Anda di halaman 1dari 12

DOI: 10.35316/istidlal.v4i1.

204 Istidlal: Jurnal Ekonomi dan Hukum Islam


Volume 4, Nomor 1, April 2020

Pembatalan Tiket Jasa Transportasi Kereta Api dan Perubahan Jadwal


Penumpang Perspektif Hukum Ekonomi Syari’ah

Fawaid
Guru SMK al-Furqon Bondowoso
fawaidfaid72@gmail.com

Abstract: In conducting research, the authors use Islamic economic law


research methods that adopt qualitative research methods including both
primary data sources and secondary data, data collection techniques namely
observation, interviews, documentation, data analysis techniques namely
editing and organizing, checking the validity of data, and stages research
stage. All this researchers use to find research results. The findings in this
study are as follows: 1. In running a business as a transportation service
provider, PT Kereta Api does not only focus on sales but also serves to cancel
and change the schedules. 2. There are two kinds of cancellations, namely
canceled buyers and canceled officers. 3. Cancellations and schedule changes
are both manual and online. 4. Cancellation and schedule changes can be
made as long as not exceeding the specified time limit. 5. In canceling and
changing passengers' schedules, an administration fee of 25% of the ticket
price is subject to administration.
Keywords : cancellation, schedule changes, sharia economic law

Abstrak: Peneliti menggunakan metode penelitian hukum ekonomi syari’ah


yang mengadopsi metode penelitian kualitatif meliputi sumber data baik data
primer maupun data skunder, teknik pengumpulan data yaitu observasi,
wawancara, dokumentasi, teknik analisis data yaitu editing dan organizing,
pengecekan keabsahan data, dan tahap tahap penelitian. Semua ini peneliti
gunakan untuk menemukan hasil penelitian. Dalam menjalankan usaha bisnis
sebagai penyedia jasa layanan transportasi, PT Kereta Api tidak hanya fokus
pada penjualan Ticket saja, tetapi juga melayani pembatalan ticket yang hal
tersebut dibagi menjadi dua macam yaitu Batal Pembeli dan Batal Petugas.
Selanjutnya juga melayani Perubahan Jadwal yang dapat dilakukan secara
manual dan online. Dengan ketentuan tidak melebihi batas waktu yang
ditentukan, dua transaksi pembatalan dan perubahan jadwal penumpang
dikenakan bea admistrasi sebesar 25% dari harga tiket.
KataKunci : pembatalan, perubahan ticket, ekonomi syari’ah
………………………….……………………………………………………………………………...

Pendahuluan sesuai kebutuhan manusia secara umum,


seperti makanan, baju, rumah, sampai pada
Di zaman modern saat ini ada kebutuhan yang dapat memenuhi aktifitas
banyak bentuk jual beli, disebabkan manusia saat ini seperti transportasi, dan
banyaknya kebutuhan yang harus dipenuhi kebutuhan-kebutuhan lainnya.

1
Fawaid – Pembatalan Tiket Jasa Transportasi Kereta Api

Aktifitas masyarakat yang semakin harus menanggung konsekwensi yaitu tiket


padat, menuntut untuk lebih cerdik dalam menjadi hangus [Ibad Penumpang Aktif
menyikapinya. Transportasi yang 2019].
memudahkan bagi pegawai, pejabat, Dalam hal ubah jadwal selain adanya
pengusaha, akademisi, dan masyarakat pengenaan bea administrasi sebesar 25%
umum sangat membutuhkan terhadap dari harga tiket juga berlku ketentuan lain
transportasi untuk mendukung terhadap yaitu jika harga tiket yang dilakukan ubah
keefektifan aktifitasnya. jadwal lebih murah dari tiket yang
Transportasi yang selalu dibutuhkan dikehendaki maka penumpang harus
banyak orang diantaranya adalah Kereta menambah selisih harga tiket, sebaliknya
Api. Transportasi KA merupakan salah satu jika harga tiket yang dilakukan ubah jadwal
bagian dari sekian transportasi yang dapat lebih mahal dari harga tiket yang
terhindar dari macet, harganyapun dapat dikehendaki maka tidak ada pengembalian
dijangkau oleh masyarakat. Masyarakat juga sejumlah uang dari selisih harga tiket.
dapat memilih sesuai dengan kapasitas
ekonominya, seperti KA kelas ekonomi,
bisnis dan eksekutif sesuai fasilitas dan Pengertian Jual Beli
pelayanan yang disediakan. Transaksi
pembelian tiket KA dapat dilakukan dengan Dalam ilmu fiqih jual beli disebut al-
banyak cara diantaranya di stasiun KA, Bai’, al-Bai’ secara etimologi adalah
Indomart, Alfamart dan bahkan dapat mengganti, menukar, atau pertukaran
dilkukan transaksi secara online. [Direktur sesuatu dengan sesuatu yang lain. [ Rachmat,
PT.KAI DAOP 9 Kabupaten Jember 2019]. 2001: 73]. Wahbah al-Zuhaili juga
Pembatalan transaksi tiket KA harus menjelaskan bahwa jual beli secara bahasa
dilakukan di Stasiun tertentu, minimal 30 adalah menukar sesuatu dengan sesuatu
menit sebelum keberangkatan KA sesuai yang lain (Zuhayli, 1997).
dengan jadwal yang tercatatkan dalam tiket, Sedangkan pengertian jual beli secara
jika pembatalan transaksi tiket dilakukan syara’ ada beberapa perbedaan pendapat
sesuai SOP maka uang akan dikembalikan para diantara para Ulama’ diantaranya:
dan terdapat pemotongan sebesar 25% 1. Ulama’ Hanafiyah
untuk bea pembatalan. Jika penumpang
ٍ ‫ﺼ ْﻮ‬
‫ص‬ ٍ ٍ ٍِ
menginginkan perubahan jadwal, maka
ُ َْ‫ُﻣﺒَﺎﻟَﺔُ َﻣﺎل ﲟَﺎل َﻋﻠَﻰ َو ْﺟﻪ ﳐ‬
dikenakan potongan 25% lagi untuk
administrasi, perubahan jadwal dapat
Pertukaran harta (benda) dengan harta
dilakukan paling lambat 1 jam sebelum
berdasarkan cara khusus (yang
keberangkatan KA.
diperbolehkan).(Syafei, 2001)
Berbagai keluhan dari masyarakat
selain sulitnya proses pengurusan
2. Imam an-Nawawi
pembatalan, juga terjadi ketika mereka

‫ُﻣ َﻘﺎﺑَـﻠَﺔُ َﻣ ٍﺎل ِﲟَ ٍﺎل ﲤَْﻠِْﻴ ًﻜﻮا‬


selesai mengurus pembatalan
keberangkatan, yakni uang tidak langsung
dikembalikan setelah adanya pemotongan
sebesar 25%, akantetapi pihak penumpang Pertukaran harta dengan harta untuk
harus menunggu waktu 30 hari, bahkan kepemilikan. (Syafei, 2001)
sampai 45 hari dari proses pembatalan
tersebut, oleh karena itu banyak pihak yang 3. Ibnu Qudamah
memilih tidak mengurus pembatalan dan

