NIM : 612062020136
A. LATAR BELAKANG
Tahun 2004 juga menyatakan bahwa Jenis Peraturan Perundang-Undangan lain diakui
Peraturan perundang-Undangan yang lebih tinggi. Pada bagian ini dikemukakan tentang
rangka dasar yang memuat bagian-bagian penting yang terdapat dalam suatu peraturan
(1) Jenis dan hierarki Peraturan Perundang undangan adalah sebagai berikut:
c. Peraturan Pemerintah;
d. Peraturan Presiden;
e. Peraturan Daerah.
B. PENGERTIAN DASAR HUKUM PERBANKAN DI INDONESIA
terhadap segala sesuatu yang berkaitan dengan perbuatan manusia, dalam perihal ini
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 pengertian bank adalah berupa badan usaha
yang menghimpun dana masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada
masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka
meningkatkan taraf hidup orang banyak (Pasal 1 angka 2). Perbankan adalah segala
sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta
cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya (pasal 1 angka 1).
Bank syariah terdiri dari dua kata, bank yang berarti suatu lebaga keuangan yang
berfungsi sebagai perantara keuangan dari dua pihak. Kata syariah adalah aturan
perjanjian berdasarkan yang dilakukan oleh pihak bank dan pihak lain untuk menyimpan
dana dan atau pembiayaan kegiatan usaha dan kegiatan lainnya sesuai hukum Islam.
Penggabungan kedua kata yang dimaksud, menjadi “bank syariah.” Bank syariah adalah
lembaga keuangan yang berfungsi sebagai perantara bagi pihak bank uang berlebihan dana
dengan pihak yang kekurangan dana untuk kegiatan usaha dan kegiatan lainnya sesuai
hukum islam. Selain itu, bank syariah biasa disebut Islamic banking, yaitu suatu sistem
Menurut Esiklopedia, Bank Islam atau Bank Syariah adalah lembaga keuangan
yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran
serta peredaran uang yang pengoperasiannya sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Jadi
pengetian hukum perbankan syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank
dilaksanakan.
Gagasan awal perbankan Syariah adalah ingin membebaskan diri dari mekanisme
bahwa sistem perbankan bebas bunga adalah sesuatu yang mustahil dan tidak lazim.
sendiri, namun tetap membutuhkan legislasi, yang berarti formalisasi syariat Islam
menjadi hukum positif, dengan demikian dibutuhkan juga perjuangan politik untuk
negatif bahwa asuransi konvensional itu hanya mau menerima premi tapi ketika terjadi
musibah, perusahaan asuransi tidak mau membayar klaim. Walau memang sebenarnya
alasan tersebut masuk akal, tidak mudah untuk membayar klaim, karena asuransi
adalah pengelola dana milik bersama dan tidak sembarang memberikan uang kepada
Terjemahan :
sesamamu dengan jalan yang batil (tidak benar), kecuali dalam perdagangan yang
berlaku atas dasar suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh
“Peliharalah semua salat dan salat wustha. Dan laksanakanlah (salat) karena
Terjemahan :
berdirinya orang yang kemasukan setan karena gila. Yang demikian itu karena
mereka berkata bahwa jual beli sama dengan riba. Padahal Allah telah
peringatan dari Tuhannya, lalu dia berhenti, maka apa yang telah diperolehnya
Terjemahan :
telah menyelesaikan ihram, maka bolehlah kamu berburu. Jangan sampai kebencian(mu)
kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam
berbuat dosa dan permusuhan. Bertakwalah kepada Allah, sungguh, Allah sangat berat
siksaan-Nya.”
f. QS. Ar-Rum 39
Terjemahan :
“Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar harta manusia
bertambah, maka tidak bertambah dalam pandangan Allah. Dan apa yang kamu
berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk memperoleh keridaan Allah, maka
a. Pasal 33
Berikut bunyi Pasal 33, yang dikutip langsung dari Undang-Undang 1945:
2) Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat
3) Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh
5) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini diatur dalam undang-
undang.
3. UU Atau PP Pengganti UU ;
1992 Nomor 31. Penjelasan Atas UU 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan ditempatkan
Menimbang :
yang semakin luas, harus selalu diikuti secara tanggap oleh perbankan
masyarakat;
tentang perbankan.
Mengingat :
1. Pasal 5 ayat (1), Pasal 20 ayat (1), dan Pasal 33 Undang-Undang Dasar
1945;
yang semula dari UU No. 7 Tahun 1992 menjadi UU No. 10 Tahun 1998 adalah:
3) Bahwa dalam memasuki era globalisasi dan dengan telah diratifikasi beberapa
Menimbang:
dilaksanakan berdasarkan asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil;
Mengingat:
1) Pasal 1 ayat (2), Pasal 2 ayat (1), Pasal 3 ayat (2), Pasal 5 ayat (1), Pasal 6,
Pasal 6A, Pasal 7, Pasal 8, Pasal 9, Pasal 20, Pasal 22E, Pasal 24C ayat (1), dan
Pasal 27 ayat (1), Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945;
Rakyat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 37,
1945;
1998 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3790);
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara
Undang Nomor 3 Tahun 2004 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 106, Tambahan Lembaran Negara
Menimbang:
mengalami perubahan yang cepat dan tantangan yang semakin berat, serta
Mengingat :
Menimbang :
Mengingat :
Wadi'ah
Materi Muatan Pokok Giro adalah simpanan dana yang penarikannya dapat
pemindah bukuan;
1. Giro yang tidak dibenarkan secara syari’ah, yaitu giro yang berdasarkan
perhitungan bunga.
2. Giro yang dibenarkan secara syari’ah, yaitu giro yang berdasarkan prinsip
1. Dalam transaksi ini nasabah bertindak sebagai shahibul maal atau pemilik dana,
3. Modal harus dinyatakan dengan jumlahnya, dalam bentuk tunai dan bukan
piutang.
4. Pembagian keuntungan harus dinyatakan dalam bentuk nisbah dan dituangkan
1. Bersifat titipan.
2. Titipan bisa diambil kapan saja (on call).
3. Tidak ada imbalan yang disyaratkan, kecuali dalam bentuk pemberian (‘athaya) yang