PENDAHULUAN
Dewasa ini kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi serta
pemecahan.
oleh umat Islam, sehingga hukum Islam dapat menjawab tantangan zaman. Selain itu,
fatwa adalah salah satu dari lima produk pemikiran yang dipelajari dan diteliti seperti
kompilasi hukum Islam dan fatwa.1 Hukum Islam pada dasarnya hadir untuk
mewujudkan kemaslahatan umat Islam yang harus sesuai dengan tuntutan perubahan.
Kemaslahatan yang dituju dan disyariatkan Islam mencakup lima bidang yang
dikenal sebagai Maqasid Syariah yaitu pemeliharaan agama, jiwa, keturunan, harta,
akal.2
Fatwa adalah pendapat hukum Islam dari ulama sebagai jawaban atas
pertanyaan yang diajukan atau sebagai respon atas masalah yang berkembang di
1
M. Atho Mudzar, Pendekatan Studi Islam dalam Teori dan Praktek (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar Offset, 1998), h. 245.
2
Jaih Mubarok, Metodologi Ijtihad Hukum Islam (Yogyakarta: UII Press, 2002), h. 156.
1
masyarakat mengenai masalah keagamaan dan berlaku untuk umum.
3
maupun lembaga juga dikeluarkan fatwa, nasihat, atau rekomendasi untuk merespon
satu persoalan yang sangat membutuhkan adanya fatwa adalah masalah ekonomi
syariah. Adanya fatwa tentang ekonomi syariah sangat berperan dalam menjawab
Nasional (DSN) pada tahun 1999. Lembaga ini didirikan dengan tujuan untuk
dewan syariah yang mempunyai tugas untuk mengeluarkan fatwa atas jenis-jenis
produk lembaga keuangan syariah seperti perbankan syariah, asuransi syariah dan
Dewan Syariah Nasional inilah yang menjadi harapan agar dapat memberikan
jawaban atas permasalahan yang muncul akibat dampak globalisasi. Globalisasi ini
pada dasarnya muncul akibat suatu negara tidak bisa memenuhi kebutuhan
penduduknya sendiri tanpa memerlukan adanya negara lainnya. Hal ini disebabkan
suatu negara memiliki karakteristik yang berbeda, baik sumber daya alam, sumber
daya manusia, geografis, politik, ekonomi dan sosial. Adanya kekurangan dan
kelebihan dari suatu negara misalkan suatu negara memiliki kelebihan sumber daya
alam tetapi memiliki keterbatasan sumber daya manusia. Selain itu, suatu negara
memiliki keterbatasan sumber daya alam tetapi unggul dalam sumber daya manusia.
perdagangan yang dilakukan oleh penduduk suatu negara dengan penduduk negara
lain atas dasar kesepakatan bersama. Penduduk yang dimaksud dapat berupa antar
perorangan, instansi dan suatu negara atau pemerintah suatu negara. Adanya
penjual dari suatu negara dengan pembeli dari negara lainnya. Permasalahannya
adalah bagaimana menyelesaikan kondisi ini dimana antara penjual dan pembeli
dibatasi oleh jarak yang sangat jauh, sehingga transaksi dengan cara tunai jelas sangat
sulit dilakukan. Pembeli akan merasa khawatir jika ia mengirim uang lebih dahulu
sebelum barang tersebut sampai di tangannya. Sebaliknya penjual juga tidak bersedia
untuk melepas barangnya sebelum ada kepastian pembayaran dari pembeli. Inti dari
persoalannya adalah adanya kekhawatiran dari kedua belah pihak terhadap resiko
kerugian apabila salah satu ada yang tidak memenuhi kewajibannya Untuk mengatasi
persolan tersebut, bank dapat bertindak sebagai pihak ketiga yang memberikan jasa
perdagangan internasional ini adalah melalui instrumen Letter of Credit (L/C). Letter
of Credit (L/C) adalah jasa bank yang diberikan kepada masyarakat untuk
mempermudah dan memperlancar pelayanan arus barang, baik arus barang dalam
negeri (antar pulau) atau arus barang ke luar negeri (ekspor-impor). Peranan bank
5
dalam cara pembayaran ekspor impor dengan sarana L/C yaitu pihak bank penerbit
bertindak sebagai pengganti importir. Letter of Credit (L/C) yang diterbitkan oleh
bank tersebut adalah atas nama dan untuk kepentingan importir. Pembayaran akan
dalam L/C.3 Fasilitas yang diberikan oleh bank adalah berupa penangguhan
pembayaran oleh pembeli dalam jangka waktu tertentu sesuai perjanjian yang
perbedaan-perbedaan bahasa, adat kebiasaan dan prosedur, tetapi L/C tidak mengenal
dan pengiriman barang sesuai dengan kesepakatan yang telah dibuat antara eksportir
dalam setiap sendi kehidupan termasuk dalam melakukan transaksi bisnis, maka jasa
perbankan syariah yang melayani transaksi bisnis seperti Letter of Credit (L/C)
konvensional dalam prakteknya masih menerapkan bunga, hal ini sangat ditentang
3
Muhamad Djumhana, Hukum Perbankan di Indonesia, (Bandung: Citra Aditya Bakti,
2006), h. 443.
6
Syariah dapat dilihat pada pasal 19 ayat(1) huruf p yang menyebutkan salah satu
kegiatan usaha bank syariah adalah memberikan fasilitas Letter of Credit atau bank
garansi berdasarkan prinsip syariah.4 Undang-undang ini tidak mengatur lebih lanjut
mengenai bagaimana L/C yang sesuai dengan prinsip syariah secara khusus, namun
pada pasal 1 angka 12 dijelaskan tentang prinsip syariah yaitu prinsip hukum Islam
dalam kegiatan perbankan berdasarkan fatwa yang dikeluarkan oleh lembaga yang
memiliki kewenangan dalam penetapan fatwa di bidang syariah.5
Dewan Syariah Nasional (DSN) telah menetapkan fatwa dalam hal Letter of Credit
(L/C) ini dengan mengajukan sejumlah argumen normatif sebagai dasar hukum
ayat yang dirujuk para ulama untuk dijadikan justifikasi atas instrumen perdagangan
ض ُكم بَعۡ ضٗ ا فَ ۡلي ُ َؤ ِد ٞۖ ن م ۡقبوٞ ۞وإن ُكنتُم علَى سفَر ولَم تَجد ُواْ َكاتبٗ ا فَر ٰ َه
ُ ۡة فَإِ ۡن أ َ ِم َن بَعٞ ض َ ُ َّ ِ ِ ِ ۡ َ ٖ َ ٰ َ ۡ َِ
ٱَّللُ ِب َماَّ م قَ ۡلبُ ۗۥه ُ َوٞ ش ٰ َهدَ َۚة َ َو َمن يَ ۡكتُمۡ َها فَإِنَّ ٓۥهُ َءا ِث
َّ ٱَّللَ َربَّ ۗۥه ُ َو ََل ت َ ۡكت ُ ُمواْ ٱل
َّ ق ِ َّ ٱلَّذِي ۡٱؤت ُ ِمنَ أ َ ٰ َمنَت َ ۥه ُ َو ۡليَت
َ َت َعۡ َملُون
٢٨٣ يمٞ ع ِل
Terjemahnya:
Jika kamu dalam perjalanan (dan bermu'amalah tidak secara tunai) sedang
kamu tidak memperoleh seorang penulis, Maka hendaklah ada barang
tanggungan yang dipegang (oleh yang berpiutang). Akan tetapi jika
sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, Maka hendaklah yang
4
Pasal 19 ayat (1) huruf p Undang-undang No.21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah.
