Anda di halaman 1dari 6

Ramadhan di Tengah Pandemi Covid-19, Jamaah Shalat Tarawih

di Masjid Agung Bireuen Tetap Ramai

SERAMBINEWS.COM, BIREUEN - Meskipun ditengah pandemi Covid-19, namun tidak


berpengaruh bagi umat Muslim untuk melaksanakan shalat tarawih berjamaah di masjid-masjid
dan meunasah di Bireuen.

Seperti pantauan Serambinews.com di Masjid Agung Sultan Jeumpa Bireuen, maupun di sejumlah masjid
dan meunasah di Kota Juang.

Sejak malam pertama tarawih hingga malam keenam, Selasa (18/4/2020) malam, jamaah shalat
tarawih di Masjid Agung Sultan Jeumpa Bireuen, maaih sangat ramai.

Para jamaah perempuan pun masih harus melaksanakan shalat hingga ke teras masjid.

Selain itu, untuk menjaga diri dari wabah virus corona, para jamaah laki-laki khususnya, ikut
memakai masker saat shalat.

"Alhamdulillah kita masih bisa shalat berjamaah di masjid, kita doakan virus Corona segera
berakhir," ujar Ali Rasyid, jamaah Masjid Agung.
Artikel ini telah tayang di serambinews.com dengan judul Ramadhan di Tengah Pandemi Covid-
19, Jamaah Shalat Tarawih di Masjid Agung Bireuen Tetap Ramai,
https://aceh.tribunnews.com/2020/04/29/ramadhan-di-tengah-pandemi-covid-19-jamaah-shalat-
tarawih-di-masjid-agung-bireuen-tetap-ramai.
Penulis: Ferizal Hasan
Editor: Nurul Hayati
Ramadhan di Tengah Pandemi Covid-19, Warga Bekasi Dilarang Buka Puasa
Bersama hingga Shalat Tarawih di Masjid
Kompas.com - 22/04/2020, 18:56 WIB Bagikan: Komentar Ilustrasi Ramadhan. Lihat Foto Ilustrasi
Ramadhan.(Shutterstock) Penulis Cynthia Lova | Editor Ambaranie Nadia Kemala Movanita BEKASI,
KOMPAS.com - Pemerintah Kota Bekasi mengeluarkan 15 panduan menjalani ibadah selama bulan
Ramadhan di tengah pandemi Covid-19. Panduan itu tertuang dalam Surat Edaran Surat Edaran Nomor :
451.13 / 2741 / Setda.Kessos Tentang Panduan Ibadah Ramadhan dan Idul Fitri 1 Syawal 1441 H di
Tengah Pandemi Wabah Covid-19 . Aturan itu dibuat agar masyarakat bisa beribadah sesuai syariat islam
untik mencegah, mengurangi penyebaran, dan melindungiwarga muslim di lingkungan Pemerintah Kota
Bekasi. Baca juga: Kerja Sama Ibu-ibu PKK di Dapur Umum Bekasi, Siapkan Makanan untuk Warga
Terdampak Covid-19 Dalam surat edarannya, Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi mengatakan,
masyarakat dilarang berbuka puasa bersama maupun sahur di luar rumah. Ia meminta warga untuk sahur
dan buka puasa sendiri atau dengan keluarga inti. “Tidak perlu sahur on the road atau Ifthar Jama’i (buka
puasa bersama),” ucap pria yang akrab disapa Pepen itu melalui keterangannya, Rabu (22/4/2020). Meski
begitu, lanjut Pepen, umat islam diminta tetap menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan berdasarkan
ketentuan yang berlaku menurut syariat islam. Selain itu, Pepen juga melarang masyarakat shalat tarawih
di masjid. Sementara tilawah atau tadarus Al-Qur’an bisa dilakukan di rumah masing-masing. Pepen juga
melarang lembaga pemerintah, lembaga swasta, masjid, maupun mushala untuk menggelar buka puasa
bersama.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ramadhan di Tengah Pandemi Covid-19, Warga Bekasi
Dilarang Buka Puasa Bersama hingga Shalat Tarawih di Masjid",
https://megapolitan.kompas.com/read/2020/04/22/18565541/ramadhan-di-tengah-pandemi-covid-19-warga-bekasi-
dilarang-buka-puasa.
Penulis : Cynthia Lova
Editor : Ambaranie Nadia Kemala Movanita
Imbauan Wamenag Larangan Ziarah Kubur
Ditengah Pandemi
JAKARTA, KOMPASTV – Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid sa’adi meminta warga tidak
melakukan ziarah kubur menjelang puasa.

Bulan Ramadhan 1441 hijriah tinggal beberapa hari lagi, umat islam di Indonesia biasanya
melakukan ziarah kubur menjelang datangnya bulan puasa.

Hal ini dilakukan seiring dengan pandemi virus corona yang belum mereda

“namun ditengah pandemi covid-19 ini sebaiknya niat baik tersebut kita urungkan karena kita
takut terjadi penularan” ujar Zainut Tauhid sa’adi Wakil Menteri Agama melalui video yang
dikirimkan ke Kompastv.

