tanah dan wilayah yang berbuk it bukit. Nama kepala sekolah yang pernah
52
53
inovatif.
didik.
luhur.
Akademik
54
maksimal.
hidup demokratis.
guru, 1 panitia pelaksana dan 6 siswa yang terdiri dari 2 siswa kelas VII, 2
siswa kelas VIII dan 2 siswa kelas IX dimana siswa yang menjadi informan
Semarang.
55
pemilihan ketua OSIS tersebut masih menggunakan kertas calon yang dipilih
dan panitia pelaksana juga membagi kertas tersebut ke setiap kelas yang
melakukan pemilihan ketua OSIS, perhitungan hasil suara yang masih manual
maka akan banyak memakan waktu dalam pemilihan ketua OSIS tersebut dan
pemilihan ketua OSIS dan juga sulitnya dalam pengawasan pemilihan ketua
setiap kelas dalam pembagian surat suara atau kertas suara dalam pemilihan
mana siswa akan lebih mudah dan praktis dalam pelaksanaan pemilihan ketua
dilaksanakan sejak tahun 2019 e-voting mulai dilaksanakan pada sejak tahun
2019 tepatnya tanggal 2 November 2019. Hal ini sesuai dengan hasil wawa
ncara yang dilakukan peneliti kepada guru dan panitia pemilihan ketua OSIS
56
ketika ditanya proses sistem e-voting dalam pemilihan ketua OSIS di SMP
sebagai berikut :
e-voting di mulai sudah lama sih, sudah sejak tahun 2019 sudah
dilaksanakan” (G)
sejak kapan e-voting diadakan sejak tahun ajaran masing masing siswa yaitu
e-voting dimulai Sejak Awal kali masuk sekolah. (I1)... Sejak tahun
2019. (I2)... Kelas 7. (I3)... Setahu saya baru dalam angkatan saya. (I4)...
Sejak angkatan saya ini. (I5)... Tahun kemarin. (I6)
voting dalam pemilihan ketua OSIS di SMP Negeri 19 Semarang sejak tahun
suaranya baik itu melalui peralatan elektronik yang ada di rumahanya ataupun
Menurut Zafar & Pilkjaer (dalam Priyono & Dihan, 2010) yang menegaskan
tentang adanya sejumlah aspek manfaat dari penerapan e-voting yaitu: Biaya:
terkait sumber daya dan investasi yang lebih hemat dibanding dengan sistem
tradisional yang lebih sulit, kompleks dan tidak efisien. Waktu: terkait waktu
57
pelaksanaan pemilihan yang lebih cepat dan kalkulasi hasil yang lebih tepat
yang lebih tepat dan akurat serta minimalisasi terjadinya kasus human error
dilakukan oleh suatu sistem yang otomatis dan real time online
nilai dan aturan dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah
harus dilakukan dan yang harus tidak dilakukan (terhadap dan sewaktu
diharapkan oleh norma-norma sosial yang ada. Hal ini sesuai dengan hasil
58
ketika ditanya apakah ada sosialisasi sebelum e-voting pemilihan ketua OSIS
sejak kapan e-voting diadakan sejak tahun ajaran masing masing siswa yaitu
sesuai dengan tata cara yang telah di rencanakan dan semua anggota sekolah
secara optimal agar kepribadian siswa yang baik dapat terwujud sehinggga
terhindar dari pengaruh negatif sehingga siswa siap untuk menjadi warga
negara yang baik. Selain itu OSIS juga bertujuan untuk meningkatkan
organisasi ini diharapkan dapat membawa perubahan pada diri siswa sebagai
upaya untuk pengembangan karakter siswa. Hal ini sesuai dengan wawancara
yang peneliti lakukan kepada guru ketika ditanya siapa saja yang dilibatkan
Seluruh Warga SMP 19. (I1)... Kelas 7,8,9. (I2, I3, I4)... Seluruh warga
sekolah (I5, I6)
60
langsung walaupun dalam lingkup yang masih terbatas namun untuk ukuran
siswa sekolah menengah pertama yang masih berusia remaja sudah cukup
baik. Oleh karena itu dengan adanya tujuan OSIS tersebut semua dilibatkan
hasil wawancara dengan panitia ketika di wawancara cara seleksi calon ketua
dan seleksi tulis. Hal ini sesuai dengan wawancara yang peneliti lakukan
(I1)... Kurang tahu. (I2)... Dikasih link, klik link, tulis nama, pilih calon.
