Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

DASAR PERBANKAN SYARIAH 2


DIBUAT SEBAGAI TUGAS

DIBUAT OLEH KELOMPOK 5:


GERY CAHYA WARDANA BUTAR BUTAR

KHAIRUNNISA

SEMESTER IV

PRODI EKONOMI SYARIAH

DOSEN DINA ZULFA OVERA S.E.I.,M.E.I

PRODI EKONOMI SYARIAH REGULER SORE

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)

SYEKH H.ABDUL HALIM HASAN AL-ISHLAHIYAH BINJAI

PERIODE 2021/2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .....................................................................................................1

A. DASAR PERBANKAN SYARIAH 2 ..................................................2


B. SEJARAH BANK .................................................................................3
C. SEJARAH PERBANKAN ISLAM ......................................................6
D. APLIKASI PERBANKAN SYARIAH KONTEMPORER DAN KONSEP
OPERASIONAL BANK SYARIAH ....................................................9
E. FUNGSI PERBANKAN SYARIAH DALAM PEREKONOMIAN
.............................................................................................................12

KESIMPULAN ...............................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................15

1
A. Dasar Perbankan Syariah
Bank Syariah merupakan lembaga bank yang menjalankan aktivitas bisnisnya
berdasarkan prinsip-prinsip syariah. Menurut etimologi bahasa, kata syariah ialah
jalan yang lurus, dan beberapa ahli memiliki pendapat bahwa syariah adalah jalan
yang harus ditempuh atau diikuti untuk menuju mata air. Dan pengertian dari kata
syariah dalam arti etimologi dijelaskan dalam ayat Al-Qur’an surat Al-Jasiyah
ayat 181:

‫ع ٰلى ش َِر ْي َع ٍة ِمنَ ْاْلَ ْم ِر فَات َّ ِب ْع َها َو َْل تَت َّ ِب ْع اَ ْه َو ۤا َء الَّ ِذيْنَ َْل‬
َ ‫ث ُ َّم َج َع ْل ٰن َك‬
َ‫يَ ْعلَ ُم ْون‬
Artinya:

“Kemudian Kami jadikan engkau (Muhammad) mengikuti syariat (peraturan)


dari agama itu, maka ikutilah (syariat itu) dan janganlah engkau ikuti keinginan
orang-orang yang tidak mengetahui.”

Prinsip-Prinsip syariah yang dilarang dalam operasional perbankan syariah


ialah kegiatan yang seperti:

1. Maisir
Menurut bahasa artinya gampang atau mudah. Menurut istilah
berarti memperoleh keuntungan tanpa bekerja keras. Maisir sering dikenal
dengan perjudian karena di dalamnya seseorang dapat memperoleh
keuntungan dengan cara yang mudah. Perjudian tidak sesuai dengan
prinsip keadilan dan keseimbangan sehingga diharamkan dalam sistem
keuangan Islam. Dan judi dilarang dalam praktik keuangan Islam,
sebagaimana disebutkan dalam firman Allah SWT dalam surah Al-Maidah
ayat 90:

ٌ ‫اب َو ْاْلَ ْز َْل ُم ِر ْج‬


‫س‬ ُ ‫ص‬َ ‫ٰ ٰٓياَيُّ َها الَّ ِذيْنَ ٰا َمنُ ْٰٓوا اِنَّ َما ْال َخ ْم ُر َو ْال َم ْيس ُِر َو ْاْلَ ْن‬
ْ َ‫شي ْٰط ِن ف‬
َ‫اجتَنِبُ ْوهُ لَ َعلَّ ُك ْم ت ُ ْف ِل ُح ْون‬ َّ ‫ع َم ِل ال‬
َ ‫ِم ْن‬

1
Nugroho,Lucky.2020.Konsep Dasar Perbankan Syariah.(Universitas Mercu
Buana,hal.4)

2
Artinya :

“Wahai orang-orang yang beriman! Sesungguhnya minuman keras,


berjudi, (berkurban untuk) berhala, dan mengadu nasib dengan anak
panah adalah perbuatan kerji dan termasuk perbuatan setan. Maka
jauhilah (perbuatan-perbuatan) itu agar kamu beruntung.”