5
Pasal 1 angka 12 Undang-undang No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah.
6
Muhammad, Aspek Hukum dalam Muamalat, (Yogyakarta: Graga Ilmu, 2007), h. 101.
7
34/DSN-MUI/IX/2002 tentang Letter of Credit (L/C) Impor Syariah dan fatwa No.
bahwa Letter of Credit yang sesuai dengan prinsip syariah adalah yang menggunakan
penting yang dimiliki bank Islam untuk mendukung kelancaran transaksi bisnis dan
fatwa baru berkenaan dengan Letter of Credit yaitu fatwa No. 57/DSN-MUI/V/2007
tentang Letter of Credit (L/C) dengan akad kafalah bi al- ujrah. Pengertian akad
kafalah adalah akad penjaminan yang diberikan oleh penanggung (kafil) kepada
pihak ketiga untuk memenuhi kewajiban pihak kedua atau yang ditanggung (makful
‘anhu atau ashil). Sehingga dalam transaksi ekspor impor dengan menggunakan
dijelaskan dalam
Q.S. Al-Ma’idah/5: 2 yang juga menjadi salah satu landasan hukum yang digunakan
7
Departemen Agama Republik Indonesia, Al-qur’an dan Terjemahan, (Surabaya: CV Penerbit
Fajar Mulya, 2009), h. 49.
8
Muhammad, Aspek Hukum dalam Muamalat, h. 102.
8
tengah persaingan dengan bank konvensional. Namun inovasi semacam ini juga
perlu diperhatikan hukum yang terkait dengan akad- akad yang digunakan sehingga
sehingga tidak muncul tuduhan yang mengatakan bahwa produk bank syariah itu
hanyalah jiplakan (copy paste) semata dari bank konvensional yang ditambah label
langsung di dunia bisnis perlu mengetahui hukum syariah dalam setiap transaksi
yang mereka lakukan sehingga merekapun dapat terhindar dari praktek gharar dan
riba’.
Credit (L/C) dengan akad kafalah bi al-ujrah adalah salah satu bentuk jasa LKS
dilakukan oleh nasabah, yang dikenal dengan istilah Letter of Credit (L/C); untuk
9
Departemen Agama Republik Indonesia, Al-qur’an dan Terjemahan, h. 106.
9
satu skema penjaminan yang berdasarkan prinsip- prinsip syariah; di antara prinsip
syariah dalam menjalankan transaksi tersebut adalah penggunaan akad kafâlah; agar
Letter of Credit (L/C) Impor Syariah dan Fatwa No. 35/DSN-MUI/IX/2002 tentang
Akad kafalah bi al-ujrah merupakan terobosan dan wacana baru dalam dunia
fiqh, karena al-kafalah dikenal sebagai bagian dari akad tabarru’. Yang mana akad
tabarru’ ialah segala macam perjanjian yang menyangkut not profit (transaksi
atas transaksi akad kafâlah harus disepakati dan dituangkan di dalam akad. Hal ini
menunjukkan adanya persyaratan imbalan pada akad kafalah yang digunakan dalam
transaksi ekspor impor dengan menggunakan jasa Letter of Credit (L/C). Dan
menurut salah satu ulama Syafi’iyyah yaitu Al- Mawardi mengemukakan bahwa
10
Yeni Salma Barlinti, Kedudukan Fatwa Dewan Syariah Nasional dalam Sistem Hukum
Nasional di Indonesia, Disertasi, (Jakarta, Badan Litbang dan Diklat Kementrian Agama RI, 2010), h.
203.
10
akad kafalah yang dengan persyaratan imbalan tidak sah. Berbeda dengan pendapat
ulama mazhab Hanafi yang memberikan toleransi atas menerimanya ujrah oleh
pihak penjamin selama ada saling kerelaan dari pihak yang bersangkutan.
Maka atas dasar itulah peneliti tergerak untuk mengkaji salah satu fatwa
yang dikeluarkan oleh Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia yaitu
mazhab Syafi’i dan mazhab Hanafi tentang pendapat mereka bagaimana hukum
Letter Of Credit dengan Akad Kafalah Bi Al-ujrah Perspektif Mazhab Syafi’I dan
Mazhab Hanafi”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka pokok masalah dalam penelitian ini
/V/2007 tentang Letter Of Credit dengan Akad Kafalah Bi Al-ujrah yang dijabarkan
C. Tujuan Penelitian
D. Kegunaan Penelitian
1. Kegunaan Teoritis
2. Kegunaan Praktis
b. Bagi pembaca, semoga hasil penelitian ini dapat memberikan informasi dan
pengetahuan.
12
makna maka peneliti maka peneliti memberikan penjelasan dari beberapa kata yang
1. Fatwa
persoalan sebagai jawaban dari suatu pertanyaan, baik si penanya itu jelas
identitasnya maupun tidak, baik perseorangan maupun kolektif.11 Fatwa merupakan
jawaban atau penjelasan dari ulama mengenai masalah keagamaan dan berlaku
untuk umum.
Letter of credit adalah dokumen kegiatan ekspor impor yang berisi perjanjian
tertulis dari bank yang diberikan kepada penjual (eksportir) sesuai instruksi dari
dokumen yang disyaratkan dalam L/C. 12 Letter of Credit (surat kredit berdokumen)
adalah suatu bentuk jasa yang ditawarkan oleh bank dalam rangka pembelian
barang, berupa penangguhan pembayaran oleh pembeli dalam jangka waktu
3. Kafalah
pihak ketiga untuk memenuhi kewajiban pihak kedua atau yang ditanggung. Dalam
11
Yusuf Qardawi, Fatwa Antara Ketelitian & Kecerobohan, (Jakarta: Gema Insani Press,
1997), h. 5.