2
DOI: 10.35316/istidlal.v4i1.204 Istidlal: Jurnal Ekonomi dan Hukum Islam
Volume 4, Nomor 1, April 2020

‫َوﲤََﻠﱡ ًﻜﺎ ﲤَْﻠِْﻴ ًﻜﺎ ِ!ﻟْ َﻤ ِﺎل ُﻣﺒَﺎﻟَﺔُاﻟْ َﻤ ِﺎل‬ ‫اﻟﺮٰﺑـ ـ ـ ـ ـ ـ ـﻮا َﻻ ﻳَـ ُﻘ ْﻮُﻣـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ْﻮ َن اِﱠﻻ‬ ِّ ‫اَﻟﱠـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ِﺬﻳْ َﻦ َْ ُﻛﻠُـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ْﻮ َن‬

Pertukaran harta dengan harta, untuk


‫ﺸـ ـ ـ ـ ْﻴ ٰﻄ ُﻦ ِﻣـ ـ ـ ـ َﻦ‬‫َﻛ َﻤـ ـ ـ ـﺎ ﻳَـ ُﻘـ ـ ـ ـ ْﻮ ُم اﻟﱠـ ـ ـ ـ ِﺬ ْي ﻳَـﺘَ َﺨﺒﱠﻄُـ ـ ـ ـﻪُ اﻟ ﱠ‬
‫ُـ ـ ـ ْﻢ ﻗَ ـ ـ ـﺎﻟُْٓﻮا اِ ﱠﳕَـ ـ ـﺎ اﻟْﺒَـ ْﻴ ـ ـ ـ ُﻊ ِﻣﺜْ ـ ـ ـ ُﻞ‬+‫َ ﱠ‬,ِ ‫ﻚ‬ ۗ
saling, menjadikan milik (Syafei, 2001).
َ ‫ﺲ ٰذﻟِ ـ ـ ـ‬ ِّ ‫اﻟْ َﻤ ـ ـ ـ‬
ۗ ۘ
Dari beberapa pendapat para Ulama’ ِّ ‫ُ اﻟْﺒَـ ْﻴـ ـ ـ ـ ـ ـ َﻊ َو َﺣـ ـ ـ ـ ـ ـ ﱠﺮَم‬1‫ا‬
‫اﻟﺮﺑٰـ ـ ـ ـ ـ ـﻮا‬ ّٰ ‫اﻟﺮﺑٰـ ـ ـ ـ ـ ـﻮا َواَ َﺣـ ـ ـ ـ ـ ـﻞﱠ‬
ِّ
ۤ
yang telah dikemukakan di atas, dapat kita
◌ٖ ‫ﻓَ َﻤ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ْﻦ َﺟ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـﺎءَﻩ ٗ◌ َﻣ ْﻮ ِﻋﻈَ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـﺔٌ ِّﻣ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ْﻦ ﱠرﺑِّـ ـ ـ ـ ـ ـ ـﻪ‬
simmpulkan bahwa jual beli secara
ۗ
terminologi adalah menukar harta dengan ‫ﻒ َواَ ْﻣـ ـ ـ ـ ـ ُﺮﻩ ٗ◌ ٓ◌ اِ َﱃ‬ َ َ‫ﻓَـ ـ ـ ـ ـﺎﻧْـﺘَـ ٰﻬﻰ ﻓَـﻠَـ ـ ـ ـ ـﻪ ٗ◌ َﻣـ ـ ـ ـ ۤـﺎ َﺳـ ـ ـ ـ ـﻠ‬
harta lain berdasarkan cara tertentu
ۚ ‫ﺐ اﻟﻨﱠـ ـ ـ ـ ـﺎ ِر‬ َ ‫ﯩـ ـ ـ ـ ـ‬K ‫ﺎد ﻓَﺎُوٰﻟ‬ ِّٰ
(diperbolehkan oleh syara’). ُ ‫ﺻـ ـ ـ ـ ـ ٰﺤ‬ ْ َ‫ﻚ ا‬ َ ‫ ۗ َوَﻣـ ـ ـ ـ ـ ْﻦ َﻋـ ـ ـ ـ ـ‬1‫ا‬
‫ُﻫ ْﻢ ﻓِْﻴـ َﻬﺎ ٰﺧ ِﻠ ُﺪ ْو َن‬
Dasar Hukum Jual Beli
“Orang-orang yang makan (mengambil)
Dasar hukum atau landasan syara’ riba tidak dapat berdiri melainkan
terhadap transaksi jual beli terdapat Al- seperti berdirinya orang yang
Qur’an dan Al-Hadits. kemasukan syaitan lantaran (tekanan)
penyakit gila. keadaan mereka yang
a. Al-Qur’an demikian itu, adalah disebabkan mereka
Berkata (berpendapat), Sesungguhnya
QS. Al-Baqarah Ayat: 198 jual beli itu sama dengan riba, padahal
Allah Telah menghalalkan jual beli dan
‫ﻀـ ـ ـ ـ ـ ًﻼ ِّﻣـ ـ ـ ـ ـ ْﻦ‬ ْ َ‫ﺎح اَ ْن ﺗَـْﺒـﺘَـﻐُـ ـ ـ ـ ـ ْﻮا ﻓ‬ ٌ ‫ﺲ َﻋﻠَـ ـ ـ ـ ـْﻴ ُﻜ ْﻢ ُﺟﻨَـ ـ ـ ـ ـ‬ َ ‫ﻟَـ ـ ـ ـ ـْﻴ‬
mengharamkan riba. orang-orang yang
Telah sampai kepadanya larangan dari
‫ﺎت ﻓَـ ـ ـ ـ ـﺎذْ ُﻛُﺮوا‬ ٍ ‫ﻀ ـ ـ ـ ـ ـﺘُﻢ ِﻣ ـ ـ ـ ـ ـﻦ ﻋﺮﻓَـ ـ ـ ـ ـ‬ ِ ِ
ََ ْ ّ ْ ْ َ‫ﱠرﺑّ ُﻜ ـ ـ ـ ـ ـ ْﻢ ۗ ﻓَـ ـ ـ ـ ـﺎذَآ اَﻓ‬ Tuhannya, lalu terus berhenti (dari

‫َ ِﻋْﻨـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ َﺪ اﻟْ َﻤ ْﺸـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ َﻌ ِﺮ ا ْﳊـَ ـ ـ ـ ـ ـ ـَﺮِام ۖ َواذْ ُﻛـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ُﺮْوﻩُ َﻛ َﻤـ ـ ـ ـ ـ ـ ـﺎ‬A‫ا‬
mengambil riba), Maka baginya apa
ّٰ yang Telah diambilnya dahulu (sebelum
‫َﻫـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ٰﺪﯨ ُﻜ ْﻢ ۚ َواِ ْن ُﻛْﻨ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـﺘُ ْﻢ ِّﻣـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ْﻦ ﻗَـْﺒﻠِـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـﻪ ﻟَ ِﻤ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ َﻦ‬ datang larangan); dan urusannya