2. Gharar
Menurut bahasa berarti pertaruhan. Menurut istilah berarti sesuatu
yang mengandung ketidakjelasan, pertaruhan atau perjudian. Setiap
transaksi yang masih belum jelas barangnya atau tidak dalam kuasanya
termasuk gharar. Pelarangan gharar disebabkan karena memiliki efek
dalam kehidupan yaitu sebagai praktik pengambilan keuntungan secara
bathil. Ayat yang melarang adanya gharar ada dalam surah Al-Baqarah
ayat 188:

‫اط ِل َوت ُ ْدلُ ْوا بِ َها ٰٓ اِلَى ْال ُح َّك ِام‬ ِ ‫َو َْل تَأ ْ ُكلُ ْٰٓوا ا َ ْم َوالَ ُك ْم َب ْينَ ُك ْم ِب ْال َب‬
‫اْلثْ ِم َواَ ْنت ُ ْم تَ ْعلَ ُم ْون‬ ِ َّ‫ِلتَأ ْ ُكلُ ْوا فَ ِر ْيقًا ِم ْن اَ ْم َوا ِل الن‬
ِ ْ ‫اس ِب‬
Artinya:
“Dan janganlah kamu makan harta di antara kamu dengan jalan yang
batil, dan (janganlah) kamu menyuap dengan harta itu kepada para
hakim, dengan maksud agar kamu dapat memakan sebagian harta orang
lain itu dengan jalan dosa, padahal kamu mengetahui.”

3. Riba
Makna harfiyah dari kata riba adalah pertambahan, kelebihan,
pertumbuhan atau peningkatan. Sedangkan menurut istilah, riba berarti
pengambilan tambahan dari harta pokok atau modal secara batil. Ada
banyak ayat di dalam Al-Qur’an yang menjelaskan tentang keharaman riba
seperti dalam surah Al-Baqarah ayat 275, Surah An-Nisa ayat 161, Surat
Ali-Imran ayat 130, Surat Ar-Rum ayat 39.

B. Sejarah Bank
Definisi dari Bank itu sendiri dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
merupakan badan usaha di bidang keuangan yang menarik dan mengeluarkan

3
uang dalam masyarakat, terutama memberikan kredit dan jasa dalam lalu lintas
pembayaran dan peredaran uang.Kemudian menurut Undang-Undang Nomor 10
Tahun 1998 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992
tentang Perbankan pasal 1 angka 2 “Bank adalah badan usaha yang menghimpun
dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada
masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka
meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.”2

Keuntungan utama dari bisnis perbankan berdasarkan perbankan


konvensional di dapat dari selisih antara bunga simpanan yang diberikan kepada
penyimpan dengan bunga pinjaman atau kredit yang disalurkan. Untuk bank yang
berdasarkan prinsip syariah tidak dikenal istilah bunga dalam memberikan jasa
kepada penyimpan maupun peminjam dana. Prinsip syariah yang diterapkan ialah
prinsip bagi hasil (mudharabah), pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan
modal (musyarakah), prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan
(murabahah) atau pembiayaan barang modal berdasarkan prinsip sewa murni
tanpa pilihan (ijarah).3

Asal mula dikenal kegiatan perbankan dimulai di daratan Eropa. Usaha


perbankan ini kemudian berkembang ke Asia Barat yang dibawa oleh para
pedagang. Perkembangan perbankan di Asia, Afrika, dan Amerika dibawa oleh
bangsa Eropa pada saat melakukan penjajahan ke negara jajahannya.

Bank-bank yang sudah terkenal pada saat itu di benua Eropa adalah bank
Venesia tahun 1171, kemudian menyusul Bank of Genoa dan Bank of Barcelona
tahun 1320. Sedangkan di Inggris perbankan baru dimulai pada abad ke 16.Usaha
perbankan dimulai pada zaman Babylonia yang kemudian berlanjut ke zaman
Yunani dan Romawi. Namun, pada saat itu, tugas utama bank ialah sebagai
tempat tukar menukar uang. Sejarah dikenalnya kegiatan perbankan dimulai dari
jasa penukaran uang, sehingga dalam sejarah perbankan, arti bank dikenal dengan
nama pedagang valuta asing (money changer).

Kemudian selanjutnya, kegiatan operasional perbankan berkembang lagi


menjadi tempat penitipan uang atau yang disebut sekarang sebagai tempat
mengimpun dana simpanan.Kemudian bertambah lagi kegiatan nya sebagai
peminjaman uang. Jasa-jasa bank lainnya menyusul sesuai dengan perkembangan
zaman dan kebutuhan masyarakat.