Namun larangan Pemerintah untuk tidak ziarah kubur menjelang bulan puasa di tengah pandemi
virus corona ternyata masih dilanggar oleh beberapa wargaMeski menurut mereka tetap
berziarah dengan tetap mematuhi peraturan kesehatan.

Zainut ingatkan hanya cukup ingatkan dari rumah untuk saudara-saudara kita yang telah
meninggal sehingga tidak menimbulkan kerumunan.

Editor : Theo Reza


Jika Covid-19 Masih Mengancam,
Silaturahmi Lebaran Bisa lewat Video Call
Jakarta, Beritasatu.com - Wakil Ketua DPR Azis Syamsuddin menyatakan bisa saja musim
lebaran yang jatuh pada pertengahan Mei mendatang tak bisa dilaksanakan seperti biasa.
Pandemi Covid-19 bisa menyebabkan silaturahmi dilakukan video call.

"Ya kita lihat perkembangan. Lebaran itu kan sebenarnya saling memaafkan, bersilaturahmi.
Sekarang dengan adanya telepon, video call, bisa dilakukan, bisa saling memaafkan lewat
telepon atau video call begitu," ujar Azis Syamsudin menjawab wartawan di Jakarta, Selasa
(17/3/2020).

Walau demikian, lanjut dia, sebaiknya tidak ada spekulasi yang dilakukan. Semua harus
menunggu bagaimana perkembangan wabah corona. Namun seandainya situasi tidak membaik,
sebaiknya semua pihak menyiapkan diri untuk tetap melakukan social distancing, termasuk saat
Lebaran.

"Kan sama saja saling memaafkan. Nanti setelah wabah mereda, baru silaturahmi. Begitu,"
imbuhnya.

Sumber: BeritaSatu.com
Pemerintah Tetapkan Larangan Mudik di Tengah Pandemi
COVID-19
21 Apr 2020

Pemerintah kini menetapkan larangan mudik bagi seluruh masyarakat. Hal tersebut bertujuan
untuk mencegah mobilitas penduduk dari suatu wilayah ke wilayah lainnya yang dapat
meningkatkan risiko penyebaran COVID-19.

Demikian disampaikan langsung oleh Presiden Joko Widodo saat memimpin rapat terbatas yang
membahas soal tindak lanjut pembahasan antisipasi mudik melalui telekonferensi dari Istana
Merdeka, Jakarta, pada Selasa, 21 April 2020.

“Setelah larangan mudik bagi ASN, TNI-Polri, dan pegawai BUMN sudah kita lakukan pada
minggu-minggu yang lalu, pada rapat hari ini saya ingin menyampaikan bahwa mudik semuanya
akan kita larang,” ujarnya.

Larangan mudik atau melakukan kegiatan bepergian ke luar daerah bagi para ASN, TNI-Polri,
serta pegawai BUMN dan anak perusahaannya sebelumnya sudah ditetapkan oleh pemerintah
pada Kamis, 9 April 2020.

Dalam arahannya di rapat terbatas hari ini, Kepala Negara meminta jajaran terkait untuk segera
melakukan persiapan mengenai kebijakan tersebut.

“Saya minta persiapan-persiapan yang berkaitan dengan ini mulai disiapkan,” ucapnya.
Untuk diketahui, keputusan terbaru mengenai larangan mudik ini diambil setelah diperoleh hasil
sejumlah kajian dan pendalaman di lapangan. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh
Kementerian Perhubungan, didapatkan data bahwa terdapat 68 persen responden yang
menetapkan untuk tidak mudik di tengah pandemi COVID-19. Namun, masih terdapat 24 persen
yang bersikeras untuk tetap mudik, dan 7 persen yang telah mudik ke daerah tujuan.

“Artinya masih ada angka yang sangat besar, yaitu 24 persen tadi,” kata Presiden.

Keputusan larangan mudik ini juga dilakukan setelah pemerintah mulai menggulirkan bantuan
sosial (bansos) untuk wilayah DKI Jakarta yang akan dilanjutkan untuk masyarakat menengah ke
bawah di wilayah Bodetabek.

“Bansos sudah mulai dilaksanakan kemarin. Pembagian sembako untuk Jabodetabek, kemudian
Kartu Prakerja sudah berjalan. Minggu ini juga bansos tunai sudah dikerjakan. Dari sinilah
kemudian saya ingin mengambil sebuah keputusan,” tuturnya.

Sebagaimana disampaikan dalam sejumlah kesempatan, bantuan sosial yang khusus dipersiapkan
bagi warga menengah ke bawah di wilayah Jabodetabek disiapkan selain untuk membantu warga
yang terdampak COVID-19, juga dimaksudkan agar warga Jabodetabek dapat mengurungkan
niatnya untuk mudik ke daerah asal.

Jakarta, 21 April 2020


Biro, Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden

Website: https://www.presidenri.go.id
YouTube: Sekretariat Presiden

Anda mungkin juga menyukai