ِۤ
(terserah) kepada Allah. orang yang
‫ﲔ‬
َْ ّ‫اﻟﻀﱠﺎﻟ‬ kembali (mengambil riba), Maka orang
itu adalah penghuni-penghuni neraka;
“Tidak ada dosa bagimu untuk mencari mereka kekal di dalamnya.”
karunia (rezki hasil perniagaan) dari
Tuhanmu. Maka apabila kamu Telah
bertolak dari 'Arafat, berdzikirlah QS. An-Nisa’ ayat: 29
kepada Allah di Masy'arilharam. dan
ِ
berdzikirlah (dengan menyebut) Allah
ُ‫ﺻـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ُﺪ ْوِرُﻛ ْﻢ اَْو ﺗـُْﺒـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ُﺪ ْوﻩ‬
ُ ‫ﰲ‬ْ ِ ‫ﻗُـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ْﻞ ا ْن ُﲣْ ُﻔـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ْﻮا َﻣـ ـ ـ ـ ـ ـ ـﺎ‬
sebagaimana yang ditunjukkan-Nya
‫ت َوَﻣـ ـ ـ ـ ـ ـﺎ ِﰱ‬ ِ ‫ ۗوﻳـﻌﻠَـ ـ ـ ـ ـ ـﻢ ﻣـ ـ ـ ـ ـ ـﺎ ِﰱ اﻟ ﱠﺴـ ـ ـ ـ ـ ـ ٰﻤ ٰﻮ‬A‫ﻳـﻌﻠَﻤـ ـ ـ ـ ـ ـﻪ ٰا‬
kepadamu; dan Sesungguhnya kamu َ ُ ْ َ َ ُّ ُ ْ ْ َ
sebelum itu benar-benar termasuk ِ ٍ
‫ُ َﻋ ٰﻠﻰ ُﻛ ِّﻞ َﺷ ْﻲء ﻗَﺪﻳْـٌﺮ‬A‫ا‬ ّٰ ‫ض َو‬ ِۗ ‫ْاﻻَْر‬
orang-orang yang sesat.”

“Hai orang-orang yang beriman,


QS. Al-Baqarah Ayat: 275
janganlah kamu saling memakan harta
sesamamu dengan jalan yang batil,

3
Fawaid – Pembatalan Tiket Jasa Transportasi Kereta Api

kecuali dengan jalan perniagaan yang “apabila dua orang yang berjual beli
berlaku dengan suka sama-suka di berselisih, sedang diantara mereka tidak ada
antara kamu. dan janganlah kamu keterangan, maka yang dianggap adalah
membunuh dirimu Sesungguhnya Allah perkataan yang punya barang atau dua
adalah Maha Penyayang kepadamu.” duanya mundur” (HR.Imam yang Lima
dan disahkan oleh Hakim). (Al-Hafid,
b. Al-Hadist n.d.)

Hadits yang diriwayatkan oleh Rifa’ah Hadits yang diriwayatkan oleh Abu
bin Rafi’ ra. Sebagaimana yang dikutib Mas’ud al-Anshary, ra. Sebagaimana
oleh al-Hafidz Ibnu Hajar al-asqolani yang dikutib oleh al-Hafidz Ibnu Hajar
dalam kitabnya al-asqolani dalam kitabnya

‫ُ َﻋْﻨـ ـ ـ ـ ـ ـﻪُ أَ ﱠن‬A‫ا‬ ‫َﻋـ ـ ـ ـ ـ ـﻦ ِرﻓَﺎ َﻋـ ـ ـ ـ ـ ـﺔَ ﺑْـ ـ ـ ـ ـ ـ ِﻦ َراﻓِـ ـ ـ ـ ـ ـ ٍﻊ َر ِﺿـ ـ ـ ـ ـ ـ َﻲ ﱠ‬ ‫ُ َﻋْﻨ ـ ـ ـ ـ ـﻪُ أَ ﱠن َر ُﺳ ـ ـ ـ ـ ـ َﻞ‬A‫ا‬ ‫َﰊ َﻣ ْﺴ ـ ـ ـ ـ ـﻌُ ْﻮٍد َر ِﺿ ـ ـ ـ ـ ـ َﻲ ﱠ‬ ْ ِ‫َو َﻋ ـ ـ ـ ـ ـ ْﻦ أ‬
‫ُ َﻋﻠَْﻴ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ِﻪ َو َﺳ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـﻠﱠ َﻢ ُﺳ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـﺌِ َﻞ أَ ﱡ‬A‫ا‬
‫ﺻـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـﻠﱠﻰ ﱠ‬ ‫َـ ـ ـ ـ ـﻰ َﻋ ـ ـ ـ ـ ـ ْﻦ َﲦَـ ـ ـ ـ ـ ِﻦ‬lَ ‫ُ َﻋﻠَْﻴ ـ ـ ـ ـ ـ ِﻪ َو َﺳ ـ ـ ـ ـ ـﻠﱠ َﻢ‬A‫ا‬‫ﺻ ـ ـ ـ ـ ـﻠﱠﻰ ﱠ‬ ِ‫ﱠ‬
‫ي‬ َ ‫ﱯ‬ ‫اﻟﻨﱠ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـِ ﱠ‬ َ A‫ا‬
ِ‫ﺎل ﻋﻤـ ـ ـ ـ ـﻞ اﻟﱠﺮﺟـ ـ ـ ـ ـ ِﻞ ﺑِﻴـ ـ ـ ـ ـ ِﺪﻩ‬ ِ ِ ‫ﺐ وﻣﻬـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ِﺮ اﻟْﺒﻐِـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ِﻲ وﺣ ْﻠـ ـ ـ ـ ـ ـ ـﻮ ِان اﻟْ َﻜـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ‬
َ ُ ُ َ َ َ ‫ﺐ؟ ﻗَـ ـ ـ ـ ـ‬ ُ ‫اﻟْ َﻜ ْﺴـ ـ ـ ـ ـﺐ أَﻃْﻴَـ ـ ـ ـ ـ‬ ‫ﺎﻫ ِﻦ‬ َ َُ ّ َ ْ َ َ ِ ‫اﻟْ َﻜﺎﻟْـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ‬
‫َوُﻛـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ﱡﻞ ﺑـَْﻴـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ٍﻊ َﻣـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ْﱪُْوٍر رواﻩ اﻟﺒـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـﺰار وﺻـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ــﺤﺤﻪ‬ ‫ﻣﺘﻔﻖ ﻋﻠﻴﻪ‬
‫اﳊﺎﻛﻢ‬
Dari Abu Mas’ud al-Anshary r.a,
“sesungguhnya Rosulullah SAW melarang
Dari Rifa’ah bin Rafi’ r.a.; “bahwasannya
menerima harga anjing, hasil lacur, dan upah
Nabi SAW, ditanya: pencarian apakah
tukang tenun”. (Mutafaq ‘Alaih). (Al-
yang paling baik?, beliau menjawab:
Hafid, n.d.)
ialah orang yang bekerja dengan
tangannya, dan tiap-tiap jual beli yang
bersih”, (HR. Al-Bazzar dan al-Hakim).
Hukum Jual Beli
(Al-Hafid, n.d.)
Para Ulama’ fiqih mengatakan bahwa
Hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu
hukum asal jual beli adalah boleh, akan
Mas’ud, ra. Sebagaimana yang dikutib
tetapi pada kondisi tertentu dan dengan cara
oleh al-Hafidz Ibnu Hajar al-asqolani
tertentu, Sebagaimana ungkapan Imam
dalam kitabnya
Syafi’i “dasar hukum jual beli seluruhnya
mubah, yaitu apabila dengan keridhaan dari
‫ﺎل‬َ ‫ُ َﻋْﻨ ـ ـ ـ ـ ـ ـﻪُ ﻗَـ ـ ـ ـ ـ ـ‬A‫ا‬ ‫َو َﻋ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ِﻦ اﺑْـ ـ ـ ـ ـ ـ ِﻦ َﻣ ْﺴ ـ ـ ـ ـ ـ ـﻌُ ْﻮٍد َر ِﺿ ـ ـ ـ ـ ـ ـ َﻲ ﱠ‬ kedua belah pihak. Kecuali ada dalil yang