12
Henry S. Siswosoediro, Buku Pintar Pengurusan Perizinan & Dokumen, (Jakarta: Visi
Media, 2008), h. 78
13
pengertian lain, kafalah juga berarti mengalihkan tanggung jawab seseorang yang
dijamin dengan berpegang pada tanggung jawab orang lain sebagai penjamin. 13
Mazhab adalah cara berpikir atau metode berijtihad yang diterapkan oleh
imam atau mujtahid untuk menentukan hukum suatu kasus berdasarkan Al-Qura’an
dan hadis.14 Adapun pengertian mazhab menurut ulama fiqih adalah sebuah
metodologi fiqih khusus yang dijalani oleh seorang ahli fiqih mujtahid, yang
berbeda dengan ahli fiqih lain, yang menghantarkannya memilih jumlah hukum
kemudian ada umat islam mengikuti cara istinbatnya atau mengikuti mazhab
mazhab yang dicetuskan imam Syafi’I, yang kemudian ada umat islam mengikuti
cara istinbatnya atau mengikuti mazhab Syafi’I tentang masalah hukum islam.
penelitian ini adalah mengkaji mengenai akad kafalah bi al-ujrah pada pembiayaan
transaksi ekspor impor dengan Letter of Credit menurut mazhab Syafi’i dan
mazhab Hanafi.
acuan. Selain itu untuk menghindari anggapan kesamaan dengan penelitian ini.
13
Muhammad Syafi’I Antonio, Bank Syariah Dari Teori ke Praktik, (Jakarta: Tazkia Cendekia
& Gema Insani, 2001), h.123
14
Djohan Effendi, Pembaruan Tanpa Membongkar Tradisi, (Jakarta: Kompas, 2010), h. 146
15
Amir Syarifuddin, Ushul Fiqh, (Ciputat: Logos Wacana Ilmu, 1997), h. 29
14
dengan topik yang dibahas. Penulis menemukan beberapa penelitian yang terkait
Pertama Skripsi Siti Nurbaya dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang
Syariah (Studi Pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk)”. Penelitian ini
merupakan jenis penelitian dengan Metode Deskriptif Kualitatif, Metode
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan obsevasi,
Impor yang Sesuai dengan ketetapan Fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN).
Wakalah bil Ujrah, Wakalah bil ujrah dan Qardh, Murabahah,Salam/Istishna’ dan
Kedua Skripsi Febry Amalia Firdausi dari Universitas Islam Negeri Sunan
Ampel yang berjudul “Analisis Hukum Islam dan Fatwa DSN NO. 57/DSN-
16
Siti Nurbaya, “Implementasi Dewan Syariah Nasional (DSN) Majelis Ulama Indonesia
(MUI) No. 34 dan 35 Tentang Letter Of Credit (L/C) Ekspor-Impor Di Bank Syariah (Studi Pada PT.
Bank Muamalat Indonesia, Tbk)” (Skripsi Sarjana; Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Syarif
Hidayatullah: Jakarta,2011).
15
Konsumtif Di BMT UGT Sidogiri Capem Waru”. Penelitian ini merupakan jenis
dianalisis dengan teknik deskriptif analisis yaitu metode yang diawali dengan
menjelaskan atau menggambarkan data hasil penelitian, yaitu data tentang praktik
akad kafalah bil ‘ujrah pada pembiayaan konsumtif di BMT UGT Sidogiri cabang
Waru hingga menemukan sebuah pemahaman kemudian dilanjutkan dengan
Secara garis besar kesimpulan dari penelitian tersebut adalah dalam praktik
akad kafalah bi al-ujrah pada pembiayaan konsumtif ini BMT UGT Sidogiri
Capem Waru tidak melibatkan makful lahu atau wakilnya dalam pelaksanaan akad
kafalah, dan dalam praktiknya tidak ada ikatan hutang sebelumnya antara pihak
makful anhu dengan makful lahu sehingga bukan merupakan hutang yang lazim
dan mengikat. Menurut hukum Islam akad kafalah yang dilakukan oleh BMT
UGT Sidogiri Capem Waru adalah batal karena tidak terpenuhinya syarat dan
rukun akad. Selain itu mengenai ujrah yang ditetapkan oleh BMT UGT Sidogiri
kepada nasabah adalah dengan menggunakan sistem prosentase yakni antara 1,8%-
2,3% yang menyebabkan ujrah yang didapatkan oleh setiap nasabah adalah
berbeda- beda, dan hal tersebut bertentangan dengan hukum islam yakni ujrah
17
Febry Amalia Firdausi, “Analisis Hukum Islam dan Fatwa DSN NO. 57/DSN-
MUI/V/2007 Terhadap Praktik Akad Kafalah BI Al-Ujrah Pada Pembiayaan Konsumtif Di BMT
UGT Sidogiri Capem Waru” (Skripsi Sarjana; Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam
Negeri Sunan Ampel: Surabaya,2019).
16
Ketiga Skripsi Nurhalimah dari Institut Agama Islam Negeri Raden Intan
Lampung yang berjudul “Letter Of Credit Dalam Produk Bank Syariah (Studi atas
Fatwa DSN-MUI tentang Letter of Credit Impor dan Ekspor Syariah)”. Fokus
penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana bentuk- bentuk akad dalam
Fatwa DSN-MUI Letter of Credit Ekspor dan Impor Syariah dan untuk mengetahui
Credit.
Kesimpulannya adalah ada beberapa akad Letter of Credit yang ada di Fatwa
DSN-MUI yaitu, L/C Impor syariah dengan pelaksanaan akad Wakalah Bil Ujrah,
akad L/C Ekspor syariah dengan pelaksanaan akad Wakalah Bil ujrah, Qardh,
pembiayaan transaksi jual beli perdagangan internasional dan dilihat dari proses
terjadinya L/C sendiri, maka akad Wakalah bi al-ujrah dan Murabahah lebih
sesuai dengan esensi dari terbentuknya Letter of Credit. tetapi walaupun demikian
akad-akad L/C impor syariah dan L/C ekspor syariah yang difatwakan oleh DSN-
MUI menunjukkan bahwa dengan adanya akad-akad tersebut bank syariah dapat
memberikan lebih banyak opsi kepada nasabah karena dengan beragamnya akad
dalam penerbitan Letter of Credit nasabah bisa memilih akad yang dibutuhkan
18
Nurhalimah, “Letter Of Credit Dalam Produk Bank Syariah (Studi atas Fatwa DSN-MUI
tentang Letter of Credit Impor dan Ekspor Syariah)” (Skripsi Sarjana; Fakultas Syariah, IAIN Raden
Intan: Lampung,2017).
