Anda di halaman 1dari 20

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 19 Semarang yang

beralamatkan di  Jl. Abdulrahman Saleh, Kecamatan Semarang Barat

Kabupaten/Kota Semarang, Propinsi Jawa Tengah. SM P Negeri 19

Semarang pertama kali bernama SMP Negeri Manyaran berdasarkan  Surat

Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor :

0435/O/1977 tentang Pembukaan Sekolah-sekolah di Propinsi Daerah

Tingkat I Jawa Tengah, dengan nama SMP Negeri Manyaran. Pada tahun

1984 tanggal 4 Oktober 1984 berdasarkan Surat Keputusan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No: 0437/O/1984 tentang

Perubahan Nama SMP Manyaran Menjadi SMP Negeri 19 Semarang, maka

nama SMP Negeri Manyaran sejak saat itu berubah  menjadi SMP Negeri 19

Semarang. SMP Negeri 19 Semarang yang terletak di jalan Abdulrahman

Saleh Manyaran Semarang Barat dengan luas 18.427 m2 dengan  struktur

tanah dan  wilayah yang berbuk it bukit.  Nama kepala sekolah yang pernah

memimpin di SMP Negeri 19 Semarang  adalah Drs. Catonggo Sulistiyono,

S.Kom sejak tanggal 24 Agustus 2016  s.d. Sekarang. SMP Negeri 19

Semarang mempunyai 41 tenaga pendidik dan 13 tenaga pendukung.

Visi SMP Negeri 19 Semarang adalah Bertaqwa, Berbudi Pekerti

Luhur, Berprestasi, Dan Berbudaya Lingkungan. Sedangkan misinya adalah :

52
53

1. Membentuk warga sekolah yang beriman, bertaqwa, berakhlak mulia dan

berbudi pekerti luhur dengan mengembangkan sikap dan perilaku religius

baik didalam sekolah maupun diluar sekolah

2. Mengembangkan budaya gemar membaca, rasa ingin tahu, bertoleransi,

bekerjasama, saling menghargai, displin , jujur, kerja keras, kreatif dan

inovatif.

3. Meningkatkan nilai kecerdasan, cinta ilmu dan keingin tahuan peserta

didik dalam bidang akademik maupun non akademik

4. Menciptakan suasana pembelajaran yang menantang, menyenangkan,

komunikatif, tanpa takut salah, dan demokratis.

5. Mengupayakan pemanfaatan waktu belajar, sumber daya fisik, dan

manusia agar memberikan hasil yang terbaik bagi perkembangan peserta

didik.

6. Menanamkan kepedulian sosial dan lingkungan, cinta damai, cinta tanah

air, semangat kebangsaan, dan hidup demokratis.

 Tujuan SMP Negeri 19 Semarang adalah :

1. Terpenuhinya perangkat pembelajaran untuk semua mata pelajaran

dengan mempertimbangkan pengembangan nilai religius dan budi pekerti

luhur.

2. Terwujudnya budaya gemar membaca, kerjasama, saling menghargai,

displin, jujur, kerja keras, kreatif dan inovatif.

3. Terwujudnya peningkatan Prestasi dibidang Akademik dan non-

Akademik
54

4. Terwujudnya suasana pembelajaran yang menantang, menyenangkan,

komunikatif, tanpa takut salah, dan demokratis.

5. Terwujudnya efisiensi waktu belajar, optimalisasi penggunaan sumber

belajar dilingkungan untuk menghasilkan karya dan prestasi yang

maksimal.

6. Terwujudnya lingkungan sekolah yang memiliki kepedulian sosial dan

lingkungan, cinta damai, cinta tanah air, semangat kebangsaan, serta

hidup demokratis.

B. Hasil Penelitian dan Pembahasan

Penelitian dilakukan pada 8 informan penelitian yang terdiri dari 1

guru, 1 panitia pelaksana dan 6 siswa yang terdiri dari 2 siswa kelas VII, 2

siswa kelas VIII dan 2 siswa kelas IX dimana siswa yang menjadi informan

terdiri dari 3 siswa laki-laki dan 3 siswa perempuan.

Tabel 4.1 Koding


Koding Keterangan
G Guru
P Panitia
I1 siswa kelas VII
I2 siswa kelas VII
I3 siswa kelas VIII
I4 siswa kelas VIII
I5 siswa kelas IX
I6 siswa kelas IX

1. Proses sistem E-Voting dalam pemilihan ketua OSIS di SMP Negeri 19

Semarang.
55

Pemilihan ketua OSIS di SMP 19 Semarang Analisis sistem

merupakan tahapan penelitian terhadap sistem berjalan (analisis sistem

berjalan) yang dilakukan sebelum dibuatnya sebuah proses perancangan

sistem dengan bertujuan untuk mengetahui permasalahan yang terjadi.