2
Wahid,Nur.2021.Perbankan Syariah: Tinjauan Hukum Positif dan Hukum
Negatif.(Jakarta: Kencana,hal.2)
3
Frida,Catharina Vista Okta.2020.Manajemen Perbankan.(Yogyakarta:
Garudhawaca,hal.5)

4
Sejarah perbankan di Indonesia tidak terlepas dari zaman penjajahan Hindia
Belanda. Pada saat itu terdapat beberapa bank yang memegang peranan penting di
Hindia Belanda. Bank-bank yang ada antara lain:

a. De Javasche NV
b. De Post Paar Bank
c. De Algemenevolks Crediet Bank
d. Nederland Handles Maatscappij
e. Nationale Handles Bank
f. De Escompto Bank NV

Di samping itu, ada pula beberapa bank milik pribumi, India, China, Jepang, dan
Eropa, yaitu:

a. Bank Nasional Indonesia


b. Bank Abuan Saudagar
c. NV Bank Boemi
d. The Chartered Bank of India
e. The Matsui Bank
f. The Bank of China
g. Batavia Bank

Kemudian berikut bank-bank Belanda yang dinasionalisasi oleh Pemerintah


Indonesia di zaman Kemerdekaan:4

a. Bank Negara Indonesia yang didirkan pada tanggal 5 Juli 1946 kemudian
menjadi BNI 1946.
b. Bank Rakyat Indonesia yang didirkan pada tanggal 22 Februari 1946.
Bank ini berasal dari De Algemenevolks Crediet Bank atau Syomin
Ginko.
c. Bank Surakarta Maskapai Adil Makmur tahun 1945 di Solo
d. Bank Indonesia di Palembang tahun 1946.
e. Bank Dagang Nasional Indonesia tahun 1946 di Medan.
f. Indonesian Banking Corporation tahun 1947 di Yogyakarta, kemudian
menjadi Bank Amerta.
g. NV Bank Sulawesi di Manado tahun 1946.
h. Bank Dagang Indonesia NV di Banjarmasin tahun 1949

4
Frida,Catharina Vista Okta.2020.Manajemen Perbankan.(Yogyakarta:
Garudhawaca,hal.8)

5
i. Kalimantan Corporation Trading di Samarinda tahun 1950 kemudian
merger dengan Bank Pasifik.
j. Bank Timur NV di Semarang, yang berganti nama menjadi Bank Gemari,
kemudian merger dengan Bank Central Asia tahun 1949.

C. Sejarah Perbankan Islam

A. Praktek Perbankan di Zaman Nabi Muhammad SAW dan Para Sahabat

Di dalam sejarah perekonomian kaum muslimin, pembiayaan yang dilakuakan


dengan akad yang sesuai syariah telah menjadi bagian dari tradisi umat Islam
sejak zaman Rasulullah SAW. Praktek yang dilakukan seperti menerima titipan
harta, meminjamkan uang untuk konsumsi dan untuk keperluan bisnis.

Rasulullah SAW dikenal dengan julukan al-Amin, dipercaya oleh masyarakat


Mekkah menerima simpanan harta, sehingga pada saat terakhir sebelum Rasul
hijrah Madinah, Rasulullah SAW meminta sayidina Ali ra untuk mengembalikan
semua titipan tersebut kepada yang memilikinya. Seorang sahabat Rasulullah
SAW, Zubair bin al Awwam, memilih tidak menerima titipan harta. Beliau lebih
suka menerima dalam bentuk pinjaman. Dari tindakan sahabat Nabi ini
memunculkan dua bentuk implikasi, yang pertama: dengan mengambil uang
sebagai pinjaman, beliau mempunyai hak untuk menggunakannya, yang kedua:
karena dalam bentuk pinjaman, maka ia berkewajiban mengembalikannya secara
utuh. Sahabat lain seperti Ibnu Abbas tercatat melakukan pengiriman uang ke
Kufah. Abdullah bin Zubair di Mekkah juga melakukan pengiriman uang ke
adiknya Misab bin Zubair yang tinggal di Irak.