17
diantaranya adalah:
yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif dan penelitian Febry Amalia
pendapat para fuqaha’ mazhab Syafi’i dengan mazhab Hanafi mengenai akad
kafalah yang disertai dengan ujrah (upah) dalam transaksi ekspor impor
Syariah Nasional (DSN). Dan yang dilakukan oleh Nurhalimah fokus penelitian ini
adalah untuk mengetahui bagaimana bentuk- bentuk akad dalam Fatwa DSN-MUI
Letter of Credit Ekspor dan Impor Syariah dan untuk mengetahui apakah akad-
G. Landasan Teori
Fatwa berasal dari bahasa Arab yaitu al-fatwâ, dengan bentuk jamak fatawa,
18
yang berarti petuah, nasihat, jawaban pertanyaan hukum.19 Kamus Istilah Keuangan
islam yang diberikan oleh seorang faqih atau lembaga fatwa kepada umat, yang
muncul baik karena adanya pertanyaan maupun tidak. Fatwa menurut syara’ ialah
menerangkan hukum syara’ dalam suatu persoalan sebagai jawaban dari suatu
pertanyaan, baik si penanya itu jelas identitasnya maupun tidak, baik perseorangan
maupun kolektif.20 Dan secara sederhan fatwa didefinisikan sebagai jawaban atau
penjelasan dari ulama mengenai masalah keagamaan dan berlaku untuk umum.
Pada tanggal 29-30 Juli 1997 diadakan Lokakarya Ulama tentang Reksa Dana
Syariah yang mana pada saat itu pembahasan yang dilakukan mengenai pandangan
syariah terhadap reksa dana dan juga merekomendasikan untuk membuat suatu
lembaga sebagai wadah atas kebutuhan para praktisi ekonomi. Atas dasar hasil
Dewan Syariah Nasional. Dewan Syari’ah Nasional (DSN) adalah salah satu
lembaga yang dibentuk oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk menangani
masalah-masalah yang berhubungan dengan aktivitas lembaga keuangan syari’ah.21
19
A. Wangsawidjaja, Pembiayaan Bank Syariah, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2012),
h. 20.
20
Yusuf Qardawi, Fatwa Antara Ketelitian & Kecerobohan, h. 5.
21
Yeni Salma Barlinti, Kedudukan Fatwa Dewan Syariah Nasional dalam Sistem Hukum
Nasional di Indonesia, Disertasi, h. 143.
19
diajukan oleh LKS kepada DSN dalam bentuk permohonan pembuatan fatwa.22
adanya pertanyaan atau permasalahan yang diajukan oleh mustafti 34 fatwa. Dan
pada tanggal 30 Mei 2007 Dewan Syariah Nasional (DSN) mengeluarkan fatwa
terkait dengan kegiatan perdagangan ekspor impor luar negeri, yaitu Letter of Credit
kepada pihak ketiga untuk memenuhi kewajiban pihak kedua atau yang
b. L/C akad kafalah bil ujrah adalah transaksi perdagangan ekspor impor yang
menggunakan jasa LKS berdasarkan akad kafalah, dan atas jasa tersebut LKS
memperoleh fee (ujrah).
Transaksi L/C ekspor impor boleh menggunakan akad kafalah bil ujrah.
a. Seluruh rukun dan syarat akad kafalah bil ujrah dalam fatwa ini merujuk pada
22
Yeni Salma Barlinti, Kedudukan Fatwa Dewan Syariah Nasional dalam Sistem Hukum
Nasional di Indonesia, h. 172-176.
20
b. Penerapan akad kafalah dalam transaksi L/C ekspor maupun impor merujuk
c. Fee atas transaksi akad kafalah harus disepakati dan dituangkan di dalam
akad.
b. Fatwa ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan jika di kemudian
sebagaimana mestinya.23
(L/C) merupakan suatu bentuk jasa yang ditawarkan oleh bank dalam rangka
pembelian barang berupa penangguhan pembayaran oleh pembeli dan atas jasa
23
Mardani, Aspek Hukum Lembaga Keuangan Syariah Di Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2017)
h. 59-60
21
Menimbang:
a. Bahwa salah satu bentuk jasa Lembaga Keuangan Syariah (LKS) adalah
dilakukan oleh nasabah, yang dikenal dengan istilah Letter of Credit (L/C);
b. Bahwa untuk memenuhi kebutuhan transaksi L/C tersebut, LKS berkewajiban
syariah;
d. Bahwa agar kegiatan L/C tersebut dilakukan sesuai dengan prinsip syariah,
dengan Akad Kafalah bil Ujrah untuk dijadikan pedoman oleh LKS.
Mengingat:
1. Firman Allah SWT antara lain:
a. Q.S. Al-Kahfi/18: 19
طعَ ٗاما فَ ۡليَ ۡأتِ ُكم ُ فَ ۡٱبعَث ُ ٓواْ أ َ َحدَ ُكم بِ َو ِر ِق ُك ۡم ٰ َه ِذ ِٓۦه ِإلَى ۡٱل َمدِينَ ِة فَ ۡليَن
َ ظ ۡر أَيُّ َها ٓ أ َ ۡز َك ٰى
َّ َِب ِر ۡز ٖق ِم ۡنهُ َو ۡليَتَل
١٩ ط ۡف َو ََل يُ ۡش ِع َر َّن ِب ُك ۡم أ َ َحدًا
Terjemahannya:
Maka suruhlah salah seorang di antara kamu pergi ke kota dengan membawa
uang perakmu ini. Dan hendaklah ia lihat manakah makanan yang lebih baik,
maka hendaklah ia membawa makanan yang lebih baik bagimu, dan
hendaklah ia berlaku lemah lembut, dan janganlah sekali-kali menceritakan
22
b. Q.S. Al-Qashash/28: 26
٧٢ يمٞ ع ۡٱل َم ِل ِك َو ِل َمن َجا ٓ َء ِبِۦه ِحمۡ ُل بَ ِع ٖير َوأَن َ۠ا ِبِۦه زَ ِع ُ ُ قَالُواْ ن َۡف ِقد
َ ص َوا
Terjemahannya:
Penyeru-penyeru itu berseru: ‘Kami kehilangan piala Raja; dan barang siapa
yang dapat mengembalikannya, akan memperoleh bahan makanan (seberat)
beban unta, dan aku menjamin terhadapnya.