Kebanyakan sekolah dalam pemilihan ketua OSIS masih bersifat manual

Technologia” Vol 9, No.3, Juli – September 2018 140 Jurnal

Ilmiah”Technologia” seperti siswa yang bersifat menjadi panitia pelaksana

pemilihan ketua OSIS tersebut masih menggunakan kertas calon yang dipilih

dan panitia pelaksana juga membagi kertas tersebut ke setiap kelas yang

melakukan pemilihan ketua OSIS, perhitungan hasil suara yang masih manual

maka akan banyak memakan waktu dalam pemilihan ketua OSIS tersebut dan

masih banyak terjadi kecurangan dalam perhitungan hasil suara dalam

pemilihan ketua OSIS dan juga sulitnya dalam pengawasan pemilihan ketua

OSIS tersebut karena pengawas atau pembimbing yang masih mengikuti ke

setiap kelas dalam pembagian surat suara atau kertas suara dalam pemilihan

ketua OSIS tersebut, dengan adanya sistem e-voting diharapkan dapat

meningkatkan kualitas terhadap kemudahan siswanya dalam pemilihan ketua

OSIS dengan menggunakan bidang komputerisasi atau sebuah aplikasi yang

mana siswa akan lebih mudah dan praktis dalam pelaksanaan pemilihan ketua

OSIS. Hasil penelitian didapatkan di SMP Negeri 19 Semarang e-voting

dilaksanakan sejak tahun 2019 e-voting mulai dilaksanakan pada sejak tahun

2019 tepatnya tanggal 2 November 2019. Hal ini sesuai dengan hasil wawa

ncara yang dilakukan peneliti kepada guru dan panitia pemilihan ketua OSIS
56

ketika ditanya proses sistem e-voting dalam pemilihan ketua OSIS di SMP

Negeri 19 Semarang meliputi sejak kapan e-voting diadakan didapatkan hasil

sebagai berikut :

e-voting di mulai sudah lama sih, sudah sejak tahun 2019 sudah
dilaksanakan” (G)

Pernyataan tersebut sama dengan yang di kemukakan siswa tentang

sejak kapan e-voting diadakan sejak tahun ajaran masing masing siswa yaitu

tahun 2019 yaitu :

e-voting dimulai Sejak Awal kali masuk sekolah. (I1)... Sejak tahun
2019. (I2)... Kelas 7. (I3)... Setahu saya baru dalam angkatan saya. (I4)...
Sejak angkatan saya ini. (I5)... Tahun kemarin. (I6)

Kedua pernyataan tersebut menyatakan bahwa pelaksanaan sistem e-

voting dalam pemilihan ketua OSIS di SMP Negeri 19 Semarang sejak tahun

2019 tepatnya tanggal 2 November 2019. E-voting merupakan suatu

penggabungan antara teknologi dan proses demokrasi, yang memudahkan dan

memberikan kenyamanan pemilih di dalam melakukan penggunaan hak

suaranya baik itu melalui peralatan elektronik yang ada di rumahanya ataupun

datang ketempat pemilihan yang telah disediakan. Menurut Eliasson &

Zuquete (2006) penerapan e-voting memberikan sejumlah manfaat, misalnya

transparansi, efisien, hemat waktu dan biaya, serta akuntabilitasnya terjamin.

Menurut Zafar & Pilkjaer (dalam Priyono & Dihan, 2010) yang menegaskan

tentang adanya sejumlah aspek manfaat dari penerapan e-voting yaitu: Biaya:

terkait sumber daya dan investasi yang lebih hemat dibanding dengan sistem

tradisional yang lebih sulit, kompleks dan tidak efisien. Waktu: terkait waktu
57

pelaksanaan pemilihan yang lebih cepat dan kalkulasi hasil yang lebih tepat

dibandingkan sistem yang tradisional. Hasil: terkait dengan kalkukasi hasil

yang lebih tepat dan akurat serta minimalisasi terjadinya kasus human error

selama sistem yang dibangun terjamin dari berbagai ancaman kejahatan.

Transparansi: terkait dengan transparansi dari semua proses karena semua

dilakukan oleh suatu sistem yang otomatis dan real time online

Proses pelaksanaan e-voting di SMP Negeri 19 Semarang dilaksanakan

bertahap dengan adanya sosialisasi terlebih dahulu mengenai teknis

pelaksanaan e-voting. Sosialisasi penting dilakukan untuk memahami

bagaimana pemilihan nantinya akan dilaksanakan. Sosialisasi adalah sebuah

proses yang dilalui individu untuk memperoleh nilai-nilai, pengetahuan dan

keterampilan sehingga dapat berperan secara efektif dalam masyarakat

melalui cara berpikir, berperasaan dan berperilaku mengikuti norma-normal

sosial untuk berpartisipasi sebagai anggota dalam kelompok masyarakatnya.