(I3)... Mohon maaf untuk ini saya kurang paham tentang soalnya (I4)...
Mereka saling menjawab pertanyaan yang di berikan oleh panitia osis.
(I4)... Dipilih guru. (I5)...
voting meliputi cara seleksi calon ketua OSIS dalam tahapan e-voting adalah
dengan secara langsung saat upacara, ektrakulikuler dan media sosial. Hal ini
sesuai dengan wawancara yang peneliti lakukan kepada panitia tentang cara
tentang cara kampanye atau sosialisasi pada pemilihan ketua OSIS sebagai
berikut :
voting pada website sekolah. Hal ini sesuai dengan wawancara yang peneliti
lakukan kepada panitia tentang proses debat dalam tahapan e-voting pada
tentang proses debat dalam tahapan e-voting pada pemilihan ketua OSIS
sebagai berikut :
dewan juri kemudian diikuti dengan e-voting pada website sekolah. Debat
pilihan sesuai visi misi yang dipaparkan. Cara voting atau pemungutan suara
penghitungan dan tabulasi suara lebih cepat, hasil lebih akurat karena
melelahkan.
dalam tahapan e-voting didapatkan hasil cara voting atau pemungutan suara
dengan cara mengklik nama Paslon. Hal ini sesuai dengan wawancara yang
peneliti lakukan kepada panitia tentang cara voting atau pemungutan suara
Cara perhitungannya melalui itu, jadi kan setelah misalkan anak kan
memilih bakal calonnya dengan di klik itu kan. (P)... Ya. Otomatis
suara yang telah di klik akan masuk (iya) ke dalam database jadi. (P)...
cara voting atau pemungutan suara pada pemilihan ketua OSIS yaitu :
secara otomatis oleh sistem. Hal ini sesuai dengan wawancara yang peneliti
lakukan kepada panitia tentang cara perhitungan suara pada pemilihan ketua
Selain siswa yang bersifat sebagai pemilih, siswa yang bersifat sebagai
ketua OSIS dan dapat mempermudah pengawasan pemilihan atau dewan guru
yang terlibat dalam pemilihan ketua OSIS yang mana sebagai pembimbing
hasil suara pemilihan yang tidak manual lagi dan tidak ada lagi terjadinya
kecurangan dalam pemilihan ketua OSIS atau hilangnya hasil suara dalam
yang terlibat dalam pemilihan ketua OSIS yang mana sebagai pembimbing
hasil suara pemilihan yang tidak manual lagi dan tidak ada lagi terjadinya
kecurangan dalam pemilihan ketua OSIS atau hilangnya hasil suara dalam
manual lagi dan tidak ada lagi terjadinya kecurangan dalam pemilihan ketua
pengawasan pemilihan atau dewan guru yang terlibat dalam pemilihan ketua
OSIS yang mana sebagai pembimbing atau pengawas dalam pemilihan ketua
OSIS, cepatnya dalam penghitungan hasil suara pemilihan yang tidak manual
lagi dan tidak ada lagi terjadinya kecurangan dalam pemilihan ketua OSIS
sesuai dengan wawancara yang peneliti lakukan kepada panitia tentang cara
saat ini, manusia mengenal teknologi yang semakin maju dan terjangkau
mempermudah segala pekerjaan dalam kehidupan ini. Saat ini dunia telah
lebih cepat dalam melakukan perhitungan suara, serta membuat lebih hemat
terhadap kertas sehingga hasil yang didapat bisa efektif dan efisien. Hal ini
sangatlah penting karena dengan adanya sebuah aplikasi ini maka tidak ada
perolehan suara dengan cepat dalam pemilihan ketua OSIS dan akan
pembuatan sistem e-voting dan adanya siswa yang tidak memiliki prasarana
untuk melakukan e-voting. Hal ini sesuai dengan wawancara yang peneliti
Eee ada beberapa ya, mungkin kalo dari mulai 2015 itu kan awalnya
memang ee manual terus selanjutnya ee online, nah itu awalnya untuk
dari manual ke online itu kendalanya ya itu awalnya mempersiapkan
pembuatan sistem evotingnya itu harus eee membuat dari awal jadi
kendalanya disitu. Itu yang pertama. Terus yang kedua (P).... Pada saat
perjalanan itu tidak semua siswa kan memiliki prasarana untuk
68
memilih lah memilihnya itu kan lewat hp mungkin ada beberapa siswa
yang eee tidak memiliki hp gitu (P)....