Artinya:
Telah dihadapkan kepada Rasulullah SAW jenazah seorang laki-laki untuk
disalatkan. Rasulullah SAW bertanya, Apakah ia mempunyai utang? Sahabat
menjawab, ‘Tidak’. Maka, beliau mensalatkannya. Kemudian dihadapkan lagi
jenazah lain, Rasulullah pun bertanya, Apakah ia mempunyai utang? Sahabat
menjawab, ‘Ya’. Rasulullah berkata, ‘Salatkanlah temanmu itu’ (beliau sendiri
tidak mau mensalatkannya). Lalu Abu Qatadah berkata, ‘Saya menjamin
utangnya, ya Rasulullah’. Maka Rasulullah pun mensalatkan jenazah tersebut.
(HR. Bukhari dari Salamah bin Akwa’)
b. Hadis Nabi riwayat Imam Muslim, Abu Dawud, al-Tirmidzi, dan Ibn Majah
Artinya:
1. Hadis Nabi riwayat Imam al-Tirmidzi dan Ibn Majah dari ‘Amr bin ‘Auf al-
Artinya:
Shulh (penyelesaian sengketa melalui musyawarah untuk mufakat) boleh
dilakukan di antara kaum muslimin kecuali shulh yang mengharamkan yang
halal atau menghalalkan yang haram; dan kaum muslimin terikat dengan
syarat-syarat mereka kecuali syarat yang mengharamkan yang halal atau
menghalalkan yang haram.
3. Kaidah Fikih:
24
Artinya:
Pada dasarnya, semua bentuk muamalah boleh dilakukan kecuali ada dalil
yang mengharamkannya.
Artinya:
Memperhatikan:
Letter of Credit (L/C) yang berisi ketetapan bahwa bank berjanji kepada (fee) i
Artinya:
Letter of Credit (L/C) yang berisi ketetapan bahwa bank berjanji kepada
eksportir untuk membayar hak-haknya (eksportir) atas importir adalah boleh.
Upah yang diterima oleh bank sebagai imbalan atas penerbitan L/C adalah
boleh. Hukum “boleh” ini oleh Muhsthafa al-Hamsyari didasarkan pada
karakteristik muamalah L/C tersebut yang berkisar pada akad wakalah,
hawalah dan dhaman (kafalah). Wakalah dengan imbalan (fee) tidak haram;
demikian juga (tidak haram) hawalah dengan imbalan.
Adapun dhaman (kafalah) dengan imbalan oleh Musthafa al-Hamsyari
disandarkan pada imbalan atas jasa yang menurut mazhab Syafi’i, hukumnya boleh
25
(jawaz) walaupun menurut beberapa pendapat yang lain hukumnya haram atau
berbagai jenisnya. Bank garansi adalah dokumen yang diberikan oleh bank atas
permohonan nasabahnya yang berisi jaminan bank bahwa bank akan memenuhi
disejajarkan dengan wakalah atau kafalah; dan kedua akad ini hukumnya boleh.
Demikian juga pengambilan imbalan (fee) atas kedua akad itu tidak diharamkan. 24
Letter of Credit (L/C) atau dalam bahasa Indonesia disebut Surat Kredit
Berdokumen merupakan salah satu jasa yang ditawarkan bank dalam rangka
diterbitkan oleh issuing bank atas dasar permohonan tertulis applicant atau dirinya
sendiri kepada beneficiary untuk membayar atau mengaksep draf, mengizinkan bank
lain untuk membayar atau mengaksep, atau mengambil alih draf apabila dokumen
yang diserahkan oleh beneficiary sesuai dengan syarat dan kondisi janji tertulis yang
diterbitkan oleh issuing bank.25Pembayaran L/C terdiri atas pembayaran atas unjuk,
24
Fatwa Dewan Syariah Nasional MUI NO. 57/DSN-MUI/V/2007
25
Trikaloka H. Putri, Kamus Perbankan, (Yogyakarta: Mitra Pelajar, 2009), h. 194.
26
Tipe perjanjian yang dapat difasilitasi L/C terbatas hanya pada perjanjian jual
Dengan fasilitas ini pembeli dapat melakukan pembayaran setelah yakin barang/jasa
akan diterima dengan spesifikasi sesuai perjanjian dengan penjual, dengan kata lain
pembeli tidak harus membayar terlebih dahulu sebelum barang/jasa dikirim atau
disampaikan oleh penjual. Dalam ranah pembahasan L/C berbasis syariah dikenal
dua jenis L/C, yaitu L/C impor syariah dan L/C ekspor syariah. Menurut Fatwa
L/C (Letter of Credit) Syariah adalah surat pernyataan akan membayar kepada
eksportir (beneficiery) yang diterbitkan oleh bank syariah (issuing bank) atas
sesuai dengan prinsip syariah. Jika bank menerbitkan L/C kepada nasabah, berarti
bank menjamin akan membayar sejumlah tertentu kepada pihak lain atas permintaan
nasabah tersebut.27
jual beli) ataupun bagi hasil. Sedangkan bagi nasabah, memperoleh jasa
26
Ramlan Ginting, Transaksi Bisnis dan Perbankan Intenasional, (Jakarta: Salemba
Empat,2007), h. 67.
27
Rachmadi Usman, Produk dan Akad Perbankan Syariah di Indonesia Implementasi dan
Aspek Hukum, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 2009), h. 275.
27
L/C impor syariah bagi bank adalah risiko pembiayaan (credit risk) dalam hal
nasabah (importir) tidak membayar tagihan penyelesaian L/C. Selain itu, terdapat
resiko likuiditas dalam hal bank mengalami kesulitan memperoleh jenis valuta yang
disyaratkan pada waktunya dan resiko reputasi dalam hal bank tidak dapat
Kondisi dimana antara penjual dan pembeli dalam aktivitasnya dibatasi oleh
jarak dan waktu tempuh yang lama hal ini mengakibatkan sulit terjadinya transaksi
secara tunai yang dilakukan lintas negara kerena adanya kekhawatiran dari kedua
belah pihak terhadap resiko kerugian apabila salah satu pihak ada yang tidak
1) Opener (Account)
permintaan importir.