‫ُ َﻋﻠَْﻴ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ِﻪ َو َﺳ ـ ـ ـ ـ ـ ـﻠﱠ َﻢ‬A‫ا‬ ‫ﺻ ـ ـ ـ ـ ـ ـﻠﱠﻰ ﱠ‬ ِ‫َِﲰﻌ ـ ـ ـ ـ ـ ـﺖ رﺳ ـ ـ ـ ـ ـ ـﻮ ُل ﱠ‬ menunjukkan keharamannya”. (Zuhayli,


َ A‫ا‬ ْ َُ ُ ْ 1997)
‫ﺲ‬ ِ ِ ِ
َ ‫ﻒ اﻟْ ُﻤﺘَـﺒَﺎﻳ َﻌـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـﺎن َوﻟَـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـْﻴ‬َ ‫اﺧﺘَـﻠَـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ‬ ْ ‫ﻳـَ ُﻘـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ْﻮ ُل اذَا‬ Dari perkataan imam syafi’i tersebut
dapat kita simpulkan bahwa jual beli
‫ب‬‫ﺑـَْﻴـﻨَـ ُﻬ َﻤ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـﺎ ﺑـَﻴِّﻨَـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـﺔٌ ﻓَـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـﺎﻟْ َﻘ ْﻮ ُل َﻣـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـﺎ ﻳـَ ُﻘـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ْﻮ ُل َر ﱡ‬ dihukumi mubah atau boleh selama tidak
‫ﺎن رواﻩ اﳋﻤﺴ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ــﺔ وﺻ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ــﺤﺤﻪ‬ ِ ‫اﻟ ِﺴ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ْﻠﻌ ِﺔ ﻳـﺘَـﺘَﺎرَﻛ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ‬ ada dalil yang melarang, jika ada dalil yang
َ َ َ ّ melarangnya maka jual beli tersebut
‫اﳊﺎﻛﻢ‬ dihukumi haram seperi jual beli benda najis.

Dari Ibnu Mas’ud r.a ia berkata : saya


mendengar Rosulullah SAW, bersabdah:

4
DOI: 10.35316/istidlal.v4i1.204 Istidlal: Jurnal Ekonomi dan Hukum Islam
Volume 4, Nomor 1, April 2020

Prinsip Dasar Jual Beli jumhur Ulama’ mengatakan bahwa rukun


jual beli ada empat, yaitu:
Dalam syari’at Islam ada ketentuan a. Adanya Penjual (Bai’).
dan prinsip yang harus dipenuhi ketika b. Adanya Pembeli (Mustari).
melakukan transaksi jual beli, prinsip dasar c. Adanya Ijab & Qobul (Shighat).
tersebut adalah kejujuran, kepercayaan dan d. Ma’qud ‘Alaih (benda atau barang)
ketulusan (Abdul, 1997). Nabi Muhammad (Syafei, 2001).
SAW bersabdah:

‫ُ َﻋﻠَْﻴـ ـ ـ ـ ِﻪ َو َﺳـ ـ ـ ـﻠﱠ َﻢ‬A‫ا‬ ‫ﺻـ ـ ـ ـﻠﱠﻰ ﱠ‬ ِ ٍِ ِ


َ ‫ﱯ‬ ِّ ِ‫َﻋـ ـ ـ ـ ْﻦ اَ ْﰊ َﺳـ ـ ـ ـﻌْﻴﺪ َﻋـ ـ ـ ـﻦ اﻟﻨﱠـ ـ ـ ـ‬
Syarat Jual Beli

ِ ِ ‫اﻟﺘﱠ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ‬
‫ﲔ‬َ ْ ‫ﲔ َﻣ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ َﻊ اﻟﻨﱠﺒِﻴِّ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ‬
ُ ْ ‫ﺼ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ُﺪ ْو ُق اﻻَﻣ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ‬
‫ﺎﺟ ُﺮ اﻟ ﱡ‬ a. Adanya dua belah pihak yang

(‫ﲔ َواﻟ ﱡﺴ َﻬ َﺪ ِاء )رواءﻩ اﻟﱰﻣﺬي‬ ِِِ ‫و‬


َْ ‫اﻟﺼ ّﺪﻳْﻘ‬ ّ َ
melakukan transaksi.
b. Adanya barang yang dipindah
tangankan.
Dari Abi Sa’id dari Nabi Muhammad c. Adanya kata-kata yang menyatakan
SAW: pedagang yang jujur dan terjadinya transaksi jual beli (sighat ijab
terpercaya itu sejajar (tempatnya) di qobul) (Syafei, 2001).
surga dengan para Nabi, para siddiqin
dan para syuhada’ (Al-Tirmidzi, n.d.)
Macam-macam Jual Beli
Hadits Nabi tersebut diatas
menjelaskan bahwa pedagang yang jujur Dilihat dari segi hukumnya, jual beli
mempunyai status yang tinggi diantara dibedakan menjadi tiga macam yaitu: Jual
mereka yang berkecimpung dalam beli benda yang kelihatan, jual beli barang
perdagangan, Nabi Muhammad yang barangnya tidak kelihatan tapi
mengibaratkan mereka seperti Syuhada’ disebutkan sifat-sifatnya pada waktu akad,
yang bejuang dijalan Allah (jihad fisabi dan Jual beli barang yang tidak ada (gaib).
lillah). Prinsip tersebut akan mendatangkan dalam Kitab Fiqh Islam Wa adillatuhu
manfaat bagi masyarakat secara umum, Wahbah Zuhaili menjelaskan bahwa jual
sehingga masyarakat tidak akan melakukan beli dibagi menjadi tiga macam, yaitu:
transaksi yang melanggar konsep jual beli (Zuhayli, 1997)
yang merugikan salah satu pihak (Doi A. a. Sahih, yaitu transaksi yang memenuhi
Rahman, 2002) syarat-syarat dan rukun jual beli, barang
yang diperjual belikan milik sendiri, dan
tidak termasuk khiyar.
Rukun Jual Beli b. Batil, yaitu transaksi yang diantara salah
satu syarat dan rukun jual beli tidak
Ada perbedaan pendapat dalam terpenuhi, seperti transaksi yang
penentuan rukun transaksi jual beli dilakukan oleh anak kecil , dan transaksi
diantaranya adalah Ulama’ Hanafiyah barang yang dilarang oleh syara’ seperti
berpendapat bahwa rukun jual beli yaitu ijab khamer, daging anjing, dll. Jenis jual beli
dan qobul yang menunjukkan adanya yang batil adalah sebagai berikut:
keridhoan antara penjual dan pembeli dalam - Barang yang tidak ada.
melakukan pertukaran barang, baik secara - Transaksi yang terdapat unsur
ucapan maupun perbuatan. Sedangkan penipuan.