Penggunaan cek juga telah dikenal luas dengan meningkatnya perdagangan


antara negeri Syam dengan Yaman, paling tidak berlangsung dua kali setahun.
Bahkan di zaman nya Umar bin Khattab ra, beliau menggunakan cek untuk
membayar tunjangan kepada mereka yang berhak. Dengan cek ini, mereka yang
membutuhkan dapat mengambil gandum di Baitul Mal. Pemberian modal untuk
kerja berbasis bagi hasil, seperti mudharabah, musyarakah, muzara’ah, musaqah,
telah dikenal sejak awal di antara kaum Muhajirin dan kaum Anshar.

Jelaslah bahwa sejak zaman Nabi Muhammad SAW sudah banyak


menggunakan fungsi perbankan meskipun tidak melakukan keseluruhan dari
fungsi perbankan. Bahkan beberapa istilah perbankan modern berasal dari
khazanah ilmu fiqh, seperti istilah kredit (Inggris: credit; Romawi: credo) yang
diambil dari istilah qord.

6
B. Praktek Perbankan di Zaman Bani Umayyah dan Bani Abbasiyah

Perbankan mulai berkembang pesat ketika beredar banyak jenis mata uang
pada zaman itu, sehingga perlu keahlian khusus untuk membedakan antara satu
mata uang dengan mata uang lainnya. Hal ini dilakukan karena setiap mata uang
memiliki kandungan logam yang berbeda-beda sehingga mempunyai nilai yang
berbeda juga. Orang yang mempunyai keahlian khusus ini disebut naqid, saraf,
dan jihbiz. Hal ini merupakan cikal bakal praktek penukaran mata uang (money
changer).

Peranan banker pada zaman Abbasiyah mulai populer pada pemerintahan


Muqtadir (908-932 M). Kemajuan perbankan pada zaman itu ditandai dengan
beredar nya asaq (cek) dengan luas sebagai media pembayaran. Bahkan, peranan
perbankan telah meliputi tiga aspek, yaitu menerima deposit, menyalurkannya,
dan mentransfer uang. Dalam hal yang terakhir ini, uang dapat ditransfer dari satu
negeri ke negeri lainnya tanpa perlu memindahkan uang fisik nya. Para money
changer yang mendirikan kantor-kantor di banyak negeri menggunakan cek
sebagai media transfer uang dan kegiatan pembayaran lainnya. Dalam sejarah
perbankan Islam, adalah Sayf al-Dawlah al-Hamdani yang tercatat sebagai orang
pertama yang menerbitkan cek untuk keperluan kliring antara Baghdad (Irak) dan
Aleppo (Spanyol sebagai sebutan sekarang).5

C. Praktek Perbankan Eropa

Dalam perkembangan selanjutnya, ketika bangsa Eropa mulai menajalankan


praktek perbankan, tercatat sebagai bank yang pertama dibangun pada tahun 2000
SM di Babylonia, dengan menggunakan bunga 20% setiap bulan kepada
debiturnya, masalah mulai timbul karena transaksi yang dilakukan menggunakan
bunga yang di mana dalam pandangan fiqh Islam hal tersebut adalah riba, dan riba
termasuk haram.Pada tahun 500 SM di Yunani didirikan lah sebuah Greek
Temple, suatu lembaga semacam bank yang melakukan operasi penukaran uang
dan segala macam kegiatan bank. Transaksi ini berlangsung semakin merebak di
Eropa. Dan kemudian bangsa Eropa mulai berevolusi dan mengalami
perkembangan. Penjelajahan mulai dilakukan ke seluruh penjuru dunia, sehingga
kegiatan perekonomian dunia mulai di dominasi oleh bangsa-bangsa Eropa. Pada
saat yang bersamaan, peradaban Islam mengalami kemerosotan dan negara-negara
muslim satu persatu jatuh ke dalam cengkraman penjajahan bangsa-bangsa Eropa.

5
Muhith,Abdul.2012.Sejarah Perbankan Syariah.(hal.74)

7
Akibat dari kejadian ini, institusi-institusi umat muslim runtuh dan digantikan
oleh institusi ekonomi dari bangsa Eropa. Keadaan ini berlangsung terus sampai
zaman modern kini. Karena itu,institusi perbankan yang ada sekarang di
mayoritas negara-negara muslim merupakan warisan dari bangsa Eropa, yang
notabene berbasis bunga.