Sosialisasi adalah sebuah proses penanaman atau transfer kebiasaan, atau

nilai dan aturan dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah

kelompok atau masyarakat. Melalui proses sosialisasi, individu-individu

masyarakat belajar mengetahui dan memahami tingkah pekerti apakah yang

harus dilakukan dan yang harus tidak dilakukan (terhadap dan sewaktu

berhadapan dengan orang lain) di dalam masyarakat. Sosialisasi warga

masyarakat menjadi saling mengetahui peranan masing-masing dan kemudian

dapat bertingkah pekerti sesuai dengan peranan sosial sebagaimana yang

diharapkan oleh norma-norma sosial yang ada. Hal ini sesuai dengan hasil
58

wawancara yang dilakukan peneliti kepada panitia pemilihan ketua OSIS

ketika ditanya apakah ada sosialisasi sebelum e-voting pemilihan ketua OSIS

di SMP Negeri 19 Semarang didapatkan hasil sebagai berikut :

Sosialisasi dilakukan dengan yang pertama kan tentunya kita akan


mengadakan pengumuman kepada anak-anak. (ooo) Melalui kalo dulu
sebelum covid-19 (he ehh) melalui wali kelas masing-masing. (P)...
Jadi dalam e voting di SMP 19 ini yg pertama dilakukan oleh panitia
adalah mengumumkan sosialisasi pemilihan ketua osis secara online
maupun secara offline, secara online itu bisa melalui media sosial
seperti instagram terus melalui wa juga lalu juga kalo secara online itu
melalui upacara terus melalui wali kelas-wali kelas lalu juga
sosialisasi melalui website sekolah. (P)...

Pernyataan tersebut sama dengan yang di kemukakan siswa tentang

sejak kapan e-voting diadakan sejak tahun ajaran masing masing siswa yaitu

tahun 2019 sebagai berikut :

Ada pemberitahuan sebelum (I1, I2, I6)... Ada pemberitahuan cara


penggunaan E-Voting. (I4)... Sebelumnya para calon ketua osis
membagikan kertas kecil untuk memilih calon tersebut. (I5)

Kedua pernyataan panitia dan siswa sama mengatakan ada sosialisasi

sebelum e-voting pemilihan ketua OSIS di SMP Negeri 19 Semarang. Fungsi

adanya sosialisasi adalah agar dalam pelaksanaan e-voting nantinya dapat

sesuai dengan tata cara yang telah di rencanakan dan semua anggota sekolah

mengetahi peran dan tugasnya masing-masing. Dengan sosialisasi seseorang

dapat mengenal peran yang dimiliki oleh setiap anggota kelompok

masyarakat, dapat mengembangkan kemampuan yang dimilikinya demi

kepentingan perannya dalam suatu kelompok masyarakat. Selain itu

sosialisasi juga membuat kegiatan berjalan lebih tertib.


59

Kegiatan pemilihan ketua OSIS melibatkan seluruh anggota sekolah.

Tujuan dari kegiatan OSIS adalah untuk mengembangkan potensi siswa

secara optimal agar kepribadian siswa yang baik dapat terwujud sehinggga

terhindar dari pengaruh negatif sehingga siswa siap untuk menjadi warga

negara yang baik. Selain itu OSIS juga bertujuan untuk meningkatkan

ketahanan sekolah sehingga tidak mudah terkena pengaruh negatif yang

bertentangan dengan tujuan pendidikan. OSIS perlu dan wajib

menyelenggarakan pembinaan kesiswaan dengan memberi bekal dan

kemampuan kepada siswa untuk mengembangkan potensi siswa, melalui

organisasi ini diharapkan dapat membawa perubahan pada diri siswa sebagai

upaya untuk pengembangan karakter siswa. Hal ini sesuai dengan wawancara

yang peneliti lakukan kepada guru ketika ditanya siapa saja yang dilibatkan

dalam e-voting didapatkan hasil sebagai berikut :

Iya semua warga sekolah, siswanya, gurunya, kepala sekolah juga . ee


pengurus osis termasuk guru PKNnya juga terlibat semua warga
sekola. (G)

Pernyataan tersebut sama dengan yang di kemukakan panitia tentang

siapa saja yang dilibatkan dalam e-voting sebagai berikut:

Yang dilibatkan dalam kegiatan e-voting adalah semua warga sekolah.


