Anda di halaman 1dari 5

Keindahan Budaya Lokal Desa Air Bikuk Melalui Tradisi Pawai

Takbiran Dan Sholat Idul Fitri

Hesti Agustin
Universitas Islam Negeri (UIN) Imam Bonjol Padang
Jl. Sungai Bangek, Koto Tangah, Padang
E-mail : hestiagustin2683@gmail.com

Abstrak : Tradisi pawai takbiran dan sholat Idul Fitri merupakan kegiatan yang selalu
dilaksanakan oleh masyarakat Indonesia salah satunya di Desa Air Bikuk. Kegiatan ini adalah
bentuk perayaan Idul Fitri. Penelitian bertujuan untuk menggambarkan keindahan budaya
lokal Desa Air Bikuk melalui tradisi pawai takbiran dan sholat Idul Fitri. Metode penelitian
yang digunakan melalui observasi, dan studi literatur. Hasil dari penelitian menunjukkan
bahwa tradisi pawai takbiran dan sholat Idul Fitri menjadi kegiatan yang memperkuat
silaturrahmi. Pawai takbiran dan sholat Idul Fitri menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan
dari kearifan lokal masyarakat Desa Air Bikuk. Kegiatan ini merupakan suatu bentuk
penghormatan terhadap warisan budaya lokal yang harus dilestarikan agar tidak punah.

Kata Kunci: Budaya lokal, Desa Air Bikuk, Pawai takbiran, Sholat Idul Fitri.

A. Pendahuluan

Hari Raya Idul Fitri merupakan momen yang sangat dinanti umat muslim di seluruh
dunia. Setiap daerah mempunyai keunikan tersendiri dalam perayaan Idul Fitri. Terlebih di
Desa Air Bikuk, perayaan Idul Fitri memperlihatkan keindahan budaya lokal yang memiliki
tradisi khas oleh masyarakat setempat, salah satunya melalui pawai takbiran. Perayaan pawai
takbiran dilaksanakan pada malam sebelum hari raya Idul Fitri. Perayaan tersebut juga
dilakukan oleh berbagai daerah. Namun yang membedakannya adalah bentuk perayaan itu
sendiri yang menjadi daya tarik. Selain itu, sholat Ied juga menjadi sorotan yang merupakan
momen istimewa. Di mana suara beduk akan terdengar menghimbau masyarakat untuk ke
masjid melaksanakan sholat Ied.

Dua tradisi tersebut menjadi ikon penting dari perayaan Idul Fitri di Desa Air Bikuk.
Dalam tradisi pawai takbiran, masyarakat Air Bikuk akan berkumpul dan mengumandangkan
takbir dengan berkeliling kampung. Menariknya, masyarakat akan membawa obor serta
menghidupkan kembang api sehingga tampaklah suasana yang meriah.

B. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan
tertentu. Penelitian ini menggunakan metode observasi dan studi literatur yang bertujuan
untuk pengamatan, mengumpulkan data dari berbagai sumber yang relevan dengan topik
yang diteliti. Sehingga memudahkan mengetahui keindahan budaya lokal Desa Air Bikuk
melalui tradisi pawai takbiran dan sholat Idul Fitri.

C. Hasil Penelitian

Berdasarkan penelitian dengan metode observasi dan studi literatur diperoleh ada tiga
poin, terhadap keindahan budaya lokal Desa Air Bikuk melalui tradisi pawai takbiran dan
sholat Idul Fitri.

1. Pawai takbiran merupakan sarana untuk mempererat silaturrahmi, memperkuat


kebersamaan dan memperkuat identitas budaya lokal.

2. Dari hasil pengamatan di Desa Air bikuk, bahwa masyarakat setempat masih
menggunakan beduk sebagai sarana menghimbau masyarakat agar ke masjid melaksanakan
sholat ied

3. Dalam pelaksanaan pawai takbiran para remaja islam masjid berperan penting di
dalamnya, agar terwujudnya perayaan tersebut.

2
D. Pembahasan

Makna keruhanian dari perayaan Idul Fitri adalah sebagai tanda terima kasih atau rasa
syukur kepada Allah SWT, karena pada dasarnya manusia diberikan nikmat yang tidak
ternilai dan tidak terbatas. Umat muslim bisa saling berbagi kasih sayang dengan bentuk
saling mengungkapkan maaf dan saling berbagi.

