Anda di halaman 1dari 5

Kegiatan Beribadah Jamaah Masjid

Walisongo Notosuman,

Singopuran, Kartasura, Sukoharjo


Saat Pandemi Virus COVID-19

(Muhammad Habib Zainul Huda /


171111054 / KKN-T KELOMPOK 2)

DPL : Abdullah Hadziq S.Ag,. M.Ag.

Masjid Walisongo adalah salah


satu masjid yang berada di Rt.04 Rw.05 dusun Notosuman, Singopuran, Kartasura,
Sokoharjo, Jawa Tengah. Selain Masjid Walisongo, dalam Rt tersebut juga terdapat satu
mushola, yaitu mushola al-Muttaqien yang terletak di belakang Koramil 06 Kartsura. Masjid
Walisongo merupakan masjid terbesar yang berada di desa Singopuran. Masjid Walisongo
terletak di tempat yang strategis, tepatnya yaitu di Jl. Adi Sumarmo no. 110 arah ke Bandara
Adi Sumarmo, Boyolali. Selain itu Masjid Walisongo juga dekat dengan tempat fasilitas-
fasilitas umum, diantaranya, Rumah Sakit Karima Utama, Pom Bensin Kartasura, Luwes
Kartasura, Terminal Kartasura, Futsal Center Singopuran, Kantor Kecamatan Kartasura,
Balai Desa Singopuran, dan tempat-tempat lainya.
Masjid Walisongo dulunya adalah sebuah mushola kecil milik kelurahan Singopuran.
Beberapa tahun terakhir ini Masjid Walisongo melakukan beberapa renovasi. Renovasi
terakhir selesai pada tanggal 05 Maret 2016 dan sekarang sudah memiliki 2 lantai dilengkapi
dengan fasilitas-fasilitas. Fasilitas tersebut diantaranya terdapat 176 al-Qur’an, 8 Ac, Wifi, 6
CCTV, 2 almari dari kayu jati dengan 40 loker, 21 Kipas Angin, satu dispenser air
minum,dan fasilitas lainya. Kapasitas Masjid Walisongo sendiri dapat menampung kurang
lebih 862 jamaah dengan perincian 182 jamaah di lantai satu, 140 jamaah di serambi, dan 540
jamaah lantai atas.
Ada beberapa kegiatan rutinan yang diselenggarakan di Masjid Walisongo. Kegiatan
rutinan tersebut diantaranya yaitu pada hari rabu malam ada pengajian tilawah al-Qur’an oleh
30-an bapak-bapak, pada hari ahad pagi setelah sholat subuh ada kajian fiqih dan tafsir, pada
hari kamis pagi ada kajian tafsir Jalalain oleh Alm. Kh. Abdullah Ashari, pada hari kamis
malam ada tahlilan oleh 25-an jamaah ibuk-ibuk. Selain itu, di Masjid Walisongo juga sudah
ada sebuah Rumah Tahfidz al-Qur’an. Rumah Tahfidz al-Qur’an tersebut diberi nama
“Rumah Tahfidz Walisongo” yang diresmikan pada Senin, 17 Ramadhan 1440 H atau 13 juni
2019. Selain “Rumah Tahfidz Walisongo” di masjid ini juga ada TPA (Taman Pendidikan
Al-Qur’an).
Kegiatan-kegiatan tersebut, baik TPA, kajian, tahlilan dan kegiatan yang lainya rutin
dilaksanakan di Masjid Walisongo. Akan tetapi untuk saat ini, beberapa kegiatan tersebut ada
yang berhenti. Hal tersebut dikarenakan adanya Pandemi Virus Corona. Virus Corona sendiri
adalah suatu virus yang menyerang sistem pernafasan manusia. Virus ini muncul pertama kali
pada tanggal 30 Desember 2019 di kota Wuhan dengan ditandai gejala Pneumonia.(Nasution,
2020) Proses dari persebaran Virus Corona tersebut dimulai pada 7 Januari 2020, pada saat
itu masyarakat dengan gejala Pneumonia di kotaWuhan diisolasi. Kemudian pada 10 Januari
2020 terdapat laporan dari berbagai wilayah di Cina dan 25 negara di luar Cina tentang gejala
yang sama. Salah satunya yaitu laporan dari negara Thailand pada 12 Januari 2020 dan
negara Korea pada 19 Januari 2020. Sehingga pada 31 Januari WHO (World Health
Organization) menetapkan status Global Emergency (Darurat Global). Akhirnya pada 11
Februari 2020 WHO menamakan gejala tersebut dengan Virus Covid-19.(Diah Handayani,
Dwi Rendra Hadi, Fathiyah Isbaniah, Erlina Burhan, 2020)
Negara Indonesia sendiri baru mengumumkan tentang adanya warga yang positif
terkena Virus Covid-19 pada 2 Maret 2020. Cepatnya perkembangan virus ini, sehingga pada
27 Maret 2020 di Indinesia sudah terdapat kurang lebih 1.046 kasus positif Virus Covid-19
dengan 46 orang dinyatakan sembuh dan 87 orang meninggal dunia. (Dewan Mahsiswa
Justicia, 2020) Menurut keterangan dari Tribunnews.com Senin 19 Oktober 2020 total kasus
Covid-19 di dunia sekarang sudah mencapai 40 juta kasus. Sementara di Indonesia menurut
laporan Kementrian Kesehatan sudah terdapat 361.867 kasus. Masyarakat yang meninggal
sebanyak 12.511 orang, yang sembuh sebanyak 285.324 orang, sisanya 64.032 orang masih
dalam perawatan.(Hanna, 2020)
Saat awal mendapat informasi tentang adanya Virus Covid-19 pihak takmir Masjid
Walisongo sudah siap siaga. Misalnya saja menggulung karpet, menyediakan hand sanitazer
dan Thermometer, membuat MMT yang berisi himbauan kepada jamaah agar : menjaga
jarak, memakai masker, membawa perlengkapan sholat sendiri dari rumah, tidak bersalaman
selesai sholat, dan hibauan lainnya. Penyediaan perlengkapan alat cek suhu badan, masker,
hand shoap, alat penyemprot disfektan dan alat yang lainya juga telah disediakan. Hal
tersebut dilakukan sebagai upaya pemutusan persebaran Virus Covid-19.
Pada bulan Ramadhan 1440 sendiri, takmir Masjid Walisongo juga meniadakan sholat
tarowih. Hal tersebut dikarenakan ada larangan dari pihak desa, dengan alasan pada bulan