(P)

Kedua pernyataan tersebut sama dengan yang di kemukakan siswa

tentang siapa saja yang dilibatkan dalam e-voting sebagai berikut:

Seluruh Warga SMP 19. (I1)... Kelas 7,8,9. (I2, I3, I4)... Seluruh warga
sekolah (I5, I6)
60

Di dalam suatu organisasi siswa akan belajar berdemokrasi secara

langsung walaupun dalam lingkup yang masih terbatas namun untuk ukuran

siswa sekolah menengah pertama yang masih berusia remaja sudah cukup

baik. Oleh karena itu dengan adanya tujuan OSIS tersebut semua dilibatkan

dalam kegiatan pemilihan OSIS.

Wawancara kemudian berlanjut dengan apa saja tahapan e-voting. Dari

hasil wawancara dengan panitia ketika di wawancara cara seleksi calon ketua

OSIS dalam tahapan e-voting dilaksanakan dengan tahapan e-voting yaitu

secara administrasi, pengetahuan umum, keterampilan, sikap kepribadiannya

dan seleksi tulis. Hal ini sesuai dengan wawancara yang peneliti lakukan

kepada panitia tentang apa saja tahapan e-voting sebagai beikut :

Tahapan e voting dilaksanakan dengan sudah di umumkan terus ada


peserta didik yang tertarik la maka peserta didik bisa mendaftar secara
berpasangan melalui online di website sekolah yang sudah dibuat oleh
sekolah. Lalu setelah pesertanya sudah mendaftar sudah berkumpul
maka panitia menyeleksi secara administrasi jadi kan sebelumnya di
apa tu namanya di terangkan dulu syarat-syaratnya (P)... Jadi panitia
menyeleksi secara administrasi maupun syarat2nya lalu bila sudah
maka diumumkan pasangannya secara online , setelah itu secara
online dan juga itu apatu namanya kepada masing-masing peserta
yang lolos juga. Lalu setelah itu diadakan seleksi tulis. (P)... Iya
melalui online juga diantaranya melalui pengetahuan yang diseleksi
adalah pengetahuan umum lalu keterampilan dan juga sikap maupun
kepribadiannya, lalu setelah diadakan seleksi tulis maka panitia
mengumumkan 3 pasangan bakal calon , kalo yang kemarin ya. (P)...
Di pilih.

Pernyataan tersebut berbeda dengan yang di kemukakan siswa tentang

tahapan e-voting sebagai berikut:


61

(I1)... Kurang tahu. (I2)... Dikasih link, klik link, tulis nama, pilih calon.
(I3)... Mohon maaf untuk ini saya kurang paham tentang soalnya (I4)...
Mereka saling menjawab pertanyaan yang di berikan oleh panitia osis.
(I4)... Dipilih guru. (I5)...

Hasil penelitian didapatkan di SMP Negeri 19 Semarang, tahapan e-

voting meliputi cara seleksi calon ketua OSIS dalam tahapan e-voting adalah

secara administrasi, pengetahuan umum, keterampilan, sikap kepribadiannya

dan seleksi tulis. Seleksi diperlukan untuk memperoleh calon sesuai

kualifikasi yang di butuhkan sebangai ketua OSIS. Cara kampanye atau

sosialisasi dalam tahapan e-voting dengan secara langsung saat upacara ,

ektrakulikuler dan media sosial. Kampanye dilakukan agar warga sekolah

mengenal calon ketua OSIS dan program-programnya bagi sekolah, sehingga

para pemilih tersebut bisa memilih calonnya masing-masing tanpa ada

interpensi dari unsur manapun.

Wawancara kemudian berlanjut dengan bagaimana cara kampanye atau

sosialisasi dalam tahapan e-voting dimana hasil wawancara yang dilakukan

didapatkan hasil cara kampanye atau sosialisasi dalam tahapan e-voting

dengan secara langsung saat upacara, ektrakulikuler dan media sosial. Hal ini

sesuai dengan wawancara yang peneliti lakukan kepada panitia tentang cara

kampanye atau sosialisasi pada pemilihan ketua OSIS di SMP Negeri 19

Semarang sebagai berikut :

Kemarin kan he eh 3 kemarin 3 pasngan bakal calon lalu bakal calon


berkampanye tentang program-program yang akan dibuatnya nanti
kalo misalkan mereka terpilih menjadi ketua osi. (P)... Oh ya, jadi
anak-anak melakukan kampanye itu secara langsung. Yang pertama
melalui upacara atau mungkin kegiatan-kegiatan sekolah seperti
62

ekstrakulikuler terus bisa juga melalui media sosial. Media sosialnya


mereka masing-masing. (P)...