3) Beneficiary (Acceredite)
28
Di samping ketiga pihak yang tertera di atas dalam transaksi letter of credit
b) The notifing bank Yaitu yang atas permintaan issuing bank akan
memberitahukan kepada beneficiary bahwa telah dibuka L/C untuknya.
c) Accepting bank Yaitu bank yang bertindak melakukan akseptasi atau janji
1) Transferable L/C
sebagian atau keseluruhan nilai L/C kepada satu atau beberapa pihak lain.
3) Revolving L/C
28
Sattar, Ekonomi Internasional, (Yogyakarta: CV Budi Utama,2017), h. 135-136.
29
Ikatan Bankir Indonesia, Mengenal Operasional Perbankan 1, h. 98
29
Adalah L/C yang pembayarannya kepada supplier secara tuani (at sight),
Letter Of Credit memegang peranan sangat penting dalam aktifitas bisnis atau
transaksi lintas Negara, oleh karena itu dalam pengaplikasiannya Letter Of Credit
haruslah sesuai dengan ketentuan yang berlaku universal dalam prosedur dan
situasinya.
1) Letter of Credit adalah komitmen bank pembeli kepada bank penjual bahwa ia
akan menerima faktur yang disajikan oleh penjual dan melakukan pembayaran,
tergantung pada kondisi tertentu. Jaminan yang diberikan oleh bank kepada
2) Dalam letter of credit, kewajiban utama hanya terletak pada bank, yang
mengumpulkan pembayaran dari klien setelahnya. Di sisi lain, dalam garansi
3) Dalam hal risiko, letter of credit lebih berisiko untuk bank tetapi lebih sedikit
untuk pedagang. Sebaliknya, bank garansi lebih berisiko bagi pedagang tetapi
4) Ada lima atau lebih pihak yang terlibat dalam transaksi letter of credit, seperti
dalam pemohon, penerima, bank penerbit, bank penasihat, bank negosiasi dan
30
bank konfirmasi (mungkin atau mungkin tidak). Sebaliknya, hanya tiga pihak
yang terlibat dalam bank garansi, yaitu pemohon, penerima manfaat dan bankir.
5) Dalam letter of credit, pembayaran dilakukan oleh bank, karena jatuh tempo,
kerugian, jika para pihak dalam jaminan, tidak memenuhi ketentuan yang
ditentukan.
7) Letter of credit sesuai untuk bisnis impor dan ekspor. Sebaliknya, bank garansi
a. Definisi Kafalah
dan za’amah (tanggungan). Dikalangan ahli fikih terdapat sejumlah nama lain untuk
akad kafalah ini, yaitu akad Hamalah, Dhamanah, dan Za’amah, namun yang paling
masyhur adalah akad kafalah. Imam Mawardi membedakan akad Dhamanah itu
akad menenggung terkait harta kekayaan, Hamalah terkait dengan hukuman atau
denda, dan Za’amah terkait dengan harta kekayaan yang berjumlah besar.30
Kafalah dalam arti bahasa berasal dari kata: kafala, yang sinonimnya:
30
M. Pudjihardjo & Nur Faizin Muhith, Fikih Muamalah Ekonomi Syariah, (Malang: UB
Press,2019) h. 99
31
kitab ulama Hanafiyyah dan ulama Hambali juga diartikan: adh-dhammu, yakni
artinya adalah al-Iltizam yakni mengharuskan atau mewajibkan atas diri sendiri
kepada tanggungan lain dalam penagihan atau penuntutan terhadap jiwa, harta, atau
benda.32Definisi yang lain dikemukakan bahwa kafalah atau dhaman adalah
Dari kedua definisi tersebut, definisi yang pertama lebih shahih karena lebih
umum yakni mencakup tiga jenis kafalah, yaitu kafalah terhadap jiwa, utang atau
benda. Sedangkan definisi yang kedua hanya mencakup kafalah terhadap hutang
saja.33
dimunculkan oleh akad ini. Memberikan pengertian akad kafalah adalah penyatuan
kafalah tidak beralih kepada al-Kafil (orang yang menanggung) dan tidak gugur
31
Ahmad Wardi Muslich, Fikih Muamalat, (Cetakan I; Jakarta: AMZAH,2010), h. 433.
32
Abdurrahman Al-Jaziri, Kitab Al-Fiqh ‘ala Al-Madzahib Al-Arba’ah, Juz 3 (Beirut: Dar Al-
Fikr, t.t), h. 221.
33
Ahmad Wardi Muslich, Fikih Muamalat, h. 434.
34
M. Pudjihardjo & Nur Faizin Muhith, Fikih Muamalah Ekonomi Syariah, h. 99.
32
akad yang menghendaki tetapnya suatu hak yang ada dalam tanggungan orang lain,
yang ada menjadi tanggungan kedua belah pihak, yaitu pihak yang menjamin dan
pihak yang dijamin. Perlu diperhatikan bahwa tertetapkannya hutang yang dijamin
tersebut dalam tanggungan kafil (pihak penjamin) dan pada waktu yang sama
hutang tersebut juga masih tetap berada dalam tanggungan ashil (pihak yang
dijamin, pihak yang berutang) atau dengan kata lain meskipun hutang yang ada
sama-sama menjadi tanggungan kedua belah pihak, yaitu yang menjamin dan yang
dijamin, namun tidak serta merta berarti nilai utang bertambah, dan pihak
tanggungan kafil, namun pihak yang berpiutang hanya berhak menagih dan
kafalah adalah akad penjaminan yang diberikan oleh penanggung (kafil) kepada
pihak ketiga untuk memenuhi kewajiban pihak kedua atau yang ditanggung
(makful’anhu, ashil);
35
Abdurrahman Al-Jaziri, Kitab Al-Fiqh ‘ala Al-Madzahib Al-Arba’ah, h. 225.
33
dihubungkan dengan teknis perbankan, dapat dikatakan bahwa pihak bank dalam
kerja/perjanjian yang telah disepakati antara nasabah dan pihak ketiga. Pada
hakikatnya pemberian kafalah ini akan memberikan kepastian dan keamanan bagi
pihak ketiga untuk melaksanakan isi kontrak/perjanjian yang telah disepakati tanpa
khawatir jika terjadi sesuatu dengan nasabah. Karena itu, konsep kafalah dalam
memerlukan penjaminan dari pihak lain melalui akad kafalah dan hal ini bisa
dilakukan oleh LKS. Agar kegiatan kafalah tersebut dilakukan sesuai dengan ajaran
Islam, maka DSN memandang perlu menetapkan fatwa tentang kafalah untuk
pekerjaan dengan ditanggung pengerjaannya dan dapat selesai dengan tepat waktu
dengan jaminan pihak ketiga. Sedangkan pihak yang menerima jaminan akan lepas
dari tanggung jawab dengan tepat waktu dan sesuai dengan jadwal yang telah
ditentukan.