5
Fawaid – Pembatalan Tiket Jasa Transportasi Kereta Api

- barang yang tidak bisa (Harun, 2007)


diserahkan kepada pembeli. Para Ulama Fiqh sepakat
- Benda najis, menyatakan bahwa suatu jual beli itu
- Uang muka, hukumnya mengikat, baik penjual maupun
- Barang yang menjadi hak milik pembeli. Namun apabila masih bisa
bersama (Ibnu, 2007). dilanjutkan dengan hak khiyar, maka jual
c. Fasid beli itu belum mengikat, masih bisa
Apabila kerusakan dalam jual beli dilanjutkan atau di batalkan (Harun, 2007).
itu terkait barang yang diperjualbelikan
itu hukumnya batil (batal). Sedangkan
apabila kerusakan pada jual beli itu Metode Penelitian
dinamakan fasid. Harga yang dapat
dipermainkan pedagang adalah ats- Metode merupakan langkah-langkah
tsaman, para Ulama menyangkut harga spesifik (tindakan, tahapan atau
barang dan bisa diperbaiki, maka jual pendakatan) yang harus diambil dalam
beli itu dinamakan fasid. Diantara jual urutan tertentu selama penelitian. Adapaun
beli fasid sebagai berikut: metodologi merupakan sebuah sistem dan
- Jual beli al majhul. prinsip-prinsip untuk melaksanakan
- Menjual barang yang gaib yang tidak sesuatu, peneliti menggunakan metode
dapat dihadirkan saat jual beli. penelitian kualitatif.
- Jual beli yang dilakukan oleh orang Penelitian kualitatif lebih pada proses
buta. Para Jumhur Ulama daripada hasil. Oleh sebab itu, penelitian
mengatakan bahwa jual beli yang harus menjelaskan beberapa tahapan-
dilakukan orang buta sah apabila tahapan yang secara garis besar dapat
orang buta tersebut memiliki hak memenuhi tiga tahapan yaitu: pra-lapangan,
khiyar, sedangkan menurut mazhab pekerjaan lapangan, dan analisis data.
Syafi‟i tidak boleh menjual seperti ini 1. Tahap penelitian pra-lapangan (sebelum
kecuali jika barang yang dibeli lapangan), analisis ini di lakukan
tersebut tidak dilihatnya sebelum terhadap data sebelum peneliti
matanya buta. memasuki lapangan. Analisis dilakukan
- Jual beli al-Ajl, jual beli dikatakan pada data hasil studi pendahuluan, atau
rusak (fasid) karena menyerupai dan data sekunder yang digunakan untuk
menjurus pada riba. menentukan fokus penelitian.
- Jual beli anggur dan buah-buahan 2. Pekerjaan lapangan, merupakan analisis
lain untuk pembuatan khamr. yang dilakukan saat proses
- Barter dengan barang yang pengumpulan data sedang berlangsung.
diharamkan, Miles and Huberman mengatakan
- Jual beli sebagai barang yang bahwa analisis data kualitatif dilakukan
sama sekali tidak dapat dipisahkan secara interaktif dan berlangsung secara
dari satuannya terus menerus sampai tuntas, Aktivitas
- Jual beli bergantung pada syarat. dalam analisis data menggunakan
Misal: ucapan dagang, jika kontan langkah-langkah sebagai data reduksi,
harganya Rp. 500,- dan jika data display (penyajian data) dan
beruntung harganya Rp 600,- jual beli verification yaitu, penarikan kesimpulan
ini fasad. (Sugiyono, 2010).
- Jual beli padi-padian yang belum 3. Analisis data, Menurut Spradley proses
sempurna matanya untuk panen. penelitian kualitatif di lapangan, dimulai

6
DOI: 10.35316/istidlal.v4i1.204 Istidlal: Jurnal Ekonomi dan Hukum Islam
Volume 4, Nomor 1, April 2020

dengan menetapkan informan kunci “key ekonomi. Khiyar ini penting dalam transaksi
informant” yang dipercaya serta mampu untuk menjaga kepentingan, kemaslahatan
“membukakan pintu” kepada peneliti dan kerelaan kedua belah pihak yang
untuk memasuki obyek penelitian. melakukan kegiatan transaksi serta
4. Tahapan pengecekan via teman sejawat melindungi mereka dari bahaya yang
(peer debriefing) dan validasi sumber mungkin menimbulkan kerugian bagi
eksternal (para ahli) digunakan peneliti mereka, sehingga kemaslahatan yang dituju
sebagai bentuk triangulasi sumber dan dalam suatu transaksi dapat tercapai dengan
triangulasi informan (Yasid, 2010; Zamili, sebaik baiknya. Status khiyar menurut
2015). Ulama’ fiqih adalah disyariatkan atau
dibolehkan karena adanra suatu keperluan
yang mendesak dalam mempertimbangkan
Hak Pilih Bagi Konsumen Jasa kemaslahatan masing-masing pihak yang
Transportasi Kereta Api melakukan transaksi (Zuhayli, 1997).
Para Ulama’ memperbolehkan
Penerapan adanya hak memilih adanya khiyar berdasarkan hadits berikut:
terhadap konsumen karena pihak PT Kereta
Api menyadari bahwa aktivitas manusia ‫ُ َﻋْﻨـ ُﻬ َﻤـ ـ ـ ـ ـﺎ َﻋـ ـ ـ ـ ـ ْﻦ َر ُﺳـ ـ ـ ـ ـ ْﻮِل‬A‫ا‬ ‫َﻋـ ـ ـ ـ ـ ِﻦ اﺑْـ ـ ـ ـ ـ ِﻦ ﻋُ َﻤـ ـ ـ ـ ـ ْﺮ َر ِﺿـ ـ ـ ـ ـ َﻲ ﱠ‬
terkadang tidak sesuai dengan apa yang
telah direncanakan, hal tersebut terjadi ‫ُ َﻋﻠَْﻴ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ِﻪ َو َﺳ ـ ـ ـ ـ ـ ـﻠﱠ َﻢ اِذَا ﺗَـﺒَ ـ ـ ـ ـ ـ ـﺎﻳَ َﻊ اﻟ ـ ـ ـ ـ ـ ـﱠﺮ ُﺟ َﻼ ِن‬A‫ا‬ ‫ﺻ ـ ـ ـ ـ ـ ـﻠﱠﻰ ﱠ‬
َ A‫ا‬
ِ‫ﱠ‬
‫ﻓَ ُﻜـ ـ ـ ـ ـ ﱡﻞ َوا ِﺣـ ـ ـ ـ ـ ٍﺪ ِﻣْﻨـ ُﻬ َﻤـ ـ ـ ـ ـﺎ ِ! ْﳋِﻴَـ ـ ـ ـ ـﺎ ِر َﻣـ ـ ـ ـ ـﺎ َﱂْ ﻳـَﺘَـ َﻔﱠﺮﻗَـ ـ ـ ـ ـﺎ َوَﻛـ ـ ـ ـ ـﺎ َن‬
karena manusia terkadang dihadapkan
dengan suatu permasalahan yang datang
secara tiba-tiba seperti adanya musibah atau ‫ ﻓَـ ـ ـ ـ ـ ـ ِﺎء ﱠن َﺧ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ﱠَﲑ‬.‫ﲨْﻴـ ًﻌ ـ ـ ـ ـ ـ ـﺎ اَْو َﳜَـ ـ ـ ـ ـ ـ ﱠَﲑ اَ َﺣ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ُﺪ ُﳘَﺎ ْاﻻَ َﺧ ـ ـ ـ ـ ـ ـَﺮ‬ َِ
adanya suatu hal yang mengharuskan
‫ﻚ ﻓَـ َﻘـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ْﺪ‬ ِ
manusia tidak melaksakan aktivitas َ ‫اَ َﺣـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ُﺪ ُﳘَﺎ ْاﻻَ َﺧـ ـ ـ ـ ـ ـ ـَﺮ ﻓَـﺘَـﺒَﺎﻳـَ َﻌـ ـ ـ ـ ـ ـ ـﺎ َﻋﻠَـ ـ ـ ـ ـ ـ ـﻰ ذَاﻟـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ‬
ِ
ْ‫ﺐ اﻟﺒَـْﻴ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ُﻊ َواء ْن ﺗَـ َﻔﱠﺮﻗَـ ـ ـ ـ ـ ـ ـﺎ ﺑـَ ْﻌ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ َﺪ اَ ْن ﺗَـﺒَ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـﺎﻳَ َﻊ َوَﱂ‬َ ‫َو َﺟ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ‬
sebagaimana mestinya.
Dalam ekonomi syari’ah pihak
‫ﺐ اﻟﺒَـْﻴ ـ ـ ـ ـ ـ ُﻊ‬ ِ ِ
konsumen atau pembeli mempunyai hak
َ ‫ﻳَـ ـ ـ ـ ـ ْﱰُ ْك َواﺣ ـ ـ ـ ـ ـ ٌﺪ ﻣْﻨـ ُﻬ َﻤ ـ ـ ـ ـ ـﺎ اﻟﺒَـْﻴ ـ ـ ـ ـ ـ َﻊ ﻓَـ َﻘ ـ ـ ـ ـ ـ ْﺪ َو َﺟ ـ ـ ـ ـ ـ‬
pilih, yang dalam fiqih muamalah disebut
dengan hak khiyar. Sedangkan menururt (‫)ﻣﺘﻔﻖ ﻋﻠﻴﻪ واﻟﻠﻔﻆ ﳌﺴﻠﻢ‬
pendapat para ulama’ adalah sebagai
berikut: Dari ibnu Umar r.a dari Rasulullah SAW,
beliau bersabda: apabila dua orang
‫ﻀ ـ ـ ـ ـ ـ ِﺎء اﻟْ َﻌ ْﻘ ـ ـ ـ ـ ـ ِﺪ‬ ِ ‫أَ ْن ﻳ ُﻜـ ـ ـ ـ ـﻮ َن ﻟِْﻠﻤﺘـﻌﺎﻗِ ـ ـ ـ ـ ـ ِﺪ اﳋِﻴ ـ ـ ـ ـ ـﺎر ﺑ ـ ـ ـ ـ ـ‬
َ ‫ﲔ ا ْﻣ‬
melakukan transaksi jual beli, maka
َْ َ ُ َ َ َُ ْ َ masing masing dari kedua belah pihak
‫ﻀﺎﺋِِﻪ ﺑَِﻔ ْﺴ ِﺨ ِﻪ َرﻓْـ ًﻘﺎ ﻟِْﻠ ُﻤﺘَـ َﻌﺎﻗِ َﺪﻳْ ِﻦ‬ ِ
َ ‫َو َﻋ َﺪِم ا ْﻣ‬ terdapat hak pilih selama belum
berpisah, atau salah satu dari keduanya
Hak pilih bagi salah satu atau kedua menyuruh pihak lain, apabila salah satu
belah pihak yang melaksanakan transaksi keduanya sudah menyuruh pihak pilih
untuk melangsungkan atau membatalkan yang lain dan mereka berdua berjual beli
transaksi yang disepakati sesuai dengan atas dasar itu, maka terjadilah jual beli.
kondisi masing-masing pihak yang Dan jika keduanya sudah berpisah
melakukan transaksi (Zuhayli, 1997). sesudah jual beli sedangkan salah satu
Hak pilih (khiyar) ditetapkan syariat dari keduanya tidak beranjak dari lokasi
Islam bagi orang-orang yang melakukan transaksi, maka terjadi jual beli. (mutafaq
transaksi perdata khususnya masalah