Pernyataan tersebut sedikit berbeda dengan yang di kemukakan siswa

tentang cara kampanye atau sosialisasi pada pemilihan ketua OSIS sebagai

berikut :

Mempromosikan visi dan misi. (I1)...Menjabarkan visi misi lewat online


pada link yang diberikan dan lewat media sosial instagram. (I2)...
Menyunjungi satu per satu kelas (I3)... Untuk kampanye pada waktu itu
ada 2. 1.ada hampir seluruh kelas dikumpulkan di satu lapangan dan
di beri tahu untuk yang ke 2 itu di setiap kelas calon ketua akan
memberikan sebuah kertas berbentuk kecil. (I4)... Para panitia
membagikan link lalu setelah masuk terdapat visi dan misi dari para
calon ketua osis. (I5)... Menunjukan visi misi (I6).

Wawancara kemudian dilanjutkan dengan bagaimanakah proses debat

dalam tahapan e-voting didapatkan hasil proses debat dilakukan setelah

upacara bendera di lapangan dengan 3 dewan juri kemudian diikuti dengan e-

voting pada website sekolah. Hal ini sesuai dengan wawancara yang peneliti

lakukan kepada panitia tentang proses debat dalam tahapan e-voting pada

pemilihan ketua OSIS di SMP Negeri 19 Semarang sebagai berikut :

Iyaa betul visi misi. Secara langsung misalkan di kelas-kelas atau


mungkin melalui pansosnya mereka ataupun melalui media sosial. Nah
lalu setelah itu diadakan debat di lapangan, debatnya itu diadakan
setelah upacara bendera yang disaksikan oleh seluruh warga sekolah..
nah setelah debat selesai lalu panitia menyelenggarakan voting secara
online melalui website sekolah. Jadi seperti itu tahapannya. (P)...
Untuk proses debatnya, debat dipimpin oleh panitia-panitia, jadi
panitia membentuk juri dewan juri yang terdiri dari guru, jadi ada e
dewan juri terus guru satu terus ketua osis lama itu satu terus yang
satunya lagi itu dari dan satunya lagi itu pembina osis. jadi ada 3
jurinya. (P)...
63

Pernyataan tersebut sedikit berbeda dengan yang di kemukakan siswa

tentang proses debat dalam tahapan e-voting pada pemilihan ketua OSIS

sebagai berikut :

Berjalan lancar. (I1)... Setelah selesai upacara Paslon dikumpulkan


untuk mengikuti debat yang memberi soal saat debat adalah guru dan
mantan ketua OSIS. Menjawabnya bergantian sesuai pendapat masing
masing Paslon. (I2)... Dilapangan dan melalukan debat. (I3)... Ketika
debat saya tidak tahu. (I4)... Mereka saling cepat dalam menjawab
pertanyaan dari panitia osis. (I5)... Tidak ada. (I6).

Proses debat dilakukan setelah upacara bendera di lapangan dengan 3

dewan juri kemudian diikuti dengan e-voting pada website sekolah. Debat

dilakukan untuk memperkuat semua warga sekolah dalam menentukan

pilihan sesuai visi misi yang dipaparkan. Cara voting atau pemungutan suara

dengan cara mengklik nama Paslon. Penghitungan suara dilakukan secara

otomatis oleh sistem. Pengumuman akan dilakukan saat upacara bendera

berlangsung. Menurut IDEA (2011), e-voting memiliki kelebihan

penghitungan dan tabulasi suara lebih cepat, hasil lebih akurat karena

kesalahan manusia dikecualikan. Penanganan yang efisien dari formula

sistem pemilu yang rumit yang memerlukan prosedur perhitungan yang

melelahkan.

Wawancara kemudian dilanjutkan dengan cara voting atau pemungutan

dalam tahapan e-voting didapatkan hasil cara voting atau pemungutan suara

dengan cara mengklik nama Paslon. Hal ini sesuai dengan wawancara yang

peneliti lakukan kepada panitia tentang cara voting atau pemungutan suara

pada pemilihan ketua OSIS di SMP Negeri 19 Semarang sebagai berikut :


64

Cara perhitungannya melalui itu, jadi kan setelah misalkan anak kan
memilih bakal calonnya dengan di klik itu kan. (P)... Ya. Otomatis
suara yang telah di klik akan masuk (iya) ke dalam database jadi. (P)...

Pernyataan tersebut sama dengan yang di kemukakan siswa tentang

cara voting atau pemungutan suara pada pemilihan ketua OSIS yaitu :

Link. (I1).... Melalui Link yang di berikan panitian pemilihan ketua


OSIS online. (I2)... Membuka link. (I3)... Di berikan sebuah link ketika
masuk nanti akan di berikan sebuah kertas yang berisi nama dan
password. (I4)... Masing masing siswa setelah masuk link langsung
dapat memilih calon ketua osis yang dipilih oleh siswa. (I5)...
Menggunakan smartphone dengan pasword yang ada. (I6)...