D. Perbankan Syariah Modern

Karena dalam Ilmu Fiqh Islam bunga merupakan hal yang diharamkan, maka
mulai timbul usaha-usaha dari sejumlah negara Muslim untuk mendirikan
lembaga alternatif dari bank-bank yang banyak menggunakan bunga. Hal ini
terjadi terutama saat bangsa-bangsa Muslim telah mendapatkan kemerdekaannya
kembali dari bangsa penjajah. Usaha modern pertama untuk mendirikan bank
tanpa bunga, pertama kali dilakukan di Malaysia pada pertengahan tahun 40-an,
namun usaha ini tidak sukses. Selanjutnya, eksperimen lainnya dilakukan di
Pakistan pada akhir tahun 50-an di mana suatu lembaga perkreditan tanpa bunga
didirikan di pedesaan.

Namun pada akhirnya, eksperimen pendirian Bank Syariah yang paling sukses
dan inovatif di masa modern dilakukan di Mesir tahun 1963, dengan berdirinya
Mit Ghamr Local Saving Bank. Bank ini mendapat sambutan yang cukup hangat
di Mesir, terutama dari kalangan petani di pedesaan. Namun karena kekacauan
politik yang terjadi di Mesir Mit Ghamr mulai mengalami kemunduran, sehingga
operasionalnya saat itu di ambil alih oleh National Bank of Egypt dan Bank
Sentral Mesir pada 1967. Namun hal ini menyebabkan kembali operasi bunga
dilakukan.

Ketika OKI akhirnya terbentuk, serangkaian konferensi internasional mulai


dilangsungkan, di mana salah satunya agenda ekonominya membahas tentang
pendirian Bank Islam. Akhirnya terbentuklah Islamic Development Bank (IDB)
pada bulan Oktober 1975 yang beranggotakan 22 negara Islam pendiri. Bank ini
menyediakan bantuan finansial untuk pembangunan negara-negara anggotanya,
membantu mereka mendirikan bank Islam di negara nya masing-masing, dan
memiliki peranan penting dalam penelitian ilmu ekonomi, perbankan dan
keuangan. Kini IDB yang terbentuk di Arab Saudi memiliki lebih dari 43 negara
anggota.

8
E. Perkembangan Bank Syariah di Indonesia

Pada zaman kemerdekaan, dunia perbankan semakin berkembang dengan


didirikannya bank-bank baru dan terjadi nasionalisasi beberapa bank Belanda oleh
Pemerintah Inodonesia. Pada saat itu, bank syariah pertama yang didirikan adalah
Bank Muamalat. Pada tahun 1992 hanya ada satu unit bank syariah di Indonesia,
di tahun 1999 jumlahnya bertambah menjadi tiga unit, pada tahun 2000, bank
syariah maupun bank konvensional membuka unit usaha syariah yang meningkat
menjadi 6 unit. Sedangkan jumlah BPRS (Badan Perkreditan Rakyat Syariah)
telah mencapai 86 unit dan terus bertambah.

D. Aplikasi Perbankan Syariah Kontemporer dan Konsep


Operasional Bank Syariah

1. Produk Penghimpunan Dana (Funding)

Sumber dana bank syariah adalah modal dan ekuitas, di samping itu sumber
pendanaan yang diandalkan adalah:6

1) Simpanan transaksi yang bebas resiko dan tidak menyediakan imbalan.


Contohnya seperti tabungan yang dapat ditarik kapan saja dan tidak ada
masa jatuh tempo, berbentuk simpanan giro, deposito bank syariah.
2) Simpanan investasi, yang memuat resiko kerugian modal atas inevestasi
yang ditanamkan.

Yang termasuk dalam kategori penghimpunan dana ialah:

a. Wadiah
Yang merupakan titipan nasabah yang harus dijaga dan
dikembalikan setiap saat apabila nasabah memerlukannya. Yang termasuk
dalam wadiah adalah giro, bank sebagai penerima simpanan, sehingga
semua keuntungan yang dihasilkan dari dana titipan tersebut menjadi milik
bank, bagi nasabah mendapat jaminan keamanan terhadap hartanya, dan
juga fasilitas-fasilitas giro lainnya.

b. Mudharabah
Nasabah menginvestasikan dana atau menanamkan dana kepada bank
untuk dikelola dengan harapan mendapatkan keuntungan. Prinsip ini di