2
tersebut sedang tinggi-tingginya kasus Virus Covid-19. Jamaah dianjurkan agar tetap
melaksanakan sholat tarowih di rumah bersama keluarga masing-masing. Akan tetapi tanpa
sepengetahuan dari pihak desa, ada juga jamaah yang tetap melaksanakan sholat tarwih di
Masjid Walisongo walaupun jamaahnya kurang dari 10 orang. Begitu juga pada saat hari raya
‘Idul Firi, Masjid Walisongo juga meniadakan sholat ‘Idul Fitri. Dari pihak desa menghimbau
agar setiap komplek mengadakan sholat ‘Idul Fitri sendiri-sendiri dengan tetap
memperhatikan prtokol kesehatan.
Berbeda dengan hari raya ‘Idul Adha jum’at 31 Juli 2020. Masjid Walisongo tetap
mengadakan sholat ‘Idul Adha dengan jumlah jamaah sekitar 100 orang. Sholat tersebut tidak
dilaksanakan di masjid, tetapi dilaksanakan di lapangan futsal Sigopuran sebelah timur
Masjid Walisongo. Setelah pelaksanaan sholat ‘Idul Adha diadakan penyembelihan hewan
qurban di kompleks Masjid Walisongo. Total hewan yang sembelih ada 5 sapi dan 8
kambing. Pendistribusian daging hewan qurban Masjid Walisongo juga sampai lereng
Merbabu tepatnya di dusun Bodrosari, desa Jlarem, Ampel, Boyolali. Total daging yang
didistribuskan ke sana ada 50 kg ditambah 4 jerohan sapi, satu kepala dan balungan.
Perincian dari pendistribusian di daerah tersebut yaitu 51 paket daging, yang mana 31 paket
untuk dusun Bodrosari dan 18 paket daging untuk dusun Sukodono. Kegiatan tersebut juga
direport oleh pihak joglosemarews.com.(Kiki Dian, 2020)
Kegiatan keagamaan lain dari Masjid Walisongo yaitu mengadakan baksos (bakti
sosial) kepada masyarakat yang terdampak Virus Covid-19. Baksos ini diadakan selama 3
tahap. Tahap pertama yaitu dilaksanakan pada Ahad, 12 April 2020 dengan dana “Laziz
Walisongo” sebesar Rp. 19.624.00,00 yang telah dibagikan kepada 120 paket Sembako.
Tahap kedua dan tahap ketiga melalui penggalan dana “Lumbung masjid” terkumpul donasi
sebesar Rp. 19.950.000,00. Tahap kedua sendiri dilaksanakan pada 17 mei 2020 dibagikan
kepada 150 paket sembako untuk masyarakat sekitar masjid yang terdampak. Sedangkan
tahap 3 dilaksanakan pada 21 mei 2020 dibagikan kepada 50 paket sembako untuk
pengemudi Ojol (Ojek Online) dan untuk jamaah Masjid Walisonggo yang terdampak.
Sedangkan untuk sholat jum’at, Masjid Walisongo dari awal pandemi sampai Okteber
2020 tercatat kurang dari 10 kali tidak menyelenggarakan sholat jum’at. Hal itupun
dikarenakan adanya himbauan dari pemerintah dan surat edaran bupati Sukoharjo agar
meniadakan sholat jum’at bagi masjid yang berlokasi di pinggir jalan raya. Menyikapi hal
tersebut kontroversi pasti ada. Salah satu contohnya yaitu ada sebagian takmir masjid lebih
memilih sholat jum’at di masjid lainya dari pada sholat dhuhur di Masjid Walisongo.
Sehingga yang terjadi adalah adanya konflik batin, dikarenakan dari pihak takmir
3
meniadakan sholat jum’at di Masjid Walisongo, akan tetapi kenyataanya ada juga pihak
takmir yang melaksanakan sholat jum’at di masjid lain.