Wawancara kemudian dilanjutkan dengan cara perhitungan suara

dalam tahapan e-voting didapatkan hasil hasil penghitungan suara dilakukan

secara otomatis oleh sistem. Hal ini sesuai dengan wawancara yang peneliti

lakukan kepada panitia tentang cara perhitungan suara pada pemilihan ketua

OSIS di SMP Negeri 19 Semarang sebagai berikut :

Untuk proses pemungutan suaranya menggunakan quickaccount , jadi


perhitungan otomati, Iya, jadi kan anak akan login menggunakan NIS
mereka nama dan NIS lalu setelah itu akan diarahkan ke halaman
voting, jadi anak yang sudah memilih tidak akan bisa memilih lagi
karena data anak tersebut sudah terekam. Dan perhitungan dilakukan
secara otomatis jadi pemilihan selesai langsung bisa diunduh hari itu
juga. (P)

Pernyataan tersebut sama dengan yang di kemukakan siswa tentang

cara perhitungan suara pada pemilihan ketua OSIS yaitu :

Berbentuk persenan. (I1)... Melalui link dan otomatis masuk pada


server untuk pemilihan Ketua OSIS dan dilihat oleh panitia. (I2)...
Menunjukan persentase persen. (I3)... Di berikan sebuah web yang
berisi perhitungan dalam voting yang di tentukan jumlah voting
65

terbanyak. (I4)... Perhitungan berupa persentase setelah menunggu


beberapa hari. (I5)... Banyak nya pemilih. (I6)...

Selain siswa yang bersifat sebagai pemilih, siswa yang bersifat sebagai

panitia pun dapat meringankan tugasnya sebagai panitia dalam pemilihan

ketua OSIS dan dapat mempermudah pengawasan pemilihan atau dewan guru

yang terlibat dalam pemilihan ketua OSIS yang mana sebagai pembimbing

atau pengawas dalam pemilihan ketua OSIS, cepatnya dalam penghitungan

hasil suara pemilihan yang tidak manual lagi dan tidak ada lagi terjadinya

kecurangan dalam pemilihan ketua OSIS atau hilangnya hasil suara dalam

pemilihan. dapat mempermudah pengawasan pemilihan atau dewan guru

yang terlibat dalam pemilihan ketua OSIS yang mana sebagai pembimbing

atau pengawas dalam pemilihan ketua OSIS, cepatnya dalam penghitungan

hasil suara pemilihan yang tidak manual lagi dan tidak ada lagi terjadinya

kecurangan dalam pemilihan ketua OSIS atau hilangnya hasil suara dalam

pemilihan. Cepatnya dalam penghitungan hasil suara pemilihan yang tidak

manual lagi dan tidak ada lagi terjadinya kecurangan dalam pemilihan ketua

OSIS atau hilangnya hasil suara dalam pemilihan. dapat mempermudah

pengawasan pemilihan atau dewan guru yang terlibat dalam pemilihan ketua

OSIS yang mana sebagai pembimbing atau pengawas dalam pemilihan ketua

OSIS, cepatnya dalam penghitungan hasil suara pemilihan yang tidak manual

lagi dan tidak ada lagi terjadinya kecurangan dalam pemilihan ketua OSIS

atau hilangnya hasil suara dalam pemilihan.


66

Wawancara kemudian dilanjutkan dengan bagaimanakah cara

pengumuman ketua terpilih dalam tahapan e-voting didapatkan hasil

pengumuman akan dilakukan saat upacara bendera berlangsung. Hal ini

sesuai dengan wawancara yang peneliti lakukan kepada panitia tentang cara

pengumuman ketua terpilih pada pemilihan ketua OSIS di SMP Negeri 19

Semarang sebagai berikut :

Oh jadi pengumumannya itu dilakukan pada saat upacara bendera


berlangsung (P)...

Pernyataan tersebut sama dengan yang di kemukakan siswa tentang

pengumuman ketua terpilih pada pemilihan ketua OSIS yaitu :

Di umumkan saat upacara. (I1)... Secara langsung, setelah upacara.


(I2)... Menunjukan persentase persen. (I3)... Ada satu web yang di
berikan untuk melihat status voting yang sedang berjalan. (I4)...
Pengumuman diadakan di lapangan dan disimak oleh seluruh warga
sekolah. (I5)... Suara terbanyak (I6)...

2. Kendala-kendala yang dihadapi dalam menerapkan sistem E-Voting di

SMP Negeri 19 Semarang.

Dalam memasuki era modern dan pesatnya perkembangan teknologi

saat ini, manusia mengenal teknologi yang semakin maju dan terjangkau

untuk mempermudah melakukan berbagai kegiatan dalam kehidupan.