Menimbang:
34
penjaminan dari pihak lain melalui akad kafalah, yaitu jaminan yang diberikan
Mengingat:
٧٢ يمٞ ع ۡٱل َم ِل ِك َو ِل َمن َجا ٓ َء بِِۦه ِح ۡم ُل بَ ِع ٖير َوأَن َ۠ا بِِۦه زَ ِع ُ ُقَالُواْ ن َۡف ِقد
َ ص َوا
Terjemahannya:
Penyeru-penyeru itu berseru: Kami kehilangan piala Raja; dan barang siapa
yang dapat mengembalikannya, akan memperoleh bahan makanan (seberat)
beban unta, dan aku menjamin terhadapnya.
2. Firman Allah Q.S. Al-Ma’idah/5: 2
Artinya:
Allah menolong hamba selama hamba menolong saudaranya.
5. Hadis Nabi riwayat Tirmidzi dari ‘Amr bin ‘Auf:
Artinya:
Perdamaian dapat dilakukan di antara kaum muslimin kecuali perdamaian
yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram; dan kaum
muslimin terikat dengan syarat-syarat mereka kecuali syarat yang
mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram.
6. Kaidah fiqh:
36
Artinya:
Pada dasarnya, semua bentuk muamalah boleh dilakukan kecuali ada dalil
yang mengharamkannya.
Artinya:
Bahaya (beban berat) harus dihilangkan.
Memperhatikan: Pendapat peserta Rapat Pleno Dewan Syari'ah Nasional pada hari
MEMUTUSKAN
1. Pernyataan ijab dan qabul harus dinyatakan oleh para pihak untuk
2. Dalam akad kafalah, penjamin dapat menerima imbalan (fee) sepanjang tidak
memberatkan.
3. Kafalah dengan imbalan bersifat mengikat dan tidak boleh dibatalkan secara
sepihak.
b. Berhak penuh untuk melakukan tindakan hukum dalam urusan hartanya dan
a. Diketahui identitasnya.
c. Berakal sehat.
maupun pekerjaan.
Ketiga: Jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya atau jika terjadi
1) Al-Qur’an
a) Q.S. Yusuf/12: 66
Terjemahnya:
Ya’qub berkata, Aku sekali-kali tidak akan melepaskannya (pergi) bersama-
sama kamu, sebelum kamu memberikan kepadaku janji yang teguh atas nama
Allah. Bahwa kamu pasti akan membawanya kepadaku kembali, kecuali kamu
dikepung musuh. Tatkala mereka memberikan janji mereka, maka Ya’qub
berkata Allah adalah saksi terhadap apa yang kita ucapkan ini.37
b) Q.S. Yusuf/12: 72
٧٢ يمٞ ع ۡٱل َم ِل ِك َو ِل َمن َجا ٓ َء ِبِۦه ِحمۡ ُل بَ ِع ٖير َوأَن َ۠ا ِبِۦه زَ ِع ُ ُ قَالُواْ ن َۡف ِقد
َ ص َوا
Terjemahnya:
Penyeru-penyeru itu berkata: “Kami kehilangan piala Raja, dan siapa yang
dapat mengembalikannya akan memperoleh bahan makanan (seberat) beban
unta, dan aku menjamin terhadapnya.”38
Ayat di atas mengisahkan tentang apa yang dilakukan oleh Nabi Yusuf
terhadap saudara-saudaranya yang datang ke Mesir dan Yusuf telah diangkat sebagai
Raja. Tatkala saudaranya mau masuk istana, Yusuf memasukkan “tempat minum
dari emas” ke dalam karung yang berisi makanan. Kemudian para pengawal istana
menemukan maka mereka akan menjadi penjamin (za’îm) atas hadiah yang akan
Ayat di atas dapat dijadikan landasan hukum dalam kafâlah karena di sana
mereka adalah punggawa kerajaan) untuk menjadi penjamin atas hak yang akan
diberikan kepada orang lain (dalam ayat tersebut disebutkan siapapun yang bisa
37
Departemen Agama Republik Indonesia, Al-qur’an dan Terjemahan, h. 243.
38
Departemen Agama Republik Indonesia, Al-qur’an dan Terjemahan, h. 244.
39
menemukan tempat minum dari emas). Hal ini mengisyaratkan bahwa kesanggupan
tersebut adalah sesuatu yang diizinkan oleh Al-Qur’an. Hal ini memiliki keterkaitan
dengan akad kafâlah, sebab dalam kafâlah hal yang paling pokok di dalamnya adalah
2) Hadist
tanggungan hutang kepada orang lain. Saat jenazah orang tersebut dimintakan
kepada Nabi untuk dishalatkan, Nabi tidak mau melakukannya. Namun setelah
salah satu temannya (Abu Qatadah) mau menanggung hutang tersebut, Rasulullah
SAW menerima permintaan untuk menshalatkan jenazah tersebut. Dari preseden ini
hutang yang menjadi beban jenazah tersebut beralih kepada Abu Qatadah yang telah
bersedia untuk menjamin hak piutang. Maka, Abu Qatadah adalah sudah menjadi
penjamin (al-kâfil) dari hutang jenazah. Berdasarkan kejadian ini kafâlah adalah
c. Rukun d Kafalah
Menurut mazhab Hanafiyah, rukun kafalah hanya satu, yaitu shighat (redaksi)
ijab dan qabul,39 maksudnya ijab dari pihak kafil (penjamin) dan qabul dari makful
39
Ahmad Wardi Muslich, Fiqh Muamalat, h. 437.
41
Hanafi dan Syafi’I berbeda. Mazhab Hanafi berpendapat bahwa rukun kafalah hanya
ada satu yaitu Ijab dan qabul (shighat). Sedangkan Mazhab Syafi’I berpendapat
Berikut adalah skema aplikasi akad kafalah pada lembaga keuangan syariah
(LKS):41
PENANGGUNG TERTANGGUNG
Agunan
(BANK SYARIAH) (NASABAH)
DITANGGUNG
(PEMBERI KERJA)
Gambar 1.1
Skema Transaksi Kafalah
40
Wahbah Zuhailiy, Terjemahan Fiqh Islam Wa Adillatuhu, Jilid 6, (Jakarta: Gema Insani,
2011), h. 39
41
Ismail, Perbankan Syariah, (Jakarta: Kencana, 2017), h. 229.