Tidak bisa masuk dalam link. (I1)... Kesusahan saat ingin masuk
server. (I2)... Tidak bisa membuka link. (I3)... Untuk itu tidak ada
(I4)...Terkadang jika tidak bisa masuk link harus meminjam hp milik
teman. (I5)... Jaringan. (I6).
yaitu, pembuatan sistem e-voting dan adanya siswa yang tidak memiliki
mempersiapkan sistem online dengan diskusi antara panitia, ahli IT, dan
kepala sekolah, serta menyediakan laptop atau komputer bagi siswa yang
pengurus OSIS sebab mudah dipahami dan dimengerti. Cara kerja sistem ini
memilih salah satu calon yang mereka inginkan yaitu dengan memilih salah
kendala yang dihadapi yaitu dalam persiapan sistem dan sarana prasarana
mempersiapkan sistem online dengan diskusi antara panitia, ahli IT, dan
kepala sekolah, serta menyediakan laptop atau komputer bagi siswa yang
tidak memiliki prasarana. Hal ini sesuai dengan wawancara yang peneliti
sistem e-voting pada pemilihan ketua OSIS pada pemilihan ketua OSIS
yaitu :
untuk memudahkan pemilihan ketua OSIS serta proses pemilihan ketua OSIS
lebih terorganisir dengan baik dari sebelumnya yang belum ada sama sekali
atau masih melakukan pemilihan ketua OSIS secara manual. Respon siswa
pemilihan ketua OSIS di SMP Negeri 19 Semarang. Hal ini sesuai dengan
wawancara yang peneliti lakukan kepada guru tentang respon siswa dalam
Respon dari siswanya itu malah lebih antusias ya yang itu ya yang apa
online ya. (G)... Iya mungkin kan anak lebih seneng ya kalo online
daripada yang mungkin biasa untuk yag manual kan lebih antusias
daripada untuk yang manual. (G)...
Baik. . (I1)... Lebih praktis dan tidak menyusahkan panitia dan lebih
teratur dan jujur karena setiap satu handphone diperbolehkan 1× vote.
(I2)... Praktis. (I3)... Cukup baik dikarenakan lebih praktis dan lebih
bagus dalam perhitungan hasil voting. (I4)... Saya juga setuju dengan
E-Voting ini karena lebih memudahkan siswa dalam memilih calon
ketua osis. (I5)... Baik. (I6).
dengan e voting yang merupakan sistem pemilihan yang baru siswa merasa
lebih antusias dan memiliki kesadaran memilih yang semakin maju dari
tahun sebelumnya. Karena pada tahapan ini siswa lebih memberikan efek
positif karena cara yang berbeda dari sebelumnya dan siswa lebih memiliki
tersebut dapat dilihat dari sedikitnya tingkat golput yang dilakukan pada saat
berlangsung.