari terapeutik, dosis obat penenang dan
analgesik secara bertahap dikurangi, dan psikologis dan rehabilitasi-terapi itatif dilakukan, bersamaan dengan
peningkatan perawatan jalan napas untuk memfasilitasi sputum proses meludah. Akhirnya, tabung endotrakeal
dilepas setelah intubasi selama 18 hari dan selanjutnya segera diganti dengan ventilasi noninvasif dan terapi oksigen
kanula nasal aliran tinggi. Jalan nafas intensif perawatan bersama dengan terapi psikologis dan rehabilitasi dapat
mempersingkat waktu dan peningkatan ventilasi mekanis membuktikan prognosis penderita COVID-19.
• Penyakit coronavirus 2019 (COVID-19) baru-baru ini
didemonstrasikan sebagai hasil dari virus corona baru SARS-
CoV-2 (atau 2019-nCoV) infeksi. COVID-19 sangat menular dan
ditandai dengan penyakit pernapasan meskipun secara klinis
kompleks. Hampir setengah dari pasien COVID-19 mengalami
dispnea setelah satu infeksi minggu, dan pasien kritis akan
dengan cepat mengembangkan pernapasan akut sindrom distress
PENDAHULUAN (ARDS). Oleh karena itu, ventilasi- yang dapat meningkatkan
pernapasan pasien kritis efisiensi, menjadi sarana penting dalam
terapi. Sebagai tambahan, pasien kritis umumnya cemas dan
takut, dengan demikian obat penenang dosis besar, analgesik dan
bahkan pelemas otot diperlukan. Oleh karena itu, baik ventilasi
bantuan maupun terapi psikologis yang tepat penting untuk
pasien ini. Dalam laporan ini,
PRESENTASI KASUS
Gambar. 1. CT Scan 28 Januari. Opasitas yang tidak merata tersebar luas di paru-paru
Gambar. 2. CT Scan 1 Februari