42
Keterangan :
2) Atas penjaminan yang diberikan oleh bank syariah, maka bank syariah meminta
4) Bila nasabah tidak melaksanakan pekerjaan sesuai dengan kontrak, maka bank
4. Teori Ujrah
a. Pengertian Ujrah
Ujrah berasal dari kata al-ajru yang artinya menurut bahasa adalah al-iwad yang
berarti ganti atau upah. Sedangkan ujrah menurut istilah adalah akad yang berkenaan
1) Menurut Hanafiyah
Ujrah ialah akad untuk membolehkan pemilikan manfaat yang diketahui dan
hadiah (upah) bagi kafil yang telah memberikan pinjaman atau jaminan kepada ashil
42
Dr. Sohari Sahrani, Fikih Muamalah, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2011), h.167.
43
kecuali sebelumnya ada kesepakatan di antara kedua pihak. Ulama Hanafi hanya
mensyaratkan adanya ijab dan qabul di antara kedua belah pihak, maka dapat
dipahami bahwa kesepakatan baik menyebutkan ujrah-nya atau tidak tetap sah
Akad ijarah/ujrah adalah suatu akad atas suatu kemanfaatan yang mengandung
maksud tertentu yang bisa diberikan dan dibolehkan dengan imbalan tertentu.
5. Kerangka Pikir
Kerangka pikir adalah sebuah gambaran atau model berupa konsep yang
didalamnya menjelaskan tentang hubungan antara variabel yang satu dengan variabel
yang lain. Hubungan tersebut dikemukakan dalam bentuk diagram atau skema
dengan tujuan untuk mempermudah memahami.43
Dalam penelitian ini peneliti peneliti memulai dengan melihat Fatwa Dewan
Syariah Nasional NO. 57/DSN-MUI /V/2007 Tentang Letter Of Credit dengan Akad
Kafalah Bi Al-ujrah Perspektif Mazhab Syafi’I dan Mazhab Hanafi. Penelitian ini
terfokus untuk mengetahui Fatwa Dewan Syariah Nasional NO. 57/DSN-
MUI/V/2007 Tentang Letter Of Credit dengan akad Kafalah Bi AL-Ujrah dengan
perbandingan 2 pendapat Mazhab yaitu Mazhab Syafi’I dan Hanafi. Dan
menitikberatkan pada bagaimana perbedaan dan persamaan pendapat para fuqaha’
mazhab Syafi’i dengan mazhab Hanafi mengenai akad kafalah yang disertai dengan
ujrah (upah) dalam transaksi ekspor impor menggunakan jasa pembiayaan Letter of
43
Muhammad Kamal Zubair, et al., eds., Pedoman Penulisan Karya Ilmiah IAIN Parepare,
(Parepare: IAIN Parepare Nusantara Press, 2020).
44
Credit.
Berdasarkan uraian diatas, disusunlah bagan kerangka pikir yang akan diteliti
sebagai berikut:
Letter Of Credit
Kafalah Bi Al-Ujrah
H. Metodologi Penelitian
Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah (Makalah dan Skripsi) yang diterbitkan
penelitian dalam buku tersebut, mencakup beberapa bagian, yakni jenis penelitian,
lokasi dan waktu penelitian, focus penelitian, jenis dan sumber data yang
digunakan, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.44
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini ditinjau dari sumber data termasuk penelitian (library
research) teknik library research adalah teknik yang digunakan karena pada
ilmiah dan berbagai literatur yang terkait dengan judul dan permasalahan yang
diangkat oleh penulis. Ditinjau dari sifat-sifat data maka termasuk penelitian
kualitatif.
Dengan penelitian kualitatif, perlu dilakukan analisis deskrptif. Metode
objektif, sistematis, analitis dan kritis mengenai konsep sukuk dari kedua pendapat
ulama tersebut. Pendekatan kualitatif yang didasarkan pada langkah awal yang
44
Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Makalah dan Skripsi), Edisi Revisi
(Parepare: STAIN Parepare, 2013), h. 30-36.
45
S. Nasution, Metodologi Research (Penelitian Ilmiah), (Jakarta: Bumi Aksara 2007), h.145.
46
2. Pendekatan Penelitian
sama dengan penelitian kualitatif yang lain. Yang menjadi perbedaan hanyalah
sumber data atau informasi yang dijadikan sebagai bahan penelitian. Metode
kualitatif digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam, suatu data yang
mengandung makna. Penulis dalam penelitian ini akan menggali makna dari
informasi atau data empirik yang didapat dari buku-buku, hasil laporan penelitian
3. Jenis Data
Sebagai penelitian kepustakaan, maka sumber data ada dua macam yang akan
a. Data Primer
Data primer yaitu sumber data penelitian dari referensi-referensi yang dijadikan
sumber utama acuan penelitian. Dalam penelitian ini, sumber primer yang digunakan
adalah buku-buku dan jurnal ilmiah yang secara resmi menjadi pegangan dalam
mempelajari ilmu ekonomi, dan buku terkait pemikiran Mazhab Syafi’I dan Hanafi
tentang Letter Of Kredit dengan akad kafalah bi Al-Ujrah dan Fatwa DSN No.
b. Data Sekunder
47
Data sekunder adalah data pelengkap yang dapat dikorelasikan dengan data
primer, data tersebut sebagai bahan tambahan yang bersal dari sumber tertulis yang
terdiri atas sumber buku, majalah ilmiah, sumber dari arsip, dokumen pribadi,
disertasi atau tesis, jurnal, dan dokumen resmi. Data sekunder ini dapat menjadi
dengan baik. Dalam penelitian ini data sekunder yang dipakai peneliti adalah berupa
buku.
yang dilakukan untuk mengambil data dari dokumen-dokumen seperti buku, dan
internet yang berkaitan dengan Fatwa DSN No. 57/DSN-MUI/V/2007 tentang Letter
Setelah data berhasil dikumpulkan dari semua sumber, maka selanjutnya adalah
Editing adalah pemeriksaan kembali semua data yang diperoleh terutama dari
segi kelengkapan data yang diperoleh, kejelasan makna, keselarasan antara data yang
Melakukan Penafsiran Data pada tahap ini, penulis mencoba menganalisis data
yang telah diperoleh dari penelitian untuk menghasilkan kesimpulan mengenai teori
yang akan digunakan disesuikan dengan kenyataan yang akan ditemukan yang
mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil data dari buku
dan data dari halaman web sehingga dapat dengan mudah dipahami. Teknik analisis
data yang digunakan dalam penelitian ini ada analisis berupa isi (content analysis).