Walaupun tetap melaksanakan jum’atan di Masjid Walisongo, ada berbagai peraturan
ketika akan memasuki masjid. Peraturan tersebut yaitu mewajibkan jamaah untuk memakai
masker dan cek suhu badan. Alhasil dengan berbagai peraturan tersebut alhamdulillah selama
ini tidak ada jamaah yang terkena virus Covid-19. Hanya saja pernah kejadian ada satu
jamaah sholat jum’at ketika dicek suhu badanya lebih dari 40 derajat Celsius. Kemudian
orang tersebut disarankan agar tidak melaksanakan sholat jum’at terlebih dahulu.
Pada hari jum’at saat pandemi, juga terdapat 300-an nasi bungkus, ditambah es dan
botol air mineral dari masyarakat untuk jamaah sholat jum’at. Hal tersebut menunjukkan
bahwasanya tingkat kepedulian masyarakat terhadap sesama saat pandemi Virus Covid-19
sangat tinggi. Hasil kotak infak pada hari jum’atpun di Masjid Walisonggo saat pandemi
Virus Covid-19 juga banyak. Total pada bulan Oktober 2020 rata-rata jumlah infak dapat
mencapai 3 juta lebih per mingggu. Pada 02 Oktober 2020 jumlah infak sebesar 3.346.000,-.
Pada 09 Oktober 2020 jumlah infak sebesar 3.85.000,-. Dan pada 16 Oktober 2020 jumlah
infak sebesar 3.254.000,-.
Kemakmuran jamaah Masjid Walisongo semakin hari juga semakin bertambah,
dibandingkan dengan awal-awal pandemi Virus Covid-19. Hal tersebut dapat dilihat melalui
shaf sholat lima waktu. Setiap shof terdiri dari 15-an orang, yang mana pada awal pandemi
hanya 1-3 shaf saja. Akan tetapi pada Oktober 2020 ini jamaah sholat subuh sudah terdapat 3
shof, jamaah sholat dhuhur dan asar sudah terdapat 5 shof, jamaah sholat maghrib sudah
terdapat 8-9 shof dan jamaah sholat isya’ sudah terdapat 6-7 shaf. Ada juga jamaah ketika
saat pandemi ini setelah sholat subuh tidak pulang ke rumah, akan tetapi menunggu sampai
sholat isyra’ sekalian. Wilayah Kartasura sendiri pada Oktober 2020 Sholat Isyra’
dilaksanakan pada pukul 05.30-an dikarenakan matahari Syuru’ pada pukul 05.10 WIB.
(Kemenag Solo, 2020)
Sikap jamaah Masjid Walisongo dalam menyikapi Virus Covid-19 bermacam-macam,
ada yang tidak pergi ke masjid sama sekali, ada yang selalu pergi ke masjid, ada yang
memakai masker, ada juga yang tidak memakai masker dan berbagai sikap lainya. Ada
sesuatu yang unik dalam Masjid Walisongo saat pandemi Virus Covid-19 ini. Keunikan
tersebut yaitu mengenai jarak antar jamaah sholat. Dari awal sampai saat ini sudah 3 kali ada
pergantian tanda jaga jarak di lantai masjid, akan tetapi tanda tanda tersebut jarang
diperhatikan oleh jamaah, sehingga jamaah tetap tidak menjaga jarak. Kesadaran jamaah
untuk memakai masker juga kurang.
4
Begitulah keadaan-keadaan beribadah jamaah Masjid Walisongo selama pandemi
Covid-19. Berbagai usaha dan upaya juga sudah dilakukan oleh pihak takmir demi
kemakmuran Masjid Walisongo. Pandemi bukan berarti semakin menjauhkan kita dari
masjid, akan tetapi pandemi mengajarkan kepada kita agar merasakan bagaimana rasanya
ketika jauh dari masjid.