6
Arif, Fauzi.2018.Aplikasi sistem Keuangan Perbankan Syariah.(Universitas Islam
Negeri Sumatera Utara,hal.276)

9
aplikasikan pada produk tabungan berjangka dari deposito berjangka,
prinsip mudharabah terbagi dua yaitu:
1. Mudharabah mutlaqah
2. Mudharabah muqayyadah

2. Produk Penyaluran Dana/Pembiayaan (Financing)

Tujuan penyaluran ini adalah untuk membantu nasabah memiliki barang yang
dibutuhkan melalui jual beli, mendapatkan jasa melalui sewa atau mendapatkan
barang dan jasa sekaligus. Secara garis besar nya dibagi menjadi empat kategori
yang dibedakan berdasarkan tujuan penggunaannya, yaitu:

a. Pembiayaan dengan prinsip jual beli


Dilaksanakan dengan adanya perpindahan kepemilikan barang atau
benda di mana tingkat keuntungan bank ditentukan di depan menjadi
bagian harga atas barang yang dijual. Dalam prakteknya, karakter nya
hampir mirip dengan pinjaman dengan bunga di bank konvensional. Dan
yang termasuk dalam prinsip ini, ialah :

a) Murabahah, akad jual beli barang dengan menyatakan harga perolehan


dan keuntungan yang disepakati oleh penjual dan pembeli. Murabahah
dapat dilakukan berdasarkan pesanan. Bank akan melakukan
pembelian barang setelah ada pesanan dari nasabah. Sistem
pembarannya selalu dilakukan dengan pembayaran cicilan.

b) Salam, transaksi jual beli di mana barang yang diperjualbelikan belum


ada. Oleh karena itu, barang yang diserahkan secara tangguh sementara
pembayaran dilakukan secara tunai. Bank bertindak sebagai pembeli,
sementara nasabah sebagai penjual.

c) Istishna’, akad jual beli antara pembeli dan produsen yang juga sebagai
penjual, pembayarannya dilakukan oleh pihak bank. Cara
pembayarannya dapat berupa pembayaran dimuka, cicilan, atau
ditangguhkan sampai jangka waktu tertentu sesuai dengan
kesepakatan. Berdasarkan akad ini, pembeli meminta produsen atau
penjual menyediakan dan mengirim barang sesuai dengan keingian
atau kesepakatan di awal, pembiayaan seperti ini biasanya terdapat
pada pembiayaan manufaktur dan konstruksi.

10
b. Prinsip Sewa
Bank membiayai kebutuhan jasa atau manfaat suatu barang untuk
kemudian disewakan kepada nasabah. Umumnya, nasabah membayar
sewa ke bank syariah setiap bulan dengan besaran yang telah disepakati di
muka. Contohnya, pada bank syariah Mandiri ada pembiayaan Eduka atau
pembiayaan untuk kuliah dan pembiayaan Umrah.

c. Prinsip bagi Hasil


Yang termasuk dalam prinsip ini, ialah:
a) Musyarakah, akad kerjasama di antara para pemilik modal yang
mencampurkan modal mereka untuk tujuan mencari keuntungan.
b) Mudharabah, akad kerjasama antara pemilik modal dengan pengelola
modal dengan nisbah atau bagi hasil menurut kesepakatan dimuka.

d. Produk jasa perbankan lainnya 7

1. Wakalah atau perwakilan, berarti penyerahan, pendelegasian atau


pemberian mandat. Yakni, bank diberikan mandat oleh nasabah unutk
melaksanakan suatu hal sesuai dengan amanah atau permintaan
nasabah. Secara teknis nya, akad pemberi wewenang atau kuasa dari
seseorang (pemberi mandat) kepada pihak lain (sabagai wakil, dalam
hal ini adalah bank) untuk mewakili dirinya melaksanakan urusan
dengan batas kewenangan dan dalam waktu tertentu.

2. Kafalah, merupakan jaminan yang diberikan oleh penanggung kepada


pihak ketiga untuk memenuhi kewajiban pihak kedua atau yang
ditanggung. Secara teknisnya, merupakan jasa penjamin nasabah di
mana bank bertindak sebagai penjamin sedangkan nasabah sebagai
pihak yang dijamin.