7
Fawaid – Pembatalan Tiket Jasa Transportasi Kereta Api

‘alaih dan susunan matan itu menurut tidak sesuai dengan formulir pemesanan
riwayat Muslim) (Al-Bukhari, n.d.). yang diisi oleh pemesan, maka dapat
dilakukan batal petugas.”
Dari paparan di atas dapat kita Dalam syari’at islam ketika ada dua
ketahui bahwa ketentuan berupa adanya hak pihak yang melakukan transaksi jual beli,
pilih pada konsumen dalam transaksi jual pihak pembeli dapat mengembalikan barang
beli tiket seperti yang diterapkan oleh PT yang dibelinya apabila terdapat cacat pada
Kereta Api dengan ketentuan yang sesuai barang tersebut yang dapat mengurangi
dengan konsep hukum ekonomi syariah, kualitas atau harganya, dengan catatan
maka masing-masing pihak yang melakukan adanya cacat itu dari sebelum diterimanya
transaksi memiliki hak khiyar, sehingga barang baik sesudah atau sebelum akad
salah satu diantara kedua belah pihak yang (Sulaiman, 1995).
bertransaksi boleh memilih antara Ketika terdapat cacat sesudah akad
melanjutkan atau membatalkannya. sedangkan barangnya belum diterima oleh
Dengan diberlakukannya hak khiyar pembeli, maka barang tersebut menjadi
atau hak pilih dalam transaksi jual beli tiket tanggungan penjual. Akan tetapi jika barang
jasa transportasi kereta api maka hukum sudah diterima oleh pembeli, maka pihak
pembatalan tiket jasa transportasi kereta api pembeli boleh mengembalikan barangnya
tersebut diperbolehkan oleh syari’at islam pada penjual serta meminta kembali uangya.
karena akad yang digunakan dalam Jika pembeli baru mengetahui adanya cacat
transaksi jual beli tiket termasuk akad jaiz. pada barang yang dibeli sesudah barang itu
tidak ada, seperti halnya membeli sapi,
pihak pembeli mengetahui ada cacat pada
Batal Petugas Konsumen Jasa sapi tersebut setelah sapi itu mati, maka
Transportasi Kereta Api pihak pembeli diperbolehkan untuk
meminta uang ganti rugi dari kecacatan
Proses Batal Petugas barang tersebut (Sulaiman, 1995).
Kesalahan yang timbul baik dalam
Layanan pembatalan berupa batal hal adanya gangguan RTS, tiket yang
petugas merupakan salah satu jenis layanan tercetak tidak sesuai dengan formulir yang
yang diterapkan oleh PT Kereta Api bagi diisi oleh pemesan, atau gagal cetak
para konsumen yang mengalami masalah merupakan kesalahan yang timbul bukan
pada tiket yang diterima dan masalah karena konsumen tapi timbul dari pihak
tersebut timbul bukan karena kesalahan petugas selaku penyedia jasa layanan
konsumen, seperti halnya tiket yang tercetak transportasi. Kesalahan yang timbul seperti
tidak sesuai dengan formulir yang diisi saat tersebu termasuk dalam kategori cacat yang
pemesanan, tiket gagal dicetak, atau ada dapat merugikan pihak konsumen, sehingga
gangguan RTS. pihak konsumen dapat mengajukan proses
Konsumen yang menemukan adanya pembatalan berupa batal petugas.
kesalahan pada tiket seperti tersebut di atas
dapat mengajukan proses pembatalan
berupa batal petugas, berdasar pada Ketentuan Batal Petugas
keputusan direksi PT Kereta Api Indonesia
(PERSERO) Nomor KEP.U/LL.003/XI/1/KA- Dalam layanan pembatalan berupa
2015 pada BAB IX tentang pembatalan tiket batal petugas berlaku ketentuan bahwa
dan perubahan jadwal pasal 40 Ayat 1 yaitu setiap konsumen yang menemukan adanya
“Dalam hal tiket yang tercetak salah atau kesalahan seperti tersebut di atas pihak PT

