BANK SYARIAH
BAB 7 PERANAN BANK SYARIAH DALAM
PEREKONOMIAN
2 Riau 1.600
Dengan latar belakang tersebut pada Sub Bab 27.1 dan 27.2. maka
baitul mal belum bisa menjadi institusi negara selama zakat, infaq,
shadaqah, dan waqaf belum menjadi urusan negara. Demikian juga
baitut tamwil selama belum diatur dalam peraturan perundang-
undangan yang berlaku, masih merupakan institusi yang bebas
dibentuk oleh siapa pun yang beritikad baik.
7.3.5. BENTUK-BENTUK MUAMALAH
EKONOMI DALAM ISLAM.
Tersedia berbagai alternatif muamalah ekonomi yang dicontohkan
Nabi Muhammad saw. Antara lain berupa:
1. Penitipan dana kepada seorang pengusaha untuk dikelola dengan
sistem bagi hasil (al mudharabaha = trust financing)
2. Pembiayaan bersama atau suatu usaha dengan sistem bagi hasil
sesuai dengan penyertaannya masing masing (al musyarakah=
joint venture)
3.Kegiatan jual beli barang dengan pembayaran tangguh seluruhnya
pada waktu jatuh tempo (al-murabaha)
4. Kegiatan jual-beli barang dengan pembayaran tangguh di cicil pada
waktu jatuh tempo (al-bai’u bithaman ajil)
5. Kegiatan sewa menyewakan barang (al-ijarah= leasing)
6. Kegiatan sewa menyewa barang yang diakhiri dengan alih
pemilikan ( al-bai’u takjiri = hire purechase)
7. Kegiatan pinjam meminjam uang dengan jaminan barang bergerak
dan tidak bergerak (ar-rahn= gadai).
MASALAH ORGANISASI
Koperasi BMT adalah sebuah Kelompok Simpan Pinjam
(KSP) atau Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM)
berbentuk pra koperasi atau koperasi. BMT beroperasi
sesuai dengan prinsip syariat Islam. KSP atau KSM ini
dibina Bank Indonesia dalam Proyek Hubungan Bank
dengan Kelompok Swadaya Masyarakat (PHBK)
MASALAH PERMODALAN
Koperasi BMT mengandung dua unsur kegiatan yaitu
menghimpun dana zakat, infaq, shadaqah, dalam Baitul
Mal dan menghimpun simpanan anggota dalam Baitul
Tamwil. Dengan demikian, modal Koperasi BMT diperoleh
dari simpanan anggota pendiri minimum sebesar Rp.5 juta
MASALAH OPERASIONAL
Kegiatan Baitul Mal bersifat sosial dengan menyalurkan
dana zakat, infaq, shadaqah kepada yang berhak
menerimanya dalam bentuk hibah atau pinjaman tanpa
buang(al-qardhul-hassan), sedangkan Baitut Tamwil
menyalurkan pinjaman dalam bentuk pembiayaan modal
usaha dengan sistem bagi hasil (al-mudharabah atau al-
bai’u bithaman ajil).
MASALAH SUMBER DAYA MANUSIA
Koperasi BMT harus dikelola secara profesional dan penuh
waktu. Oleh karena itu, pengelola harus terlebih dahulu
mendapatkan pelatihan intensif. Karena pengelolaan
Koperasi BMT cukup rumit, maka akan lebih meringankan
yang bersangkutan apabila pengelola berijazah paling
rendah Diploma Tiga (D3) atau Sarjana.
MASALAH PELATIHAN KOPERASI BMT
Pelatihan Koperasi BMT saat ini sedang digalakkan oleh
Yayasan Inkubasi Bisnis Usaha Kecil (YINBUK) melalui
Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil (PINBUK) dan
Dompet Dhuafa Harian Republika melalui Program
Pelatihan BMT Asosiasi Bank Perkreditan Rakyat
(ASBISINDO). Jadwal pelatihan dapat diperoleh dari
PINBUK atau Dompet Dhuafa Republika.