Kemajuan teknologi sangat pesat terjadi dalam berbagai bidang, contohnya di

bidang transportasi, komunikasi, kesehatan, pendidikan, dan bidang lainnya

sehingga membuat manusia semakin memerlukan teknologi untuk

mempermudah segala pekerjaan dalam kehidupan ini. Saat ini dunia telah

mengenal suatu teknologi yang disebut dengan komputerisasi. Dengan


67

komputerisasi semua orang dapat mengelola data dan berkomunikasi dengan

mudah. Melalui komputerisasi, setiap orang dapat memperoleh dan

menyampaikan berbagai informasi yang dibutuhkan kapan saja dan dimana

saja. Kini dengan komputerisasi manusia dapat terbantukan dengan baik

dalam melakukan kegiatan seperti halnya pemilihan dengan menggunakan e-

voting. Dengan memanfaatkan teknologi komputerisasi dengan menggunakan

aplikasi pemilihan ketua OSIS (e-voting) berbasiskan web bisa membuat

kegiatan pemilihan ketua OSIS lebih mudah dalam penyampaian informasi,

lebih cepat dalam melakukan perhitungan suara, serta membuat lebih hemat

terhadap kertas sehingga hasil yang didapat bisa efektif dan efisien. Hal ini

sangatlah penting karena dengan adanya sebuah aplikasi ini maka tidak ada

lagi kekurangan informasi, buang-buang kertas dan dapat menghitung hasil

perolehan suara dengan cepat dalam pemilihan ketua OSIS dan akan

mempermudah siswanya maupun guru yang mengawasi pemilihan ketua

OSIS tersebut. Namun masih ada kendala-kendala yang dihadapi yaitu

pembuatan sistem e-voting dan adanya siswa yang tidak memiliki prasarana

untuk melakukan e-voting. Hal ini sesuai dengan wawancara yang peneliti

lakukan kepada panitia tentang kendala-kendala yang dihadapi dalam

menerapkan sistem e-voting pada pemilihan ketua OSIS di SMP Negeri 19

Semarang sebagai berikut :

Eee ada beberapa ya, mungkin kalo dari mulai 2015 itu kan awalnya
memang ee manual terus selanjutnya ee online, nah itu awalnya untuk
dari manual ke online itu kendalanya ya itu awalnya mempersiapkan
pembuatan sistem evotingnya itu harus eee membuat dari awal jadi
kendalanya disitu. Itu yang pertama. Terus yang kedua (P).... Pada saat
perjalanan itu tidak semua siswa kan memiliki prasarana untuk
68

memilih lah memilihnya itu kan lewat hp mungkin ada beberapa siswa
yang eee tidak memiliki hp gitu (P)....

Pernyataan tersebut sama dengan yang di kemukakan siswa tentang

kendala-kendala yang dihadapi dalam menerapkan sistem e-voting pada

pemilihan ketua OSIS pada pemilihan ketua OSIS yaitu :

Tidak bisa masuk dalam link. (I1)... Kesusahan saat ingin masuk
server. (I2)... Tidak bisa membuka link. (I3)... Untuk itu tidak ada
(I4)...Terkadang jika tidak bisa masuk link harus meminjam hp milik
teman. (I5)... Jaringan. (I6).

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan hasil kendala yang dihadapi

yaitu, pembuatan sistem e-voting dan adanya siswa yang tidak memiliki

prasarana untuk melakukan e-voting. Upaya yang dilakukan dengan

mempersiapkan sistem online dengan diskusi antara panitia, ahli IT, dan

kepala sekolah, serta menyediakan laptop atau komputer bagi siswa yang

tidak memiliki prasarana. Menurut IDEA (2011), e-voting memiliki

kelemahan kurangnya tingkat kendali oleh penyelenggara pemilihan karena

tingginya ketergantungan terhadap vendor dan/atau teknologi.

3. Upaya-upaya yang dilakukan dalam menghadapi kendala diterapkannya

sistem E-Voting di SMP Negeri 19 Semarang.

Aplikasi secara digital/online saat ini dapat membantu pemilihan

pengurus OSIS sebab mudah dipahami dan dimengerti. Cara kerja sistem ini

adalah siswa yang sudah terseleksi sebagai kandidat mendaftar terlebih

dahulu di dalam form pendaftaran yang telah disediakan. Siswa pemilih

memiliki username dan password sendiri-sendiri digunakan untuk melakukan

proses pemilihan, login dengan menggunakan username dan password. Siswa


69

memilih salah satu calon yang mereka inginkan yaitu dengan memilih salah

satu kandidatnya. Dengan adanya sistem ini diharapkan dapat membantu

sekolah dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas fasilitas informasi yang

dimiliki sekolah, dan membantu siswa dalam melakukan pemilihan pengurus

OSIS secara bijaksana dan menghindarai kecurangan. Namun masih ada

kendala yang dihadapi yaitu dalam persiapan sistem dan sarana prasarana

siswa dalam pelaksanaannya sehingga sekolah mengupayakan

mempersiapkan sistem online dengan diskusi antara panitia, ahli IT, dan

kepala sekolah, serta menyediakan laptop atau komputer bagi siswa yang

tidak memiliki prasarana. Hal ini sesuai dengan wawancara yang peneliti

lakukan kepada guru tentang upaya-upaya yang dilakukan dalam menghadapi

kendala dalam menerapkan sistem e-voting pada pemilihan ketua OSIS di

SMP Negeri 19 Semarang sebagai berikut :