Daftar Pustaka

Dewan Mahsiswa Justicia. (2020). Malapetaka Penanganan Covid-19 di Indonsia. Garuda


Perubahan.

Diah Handayani, Dwi Rendra Hadi, Fathiyah Isbaniah, Erlina Burhan, H. A. (2020). Penyakit
Virus Corona 2019. JurnalRespirologi Indonesia, 40(2), 9–14.

Hanna, S. (2020). Tambah 4 Ribu Kasus Covid-19, Simak Update Virus Corona Nasional
Hari Ini Senin 19 Oktober 2020.
https://newsmaker.tribunnews.com/2020/10/19/tambah-4-ribu-kasus-covid-19-simak-
update-virus-corona-nasional-hari-ini-senin-19-oktober-2020

Kemenag Solo. (2020). Waktu Sholat dan Arah Kiblat di Kartasura. Muslim Pro.
https://www.muslimpro.com/id/Waktu-sholat-Kartasura-Indonesia-2010985

Kiki Dian. (2020). Masjid Walisongo Kartasura Tebar Daging Kurban di Lereng Merbabu.
Senin, 3 Agustus 2020. https://joglosemarnews.com/2020/08/masjid-walisongo-
kartasura-tebar-daging-kurban-di-lereng-merbabu/

Nasution, N. H. . W. (2020). Manajemen Masjid Pada Masa Pandemi Covid 19. Manajemen
Masjid Pada Masa Pandemi Covid 19, 2(1), 1.

Anda mungkin juga menyukai