Idul Fitri merupakan kelanjutan dari puasa dan zakat, yang sama- sama mengandung
makna pembersih jiwa, umat Islam bisa kembali pada fitrahnya saat manusia baru dilahirkan,
jiwanya bersih dan tidak ada dosa. Fitrah adalah sifat yang digunakan untuk mensifati semua
yang ada (di dunia) sewaktu awal penciptaannya. Karena puasa mengandung makna sebagai
pembersih jiwa dari berbagai godaan yang berbentuk hawa nafsu, sedangkan zakat sebagai
pembersih diri seorang muslim dari harta yang mereka miliki.1

Dalam perayaan Idul Fitri, masing-masing daerah memiliki keunikan tersendiri. Salah
satunya di Desa Air Bikuk yang merayakan dengan pawai takbiran. Pada malam takbiran,
masyarakat akan berkumpul di masjid dan berkeliling kampung sambil mengumandangkan
takbir. Tradisi pawai takbiran yang dilakukan Desa Air Bikuk cukup unik. Masyarakat akan
membawa obor dan menghidupkan kembang api. Tidak hanya itu, masyarakat Air Bikuk
khususnya pemuda pemudi, setelah selesai berkeliling desa akan menggunakan mobil untuk
pawai antar desa. Pemuda pemudi ini meliputi RISMA dan IPKA.

Peran anak muda sangat penting dalam melestarikan budaya. Dapat dilihat pada era
globalisasi ini, masyarakat cenderung memilih kebudayaan baru dibandingkan lokal. Salah
satu faktornya adalah kurangnya kesadaran generasi akan budaya lokal. 2 Karena alasan
itulah pemuda pemudi Desa Air Bikuk bersatu untuk tetap melestarikan budaya tersebut
agar tidak punah. Selain perayaan pawai takbiran, ikon kedua hari raya Idul Fitri adalah
sholat Ied yang hukumnya sunah muakkad bagi umat muslim. Shalat Ied merupakan

1
Ihyaul Ulumuddin, “Makna Perayaan Hari Raya Idul Fitri dan hari Natal”(Skripsi, Perbandingan
Agama, Fakultas Ushuluddin dan Filsafat, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, 2010), 9-10.
2
Hildgardis, 2019. “Upaya Melestarikan Budaya Indonesia Di Era Globalisasi”. Jurnal Sosiologi
Nusantara , Vol. 5, No. 1. Hal. 4

3
gambaran yang agung dari kegiatan spiritual yang hakiki, yaitu suatu kegiatan amal
taqarrub yang dibina di atas landasan keyakinan tauhid. 3

Dalam pelaksanaan sholat Ied di desa Air Bikuk, masyarakat mulai keluar rumah
pukul 06.00 WIB menuju masjid. Uniknya, untuk menghimbau masyarakat datang ke
masjid masih menggunakan suara beduk. Di era globalisasi ini banyak masjid yang
menggunakan pengeras suara sebagai pengganti beduk. Namun, masih ada beberapa daerah
yang mempertahankan beduk sebagai kelengkapan masjid. 4

E. Kesimpulan

Dari berbagai penjelasan di atas tergambar bahwa Desa Air Bikuk masih melestarikan
budaya lokal. Seperti tampak pada perayaan idul fitri, masyarakat Air Bikuk masih memakai
tradisi pawai takbiran. Tradisi tersebut sebagai sarana untuk menyambung ukhwah. Dalam
perayaan pawai, anggota RISMA berperan didalamnya agar perayaan tersebut terlaksana.
Selain itu, masyarakat Air Bikuk masih menggunakan beduk sebagai sarana menghimbau
warga untuk sholat Ied. Keindahan budaya lokal di Desa Air Bikuk hingga saat ini masih
dilestarikan.

3
Afiq Budiawan, 2014. “Hukum Shalat idul Fitri Menurut Pendapat Imam Abu Hanifah”. Jurnal Hukum
Islam, Vol. 14, No. 1. Hal. 93
4
Muhammad Asad, 2013. “Fenomena Dasyatnya Kekuatan Spiritual”. Jurnal Al-Qalam, Vol, 19, No. 2.
Hal. 271

4
DAFTAR PUSTAKA

Asad, Muhammad. (2013). Fenomena Dahsyatnya Kekuatan Spiritual. Jurnal Al-Qalam, Vol,
19, No. 2.

Budiawan, Afiq. (2014). Hukum Shalat Idul Fitri Menurut Pendapat Imam Abu Hanifah.
Jurnal Hukum Islam, Vol. 14, No. 1.

Hildgardis. (2019). Upaya Melestarikan Budaya Indonesia di Era Globalisasi. Jurnal


Sosiologi Nusantara, Vol. 5, No. 1.

Ulumuddin, Ihyaul. (2010). Makna Perayaan Hari Raya Idul Fitri dan hari Natal (Skripsi,
Perbandingan Agama, Fakultas Ushuluddin dan Filsafat, Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah).

Anda mungkin juga menyukai