8
DOI: 10.35316/istidlal.v4i1.204 Istidlal: Jurnal Ekonomi dan Hukum Islam
Volume 4, Nomor 1, April 2020

Kereta Api mengharuskan pada konsumen penumpang tidak dapat melakukan proses
tersebut agar melangsungkan dengan segera pembatalan.
untuk mengurus proses batal petugas. Jika Dalam ekonomi Islam kedua belah
konsumen yang bersangkutan membiarkan pihak yang melakukan transaksi jual beli
adanya kesalahan tersebut dalam artian memiliki hak atas pembatalan atau
konsumen tersebut tidak mengurusnya penetapan akad sesuai waktu yang
maka pihak PT Kereta Api menganggap ditentukan, yang dalam fiqih mu’amalah
konsumen rela terhadap adanya kesalahan disebut dengan Khiyar syarat. Ulama’ fiqih
yang timbul seperti tersebut di atas. mendefinisikannya sebagai berikut:
Dalam khiyar ‘aib berlaku ketentuan
bahwa barang yang diketahui ada cacat saat ‫اَ ْن ﻳَ ُﻜ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ْﻮ َن ِﻻَ َﺣ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ِﺪ اﻟْ َﻌﺎﻗِ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ َﺪﻳْ ِﻦ اَْو ﻟِ ِﻜْﻴـﻠَ ُﻬ َﻤ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـﺎ اَْو‬
barang sudah ada pada pembeli, hendakya
‫ﻀ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـﺎﺋِِﻪ‬ ِ ِ ِ ِ
pembeli bersegera mengembalikan barang ْ ِ ‫ﻟﻐَ ِْﲑﳘَـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـﺎ ا ْﳊَـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ﱡﻖ‬
َ ‫ﰲ ﻓَ ْﺴ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ِﺦ اﻟْ َﻌ ْﻘ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـﺪ اَْو ا ْﻣ‬
tersebut pada pihak penjual, jika tidak maka
pembeli tersebut dianggap rela atau ridha
‫ِﺧ َﻼ َل ُﻣﺪﱠةٍ َﻣ ْﻌﻠُ ْﻮَﻣ ٍﺔ‬
terhadap barang yang terdapat cacat
tersebut (Sulaiman, 1995). Suatu keadaan yang membolehkan salah
Berdasarkan keterangan di atas dapat seorang yang akad atau masing-masing
kita ketahui bahwa ketentuan yang yang akad atau selain keduanya, memiliki
diterapkan oleh PT Kereta Api khususnya hak atas pembatalan atau penetapan akad
dalam layanan pembatalan berupa batal selama waktu yang ditentukan (Syafei,
petugas sesuai dengan ketentuan dalam 2001).
khiar ‘aib.
Atau hal tersebut dapat diartikan
seperti seseorang ketika membeli sebuah
Batal Pembeli barang dari pihak lain dengan syarat dia
boleh melakukan khiyar pada masa atau
PT Kereta Api menyediakan layanan waktu tertentu. Apabila dia ingin
pembatalan berupa batal pembeli, layanan melanjutkan maka jual beli itu akan
pembatalan berupa batal pembeli berlangsung, jika tidak dia dapat
merupakan jenis layanan pembatalan tiket membatalkan akad.
yang disediakan untuk para penumpang Para Ulama’ fiqih menyatakan bahwa
selaku konsumen jasa transportasi yang khiyar syarat dapat diperbolehkan dengan
ingin membatalkan perjalanannya karena tujuan memelihara hak-hak pembeli dari
alasan tertentu, bukan karena adanya unsur penipuan. Khiar syarat berlaku hanya
kesalahan pada tiket yang diterima. pada transaksi yang bersifat mengikat kedua
Proses pembatalan berupa batal belah pihak saja seperti jual beli, sewa
pembeli dapat dilakukan paling lambat 30 menyewa, perserikatan, dan al-rahn, dan
menit sebelum jadwal keberangkatan jika tidak berlaku pada transaksi yang tidak
proses pembatalannya dilakukan secara mengikat seperti hibah, wakalah, pinjam
manual, jika proses pembatalannya meminjam dll. Khiyar syarat menentukan
dilakukan dengan cara online maka proses baik barang maupun nilai/harga barang baru
pembatalan berupa batal pembeli dapat dapat dikuasai sesuai tenggang waktu
dilakukan paling lambat 24 jam sebelum khiyar yang disepakati (Harun, 2007).
jadwal keberangkatan, jika kurang dari
waktu yang telah ditentukan maka
Ketentuan Batal Pembeli

9
Fawaid – Pembatalan Tiket Jasa Transportasi Kereta Api

adanya penyalah gunaan tiket yang bukan


Dalam proses pembatalan berupa miliknya.
batal pembeli ini penumpang yang ingin Abdul Wahab Khallaf, mengatakan
melakukan proses pembatalan selain harus bahwa maslahah mursalah adalah maslahah
membawa tiket yang mau dilakukan proses dimana syari’ tidak mensyari’atkan hukum
pembatalan mereka juga harus untuk mewujudkan maslahah, dan tidak ada
menunjukkan kartu identitas asli yang dalil yang menunjjukkan atas pengakuannya
sesuai dengan data dalam tiket, jika atau pembatalannya (Wahab, 2002).
penumpang tidak dapat menunjukkan kartu Sedangkan menurut Muhammad
identitas asli maka penumpang tidak dapat Abu Zahra adalah maslahah mursalah segala
melakukan proses pembatalan berupa batal kemaslahatan yang sesuai, atau sejalan
pembeli. dengan tujuan syari’ dan tidak ada dalil
Jika tiket yang mau dilakukan proses khusus yang menunjuk tentang diakui atau
pembatalan tersebut hilang maka tidak (Abu, 2005).
penumpang tersebut harus mengurus Jadi keputusan PT Kereta Api dalam
kehilangan tiket terlebih dahulu dibagian menentukan syarat yang harus dipenuhi
loket dengan membawa kartu identitas asli oleh konsumen dalam melakukan proses
dan disertai dengan surat bukti kehilangan pembatalan bertujuan agar kedua belah
dari kepolisian, kemudian diserahkan ke pihak yang melakukan transaksi tidak
petugas loket untuk diperiksa mendapakan mudharat berupa adanya
kebenarannya, jika terbukti ada tiket yang kerugian sebab adanya penyalah gunaan
sesuai dengan data yang diajukan maka tiket yang bukan miliknya.
penumpang tersebut dapat melanjutkan
proses pembatalan, Tetapi ketika
penumpang yang bersangkutan tidak dapat Perubahan Jadwal Keberangkatan
melakukan proses pembatalan sendiri Penumpang Transportasi
karena adanya kesibukan maka penumpang Kereta Api
tersebut dapat mewakilkan pada orang lain
dengan syarat seorang yang bmewakilkan PT Kereta Api selain menyediakan
harus membawa surat kuasa dari pemilik adanya layanan pembatalan bagi para
tiket dan menunjjukkan kartu identitas asli konsumen yang ingin membatalkan
pemilik tiket. perjalanannya, mereka juga menyediakan
Ketentuan tersebut bertujuan agar layanan perubahan jadwal, layanan
tiket yang hilang tidak dapat dimanfaatkan perubahan jadwal merupakan jenis layanan
oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung yang diperuntukkan bagi para konsumen
jawab, dalam artian untuk menghindari yang ingin menunda jadwal
adanya penipuan. Dengan demikian jika keberangkatannya dengan alasan tertentu.
seseorang menemukan tiket dijalan mereka Perubahan jadwal ini berbeda
tidak dapat mengurus pembatalan dengan dengan pembatalan, karena dalam
tujuan mendapatkan pengembalian bea tiket perubahan jadwal penumpang hanya
tersebut, karena mereka tidak dapat menunda keberangkatannya saja tidak
menunjukkan bukti identitas asli yang sesuai bermaksud untuk menggagalkan perjalanan,
dengan data dalam tiket. oleh karenanya dalam hal perubahan jadwal
Dengan adanya ketentuan tersebut penumpang tidak ada pengembalian uang
maka pihak penjual dan pembeli akan refund dari tiket yang dilakukan proses
terhindar dari kemudharatan yang mungkin perubahan jadwal.
terjadi berupa adanya kerugian sebab