3. Sharf, layanan jasa perbankan jual beli valuta asing.

4. Qardh, pemberian harta kepada orang lain yang dapat ditagih atau
diminta kembali. Atau lebih rinci nya, qardh ini merupakan pemberian
pinjaman dari bank kepada nasabah yang menggunakan pinjaman
untuk kebutuhan mendesak, pengembalian pinjaman ditentukan dalam
jangka waktu tertentu sesuai dengan kesepakatan bersama sebesar

7
Ototritas Jasa Keuangan.Konsep Operasional Perbankan Syariah.
https://www.ojk.go.id/id/kanal/syariah/tentang-syariah/pages/konsep-operasional-PBS.aspx

11
pinjaman tanpa ada tambahan keuntungan dan pembayarannya
dilakukan secara angsuran atau sekaligus.

5. Rahn, merupakan jaminan hutang atau gadai, tujuan dari rahn ini
adalah memberikan jaminan pembayaran kembali kepada bank dalam
memberikan pembiayaan. Biasanya akad yang digunakan adalah akad
qardh wal ijarah yaitu akad pemberian pinjaman dari bank untuk
nasabah yang disertai dengan penyerahan tugas agar bank menjaga
barang jaminan yang diserahkan.

6. Hiwalah, adalah transaksi pengalihan hutang piutang, perbankan


syariah membantu supplier mendapatkan modal tunai agar dapat
melanjutkan produksinya. Bank mendapat ganti biaya atas jasa
pemindahan hutang, untuk mengantisipasi resiko kerugian yang akan
timbul, bank perlu melakukan penelitian atas kemampuan pihak yang
berhutang dan kebenaran transaksi antara yang memindahkan piutang
dengan yang berhutang. Misalnya, seorang supplier bahan bangunan
menjual barangnya kepada pemiliki proyek yang akan dibayar dua
bulan kemudian. Karena kebutuhan supplier akan likuiditas, maka ia
meminta bank untuk mengambil alih piutangnya. Bank akan
mengambil alih piutang nya, dan menerima pembayaran dari pemilik
proyek.

E. Fungsi Perbankan Syariah dalam Perekonomian


1. Transmission Role
Bank sebagai lembaga keuangan berperan untuk memperlancar
pertukaran barang dan jasa dengan menggunakan uang dan instrumen
kredit sebagai alat pembayarannya. Dengan kata lain, bank dapat
menciptakan kredit dengan cara menciptakan deposito sewaktu waktu
dapat dan boleh diuangkan dari kelebihan cadangannya. Dan dengan cara
ini lah bank dikatakan telah menciptakan uang dan mengedarkannya di
masyarakat.

2. Intermediation Role
Berperan sebagai lembaga intermediasi dengan menghimpun dana
dari sektor rumah tangga atau masyarakat yang kelebihan dana dalam
bentuk tabungan dan deposito dan menyalurkannya kepada pihak yang
membutuhkan dana tersebut terutama sektor industri dalam bentuk
pinjaman untuk dipakai kegiatan produksi dan investasi, sehingga

12
diharapkan dapat meningkatkan produktivitas dan keuntungan, dan bank
berharap dapat membantu meningkatkan pendapatan dan kekayaan
masyarakat melalui kegiatan ekonomi di sektor riil seiring dengan
peningkatan keuntungan yang diperolehnya dan membantu meningkatkan
output masyarakat.8

3. Memberikan jaminan hukum dan keamanan uang masyarakat yang


dipercayakan kepada bank tersebut
Misalnya menghindari resiko hilang, jaminan berupa kemampuan
bank untuk membayar kepada nasabah penabung yang akan mencairkan
dana tabungannya, termasuk jaminan bahwa bank akan mengembalikan
dana masyarakat yang disimpan pada waktu jatuh tempo. Peran dan fungsi
bank tersebut dapat diperankan juga oleh bank konvensional namun bank
syariah memiliki kelebihan yang membolehkan untuk melakukan jual beli
barang dan jasa, sewa beli atau leasing dengan memberikan pembiayaan
berdasarkan prinsip bagi hasil.

Studi kasus pembiayaan dengan bagi hasil (musyararakah)

Tn.Andra ingin membuka usaha yang membutuhkan midal sebesar Rp


50.000.000,- . Tuan Andra hanya memiliki Rp 25.000.000,- . Sedangkan Rp
25.000.000,- kekurangannya dipenuhi dari Bank Syariah.