Yang pertama mungkin untuk mempersiapkan ee secara onlinennya itu


banyak berdiskusi dengan panitia pen yelenggara terus dengan ahli
IT mungkin dari kepala sekolah juga bapak catonggo itu juga ikut andil
dalam persiapan tersebut. Terus yang kedua untuk prasarana anak jika
tidak mempunyai hp untuk memilih itu dari pihak sekolah menyiapkan
laptop atau mungkin komputer jadi anak masih bisa tetap memilih
(G)...

Pernyataan tersebut sama dengan yang di kemukakan siswa tentang

upaya-upaya yang dilakukan dalam menghadapi kendala dalam menerapkan

sistem e-voting pada pemilihan ketua OSIS pada pemilihan ketua OSIS

yaitu :

Menyuruh meminjamkan HP teman. (I1)... Panitia meminjamkan


handphone atau di betulkan agar bisa masuk ke server atau link
tersebut. (I2)... Dipinjami hp/ meminjami hp teman. (I 3)... Upaya yang
70

di lakukan itu peminjaman handphone kepada yang bermasalah ketika


melakukan voting. (I4)... Memberi arahan serta petunjuk denah yang
harus dituju dan cara untuk memperbaiki masalah link yang tidak bisa
masuk oleh panitia osis.Saya hanya mengikuti arahan yang diberikan
oleh panitia saja. (I5)... Meminjamkan HPnya. (I6)...

4. Respon siswa dari diterapkannya sistem E-Voting dalam pemilihan ketua

OSIS di SMP Negeri 19 Semarang.

Aplikasi E-voting mempermudah siswa maupun guru dalam

mengawasi pemilihan ketua OSIS. Aplikasi ini membantu pihak sekolah

untuk memudahkan pemilihan ketua OSIS serta proses pemilihan ketua OSIS

lebih terorganisir dengan baik dari sebelumnya yang belum ada sama sekali

atau masih melakukan pemilihan ketua OSIS secara manual. Respon siswa

dari diterapkannya sistem e-voting merasa senang dan antusias dalam

pemilihan ketua OSIS di SMP Negeri 19 Semarang. Hal ini sesuai dengan

wawancara yang peneliti lakukan kepada guru tentang respon siswa dalam

pemilihan ketua OSIS di SMP Negeri 19 Semarang menggunakn sistem e-

voting sebagai berikut :

Respon dari siswanya itu malah lebih antusias ya yang itu ya yang apa
online ya. (G)... Iya mungkin kan anak lebih seneng ya kalo online
daripada yang mungkin biasa untuk yag manual kan lebih antusias
daripada untuk yang manual. (G)...

Pernyataan tersebut sama dengan yang di kemukakan siswa tentang

respon siswa dalam pemilihan ketua OSIS di SMP Negeri 19 Semarang

menggunakn sistem e-votingyaitu :


71

Baik. . (I1)... Lebih praktis dan tidak menyusahkan panitia dan lebih
teratur dan jujur karena setiap satu handphone diperbolehkan 1× vote.
(I2)... Praktis. (I3)... Cukup baik dikarenakan lebih praktis dan lebih
bagus dalam perhitungan hasil voting. (I4)... Saya juga setuju dengan
E-Voting ini karena lebih memudahkan siswa dalam memilih calon
ketua osis. (I5)... Baik. (I6).

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan hasil siswa lebih antusias saat

menggunakan sistem e-voting. Diadakannya kegiatan pemilihan ketua OSIS

dengan e voting yang merupakan sistem pemilihan yang baru siswa merasa

lebih antusias dan memiliki kesadaran memilih yang semakin maju dari

tahun sebelumnya. Karena pada tahapan ini siswa lebih memberikan efek

positif karena cara yang berbeda dari sebelumnya dan siswa lebih memiliki

rasa tanggung jawab untuk melaksanakan kegiatan tersebut. Kesadaran

tersebut dapat dilihat dari sedikitnya tingkat golput yang dilakukan pada saat

pemilihan terjadi dan kurangnya berbuat curang saat kegiatan tersebut

berlangsung.

Anda mungkin juga menyukai