10
DOI: 10.35316/istidlal.v4i1.204 Istidlal: Jurnal Ekonomi dan Hukum Islam
Volume 4, Nomor 1, April 2020

Dalam perubahan jadwal ini “Menolak kerusakan lebih


penumpang diharuskan mengisi formulir didahulukan dari menarik
pembatalan yang disediakan oleh petugas, kemaslahatan”. (Muchlis, 1999)
formulir tersebut sebagai bukti bahwa
penumpang tidak jadi berangkat sesuai
jadwal yang tertera dalam tiket kemudian Kesimpulan
dilanjutkan ubah jadwal.
Proses ubah jadwal ini dapat Pembatalan tiket jasa transportasi
dilanjutkan selama kursi dalam kereta yang kereta api diperbolehkan oleh syara’ karena
dituju masih tersedia dan proses akad dalam transaksi jual beli tiket termasuk
pengurusan dapat dilakukan selambat akad jaiz, pembatalan ada dua macam yakni
lambatnya 60 menit sebelum jadwal batal pembeli dan batal petugas, ketentuan
keberangkatan jika dilakukan secara manual dalam batal petugas sesuai dengan
dan 24 jam dari jadwal keberangkatan jika ketentuan khiyar ‘aib dan ketentuan dalam
proses ubah jadwal dilakukan secara online, batal pembeli sesuai dengan ketentuan
jika waktu pengurusannya kurang dari dalam khiyar syarat.
waktu yang ditentukan maka penumpang Adanya pemotongan sebesar 25%
tidak dapat melakukan ubah jadwal. dari harga tiket sebagai bea pembatalan
Dalam ekonomi Islam kedua belah diperbolehkan oleh syara’ karena untuk
pihak yang melakukan transaksi jual beli menghindari adanya kerugian, dan
memiliki hak atas pembatalan atau penumpang yang melakukan pembatalan
penetapan akad selama waktu yang akan mendapatkan haknya berupa
ditentukan yang dalam fiqih mu’amalah pengembalian uang dari harga tiket yang
disebut dengan Khiyar syarat. dibatalkan.
Ulama’ fiqih mendefinisikan Khiyar Perubahan jadwal keberangkatan
syarat sebagai berikut: penumpang kereta api diperbolehkan oleh
syara’ karena untuk tercapainya
‫اَ ْن ﻳَ ُﻜ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ْﻮ َن ِﻻَ َﺣ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ِﺪ اﻟْ َﻌﺎﻗِ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ َﺪﻳْ ِﻦ اَْو ﻟِ ِﻜْﻴـﻠَ ُﻬ َﻤ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـﺎ اَْو‬ kemaslahatan dan ketentuanya sesuai

‫ﻀ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـﺎﺋِِﻪ‬ ِ ِ ِ ِ dengan ketentuan dalam khiyar syarat.


ْ ِ ‫ﻟﻐَ ِْﲑﳘَـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـﺎ ا ْﳊَـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ﱡﻖ‬
َ ‫ﰲ ﻓَ ْﺴ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ِﺦ اﻟْ َﻌ ْﻘ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـﺪ اَْو ا ْﻣ‬ Akantetapi dalam perubahan jadwal ini
‫ِﺧ َﻼ َل ُﻣﺪﱠةٍ َﻣ ْﻌﻠُ ْﻮَﻣ ٍﺔ‬ terlihat adanya unsur ketidak adilan, karena
penumpang yang melakukan perubahan
jadwal selain dikenakan bea administrasi
Suatu keadaan yang membolehkan salah sebesar 25% dari harga tiket juga berlaku
seorang yang akad atau masing-masing ketentuan jika penumpang melakukan
yang akad atau selain keduanya, perubahan jadwal pada kelas kereta yang
memiliki hak atas pembatalan atau lebih tinggi mereka harus menambah selisih
penetapan akad selama waktu yang tarif, dan jika penumpang melakukan
ditentukan (Syafei, 2001). perubahan jadwal pada kelas kereta yang
Hal tersebut dilakukan untuk lebih rendah mereka tidak mendapatkan
kemaslahatan dan menghindari perselisihan pengembaliannya.
antara produsen dan konsumen, sesuai
dengan kaidah ushuliyah sebagai berikut:
Daftar Pustaka
‫ﺼﺎﻟِ ِﺢ‬
َ ‫ْﺐ اﻟْ َﻤ‬
ُ ‫ﱠم َﻋﻠَﻰ َﺟﻠ‬
ِِ
ٌ ‫َد ْرءُ اﻟْ َﻤ َﻔﺎﺳﺪ ُﻣ َﻘﺪ‬
Abdul, M. (1997). Teori dan Praktek Ekonomi

11
Fawaid – Pembatalan Tiket Jasa Transportasi Kereta Api

Islam. PT. Dana Bakti Primayasa.


Abu, Z. M. (2005). Ushul Fiqh, terj. Saefullah
Ma’shum, et al, Ushul Fiqh. Pustaka
Firdaus.
Al-Bukhari. (n.d.). Shahih Bukhari. Makatab
Dahlan.
Al-Hafid, ibnu H. al-‘asqolani. (n.d.).
Bulughul Maram min Adrakil Ahkam.
Al-Tirmidzi. (n.d.). Sunan al-Tirmidzi juz III.
dar al-Fikr.
Doi A. Rahman. (2002). Penjelasan lengkap
tentang Hukum-hukum Allah. PT. Raja
Grafindo Persada.
Harun, N. (2007). Fiqh Muamalah. Gaya
Media Pratama.
Ibnu, R. (2007). Bidayatul Mujtahid. Pustaka
Amani.
Muchlis, U. (1999). Kaidah-kaidah Usuliyah
dan Fiqhiyah. PT. Raja Grafindo Persada.
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif dan R & D.
Alfabeta.
Sulaiman, R. (1995). Fiqih Islam. PT. Sinar
Baru Algensindo.
Syafei, R. (2001). Fiqih Muamalah. In
Bandung: Pustaka Setia (Vol. 1). Pustaka
Setia.
Wahab, K. A. (2002). Ilmu Ushul Fiqh, terj.
Noer Iskandar al-Bansany, Kaidah Kaidah
Hukum Islam. PT Raja Grafindo Persada.
Yasid, A. (2010). Aspek-Aspek Penelitian
Hukum. Pustaka Pelajar.
Zamili, M. (2015). Menghindar dari Bias:
Praktik Triangulasi dan Kesahihan
Riset Kualitatif. Lisan Al-Hal: Jurnal
Pengembangan Pemikiran Dan
Kebudayaan, 9(2), 283–304.
https://doi.org/10.35316/10.1234/vol3iss
2pp230
Zuhayli, W. (1997). al-Fiqh al-Islami wa
Adillatuhu. In Damascus: Dar Al-Fikr.

12

Anda mungkin juga menyukai