Jadi dana atau modal usaha Tuan Andra 50% darinya dan 50% dari Bank Syariah.
Ini artinya bagi hasil keuntungan antara Tuan Andra dan Bank Syariah adalah
50:50. Jika usaha Tuan Andra mendapatkan keuntungan Rp 20.000.000,- , berapa
keuntungan Tuan Andra dan Bank Syariah?

Pembahasan:

- Keuntungan usaha Rp 20.000.000,-


- Bagi hasil usaha 50:50

Maka:

Keuntungan Tuan Andra: 50% x Rp 20.000.000,- = Rp 10.000.000,-

Keuntungan Bank Syariah: 50% x Rp 20.000.000,- = Rp 10.000.000,-

8
Mansur,Ahmad.2011.Peran Bank Syariah di Dalam Pembangunan Ekonomi.(Surabaya:
IAIN Sunan Ampel Surabaya,hal.69)

13
KESIMPULAN
1. Bank Syariah merupakan lembaga bank yang menjalankan aktivitas
bisnisnya berdasarkan prinsip-prinsip syariah. Menurut etimologi bahasa,
kata syariah ialah jalan yang lurus, dan beberapa ahli memiliki pendapat
bahwa syariah adalah jalan yang harus ditempuh atau diikuti untuk menuju
mata air.
2. Prinsip-Prinsip syariah yang dilarang dalam operasional perbankan syariah
ialah kegiatan yang seperti Maisir,Gharar,dan Riba.
3. Asal mula dikenal kegiatan perbankan dimulai di daratan Eropa. Usaha
perbankan ini kemudian berkembang ke Asia Barat yang dibawa oleh para
pedagang. Perkembangan perbankan di Asia, Afrika, dan Amerika dibawa
oleh bangsa Eropa pada saat melakukan penjajahan ke negara jajahannya.
Sejarah dikenalnya kegiatan perbankan dimulai dari jasa penukaran uang,
sehingga dalam sejarah perbankan, arti bank dikenal dengan nama
pedagang valuta asing (money changer).
4. Perbankan Islam sudah ada dan dipakai pada zaman Nabi Muhammad
SAW walaupun tidak semua fungsi dari perbankan dipakai, namun
penitipan harta, pengiriman uang, dan peminjaman modal sudah dipakai
sejak zaman Nabi Muhammad SAW.
5. Peranan banker pada zaman Abbasiyah mulai populer pada pemerintahan
Muqtadir (908-932 M). Kemajuan perbankan pada zaman itu ditandai
dengan beredar nya asaq (cek) dengan luas sebagai media pembayaran.
Bahkan, peranan perbankan telah meliputi tiga aspek, yaitu menerima
deposit, menyalurkannya, dan mentransfer uang.
6. Perkembangan bank Syariah di Indonesia dimulai setelah kemerdekaan,
hal pertama yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia adalah melakukan
nasionalisasi bank-bank peninggalan bangsa penjajah dan beberapa di
antara nya mengalami perubahan dan bank syariah pertama yang di
bangun adalah Bank Muamalat.

14
DAFTAR PUSTAKA
Nugroho,Lucky.2020.Konsep Dasar Perbankan Syariah.(Universitas
MercuBuana),https://www.researchgate.net/publication/344264408_KONSEP_D
ASAR_PERBANKAN_SYARIAH/link/5f61bfc5299bf1d43c076cce/download
(diakses 10 April 2022)

Wahid,Nur.2021.Perbankan Syariah: Tinjauan Hukum Positif dan Hukum


Negatif.(Jakarta: Kencana)

Frida,Catharina Vista Okta.2020.Manajemen Perbankan.(Yogyakarta:


Garudhawaca)

Muhith,Abdul.2012.Sejarah Perbankan Syariah

Arif,Fauzi.2018.Aplikasi sistem Keuangan Perbankan


Syariah.(Universitas Islam Negeri Sumatera Utara)

Ototritas Jasa Keuangan.Konsep Operasional Perbankan Syariah.


https://www.ojk.go.id/id/kanal/syariah/tentang-syariah/pages/konsep-operasional-
PBS.aspx (diakses 11 April 2022).

Mansur,Ahmad.2011.Peran Bank Syariah di Dalam Pembangunan


Ekonomi.(Surabaya: IAIN Sunan Ampel Surabaya).

15

Anda mungkin juga menyukai